Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN GAWAT DARURAT

Kelompok 3 :
Amanda
Fadilah Nurfitriani
Gestiani
Kristin Nainggolan
Muji Lestari
Rif’ah Lailah Harun
Rofilah Nurfitria
Pengelolaan Gawat Darurat

Pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan yang sangat penting


untuk mencegah terjadinya kematian dan kecacatan korban. Untuk dapat
mencegah kematian dan kecacatan korban dibutuhkan kemampuan kognitif,
afektif maupun psikomotor anda untuk dapat menolong dengan cepat dan
tepat. Salah satu kajian yang harus dikuasai anda adalah konsep dasar dan
prinsip kedaruratan.
Triage

Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau

memilah korban berdasarkan tingkat kegawatan.


Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan
untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan
terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis
atau emergensi sehingga nyawa korban dapat
diselamatkan
PRINSIP TRIAGE

Triage seharusnya segera dan tepat waktu untuk mengatasi masalah pasien dan
mengurangi terjadi kecacatan akibat kerusakan organ. Pengkajian seharusnya adekuat
dan akurat agar menghasilkan diagnosa yang tepat. Intervensi dilakukan sesuai kondisi
korban , kepuasan korban menunjukkan teratasinya masalah, dokumentasi yang benar
merupakan sarana komunikasi antar tim gawat darurat dan merupakan aspek legal.
Klasifikasi Ini Dibagi Menjadi 3 Yaitu :
Pengkajian dan Setting Triage

1.Ada beberapa petunjuk saat Anda melakukan pengkajian triage yaitu: Riwayat pasien, karena

sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi pasien

2.Tanda, keadaaan umum pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas injuri dan posisi tubuh

3.Bau, tercium bau alkohol, keton dan melena

4.Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas, dingin dan berkeringat, palpasi nadi dan daerah yang

penting untuk dikaji serta sentuh adanya bengkak

5.Perasaan (commonsense), gunakan perasaan dalam memutuskan jawaban yang relevan

dengan kondisi pasien.


Korban yang datang dalam kondisi
kegawatdaruratan maka anda melakukan proses
triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-Esystem.

Pelaksanaan S-O-A-P-I-Esystem merupakan suatu siklus.


Setelah mendapatkan data subjektif dan objektif maka bisa
merumuskan masalah pasien, dilanjutkan merumuskan rencana
tindakan keperawatan. Setelah merumuskan rencana tindakan
keperawatan kemudian melakukan tindakan keperawatan sesuai
kondisi pasien saat itu, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi.
Tahap evaluasi bisa dilaksanakan pada semua tahap
BANTUAN HIDUP DASAR

Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa jantung efektif yang mengakibatkan
penghentian sirkulasi. Dengan berhentinya sirkulasi akan menyebabkan kematian dalam waktu yang
singkat. Kematian biologis dimana kerusakan otak tidak dapat diperbaiki lagi hanya terjadi kurang
lebih 4 menit setelah tanda-tanda kematian klinis. Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi
karotis dan femoralis, terhentinya denyut jantung dan atau pernafasan serta terjadinya
penurunan/hilangnya kesadaran.

9
PENYEBAB HENTI
JANTUNG
Keadaan henti jantung dan paru dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau
bersama. Penyebab henti jantungsebagai berikut :
1. Penyakit kardiovaskuler: penyakit jantung iskemik, infarkmiokard akut
aritmia lain, emboli paru
2. Kekurangan oskigen: sumbatan benda asing, henti nafas
3. Kelebihan dosis obat: digitalis, quinidin, anti depresan trisiklik
4. Gangguan asam basa/elektrolit: asidosis, hiperkalemi, hiperkalsemi,
hipomagnesium
5. Kecelakaan: tenggelam, tersengat listrik
6. Refleks vagal
7. Syok
TANDA HENTI JANTUNG !!
Latar Belakang BHD

Bantuan hidup dasar (BHD) atau dalam bahasa inggris disebut Basic Life Support (BLS) adalah
usaha dalam mempertahankan kehidupan saat seseorang mengalami kondisi gawat darurat yang
membahayakan. Salah satu bantuan hidup dasar pada pasien yakni kegawat daruratan cardiac
arrest (henti jantung)yang disebabkan karena disritmia, gagal jantung, dan miokardium. Henti
jantung juga merupakan situasi dimana tidak ada sirkulasi jantung yang terjadi di luar rumah
sakit yang mengakibatkan kerja jantung terhenti atau biasa disebut Out of Heart Cardiac Arrest
(OHCA) Berdasarkan pedoman American Hearth Asosiation bantuan dilakukan dengan
mengaktivasi respon darurat terlebih dahulu, kemudian melakukan CPR kualitas tinggi
dilanjutkan defibrilasi untuk megembalikan normalitas jantung yang akan membantu sebelum
kedatangan bantuan layanan medis yang akan membawa pasien untuk mendapatkan perawatan
pasca serangan jantung. Bantuan henti jantung dapat dilakukan individu awam untuk dugaan
henti jantung karena resiko bahaya pada pasien rendah, jika pasien tidak mengalami henti
jantung.
12
PENATALAKSANAAN
1. MenilaiTingkat Kesadaran Korban
Tepuk/ goyang/ cubit bahu dan panggil namanya, jika tidak ada jawaban & tidak buka mata,serta
tangan kaki tidak gerak -> disebut Tidak Sadar

2. Panggil Bantuan
Orang terdekat -> teriak minta tolong

3. Cek Nadi (<10 detik) -> Jika Korban Tak Sadar


  a. Dewasa : Arteri Karotis

4. Lakukan Kompresi (Penekanan Dada) 30 kali


  13
5. Bersihkan jalan napas.
 Buka mulut korban -> untuk melihat adanya sumbatan -> teknik Cross Finger  ->  bersihkan sumbatan jika
terlihat ->teknik Swipe Finger

Cross finger Swipe Finger


6. Buka jalan napas/ tengadahkan kepala
     Teknik head tilt chin lift (Non trauma) atau Jaw Trust (Trauma Leher)

Head tilt chin lift Jaw trust


14
7. Berikan ventilasi/ bantuan napas -> 2 kali tiupan
 

8. Ulangi lagi kompresi 30 kali : Bantuan napas 2 kali hingga 5 siklus atau 2 menit
   1 siklus -> 30 kompresi dada : 2 ventilasi
 
9. Lakukan evaluasi -> setelah/ setiap 5 siklus atau 2 menit
a. Jika nadi tidak teraba
         Lanjutkan kompresi dan ventilasi 5 siklus/ 2 menit
b. Jika nadi teraba
   Lanjutkan cek pernapasan -> beri bantuan napas (20x/ 2 menit) jika napas tidak ada/ belum adekuat -> lakukan re-
evaluasi (nadi dan napas setelah 20x ventilasi/ 2 menit)
 
15
10. Atur posisi sisi mantab jika nadi korban sudah ada dan napas adekuat
( frekuensi napas > 12 kali/ menit)
RJP PADA ANAK

PENTING UNTUK DIINGAT: CEK NADI ANAK


• Periksa nadi pada arteri brachialis (infant: dibawah 3 tahun)
• Periksa nadi pada arteri karotis atau femoralis (children: 5-13 tahun)

PENATALAKSANAAN:
Sama halnya dengan RJP pada orang dewasa dari segi (posisi, kecepatan
kompresi dan rasio kompresi ventilasinya).
16
Penting diingat: KAPAN RJP DIHENTIKAN!!

• Kembalinya ventilasi dan sirkulasi spontan


• Ada penolong yang lebih bertanggung jawab
• Penolong lelah atau sudah 30 menit tidak ada respon
• Adanya DNAR (Do Not Attempt Resusitation)
Perintah untuk perintah untuk tidak melakukan upaya penyelamatan
pasien henti jantung dengan melakukan resusitasi jantung paru
• Adanya tanda kematian yang irreversible
17
Penting untuk diingat: KAPAN RJP TIDAK
DILAKUKAN

• Tanda kematian : Rigormortis


• Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat jelek
• Bila menolong korban akan membahayakan penolong

18
Penting untuk diingat: PRINSIP SEBELUM
RJP!!

• DON’T BE THE NEXT VITCIM


Jangan jadi korban selanjutnya

• FIRST, DO NO HARM
Jangan memperparah keadaan

19
PENTING DIINGAT TANDA SUMBATAN
TOTAL JALAN NAFAS

• Klien tidak dapat bicara


• Tidak dapat bernafas
• Tidak dapat batuk
• Dapat terjadi Sianosis
• Klien sering memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya
• Dapat terjadi penurunan kesadaran

20
Komplikasi RJP

Fraktur iga dan sternum, sering terjadi terutama pada orang tua, RJP
tetap diteruskan walaupun terasa ada fraktur iga. Fraktur mungkin
terjadi bila posisi tangan salah. Komplikasi lain dapat berupa
Pneumothorax, Hemothorax, Kontusio paru, Laserasi hati dan limpa,
posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan proces usxipoideus ke
arah hepar (limpa) dan Emboli lemak.

21
SUMBATAN JALAN NAFAS PADA ORANG
DEWASA

Obstruksi napas terjadi ketika ada penyempitan atau oklusi anatomis


yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan pertukaran gas masuk
dan keluar dari paru-paru.

22
PENTING PENYEBAB SUMBATAN JALAN
NAFAS!

23
TERIMAKASIH..

24

Anda mungkin juga menyukai