Anda di halaman 1dari 19

ASET

Jarot Triono, SE., MM., Ak., CA., CPA


- KAP Jarot & Rekan

- Institute Perbanas
Pendahuluan
 Dalam aktivitas operasi, Aset merepresentasi potensi
jasa fisis dan non fisis dalam kemampuannya untuk
menyediakan barang dan jasa

 Dalam konsep kesatuan usaha, manajemen


bertanggungjawab atas sumber ekonomik yang
dikelolanya (hubungan bisnis), sehingga aset yang
dikelolanya ditunjukkan asal dan sumbernya
(kewajiban dan ekuitas)
Definisi
Menurut FASB
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by particular
entity as a result of past transactions or events.
Menurut IASB
An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Menurut AASB
Assets are service potential or future economic benefits controlled by reporting
entity as a result of past transaction or other past events.
Menurut APB
Economic resources of an enterprise that are recognized and measured in
conformity with GAAP. Assets also include certain deferred charges that are not
resources but that are recognized and measured in conformity with GAAP.
APB mendefinisikan aset sebagai sumber ekonomik karena unsur kelangkaan
sehingga suatu entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui
transaksi ekonomik.

APB No.4 merinci aset yang digolongkan sumber ekonomik sbb:


1. Sumber produktif, meliputi sumber produktif kesatuan usaha (bahan baku,
gedung, mesin, dsb yg digunakan untuk produksi barang/jasa) dan hak
kontraktual atas sumber produktif (hak utk mendapatkan sumber ekonomik
pihak lain atau hak utk mendapatkan barang/jasa dari pihak lain).
2. Produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha, meliputi barang jadi dan
barang dalam proses.
3. Kas dan setara kas
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan/investasi pada entitas lain
Karakteristik utama aset

1. Memiliki manfaat ekonomi dimasa mendatang


- Dapat digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa
- Dapat dipertukarkan dengan aset lain
- Dapat digunakan untuk melunasi utang
- Dapat dibagikan kepada pemilik perusahaan

2. Dikuasai oleh suatu entitas/unit usaha


- Entitas/unit usaha dapat menggunakan manfaat aset tersebut dan menguasainya, sehingga
dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap aset tersebut.
- Lebih menekankan pada prinsip substance over the form (substansi mengungguli bentuk).
- Penguasaan atau kendali suatu aset dapat diperoleh melalui: Pembelian; pemberian; Penemuan;
Perjanjian; Produksi; dsb.

3. Hasil dari transaksi masa lalu


Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aset apabila telah terjadi transaksi atau peristiwa lain
yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau mengendalikan terhadap manfaat dari aset
tersebut
Karakteristik pendukung aset
FASB menyebutkan ada beberapa karakteristik pendukung untuk lebih menguatkan
sebagai aset (akan tetapi tiadanya karakteristik pendukung ini tidak menghalangi suatu
obyek utk memenuhi syarat sebagai aset).
1. Melibatkan cost; sebagai penghargaan sepakatan.
- Argumen sanggahan: Hadiah?
2. Berwujud; Sumber ekonomik yang dapat diamati secara fisis
- Argumen sanggahan: Intangible assets (paten, merek, goodwill, etc)?
3. Tertukarkan; Dapat ditukarkan dengan sumber ekonomik yang lain
- Argumen sanggahan: mesin spesifik yang menghasilkan produk?
4. Terpisahkan; Dapat dipisahkan dari sumber ekonomik yang lain/berdiri sendiri
- Argumen sanggahan: Goodwill?
5. Berkekuatan hukum; Penguasaan/hak atas aset didukung dengan yuridis formal
- Argumen sanggahan: piutang tanpa perjanjian?
Pengukuran aset
 Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk definisi aset, tetapi
merupakan kriteria pengakuan aset, yang salah satu kriterianya
keterukuran (measurability) manfaat ekonomik masa mendatang
 Tahap aliran informasi akuntansi secara fisis: (1) Pengukuran,
pengakuan dan klasifikasi awal; (2) Penelusuran atas alokasi,
distribusi dan penggabungan internal suatu produk; (3)
Pembebanan ke pendapatan
 Cost sebagai pengukur dan bahan olah akuntansi terkait dengan
konsep dasar penghargaan sepakatan yang arm length transaction
 Pengukuran cost terkait aset ditentukan dengan memperhatikan: (1) batas kegiatan (mulai dari
penggunaan aset); (2) Jenis penghargaan apakah berupa kas tunai atau barang lainnya, antara
lain:
- Cost dalam barter (pertukaran) atas barang yang sejenis ataupun tak sejenis; mana yang
lebih rendah antara nilai buku ditambah/dikurangi pembayaran/penerimaan atau harga pasar,
sehingga ada pengakuan laba/rugi

- Cost saham sebagai penghargaan ditentukan dengan berapa harga saham jika perusahaan
menerbitkan saham pada saat tersebut

- Cost dalam reorganisasi atas perusahaan yang sudah berjalan untuk menentukan nilai
perusahaan pada saat tersebut

- Cost dari hadiah/hibah ditentukan dengan nilai wajar atau kemampuan dalam menghasilkan
laba atau tingkat pengembalian investasi

- Cost temuan atas sumber ekonomik melebihi nilai pengeluaran

- Cost dalam pembelian kredit

- Potongan tunai/diskon
Penilaian aset
 Pengukuran/penilaian dalam akuntansi adalah penentuan jumlah
moneter suatu objek untuk menentukan makna ekonomiknya di masa
lalu, sekarang dan yang akan datang
 Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai
(i) Sebagai salah satu langkah dalam pengukuran laba
(ii) Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan
(iii) Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan
keuangan
(iv) Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian
untuk kepentingan manajemen
Konsep dan basis penilaian
 Menurut Hendriksen dan Van Breda, konsep dan basis penilaian aset
untuk tujuan pelaporan keuangan dilihat dari 2 dimensi, yaitu arah
aliran aset dan waktu
 Aset merupakan komponen penentu posisi keuangan pada suatu
tanggal tertentu, sehingga basis yang paling valid dan obyektif adalah
harga atau nilai pertukaran
 Nilai pertukaran dilihat dari dua sisi, yaitu:
1. Nilai Masukan (input value)
2. Nilai keluaran (output value)
Nilai Masukan (input value)
Menunjukkan jumlah rupiah yang harus dikeluarkan suatu entitas untuk memperoleh aset
(input) yang akan digunakan dalam operasi entitas.

Dasar penilaian dalam kategori nilai masukan adalah sbb:


1. Historical cost
 Merupakan harga pertukaran pada saat terjadinya
 Merupakan pengukuran yang paling obyektif
 Merupakan anggapan sebagai nilai kesepakatan terendah bagi pembeli
 Karena banyaknya factor dan kejadian dalam pemerolehan aset, dikenal adanya konsep historical
cost sbb:
(i) Cost bijaksana (prudent cost) yang menunjukkan kehati-hatian manajemen yang
bijaksana, dan tidak termasuk pemborosan, inefisiensi, dsb;
(ii) Cost standar (standard cost) yang meninjukkan cost seharusnya yang terjadi dalam
kapasitas normal;
(iii) Cost asli (original cost) yang merupakan cost yang sejak pertama kali dikeluarkan
dalam memberikan jasanya sebagai basis tarif jika diperoleh dari aset bekas
2. Cost pengganti/cost masukan sekarang (current input cost)
 Merupakan harga pertukaran/kesepakatan yang diperlukan
sekarang untuk memperoleh aset yang sama dengan kondisi yang
setara
 Beberapa alternatif dalam cost pengganti: nilai penaksiran
(appraisal value); nilai wajar (fair value); nilai realisasi neto
dikurangi laba normal (net realizable value less normal markup).

3. Cost harapan
 Jika suatu aset diperoleh secara bertahap per bagian, tidak
sekaligus.
 Digunakan discounted future input costs atas perolehan per
tahap tersebut.
Nilai keluaran (output value)
Menunjukkan aliran dana (kas) yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa mendatang sesuai dengan
harga pertukaran output/ produk yang dihasilkan perusahaan

Secara umum, penilaian ini lebih ditujukan kepada aset yang tujuannya dijual atau dijadikan kas/setara kas,
dan bukan untuk proses produksi

Dasar penilaian yang digunakan dalam kategori nilai keluaran adalah sbb:
1. Harga jual masa lalu
 Menunjukkan kas yang cukup pasti akan diterima dari konversi pos aset yang timbul dari transaksi masa lalu.
 Bentuk khusus dari net realizable value, misal untuk akun piutang.
2. Harga jual sekarang
 Didasari dengan konsep nilai tunai sekarang (current cash equivalents).
 Misal untuk transaksi anjak piutang.
3. Nilai terealisasi harapan
 Merupakan penilaian dari penerimaan kas atau potensi jasa masa datang yang jumlah dan waktunya cukup pasti.
 Dinilai dengan dasar penerimaan kas masa mendatang diskonan (discounted future cash receipt/service potensials).
4. Lower cost or market
 Merupakan kombinasi nilai masukan dan keluaran.
Konsep penilaian aset menurut FASB:
1. Historical cost
 Jumlah setara rupiah yang dikorbankan untuk memperoleh aset.
 Aset dicatat berdasarkan historical cost dan disesuaikan dengan depresiasi/amortisasi.
2. Current (replacement) cost
 Jumlah setara rupiah yang harus dikorbankan untuk memperoleh aset sejenis saat sekarang.
3. Current market value
 Jumlah setara rupiah yang dapat diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam
kondisi normal (tidak akan dilikuidasi).
4. Net realizable value
 Jumlah setara kas yang akan diterima dari aset tersebut dikurangi pengorbanan yang diperlukan
untuk mengkonversi menjadi kas/setara kas.
5. Present (or discounted) value of future cash flows
 Jumlah nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang dikurangi pengorbanan untuk
mendapatkan penerimaan tersebut.
Pengakuan
 Pengakuan aset pada umumnya dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau
keadaan tetentu

 Kondisi penguji yang cukup rinci untuk mengakui aset:


(i) Deteksi adanya aset (harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset)
(ii) Sumber ekonomis dan kewajiban (suatu objek harus merupakan sumber ekonomis yang
langka, dibutuhkan, dan berharga)
(iii) Berkaitan dengan entitas (entitas harus mengendalikan atau menguasai objek aset)
(iv) Mengandung nilai (suatu objek harus mempunyai manfaat yang dapat ditentukan besarnya
secara moneter)
(v) Berkaitan dengan waktu pelaporan (semua kondisi penguji tsb harus dipenuhi pada tanggal
pelaporan)
(vi) Verifikasi (harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima kondisi penguji
diatas dipenuhi)
 Penjelasan atas kondisi tsb menjelaskan apa yang disebut dengan
kaidah pengakuan yang merupakan prosedur dalam menerapkan
empat kriteria pengakuan aset, yaitu definisi, keterukuran,
keberpautan, dan keterandalan.

 Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan biasanya berkaitan


dengan masalah apakah suatu cost atau jumlah rupiah yang terlibat
dalam transaksi atau kejadian tertentu dapat diasetkan. Misalnya
terkait dengan eksplorasi minyak dan gas bumi, rugi selisih kurs
valuta asing, sewa guna, riset dan pengembangan, bunga selama
masa konstruksi aset tetap, dan sumber daya manusia.
Penyajian & pengungkapan
 Setiap pos aset diidentifikasi lebih lanjut dan spesifik sesuai dengan sifat pos
tersebut

 Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar yang
mengatur tiap pos

 Secara umum, aset disajikan di sisi debit dan diklasifikasi menjadi aset lancar
dan tetap (tidak lancar)

 Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya

 Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus


diungkapkan, misalnya metoda depresiasi aset dan dasar penilaian persediaan
barang
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai