PENDIDIKAN
Filsafat Pendidikan
-
Misi
1. Mendidik manusia memiliki kesadaran ketuhanan (spiritual makrifat).
2. Membentuk manusia berkemajuan yang memiliki etos tadjid, berfikir cerdas,
alternatif dan berwawasan luas.
3. Mengembangkan potensi manusia berjiwa mandiri, beretos kerja keras, wira
usaha, kompetetif dan jujur.
4. Membina peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki kecakapan hidup dan
ketrampilan sosial, teknologi, informasi dan komunikasi.
5. Membimbing peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki jiwa, kemampuan
menciptakan dan mengapresiasi karya seni-budaya.
6. Membentuk kader persyarikatan, ummat dan bangsa yang ikhlas, peka, peduli
dan bertanggungjawab terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
NILAI-NILAI DASAR PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH: MUKTAMAR KE-46 DI
YOGYAKARTA
1. Pertama, pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi.
2. Kedua, ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan
menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.
3. Ketiga, menerapakan prinsip kerjasama (musyarokah) dengan tetap mememlihara sikap kritis, baik pada masa
Hindia Belanda, Dai Nippon (Jepang), Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru.
4. Keempat, selalu memelihara dan menghidup-hidupkan prinsip pembaruan (tajdid), inovasi dalam menjalankan
amal usaha di bidang pendidikan.
5. Kelima, memiliki kultur untuk memihak kepada kaum yang mengalami kesengsaraan (dhuafa dan mustadh’afin)
dengan melakukan proses-proses kreatif sesuai dengan tantangan dan perkembangan yang terjadi pada
masyarakat Indonesia.
6. Keenam, memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawasuth atau moderat) dalam mengelola
lembaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati
MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN
MUHAMMADIYAH
INTEG
RALIST
IK
(MENY
Cita-cita pendidikanATU)
yang digagas Beliau adalah
lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil
sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-ulama”, yaitu
seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan
ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani
-
Model Pendidikan yang Bersifat Holistik, yaitu model pendidikan yang bisa membentuk
karakter peserta didik, sebagai disebutkan oleh Ahmad Jainuri:
• Menjadi dirinya sendiri (learning to be)
• Mendapatkan kebebasan secara
psikologis (freedom in psychological sense)
• Dapat mengambil keputusan (self
governane)
• Belajar mandiri (meta learning)
• Memperoleh kecakapan (social
ability)
• Mengembangkan karakter (development of character) dan
• Pengembangan emosional (emosional development)
MODEL PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN
MUHAMMADIYAH
PEMIKIRAN Pertama, pendidikan agama tidak perlu diajarkan sebagai studi dalam kurikulum
DAN PRAKSIS sekolah, tetapi cukup diberikan di lembaga-Lembaga keagamaan seperti madrasah
PENDIDIKAN diniyah dan lain-lain.
YANG
TERINTEGRATIF
Ketiga, pendidikan agama yang diajarkan di sekolah sebagai studi wajib yang
bersifat confessional. Sistem ini dilakukan untuk menanamkan dan memperteguh
keyakinan para peserta didiknya terhadap agama untuk memperkuat identitas
bangsa.
TANTANGAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
Pertama, prinsip transendensi yang lebih mengarah pada Core values yang mengantarkan
kepada peserta didik untuk otonom, mandiri dan kritis serta memiliki integritas yang Tinggi.
Kedua, prinsip humanisasi, core values yang dibangun oleh para cendikiawan ini apakah
bisa tetap menjadi obor untuk mengatasi badai Global Capitalism yang dihadapi
Muhammadiyah ke depan.
Pertama,
problem filosofis
Kedua, problem
manajemen dan
kepemimpinan
Ketiga, problem
birokrasi