Keperawatan
Demam Thypoid
Start!
Kelompok 2 :
1. Natasya Putri Damayanti (2010711002)
2. Clarissa Giana Putri (2010711005)
3. Mega Fajar Brillianty (2010711011)
4. Silva Fauziah (2010711012)
5. Risma Hermawati (2010711014)
6. Nita Junita (2010711019)
7. Rahmatika Syifa Nabila (2010711023)
8. Mulia Inaya Amnur (2010711027)
9. Nurul Izza (2010711029)
Pengertian Demam Thypoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A, B, dan C.
Penyakit ini menjadi penyakit penting pada negara miskin dan
berkembang yang memiliki populasi penduduk yang banyak serta
sanitasi dan pengelolaan makanan yang buruk. Penyakit ini juga
berbahaya bagi wisatawan-wisatawan yang mengunjungi daerah
yang endemik (Crump, 2010)
Epidemiologi Demam Thypoid
Gejala yang hampir sama dengan penyakit demam tifoid juga dapat disebabkan
oleh Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B (Schotmulleri) dan
Salmonella paratyphi C (Hirschfeldii) meskipun beberapa peneliti menyebutkan
gejala tersebut dengan nama yang berbeda yaitu demam paratifoid (Zulfiqar A,
2006).
Patogenesis Demam Thypoid
Bakteri Salmonella typhi (S. typhi) dan Salmonella paratyphi menular dan
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang tercemar oleh bakteri
tersebut.
Tujuan dari uji Widal adalah untuk melihat apakah terdapat aglutinin
dalam serum penderita demam tifoid yaitu :
aglutinin O (dari tubuh kuman), aglutinin H (flagela kuman), dan
aglutinin Vi (simpai kuman).
Lanjutan..
Pada penelitian yang dilaksanakan oleh Surya H dkk pada tahun 2006,
sensitivitas dari uji Tubex mencapai 100%, dan spesivisitasnya 90% (Surya
et al., 2007).
e. Uji Typhidot
2. Komplikasi Ekstra-
Intestinal
1. Komplikasi Intestinal
a. Perforasi usus
Perforasi usus biasanya timbul di minggu ketiga gejala dengan keluhan nyeri perut hebat terutama di
kuadran kanan bawah yang menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda-tanda ileus. Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan bising usus melemah (pada 50% penderita), nadi cepat, tekanan
darah turun, dan dapat terjadi syok. (Djoko W, 2009)
b. Perdarahan intestinal
Bila terdapat luka yang terbentuk pada lumen yang sampai mengenai pembuluh darah oleh karena
terinfeksinya plak Peyeri usus maka dapat mengakibatkan perdarahan intestinal yang dapat
menimbulkan syok. Penanganannyadengan memberikan transfusi atau perlu dipertimbangkan untuk
pembedahan (Djoko W, 2009).
2. Komplikasi Ekstra Intestinal
a. Komplikasi hematologi
Komplikasi hematologi dapat berupa trombositopenia sampai koagulasi intravaskular diseminata (KID).
b. Hepatitis tifosa
Pembengkakan hati pada kasus demam tifoid ditemukan pada 50% kasus. Biasanya terjadi karena pasien dengan
status malnutrisi dan sistem imun yang kurang
c. Pankreatitis tifosa
Pankreatitis tifosa dapat terjadi karena mediator pro inflamasi dari bakteri yang merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi pada demam tifoid
d. Miokarditis
Miokarditis terjadi pada 1-5% penderita dan gejalanya biasanya sakit dada, gagal jantung kongestif, aritmia, atau
syok kardiogenik
e. Manifestasi tifoid toksik / neuropsikiatrik
Penderita demam tifoid juga terkadang mengalami penurunan kesadaran (apatis, somnolen, delirium, sopor, atau
koma) baik dengan atau tanpa disertai kelainan neurologis
TINJAUAN
KASUS
KASUS
Nama : Tn. A
Usia : 30 tahun
P
Jenis kelamin : Laki-laki
E
N Status : Menikah
G Agama : Islam
K Ruangan : Melati 4
A
J Pendidikan : D3
J mengeluh nyeri perut dengan skala 4,hanaya mual tetapi tidak muntah Hasil
I pengkajian fisik didapatkan: pasien tanpak lemah, gelisah, kulit teraba panas
A kemerahan, kapilari refil <2 detik, TD 110/70, N: 100x/menit, RR 18x/menit, T: 39o.
N Hasil laboratorium: Hb: 14 g/gd, Leukosit: 15.000/ul, Hematokrit 47%.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan dahulu juga pernah demam tifoid sejak 2 tahun yang lalu
P
E D. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Makan Pasien mengatakan biasa makan 3 Pasien hanya makan 2 sampai 3kali
E
sampai 4 kali sehari dengan nafsu dalam sehari dengan menghabiskan ¾
N
makan baik, dengan jenis makanan porsi karena pasien mual
G
nasi, lauk pauk sayur-sayuran dan
ikan
K
A
J
2.
Pasien biasa minum hanya 5 sampai 6
I
b. Minum
Pasien biasa minum 7 sampai 8
gelas ±250ml dalam sehari dengan
gelas dalam satu hari, dengan
A
N
3
1. 2. Pola Eliminasi Pasien biasa BAK kurang lebih 5x Pasien biasa BAK ± 3-4 kali sehari
sehari dengan warna cair kuning dengan dibantu keluarga dan
BAK
sesekali jernih. konsistensi urine kuning pekat.
P
Pasien biasa BAB 1 kali dalam Pasien BAB 2x dalam sehari kali
E
padat,berwarna coklat dan berbau sedikit cair, berwarna coklat
BAB
G khas. kekuningan dan bau menyengat.
K
A 3.
Personal Hygien
Pasien biasa mandi dalam 2 hari Pasien mandi 1 kali seharu dengan
J
A. Mandi sekali, pagi dan sore secara rutin bantuan keluarga pada pagi hari.
dengan cara mandiri tanpa bantuan
I
keluarga
A
N
C. Oral hygiene Pasien biasa menggosok gigi Pasien biasa menggosok gigi 2
K
dan tidak ada keluhan. terbangun
A b. Tidur siang
Pasien tidur selama ±2 jam Pasien tidur 2 jam saat tidur
dan tidak ada keluhan
J
siang
I
5. Pola Latihan dan
A Aktivitas
Pasien mengatakan masih Pasien berbaring lemah, hanya
sehat bisa melakukan aktivitas bisa berbaring ditempat tidur
N pekerjaan dengan baik dan saja.
semangat dalam melakukan
pekerjaan
4. Pemeriksaan Fisik
G HR 100 x/mnt
K
RR 18 x/mnt
A
J T 39ºC
I Data penunjang : Hb: 14 g/gd,
A Leukosit: 15.000/ul
N
Hematokrit 47%.
Diagnosa Keperawatan
Data Problem/Masalah Etiologi Diagnosis
DS: Hipertermia Dehidrasi, Hipertermia b.d
1. Pasien Proses penyakit dehidrasi, proses
mengatakan sudah penyakit yang ditandai
demam 2 hari dengan suhu 39oc, kulit
terutama saat pasien teraba panas
menjelang sore hari dan kemerahan, TD
2. Pasien menurun 100/70 mmHg
mengatakan lemas (hipotensi), demam
3. Pasien selama 2 hari,pasien
mengatakan pusing tampak lemas,pasien
terlihat mengigil.
DO:
1. Pasien tampak lemah dan
gelisah
2. Kulit pasien teraba panas dan
kemerahan
3. Pasien terlihat mengigil
4. Kapilari refill(crt) < 2 detik
5. TD = 100/70 mmHg (hipotensi)
6. N = 100x/menit
7. RR = 18x/menit
8. T =39oc
9. Hb = 14 g/gd
10. Leukosit: 15.000/ul
11. Hematokrit 47%
DS: Ketidakseimb Faktor Ketidakseimbangan nutrisi
1. Pasien mengatakan mengalami -angan Nutrisi biologi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual , tetapi tidak mengalami Kurang Dari s factor biologis yang ditandai
muntah Kebutuhan dengan nyeri pada abdomen
2. Pasien mengatakan makan nya Tubuh skala 4, pasien mengalami mual
tidak habis tetapi tidak mengalami muntah,
3. Pasien mengatakan hanya bisa pasien tampak lemah dan
makan dikit-dikit gelisah
DO:
1. Pasien terlihat mual
2. Pasien terlihat makan nya
hanya sedikit yang perlu di
kaji :
• porsi makan pasien,ternyata
pasien hanya
menghabiskan makan ¾
porsi
• BB sebelum sakit dan saat
sakit :
• BB sebelum sakit : 65
• BB saat sakit :63
• Terjadi penurunan BB
sebanyak 2 Kg.
Ds: Nyeri Akut Agens cedera Nyeri akut b.d agens cedera
1. Pasien mengeluh nyeri biologis biologis yang ditandai dengan
perut nyeri abdomen sekala 4,
2. Pasien mengatakan sakit mengalami mual tdapi tidak
pada perut nya muntah, ekspresi wajah nyeri
3. Pasien mengatakan badan (lemah dan gelisah)
nya lemas
4. Pasien mengatakan saat
kaji nyeri yaitu :P= saat
bergerak atau sedang
aktivitas
Q =nyeri seperti diremas
R =pada bagian abdomen dan
ulu hati
S =skala nyeri 4
T =1 jam (nyeri muncul terus
menerus)
DO:
5. Pasien tampak meringis
kesakitan
6. Kaji skala nyari,skala nyeri
pasien yaitu 4
Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan dan Rasional
Hipertermia b.d NOC: NIC:
dehidrasi, penyakit yang Setelah dilakukan tindakan
ditandai dengan suhu keperawatan selama 3x24 jam Perawatan Demam (3740):
39oc, kulit pasien teraba masalah hipertermia dapat 1. pantau suhu pasien dan tanda-
panas dan kemerahan, teratasi, dengan kriteria hasil: tanda vital (tekanan darah)
nyeri perut skala 4, TD Termogulasi (0800) 2. monitor warna kulit pasien
menurun 100/70 mmHg 1. Suhu tubuh dalam rentang (kemerahan) dan suhu
(hipotensi), demam normal (36.5ºc-37.5ºc) 3. berikan obat cairan IV (misalnya,
selama 2 hari. 2. HR dalam rentang normal (80- antipiretik, agen anti bakteri, dan
100x/menit) agen anti menggigil)
3. RR dalam rentang normal (16- 4. lembabkan bibir dan mukosa
20x/menit) hidung pasien dengan pelembab
4. TD dalamm rentang normal 5. dorong konsumsi cairan pasien
(120/80 mmHg)
5. Tidak merasakan sakit otot
Hidrasi (0602) Manajemen Lingkungan
1. Turgor kulit pasien elastis (6480):
2. Membrane mukosa pasien lembab 1. ciptakan lingkungan
3. Intake cairan pasien stabil (2000-2700 yang aman bagi
ml/24 jam) pasien
4. Output urin pasien stabil (1400-1500 2. sesuaikan suhu
ml/24 jam) lingkungan dengan
5. Kapilari reffil < 2 detik kebutuhan pasien
3. sediakan dan atur
makanan dan
Keparahan Infeksi (0703) makanan ringan
6. Tidak ada kemerahan pada kulit menarik
pasien 4. sediakan tempat
7. Tidak ada nyeri, skala nyeri 0 tidur dan
8. Pasien nafsu makan lingkungan yang
9. Pasien tidak mengigil bersih dan nyaman
Ketidakseimban NOC: NIC:
gan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kurang dari selama 3x24 jam ketidakseimbangan nutrisi Manajemen Gangguan Makan (1030):
kebutuhan teratasi dengan kriteria hasil : 1. dorong klien untuk
tubuh b.d factor mendiskusikan mendiskusikan
biologis , pasien Status Nutrisi (1004) makanan yang disukai bersama
mengalami 1. Asupan makanan pasien sesuai dengan ahli gizi
mual tetapi kebutuhan tubuh pasien 2. Tentukan pencapaian berat
tidak 2. Tidak terjadi hidrasi badan harian sesuai keinginan
mengalami 3. Asupan gizi pasien sesuai dengan 3. Observasi klien selama dan
muntah, pasien kebutuhan tubuh pasien setelah pemberian
tampak lemah 4. Asupan cairan pasien sesuai dengan makan/makanan ringan untuk
dan gelisah kebutuhan tubuh pasien meyakinkann bahwa
intake/asupan makanan yang
Tingkat Ketidaknyamanan (2109): cukup tercapai dan
5. Tidak ada nyeri, skala nyeri 0 dipertahankan
6. Pasien tidak cemas/gelisah 4. Timbang berat badan klien
7. Wajah pasien menjadi tenang secara rutin
8. Nafsu makan pasien dapat teratasi
9. Tidak ada mual
10. Pasien dapat beristirahat dengan tenang
Manajemen Nutrisi (1100):
1. Tentukan status pasien dan kemampuan
pasien untk memenuhi kebutuhan gizi
2. Berikan pilihan makanan sambil
menawarkan bimbingan terhadap pilihan
(makanan) yang lebih sehat
3. Beri obat-obatan sebelum makan
(misalnya, penghilang rasa sakit,
antiemetic)
4. Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan favourite pasien sementara
(pasien) berada dirumah sakit atau
fasilitas peawatan yang sesuai
Nyeri akut NOC : NIC:
b.d agens Setelah dilakukan pengkajian
cedera selama 1x24 jam masalah nyeri akut Manajemen Nyeri (1400):
biologis dapat teratasi 1. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif
yang yang meliputi lokasi, karakteristik,
ditandai Tingkat Nyeri (2102): onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dengan 1. Tidak ada nyeri, skala nyeri 0 atau berat nya nyeri dan factor pencetus
nyeri 2. Tidak ada ekspresi lemah dan 2. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien
abdomen gelisah pada pasien dilakuakan dengan pemantauan ketat
sekala 4, 3. Tidak ada mual 3. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
mengalami 4. Tekanan darah dalam rentang terhadap kualitas hidup pasien (misalnya,
mual tdapi normal 100/70 mmHg tidur, nafsu makan, pengertian, perasaan,
tidak 5. Nafsu makan teratasi hubungan, performa kerja dan tanggung
muntah, jawab peran)
ekspresi Kontrol Nyeri (1605) : 4. Evaluasi bersama pasien dan tim
wajah nyeri 6. Tidak terjadi nyeri kesehatan lainnya, menganai efektifitas
(lemah dan 7. Tidak ada factor penyebab tindakan pengontrolan nyeri yang pernah
gelisah), dan 8. Menggunakan teknik digunakan sebelumnya
TD menurun pencegahan 5. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
100/70 9. Mengenali apa yang terkait dengan peresepan analgesic
mmHg dengan gejala nyeri
Keparahan Mual dan Pemberian Analgesik (2210):
Muntah (2107): 1. Tentukan pilihan obat analgesic
1. Frekuensi mual (narkotik, non narkotik, atau NSAID),
teratasi berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
2. Intennsitas mual 2. Pilih rute intravena daripada
teratasi intramuscular, untuk injeksi
pengobatan nyeri yang sering
3. Tentukan analgesic sebelumnya, rute
pemberian, dan dosis untuk mencapai
hasil pengurangan nyeri yang optimal
4. Dokumentasikan respon terhadap
analgesic dan adanya efek samping
Implementasi Asuhan Keperawatan
Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi
A:
- Masalah hipertermia teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan :
1. pantau suhu pasien
2. kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat
Ketidakseimbangan 26 Maret 2021/ 14.00 S :
nutrisi kurang dari wib - Pasien mengatakan sudah bisa makan sedikit tapi sering
kebutuhan tubuh b.d - Pasien mengatakan sudah tidak mual
factor biologis
O:
- TTV =
TD = 120/80mmhg
HR= 85x/mnt
RR = 18x/mnt
S= 37,8OC
- Turgor kulit elastis
- Pasien sudah bisa menghabiskan makan ½ porsi walaupun makan
nya sedikit tapi sering
- Pasien terlihat sudah tidak mual
- BB pasien sudah mulai naik 1 kg ,menjadi 64 kg
A:
- Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi pasien
2. Anjurkan klien untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi
sering
3. Pantau BB pasien sampai stabil
A:
- Masalah nyeri akut teratasi sebagian
P:
-Intervensi dilanjutkan
1. Monitor skala nyeri pasien
2. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat
Hipertermia b.d 27 Maret 2021/ S :
dehidrasi, proses 13.00 wib Pasien mengatakan sudah tidak demam, sudah tidak pusing dan sudah
penyakit tidak mengigil
O:
-TTV :
TD = 120/80mmhg
HR= 85x/mnt
RR = 18x/mnt
S= 36,8OC
- Turgor kulit pasien elastis
- Membrane mukosa pasien lembab
- Intake cairan pasien stabil 2200 ml/24 jam
- Output urin pasien stabil 1400 ml/24 jam
- Kapilari reffil < 2 detik
A:
- Masalah hipertermia teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
A:
- Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
Nyeri akut b.d agens 27 Maret 2021/ 14.30 S :
cedera biologis wib - Pasien mengatakan sudah tidak lagi nyeri pada perutnya
- Pasien mengatakan sudah tidak sakit pada perut nya
- Pasien mengatakan badan nya sudah tidak lemas
O:
- TTV
TD = 120/80mmhg
HR= 85x/mnt
RR = 18x/mnt
S = 36,8OC
- Pasien sudah tidak mengalami nyeri,pada saat kaji skala nyeri,pasien
mengatakan skala nyeri=0
- Pasien terlihat tidak lemah
-Pasien terlihat tidak gelisah
A:
-Masalah nyeri akut teratasi
P:
-Intervensi dihentikan,pasien diperbolehkan untuk pulang
THANK
YOU!
Do you have any questions?