Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 4

Pestisida Nabita
M. Imam Rasyid
M. Haikal A
Iqbal Saputra
Yuni Narita
Soraya Maliqa
Wulan Pranciska
Tri Seva Br sitepu
Nurul Fadhilah mtd
Agens Hayati

Agens Hayati atau Agens Pengendali Hayati adalah setiap organisme


atau mahluk hidup, terutama serangga, cendawan, cacing, bakteri,
virus dan binatang lainnya yang dapat dipergunakan untuk
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Mekanisme Kerja Agens Hayati Dalam Pengendalian OPT

Mekanisme kerja agensia hayati diantaranya yaitu: Antibiosis/lisis, yaitu


terjadinya penghambatan atau penghancuran suatu organisme oleh senyawa
metabolik beracun yang dihasilkan organism lain. Kompetisi/persaingan
terhadap inang(tempat hidup) dan hara.
Pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan cara
biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen
pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen.
Kelebihan Pengendalian Hayati

1. Mengurangi penyakit yaitu dengan cara: Mengurangi jumlah inokulum pathogen melalui
bentuk bertahan diantara tanaman, Mengurangi produksi dan penyebaran
propagul(bagian tubuh inokulum patogen) yang berpotensi, Menekan pertumbuhan
miselium
2. Mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman
3. Mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali
4. Melindungi perkecambahan biji dan akar-akaran dari sumber infeksi penyakit
5. Ramah lingkungan
6. Tidak menimbulkan resistensi
Kekurangan Pengendalian Hayati
1. Bekerja secara lambat. Kondisi ini seringkali membuat petani tidak sabar menunggu
hasilnya dan menganggap agen hayati tidak manjur. Akhirnya petani kembali beralih ke
pestisida kimiawi.
2. Sulit diprediksi hasilnya. Perkembangbiakan agen hayati setelah diaplikasikan sangat
tergantung dengan ekosistem pada saat pengaplikasian. Jika kondisinya mendukung,
maka pertumbuhan agen hayati akan maksimal.
3. Lebih optimal jika digunakan untuk preventif, karena membutuhkan waktu untuk
pertumbuhannya. Kurang cocok digunakan untuk kuratif, apalagi saat terjadi ledakan
hama karena bekerja secara lambat.
4. Penggunaan sesering mungkin.
5. Pada jenis hayati tertentu sulit dikembangkan secara massal.z
Kendala Penggunaan pestisida Nabati

1. Cepat terurai,daya kerja lambat sehingga aplikasinya harus lebih


sering.
2. Tidak bisa di simpan dalam waktu yang lama.
3. Kurang praktis karena harus membuatnya terlebih dahulu,dan waktu
yang di butuhkan pun agak lama
Proses Pembuatan Pestisida Nabati

Cara pembuatan pestisida nabati bawang putih sebagai berikut:


Gerus /Parut 100 grm bawang putih campur dengan 0,5 liter air dan
10 grm detergen. Encerkan larutan hasil penyaringan hingga 20 kali
volumenya dan semprotkan ke tanaman. Daun sirsak mengandung
bahan aktif Annonain dan Resin efektif mengendalikan hama trips
Metode penggunaan agen hayati jamur
• Jamur Trichoderma sp : Jamur ini dapat mengendalikan penyakit layu atau bercak daun yang biasa
meyerang tanaman pangan dan hortikultura. Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap beberapa
patogen tular tanah seperti Fusarium moniliforme dan Sclerotium rolfsii. Trichoderma sp juga
mempunyai kemampuan sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organic.
Metode penggunaannya pada tanaman karet
Pada Pembibitan Karet Batang Bawah
Trichoderma, sp ditabur merata diantara barisan tanaman umur 3 - 6 bulan hingga kepangkal batang.
Kemudian ditutup dengan tanah menggunakan kaki. Dosis 600 kg per hektar.

Pada Bibit Karet Polibag


Trichoderma, sp sebanyak 25 gram (satu genggam) ditabur secara merata dari pangkal kemudian ditutup
dengan tanah setebal 1 - 2 Cm.
Pada Tanaman Karet Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM)
Taburkan Trichoderma, sp secara merata dari pangkal batang hingga radius 50 - 70 Cm kemudian ditutup
dengan tanah setebal 1 - 2 Cm. Dosisi penggunaan untuk tanaman umur 1 - 3 tahun 100 gr per pohon dan
pada tanaman umur lebih dari empat tahun 150 gr per pohon. Penaburan diulangi setiap enam bulan.

Anda mungkin juga menyukai