Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 6

Bioteknologi
Bryan, Devon, Imelda, Tithania
Bioteknologi
Meliputi materi :
a. Pendahuluan
b. Konsep Dasar Bioteknologi
c. Jenis-Jenis Bioteknologi
d. Bioteknologi Pengolahan Bahan Pangan
e. Kultur Jaringan
f. Rekayasa Genetika
PENDAHULUAN

Bioteknologi menggunakan makhluk hidup, pada umumnya berupa mikroorganisme (bakteri dan jamur),
untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang
sangat baru, bioteknologi sebenarnya sudah digunakan dalam berbagai proses pada zaman dahulu.
Misalnya, penggunaan ragi untuk mengembangkan dan membuat adonan roti serta pembuatan keju dan
minuman beralkohol adalah merupakan salah satu contoh penerapan bioteknologi. Akan tetapi,
bioteknologi yang digunakan masih bioteknologi sederhana atau konvensional. Bioteknologi terus
berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah bioteknologi modern
pun muncul sebagai respons dari cepatnya perkembangan bioteknologi. Kloning dan tanaman transgenik
merupakan contoh produk bioteknologi modern. Bioteknologi tercipta karena dorongan kebutuhan
manusia yang semakin meningkat. Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada bidang pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan saja,
tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya.
Konsep Dasar Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bios yang artinya makhluk hidup, teknos yang artinya aplikasi atau
penerapan, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian, bioteknologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari penggunaan makhluk hidup melalui suatu tahapan proses untuk menghasilkan suatu produk
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
Bioteknologi berhubungan dengan mikrobiologi yang mempelajari semua makhluk hidup yang berukuran
sangat kecil; biokimia mempelajari organisme dari aspek kimianya; biologi sel mempelajari sel; dan
genetika mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan pewarisan sifat. Oleh karena itu, bioteknologi
bukanlah cabang ilmu khusus, melainkan cabang ilmu yang terintegrasi dengan cabang ilmu yang lain atau
bisa dikatakan juga bahwa bioteknologi merupakan salah satu ilmu terapan.
Penerapan bioteknologi pada umumnya mencakup produksi sel atau biomassa dan perubahan atau
transformasi kimia yang diinginkan. Transformasi kimia lebih lanjut dapat dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut.
1. Pembentukan suatu produk akhir yang diinginkan, contohnyaenzim, antibiotik, asam organik, dan
steroid.
2. Penguraian bahan sisa produksi, contohnya buangan air limbah, destruksi buangan industri, atau
tumpahan minyak.
Perkembangan Bioteknologi
Bioteknologi yang kini berkembang dengan pesat terutama dengan pendekatan molekulernya, khususnya yang
berhubungan dengan produksi pangan, telah dikenal sejak beberapa dekade yang silam. Akan tetapi, istilah bioteknologi
itu sendiri baru dikenalkan pada tahun 1917 oleh Karl Ereky, ilmuwan Hongaria pada waktu mendeskripsikan produksi
peternakan babi dengan memanfaatkan bit gula sebagai sumber pakan. Setelah istilah bioteknologi diperkenalkan,
kegiatan-kegiatan bioteknologi mulai banyak dilakukan. Hasilnya, pada tahun 1943, manusia mampu memproduksi
penisilin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dalam skala industri. Dengan demikian, manusia mampu
menghasilkan zat antibiotika dalam jumlah yang sangat banyak.

Selanjutnya, pada tahun 1944, kelompok ilmuwan yang terdiri atas Avery, MacLeod, dan McCarty mendemonstrasikan
bahwa sebenarnya materi genetik itu tidak lain adalah DNA. Berdasarkan hasil kerja para ilmuwan tersebut, pada tahun
1953, Watson dan Crick berhasil mengidentifikasi serta menentukan struktur DNA yang dapat berupa untai ganda (ds =
double stranded) atau untai tunggal (ss = single stranded). Bermula dari penemuan struktur DNA tersebut, para ilmuwan
berhasil mengungkapkan seluruh sandi genetik yang mengkode seluruh asam amino dengan triplet kodonnya. Aktivitas
ini cukup intensif dilakukan dari tahun 1961 hingga 1966.
Penelitian-penelitian tentang asam nukleat tersebut mendorong para ilmuwan untuk memublikasikan karya
ilmiahnya dalam sebuah jurnal yang terbit pada tahun 1961, berjudul Biotechnology and Bioengineering.
Kegiatan tersebut juga mendorong para ilmuwan untukmengisolasi enzim restriksi endonuklease yang sangat
bermanfaat dalam reaksi pemotongan fragmen-fragmen DNA dalam kegiatan kloning gen tertentu. Aktivitas
ini dimulai pada tahun 1970, kemudian pada tahun 1972 Khorana dan kawan-kawan berhasil mensintesis
secara kimiawi seluruh gen tRNA. Pada tahun 1973, teknologi DNA rekombinan dipaparkan oleh Boyer dan
Cohen. Selanjutnya, pada tahun 1975, produksi antibodi monoklonal didemonstrasikan oleh Kohler dan
Milstein.

Usaha-usaha manusia untuk menentukan secara pasti urutan-urutan basa dari suatu gen (DNA) kian
berkembang dengan pesat. Dari kemajuan teknologi DNA rekombinan tersebut, tahun 1978 perusahaan
Genentech berhasil memproduksi insulin manusia yang diproduksi oleh bakteri Escherichia coli. Pada tahun
1980, Mahkamah Agung Amerika Serikat (US Supreme Court) mematenkan mikroorganisme hasil manipulasi
gen tersebut.
Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu

1. Bioteknologi konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme
secara langsung, dan umumnya secara utuh untuk menghasilkan atau memodifikasi produk dengan cara, prinsip, dan
teknologi tertentu. 
Karakteristik bioteknologi konvensional di antaranya:
- Memanfaatkan mikroorganisme secara langsung dan utuh. 
- Memanfaatkan cara atau prinsip yang alami umumnya menggunakan prinsip fermentasi. 
- Menggunakan alat dan bahan yang sederhana.
- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya.
- Skala produksi kecil dan biaya yang digunakan relatif lebih murah.
Contoh bioteknologi konvensional, yaitu yogurt, nata de coco, tempe, tapai, dan kecap.
2. Bioteknologi modern
Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan makhluk hidup atau mikroorganisme
secara tidak langsung, dan umumnya berupa bagian-bagian tertentu  untuk menghasilkan produk dengan
cara prinsip atau teknologi tertentu. 
Karakteristik bioteknologi modern di antaranya:
- Memanfaatkan mikroorganisme secara tidak langsung dan umumnya berupa bagian tertentu aja.
- Memanfaatkan cara atau prinsip yang modern atau lebih canggih yaitu berupa rekayasa genetika atau
modifikasi gen dan teknologi reproduksi. 
- Menggunakan alat dan bahan canggih dan modern.
- Memerlukan keahlian khusus dalam pembuatannya.
- Skala produksi umumnya besar dan dengan biaya yang relatif mahal.
Contoh bioteknologi modern, yaitu pembuatan hormon insulin sintetik, bayi tabung, tanaman transgenik,
dan inseminasi buatan,
Bioteknologi Pengolahan Bahan Pangan

Bioteknologi pangan adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan berbagai jenis mikroba atau
mikroorganisme yang menguntungkan yang bertujuan untuk menghasilkan produk bahan pangan manusia.
Menurut Habibi- Najafi (2006), bioteknologi pangan didefinisikan sebagai aplikasi teknik biologis untuk
hasil tanaman pangan, hewan, dan mikroorganisme dengan tujuan meningkatkan sifat, kualitas, keamanan,
dan kemudahan dalam pemrosesan dan produksi makanan.
Adapun manfaat bioteknologi dalam bidang pangan adalah sebagai berikut :
✓ Menghasilkan produk makanan yang bergizi tinggi. Contohnya: tempe, roti dan nata de coco.
✓ Menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi alkohol.

Jika Diperhatikan, hasil dari teknologi pangan yang kreatif ini telah menghasilkan banyak sekali produk
pangan yang bisa dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini. Bahkan, beberapa bahan pangan sudah sangat
familiar dan menjadi idola di tengah masyarakat. Berikut ini adalah beberapa hasil olahan pangan dari
teknologi pangan yang sangat kreatif.
1. Tempe
Tempe, salah satu idola di Indonesia. Makanan murah meriah ini memiliki
kandungan gizi yang tinggi terutama protein karena dibuat dari kacang kedelai.
Tempe dibuat dengan menambahkan proses fermentasi pada kacang kedelai.
Kacang kedelai akan ditempatkan pada wadah dengan diameter yang luas dan
ditambahkan ragi. Kemudian, ditutup selama beberapa hari hingga berubah
menjadi tempe. Rasa tempe ini sangat gurih dan dapat diolah menjadi beberapa
bahan makanan.

2. Nata de Coco
Nata de coco memiliki tekstur yang kenyal dengan sensasi rasa segar ketika
dimakan. Produk ini dibuat dari air kelapa yang difermentasi selama beberapa hari.
Proses fermentasi untuk membuat produk nata de coco ini dibantu oleh bakteri
yang bernama acetobacter xylinum dimana tentu cara membuatnya akan dipelajari
dalam jurusan teknologi pangan. Seperti yang diketahui bahwa nata de coco dapat
diolah menjadi berbagai macam olahan minuman seperti hanya diminum dengan
air gula, sirup, atau sebagai campuran es buah.
3. Roti
Roti dapat dibilang merupakan salah satu hasil kreatifitas dari teknologi pangan
dan juga menggunakan teknik fermentasi terutama dalam proses dimana membuat
adonannya menjadi mengembang. Fermentasi pada pembuatan roti ini dilakukan
dengan menambahkan ragi pada adonan dimana ragi ini mengandung sebuah bahan
yang bernama jamur saccaromyces cerevisiae. Roti sangat populer di kalangan
masyarakat sebagai makanan yang mengenyangkan. Selain diolah menjadi
makanan utama, roti juga seringkali dimasak untuk dibuat sebagai dessert seperti
teman makan eskrim, dan lain sebagainya.

4. Tape
Tape sangat populer, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Tape dibuat dari
beberapa bahan pangan yang mengandung karbohidrat seperti singkong, beras
ketan, dan pisang. Dalam proses pembuatannya, proses fermentasi juga digunakan
yakni dengan menambahkan ragi dan kemudian ditutup dengan rapat selama
beberapa hari. Campuran ini akan menghasilkan produk tape yang manis dan
terkadang sedikit berair.
5. Yoghurt
Produk makanan ini terbuat dari bahan susu yang difermentasikan. Proses
fermentasi ini seringkali menggunakan bakteri asa laktat seperti misalnya
bakteri lactobacillus bulgaris, streptococcus thermophillus, dan
streptococcus lactis. Yoghurt memiliki rasa yang asam namun segar dan
sangat bermanfaat untuk menjaga pencernaan, dan lain sebagainya.

Manfaat yang diberikan rekayasa genetika pangan adalah perbaikan masa


simpan dan organoleptik sayuran dan buah, peningkatan kualitas gizi dan
manfaat kesehatan dalam makanan, meningkatkan protein dan
karbohidrat makanan, meningkatkan kualitas lemak, meningkatkan
kualitas dan kuantitas daging, susu, dan ternak, meningkatkan hasil panen
yang tahan terhadap serangga, hama, penyakit, dan cuaca.
Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut bisa dapat memperbanyak diri hingga tumbuh menjadi tanaman-tanaman
yang baru kembali dengan sifat yang sama.

Kegunaan Kultur Jaringan


Dibidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur
meristem. Dibidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir punah, atau untuk penyimpanan
plasma nutfah.
Manfaat perbanyakan tanaman secara kultur jaringan adalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman yang permintaannya tinggi tetapi
pasokannya rendah, karena laju perbanyakan secara konvensional dianggap lambat. Di samping itu, perbanyakan tanaman secara
kultur jaringan sangat bermanfaat untuk memperbanyak tanaman introduksi, tanaman klon unggul baru, dan tanaman bebas patogen
yang perlu diperbanyak dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Metode kultur jaringan merupakan suatu metode
untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga
bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali. Secara singkat kultur jaringan berarti
membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Prinsip utama dari teknik
kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang
dilakukan di tempat steril.
Tujuan lain dari kultur jaringan adalah untuk membiakkan bagian tanaman dalam ukuran yang sekecil-kecilnya sehingga
menjadi beratus-ratus ribu tanaman kecil (klon), dan untuk menghasilkan kalus sebanyak-banyaknya agar Dapat menghasilkan
metabolit sekunder, misalnya untuk keperluan obat-obatan. Perbanyakan secara kultur jaringan dilakukan dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti organ, jaringan, kumpulan sel, sel tunggal, protoplasma, dan kemudian menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan aseptik yang kaya nutrisi dan mengandung zat pengatur tumbuh. Proses ini
berlangsung di dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian-bagain tersebut memperbanyak diri dan beregenerasi
kembali menjadi tanaman lengkap

Tahapan Kultur Jaringan diantaranya :


a. Pembuatan Media
dimana media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Menyiapkan media tumbuh
yang terdiri atas campuran garam mineral berisi unsur makro dan mikro asam amino, vitamin, gula serta hormon
tumbuhan dengan perban dingan tertentu. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik
jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
memanaskannya dengan autoklaf

b. Inisiasi
merupakan kegiatanpengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering
digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas
c. Sterilisasi
adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow
dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan
etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan
juga harus steril

d. Multiplikasi
merupakan kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan
di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan
suhu

e. Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-
hati dan bertahap.
REKAYASA GENETIKA
Rekayasa genetika, juga disebut modifikasi genetika, adalah manipulasi langsung gen suatu organisme menggunakan
bioteknologi. Hal ini merupakan satu set teknologi yang digunakan untuk mengubah susunan genetik dari sel, termasuk
transfer gen-gen yang berada dan melintasi batas-batas spesies untuk menghasilkan organisme yang meningkat. DNA
baru diperoleh dengan mengisolasi dan menyalin materi genetik dari induk menggunakan metode DNA rekombinan atau
sintesa DNA buatan. Sebuah vektor biasanya diciptakan dan digunakan untuk menyisipkan DNA ini ke organisme inang.
Molekul DNA rekombinan pertama dibuat oleh Paul Berg pada tahun 1972 dengan menggabungkan DNA virus monyet
SV40 dengan virus lambda. Selain memasukkan gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen. DNA baru dapat
dimasukkan secara acak, atau ditargetkan ke bagian tertentu dari genom. Suatu organisme yang dihasilkan melalui
rekayasa genetika dianggap dimodifikasi secara genetik dan entitas yang dihasilkan disebut genetically modified
organisme.
Teknik- teknik Rekayasa Genetika
1. Teknik Plasmid Rekayasa Genetika
Melalui teknk plasmid dalam rekayasa genetika, para ahli dibidang bioteknologi dapat mengembangkan tanaman
transgenik yang resisten terhadap hama dan penyakit, adaptif kekeringan dan kondisi tanah yang tidak subur, hewan
transgenik dan lain- lain.
2. Teknik Hibridoma
Teknik hibridoma adalah penggabungan dua sel dari organisme yang sama ataupun dari sel organisme yang berbeda sehingga
menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi sifat dari kedua sel tersebut.Contoh teknik
hibridoma adalah pembuatan antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal atau sel klon yang hanya mengenal satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus. Langkah pertama adalah menginjeksikan
antigen ke tubuh kelinci atau tikus percobaan, kemudian limpanya dipisahkan. Selanjutnya dilakukan peleburan sel- sel limpa
dengan sel- sel mieloma (sel- sel kanker). Sekitar 1% dari sel limpa adalah sel plasma yang menghasilkan antibodi. Sedangkan
10% sel hibridoma akhir terdiri dari sel yang menghasilkan antibodi. Setiap sel hibridoma hanya menghasilkan 1 antibodi.Disini
teknik seleksi dikembangkan untuk mengidentifikasi sel hibridoma, kemudian dilakukan pengembangan atau pengklonan
berikutnya. Klon yang diperoleh dari hibridoma berupa antibodi monoklonal. Antibodi monoklonal dapat disimpan beku,
kemudian dapat diinjeksikan ke dalam tubuh hewan atau dibiakkan dalam suatu kultur untuk menghasilkan antibodi dalam
jumlah besar.
Kegunaan antibodi monoklonal lainnya adalah sebagai berikut:
- Mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin (HCG) dalam urine wanita hamil.
- Mengikat racun dan menonaktifkannya contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoksin dapat dinonaktifkan oleh
antibodi ini.
- Mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.
Berikut adalah gambar dari teknik hibridoma.
3. Terapi Gen
Terapi gen diartikan sebagai upaya memperbaiki atau mengganti gen- gen yang menyebabkan suatu penyakit. Terapi ini
dilakukan dengan mengganti gen- gen yang tidak dapat bekerja dengan salinan gen yang normal ke dalam sel. Pada
pertengahan tahun 1990, terapi genetik untuk mengobati penyakit menurun dan kanker kulit ganas.Para ahli berusaha
melawan gen- gen perusak dalam inti sel itu dengan berbagai cara, upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan terapi
genetik. Sayangnya penemuan itu tidak segera dapat diterapkan. Dalam rekayasa genetika ada kode etik yang melarang
keras percobaan ini pada manusia. Rekayasa ini dikhawatirkan disalahgunakan untuk mengubah gen pembawa sifat
manusia, misalnya untuk membuat manusia super.Namun para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai
penyakit fatal memang susah disembuhkan kecuali dengan terapi genetik. Maka munculah pendapat tentang perlu
adanya dispensasi. Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetik Nasional Institut of Healt (NIH) di
Amerika Serikat yang mengizinkan penerapan terapi genetik untuk dua jenis penyakit yaitu penyakit menurun yang
sangat jarang seperti Adenosine Deaminase Deficiency (ADD) dan sejenis kanker kulit yang ganas.ADD adalah kelainan
yang menyebabkan penderitanya tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali. Kontak dengan kuman apapun akan
menyebabkan kematian. Rusaknya kekebalan pada ADD terjadi akibat sel- sel darah tidak mampu memproduksi enzim
Adenosine Deaminase (AD) yang diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh.
4. Kloning (Pengklonaan)
Kloning berasal dari kata Yunani kuno, clone yang berarti ranting atau cangkokan. Dalam bahasa Inggris, clone (klona)
digunakan untuk menyebut sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual. Istilah clone (klona)
pertama diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun 1903. Kloning dapat dilakukan dengan transfer gen, transfer embrio
dan transfer inti. Organisme hasil kloning akan memiliki salinan genetika yang sama persis dengan makhluk hidup yang
lain.
Pada tahun 1952, Robert Brigs dan Thomas J. King (AS) mencoba teknik kloning pada katak. Sepuluh tahun kemudian
(1962), John B. Gurdon juga mencoba teknik kloning pada katak, namun prcobaannya menghasilkan banyak katak yang
abnormal atau cacat. Gurdon kemudian menyempurnakan percobaannya sehingga menghasilkan banyak katak yang
tumbuh normal dan berkembang menjadi dewasa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai