Anda di halaman 1dari 28

ESOFAGOSKOPI

dr. Aini Zhann

Konsulen :
Dr. Ade Asyari, Sp.THT-KL(K), FICS
DEFINISI
Pemeriksaan esofagus secara langsung dengan menggunakan alat
esofagoskop

Sumber ?? 2
Anatomi Esofagus
Esofagus adalah suatu tabung otot yang
menghubungkan hipofaring sampai
gaster

• Batas bawah cartilage krikoid


(Cervical 6) sampai Cardia Gaster
(Thorakal 11)
• Garis tengah  berbelok ke kiri 
Kembali ke tengah setinggi
mediastinum (T7)  berdeviasi ke
kiri Ketika melewati hiatus diafragma

ADD A FOOTER 3
Ukuran esofagus

Panjang esofagus bervariasi Diameter Lumen Esofagus

• Pada neonatus  8-10 cm


• Umur 1 tahun  12 cm
• Umur 5 tahun  16 cm
• Umur 15 tahun  19 cm
• Dewasa  24-26 cm

ADD A FOOTER 4
Penyempitan Esofagus
1) Penyempitan krikofaring  C VI : Sfingter
krikofaringeal serta Akibat penekanan otot
cricopharynx dan cartilago cricoid Click icon to add picture

2) Persilangan esofagus dengan arcus aorta  Th IV

3) Persilangan esofagus dengan bronkus utama sinistra


 Th V
4) Penyempitan diafragma  Th X : Dijepit oleh crura
diafragma yang bekerja sebagai sfingter

ADD A FOOTER 5
Jenis esofagoskopi

RIGID NON RIGID


• Untuk terapi (pengambilan BA, ekstirpasi • Untuk diagnostik kelainan pd esofagus yg
tumor jinak, skleroterapi, dilatasi) disertai adanya kel. di lambung
• Untuk menilai keadaan esofagus bag.
Proksimal (Pharingoesofagial junction)
• Kel. Esofagus pd bayi dan anak

ADD A FOOTER 6
Indikasi Esofagoskopi rigid
Diagnostik Terapeutik
• Tumor daerah esofagus atau • Mengeluarkan benda asing
setiap penderita yang mempunyai
keluhan kelainan menelan atau • Pendarahan saluran cerna atas
merasa ada kelainan di daerah • Divertikel
esofagus, hipofaring, dan laring
• Trachea esophageal puncture
• Abnormalitas esofagus pada bayi
• Kegagalan atau kontra indikasi • Memasukkan NGT
fiberskopi • Skleroterapi pada varises
• Esofagitis
• Konfirmasi pada kelainan
radiologis

ADD A FOOTER 7
Kontra Indikasi

1. Aneurisma aorta
2. Kifosis dan scoliosis vertebra.
3. Berhubung dengan pemberian anestesi yaitu bayi
premature, usia lanjut dan kelainan jantung

ADD A FOOTER 8
Persiapan Penderita

1. Informed consent
- Tindakan operasi
- Risiko komplikasi
- Tanda tangan persetujuan
2. Laboratorium : Darah rutin, kimia klinik, fungsi hati, fungsi ginjal, elektrolit, faktor
pembekuan
3. Radiologi : Ro Schaedel Ap-Lat, Ro, servikal Ap-Lat, Ro. Thoraks PA
4. .Pemeriksaan tambahan > 40 th : EKG
5. Konsul Paru atau Interna untuk screening Covid
6. Konsul Anestesi : GA
7. Puasa minimal 6 jam sebelum efasofagoskopi
ADD A FOOTER 9
Persiapan Ruangan

Click icon to add picture

ADD A FOOTER 10
Persiapan Alat

1. Esofagoskop
• Standar (Chevalier Jackson)  piunya lumen dan saluran untuk cahaya

ADD A FOOTER 11
Persiapan Alat

• Ukuran Esofagoskop

ADD A FOOTER 12
Persiapan alat

2. Forsep

ADD A FOOTER 13
Persiapan alat

3. Suction

ADD A FOOTER 14
Persiapan alat

4. Monitor dan kamera

ADD A FOOTER 15
Posisi Kepala

ADD A FOOTER 16
Teknik Insersi Esofagoskop

• esofagoskop dipegang dengan tangan kiri seperti memegang tongkat bilyar

• jari tengah dan jari manis tangan kanan membuka bibir atas dan mengait gigi
insisivus

• jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan memegang bagian distal esofagoskop serta
menarik bibir agar tidak terjepit di antara pipa esofagoskop dengan gigi

• esofagoskop didorong tangan kiri seperti memegang pena pada leher pegangan
ADD A FOOTER 17
Teknik Pemeriksaan (1)

• Esofagoskop dimasukkan secara vertikal ke dalam mulut melalui ujung kanan mulut,
pada saat ini kepala penderita diangkat sedikit sampai verteks berada kira-kira 1 cm dari
meja.
• Identifikasi Valekula, epiglotis, plika faringo-epiglotik dan laring
• Memasuki sinus piriformis kanan. Esofagoskop disusupkan di sisi kanan lidah sampai
dinding posterior faring. Suatu gerakan ringan ibu jari tangan kiri diberikan pada ujung
esofagoskop sehingga menuju aritenoid kanan yang merupakan penunjuk ke sinus
piriformis. Bibir esofagoskop harus tetap di anterior dan pipa harus selalu berada di
medial. Pipa kemudian akan menyusup melalui sinus piriformis kanan sampai 2 – 3 cm
dan pada dasar sinus terhenti. Lumen tidak tampak (buntu), hal ini disebabkan karena
m.kriko-faringeal selalu dalam keadaan kontraksi kecuali kalau menelan.

ADD A FOOTER 18
Teknik Pemeriksaan (2)

• Melewati penyempitan krikofaringeal. Dengan ibu jari tangan kiri, ujung distal
esofagoskop diangkat dan digerakkan ke depan (jangan dengan kekuatan) ke arah fosa
suprasternalis sambil menunggu lumen yang berbentuk bulan sabit tampak di sebelah
anterior (saat relaksasi m.krikofaringeal).
• Perhatikan posisi penderita apakah kepala cukup tinggi sementara bahu tidak boleh
terangkat dari meja. Selanjutnya ujung esofagoskop akan masuk ke dalam pembukaan
lumen dan tergelincir dari daerah krikofaringeal masuk ke esofagus segmen servikalis.
Selama pemeriksaan esofagus segmen servikalis ini instrumen membentuk sudut 45
derajat.

ADD A FOOTER 19
Teknik Pemeriksaan (3)

• Melalui esofagus segmen torakalis. Lumen esofagus tampak lebih luas


pada waktu inspirasi dan berkurang selama ekspirasi. Bila posisi penderita
benar maka esofagoskop biasanya dengan mudah menyusup masuk.
Pada waktu esofagoskop mencapai penyempitan aorta dan bronkus kiri,
lumen akan menghilang di anterior. Kemudian kepala penderita harus
diturunkan sampai mendatar untuk menyesuaikan sumbu esofagus
sehingga lumen tetap tampak.

ADD A FOOTER 20
Teknik Pemeriksaan (4)

• Melalui penyempitan pada hiatus diafragma. Di sini kepala penderita direndahkan lagi,
kemudian leher dan kepala digeser agak ke kanan untuk menjaga agar sumbu pipa
sesuai dengan sumbu sepertiga bagian bawah esofagus. Operator membidik
esofagoskop ke arah spina iliaka anterior superior kiri. Hiatus esofagus dapat dilihat
seperti celah yang miring antara jam 10 dan jam 4 seperti bintang. Fleksi tungkai
penderita sangat membantu relaksasi penyempitan ini. Setelah melewati diafragma
kepala penderita harus diturunkan sejauh mungkin sehingga arah esofagoskop dari
bawah dan dari kanan ke kiri. Dengan demikian operator memasukkan esofagoskop
dengan cara “high-low”.

ADD A FOOTER 21
Teknik Pemeriksaan (5)

• Selama melakukan tahapan tersebut diatas dilakukan identifikasi dan


posisi korpus alienum, dilakukan evakuasi menggunakan forsep yang
sesuai
• Pada waktu mengeluarkan esofagoskop posisi penderita dan arah
gerakan esofagoskop dilakukan dengan cara yang berlawanan.
• Daerah diatas lokasi inkarserasi, bekas tempat benda asing dan di bawah
lokasi impaksi sampai gaster dieksplorasi untuk mengevaluasi adanya
tanda-tanda laserasi

ADD A FOOTER 22
Pasca Tindakan

• Observasi tanda perdarahan akibat laserasi atau adanya


perforasi
• Timbul laserasi dalam sampai ke lapisan muskuler maka
dilakukan penanganan konservatif dengan pemantauan secara
radiologi dan klinis yang ketat
• Pada kasus dimana secara endoskopi atau tampak tanda-tanda
perforasi dilakukan penanganan bedah dalam 3 (tiga) jam
pertama, kemudian dipasang NGT yang dipertahankan sampai
10 hari.
ADD A FOOTER 23
Kesulitan

1. Bila penderita tidak kooperatif pada anestesi lokal


2. Bila penderita tidak relaksasi penuh pada anestesi umum
3. Pada waktu melewati penyempitan krikofaringeal
4. Dispnoe atau asfiksia pada anak dengan benda sing
5. Adanya kiposis pada tulang berlakang

ADD A FOOTER 24
Komplikasi (1)

1. Selama esofagoskopi berlangsung : dental trauma, perdarahan, cardiac


aritmia, dispnoe, asfiksia.
2. komplikasi lanjut :
• perforasi esofagus  menyebabkan mediatinitis sampai sepsis
• trauma pada artikulatio krikoaritenoid,
• rasa nyeri di punggung, belakang kepala atau dibawah sternum
• memperberat penyakit yang telah ada sebelumnya seperti TB paru,
payah jantung.

ADD A FOOTER 25
Komplikasi (2)

Tanda perforasi post ekstraksi :


• timbulnya demam yang progresif
• nyeri retrosternal
• Disfagia

Pada kasus adanya keraguan perforasi :


1. Radiografi leher dan dada untuk melihat adanya emfisema servikal atau mediastinal.
2. Dapat pula dibantu dengan pemberian kontras.

ADD A FOOTER 26
Video

ADD A FOOTER 27
TERIMA KASIH

ADD A FOOTER 28

Anda mungkin juga menyukai