Anda di halaman 1dari 9

“ HUKUM KETENAGAKERJAAN

MENGENAI PERJANJIAN KERJA “

Kelompok 11
1.Linda Ferdiyani (0119073911)
2.Mukh. Irkham Syahdani (0119074231)
3. Fanni Ardiyansyah (0119075561)
A. Pengertian Perjanjian Kerja
1. Menurut Sudikno Mertokusumo, Perjanjian adalah subjek hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan
kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Pasal 1313 KUH Perdata mendefinisikan perjanjian sebagai
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih
lainnya.
2. Prof. Subekti, S.H. menyatakan dalam bukunya disebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara
seorang buruh dengan seorang majikan, perjanjian ditandai dengan adanya suatu upah atau gaji tertentu
yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (bahasa Belanda “dierstverhanding”) yaitu suatu
hubungan berdasarkan mana pihak satu (majikan) berhak memberi perintah-perintah yang harus ditaati oleh
pihak lain (buruh).
3. Perjanjian adalah suatu perjanjian terdapat dua pihak, dimana hanya satu pihak yang memberikan perintah
sedangkan pihak lain menjalankan perintah tersebut dengan mendapatkan upah. Kedudukan yang tidak sama
ini disebut sebagai subordinasi.
B. Ketentuan Hukum Perjanjian Kerja

 Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa dikatakan


sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian akan
mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Ketentuan ini juga tertuang dalam pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang menyebutkan bahwa perjanjian
kerja dibuat atas dasar :
1. Sepakat kedua belah pihak
2. Kemampuan atau Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerja yang diperjanjikan
4. Pekerja yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
C. Azaz Dalam Perjanjian Kerja

1. Azas kebebasan berkontrak atau open system (freedom of contract)


Azas utama dalam perjanjian adalah azas keterbukaan (open system), maksudnya adalah setiap orang bebas melakukan
perjanjian apa saja dengan siapa saja. Dalam perjanjian kerja azas kebebasan berkontrak maupun azas yang utama.
2. Azas konsensual atau azas kekuasaan bersepakat
Maksud dari azas ini adalah bahwa perjanjian itu ada sejak tercapainya kata sepakat, antara pihak yang mengadakan
perjanjian. Artinya yang paling utama adalah terpenuhinya kata sepakat dari mereka yang membuat perjanjian.
3. Azas kelengkapan atau optimal system
Maksud Azas ini adalah apabila para pihak yang mengadakan perjanjian, berkeinginan lain, mereka menyingkirkan
pasal-pasal yang ada pada undang-undang. Akan tetapi jika secara tegas ditentukan di dalam suatu perjanjian, maka
ketentuan pada undang-undanglah yang dinyatakan berlaku.
D. Unsur-Unsur Dalam Perjanjian Kera

1. Adanya unsur work atau pekerjaan.


2. Adanya unsur perintah (Commend)
3. Unsur waktu (Time)
4. Unsur upah (pay)
E. Bentuk Dan Jangka Waktu Perjanjian Kerja
 Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk lisan dan/atau tertulis (Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang No 13
Tahun 2003). Secara normatif bentuk tertulis menjamin kepastian hak dan kewajiban para pihak, sehingga jika
terjadi perselisihan akan sangat membantu dalam proses pembuktian
 Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis. Ketentuan ini dimaksudkan untuk
lebih menjamin atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak boleh mensyaratkan adanya masa percobaan. Masa percobaan adalah
masa atau waktu untuk menilai kinerja dan kesungguhan, keahlian seorang pekerja.
Dalam pasal 59 ayat 1 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu
hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu
tertenu, yaitu :
1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
2. Pekerjaan yang dipekerjakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 (tiga) tahun.
3. Pekerjaan yang bersifat musiman.
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam
percobaan atau penjajakan.
F. Kewajiban Pihak-Pihak Dalam Perjanjian
Kerja
a. Kewajiban-kewajiban pihak pekerja/Buruh
Dalam KUHP perdata ketentuan mengenai kewajiban buruh/pekerja diatur dalam pasal 1603,
1203 a, 1603 b, dan 1603 c KUHPerdata yang pada intinya dari kewajiban-kewajiban pihak
pekerja, yaitu:
 Pekerja wajib melakukan pekerjaannya, melakukan pekerjaan adalah tugas utama dari
seorang pekerja yang harus dilakukan sendiri, meskipun demikian dengan seizin majikan
dapat diwakilkan. Hal ini mengingat bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja itu sangat
pribadi sifatnya karena berkaitan dengan masalah keterampilan atau keahlian.
b. Kewajiban-kewajiban majikan / pengusaha
Berikut adalah kewajiban-kewajiban majikan / pengusaha, dalam hukum ketenagakerjaan
 Kewajiban membayar upah.
Kewajiban yang utama adalah pembayaran upah sebagai akibat langsung pelaksanaan
perjanjian oleh pekerja. Pembayaran upah ahrus dilakukan tepat waktu. Pembayaran upah
diatur pula jika si pekerja berhalangan karena alasan tertentu misalnya alasan sakit,
menjalankan cuti, melakukan tugas negara dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
a. perjanjian kerja pihak-pihak itu adalah pekerja dan pemberi kerja (pengusaha / majikan). Dalam undang-undang No. 25 tahun
1997 tentang ketenagakerjaan menyebutkan pekerja adalah “tenaga kerja yang bekerja diluar maupun didalam hubungan
orang atau badan hukum yang mempekerjakan buruh”. Dalam perjanjian kerja hanya satu pihak yang memberikan perintah
sedangkan pihak lain menjalankan perintah tersebut dengan mendapatkan upah. Kedudukan yang tidak sama ini disebut
sebagai subordinasi
b. Dalam hukum perjajian kerja juga tidak boleh ada paksaan ada dua belah pihak baik pengusaha maupun pekerja yang dipekerjaan
disuatu perusahaan karena sudah ada aturan yang berlaku juga.
c. Dalam Unsur-Unsur Perjanjian Kerja harus jelas apa aja yang termasuk dalam unsurnya yaitu :
- Adanya unsur work atau pekerjaan.
- Adanya unsur perintah
- Unsur waktu (Time)
- Unsur upah (pay)
Dan sudah diatur juga pasal 14 undang-undang No. 25 tahun 197 tentang ketenagakerjaan
 perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau kontrak bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu atau kontrak hanya dapat dilakukan
untuk jenis dan sifat pekerjaan seperti disebutkan diatas dan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
 Dalam suatu perjanjian kerja juga harus ada Kewajiban Pihak-Pihak yang mempunyai kewajibannya masing-masing yaitu
Kewajiban-kewajiban pihak pekerja
Kewajiban-kewajiban majikan / pengusaha
“TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai