Anda di halaman 1dari 40

All about HIV-AIDS

dr. Siswanto
Puskesmas Padang Luar
Pokok Bahasan
• Pengertian HIV dan AIDS
• Penularan HIV dan AIDS
• Pencegahan HIV dan AIDS
• Situasi epidemi HIV dan AIDS terkini
• Jenis-jenis pelayanan HIV yang tersedia
• Pentingnya tes HIV
• Stigma dan diskriminasi ODHA
• Peran ODHA dalam pencegahan HIV
• Tugas petugas lapangan dalam pencegahan HIV
Virus HIV
Pengertian HIV-AIDS

HIV
AIDS
Acquired = didapat
Immune = kekebalan tubuh
H : Human manusia
Deficiency =
I : Immunodeficiency penurunan kekebalan
menurun/berkurang
V : Virus virus Syndrome = kumpulan gejala
penyakit

Penyebab penyakit AIDS


AIDS adalah kumpulan gejala
Melemahkan sistem kekebalan penyakit yang timbul akibat
atau perlindungan tubuh menurunnya kekebalan tubuh
yang didapat.
Cara Kerja Virus HIV

• HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh


manusia
• HIV menyerang sel darah putih
• Sel darah putih adalah seperti tentara yaitu
melawan infeksi
• Namun, setelah HIV memasuki sel darah putih
untuk perkembangbiakannya, HIV merusak sel
tersebut, akhirnya membunuhnya
• Akibatnya, sistem kekebalan tubuh semakin
menurun, yang menyebabkan tubuh menjadi
rentan terhadap segala serangan penyakit 
AIDS
Perkembangan dari HIV menjadi AIDS
Tahapan Infeksi
Biasanya 3-6 Orang bisa menularkan
bulan, tapi bisa Infeksi tetapi hasil tes negatif
lebih dalam masa jendela ini

Masa laten bisa


berkisar antara 4
bulan sampai lebih Masa laten
dari 10 tahun

Gangguan saraf krn Penyakit yg berkaitan


HIV, seperti pikun, AIDS dgn HIV: Berat badan
mati rasa, terdapat menurun, demam, diare
Infeksi Oportunistik
(IO)
• Umur infeksi: 1 – 6 bulan • Umur infeksi: 2 – 8 /5 - 10 tahun
• Window period: belum terdeteksi • Sudah terdeteksi tes darah
tes darah • Belum terlihat gejala fisik
• Belum terlihat gejala fisik (HIV+asimptomatik)
• Sudah dapat menularkan

• Umur infeksi: variatif (>1 bulan) • Umur infeksi: variatif (1-2 tahun)
• Sudah terlihat gejala (sakit) • Muncul infeksi oportunistik
• Belum disebut AIDS • Sudah disebut AIDS
• HIV+gejala penyakit (simptomatik) • CD4 <200
• Orang yang sudah terinfeksi HIV akan tampak sehat
dan dapat beraktivitas seperti biasa

• Window Period/Periode Jendela


Masa dimana virus HIV sudah masuk ke dalam tubuh
manusia, namun sistem kekebalan tubuh belum
membuat antibodi HIV.

• Infeksi Oportunistik (IO)


Infeksi yang mengambil kesempatan untuk muncul di
saat kekebalan tubuh manusia sangat lemah
Penularan HIV-AIDS
Virus HIV terdapat dalam sel darah putih yang berada di:
– Cairan darah
– Air mani/sperma (semen)
– Cairan vagina
– Air susu ibu (ASI)
– Air liur

•Virus HIV tinggal di sel T (leukosit/sel darah putih). Sel T ini


terdapat dalam semua cairan tubuh manusia dengan jumlah
berbeda-beda.
•Paling banyak ada di dalam darah, cairan semen, cairan vagina,
dan ASI.
•Sel T ada dalam jumlah sangat sedikit pada air liur, air mata,
keringat, sehingga tidak cukup untuk menularkan virus HIV.
Bagaimana kita dapat terinfeksi HIV?
Melakukan kegiatan yang menyebabkan
terjadinya pertukaran cairan tubuh yang
mengandung virus HIV dari orang yang sudah
terinfeksi HIV ke orang lain

Prinsipnya dikenal sebagai prinsip ESSE:


•Exit : Keluar dari tubuh manusia
•Survive : HIV harus kondisi hidup
•Sufficient : Jumlahnya (konsentrasi) cukup
•Enter : HIV masuk ke tubuh manusia
Lewat cairan darah
–Transfusi darah
–Pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan dipakai
bersama-sama/bergantian (sharing)
–Pemakaian alat tusuk yang menembus kulit (yang
tidak steril dan dipakai bersama-sama)
–Penularan HIV bukan karena jenis narkoba yang
dikonsumsi, tapi cara pemakaiannya !
Penularan melalui cairan
kelamin
Melalui hubungan seksual
tanpa kondom
•Vaginal Sex
•Oral Sex
•Anal Sex
Penularan melalui ibu yang HIV+ kepada anaknya
Penularan dapat terjadi selama:
• Antenatal (sebelum bersalin): Proses kehamilan  Infeksi
melewati plasenta
• Intranatal (ketika bersalin): Proses persalinan
• Postnatal (setelah bersalin): Menyusui  Infeksi melalui ASI
Sumber infeksi:
Darah ibu, plasenta, cairan amnion (ketuban), cairan sekresi
cervicovaginal, ASI
Risiko terhadap penularan HIV menjadi
lebih tinggi bila ada perilaku:
• Suka berganti-ganti pasangan seks
• Tidak menggunakan kondom
• Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan
menggunakannya bersama-sama (sharing)
HIV/AIDS TIDAK MENULAR LEWAT:
• Penggunaan pisau cukur bergantian, sebab virus tersebut
Ciuman mudah mati di udara bebas
• Penggunaan alat makan, air liur tidak mengandung cukup WC

virus untuk ditularkan


• Makanan kaleng: melewati proses sterilisasi, virus HIV
mudah mati di luar tubuh manusia
Pelukan
• Ciuman, air liur tidak mengandung cukup virus untuk Nyamuk
ditularkan
• Air kolam renang umum, virus HIV mudah mati di udara
bebas, terlebih kolam renang mengandung chlorin/kaporit
Sentuhan
yang mempercepat matinya virus
• Pakaian bekas
Tinggal
• Pembalut kewanitaan yang sudah terkontaminasi virus, serumah

Alat virus HIV akan mati dalam waktu kurang dari satu menit
makan
setelah keluar dari tubuh manusia yang terinfeksi
Pencegahan HIV-AIDS
A = Abstinence D
Bagi yang belum menikah dianjurkan
untuk tidak melakukan hubungan seksual
C
B = Be faithful
B
Saling setia pada satu pasangan yang
tidak terinfeksi HIV
A
C = Condom
Gunakan kondom setiap kali
E
berhubungan seks yang berisiko
D = Don’t Inject/No Drugs !
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian & tidak steril
E = Save Equipment/Education
Hindari pemakaian segala
alat/bahan tdk steril
JENIS PELAYANAN HIV-AIDS
• Konseling dan testing secara sukarela adalah tes
individu dengan sukarela untuk mengetahui status HIV
seseorang (KTS/VCT: Voluntary Counseling and
Testing). Tes ini merupakan pengambilan darah dan
pemeriksaan laboratorium secara sukarela yang harus
disertai konseling.

• Prevention of Parent to Child Transmission (PPTCT)


merupakan pelayanan yang dikhususkan terhadap
orangtua yang terinfeksi HIV. Setiap orang tua,
terutama ibu hamil, yang berstatus HIV positif, menjadi
perhatian dari pelayanan ini.
• Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
merupakan layanan pemeriksaan darah untuk
mengetahui status HIV seseorang berdasarkan pada
inisiatif atau rekomendasi dari petugas kesehatan dan
pasien menerima saran tersebut. Hal ini biasanya
terjadi dalam setting medis.

• Care Support and Treatment (CST) merupakan layanan


terkait dengan pemberian dukungan kepada orang
yang telah berstatus HIV. Pelayanan ini akan terjadi
setelah seseorang melalui proses tes darah atau ketika
seseorang yang telah menerima status HIV.
Kapan test HIV dilakukan?
• Tes untuk mendeteksi keberadaan virus HIV atau
antibodi terhadap virus di dalam darah

• Penapisan darah dan organ  Biasanya dilakukan


sebelum ditransfusikan atau ditransplantasikan

• Mendiagnosis infeksi HIV pada individu  VCT/KTS

• Melaksanakan surveilans  Tes terhadap kelompok


masyarakat tertentu untuk mengetahui insidens HIV
(jumlah kasus HIV) atau untuk memperkirakan
prevalensi (persentase dari populasi yang terinfeksi HIV)
TES YANG MENGIDENTIFIKASI
• Melalui tes darah untuk melihat ada tidaknya
antibodi HIV
– Dipstick  Rapid test
– Western Blot
– ELISA

• Virus HIV  PCR


SELALU TEPATKAH HASIL TES? TIDAK
Karena:
– Periode jendela
– Kerusakan sampel darah
– Reagen rusak
– Kesalahan pada prosedur pelaksanaan tes
darah
BAGAIMANA DENGAN YANG HASIL
TES NEGATIF?
• Mempertahankan perilaku yang aman
• Mengubah perilaku dari yang berisiko ke
perilaku aman
• Mempertahankan hasil tes yang negatif
• Menjadi elemen aktif kegiatan pencegahan
dan penanggulangan AIDS bagi kelompoknya,
masyarakat, dan lingkungannya
Pertimbangan “Apakah perlu tes
darah?”
• Sekedar cemas atau…
• Pernah melakukan perilaku berisiko baik
seksual atau non-seksual?
MENGAPA VCT/KTS PENTING?
• Mengetahui status lebih dini akan
memudahkan perencanaan penanganan
• Meningkatkan kualitas hidup sehingga
mengurangi angka kesakitan dan kematian
(walaupun tidak dapat disembuhkan, penyakit
dapat dikendalikan dengan baik)
• Memutus mata rantai penularan HIV yang
meluas
Pengobatan HIV
• Sampai saat ini belum ada obat yang dapat
menyembuhkan HIV
• Obat yang sekarang ada yaitu ARV (Anti
Retroviral) yang digunakan sebagai terapi
untuk menghambat berkembangbiaknya virus
dalam tubuh
• Terapi ARV memberi kesempatan pada ODHA
untuk hidup lebih produktif
STIGMA ODHA
• Sikap negatif yang diberikan pada ODHA (“Cap Buruk”).

• Mendorong keterpinggiran ODHA dan mereka yang


rentan terhadap infeksi HIV. Mengingat HIV dan AIDS
sering dikaitkan dengan seks, penggunaan narkoba,
dan kematian, banyak orang yang tidak peduli, tidak
menerima dan takut terhadap penyakit ini.

• Menyebabkan beberapa ODHA dan orang yang rentan


terhadap HIV dan AIDS menjadi kurang dihargai dan
merasa malu, sedangkan kelompok lainnya merasa
superior.
DISKRIMINASI ODHA
• Diskriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan
negatif mendorong orang atau lembaga untuk
memperlakukan seseorang secara tidak adil yang
didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV
seseorang.

• Contoh diskriminasi: para staf rumah sakit atau


penjara menolak memberikan pelayanan kesehatan
pada ODHA; atasan yang memberhentikan pegawainya
berdasarkan status atau prasangka status HIV mereka;
atau keluarga atau masyarakat yang menolak mereka
yang hidup atau dipercaya hidup dengan HIV dan AIDS.
Perlukah mendukung ODHA?
• Setiap ODHA (orang dengan HIV/AIDS) masih
mempunyai hak hidup dan sosial yang sama
dengan orang yang sehat

• ODHA tidak boleh mendapat stigma (pandangan


buruk) atau diskriminasi dari masyarakat

• Pengucilan terjadi karena kurangnya pemahaman


tentang penularan HIV
PERAN ODHA DALAM PENCEGAHAN
• Memberikan motivasi pada teman-teman dan pasangannya
untuk melakukan tes

• Saling memberikan dukungan antara sesama ODHA untuk


menjalankan hidup sehat

• Melakukan diseminasi informasi dan advokasi untuk


menghapus diskrimasi dan stigmatisasi terhadap ODHA

• Memperluas jaringan layanan dalam rangka memudahkan


dukungan layanan terkait dengan kebutuhan ODHA

• Pemutusan mata rantai penularan terhadap pasangan melalui


pencegahan dan perilaku aman
TUGAS PETUGAS LAPANGAN
• Menyebarkan informasi tentang pengetahuan dasar
HIV dan AIDS

• Promosi pencegahan

• Promosi layanan-layanan yang terkait dengan HIV


dan AIDS

• Merujuk peserta melakukan KTS

• Tindak lanjut hasil rujukan KTS

Anda mungkin juga menyukai