Anda di halaman 1dari 4

PUASA

Pengertian, Dalil, Syarat wajib dan sah, Perkara yang membatalkan puasa,
Amalan di bulan Ramadlan

Oleh : Rasiyem
PENGERTIAN PUASA DALIL KEWAJIBAN BERPUASA
Etimologi Al-Quran
“al-Imsaku ‘an al-Syai” (‫ )ا&&إلمس&&&اكع&&نا&&لشيء‬yaitu ۡ‫ِين مِن َق ۡبلِ ُكمۡ َل َعلَّ ُكم‬
َ ‫ِب َع َلى ٱلَّذ‬
َ ‫ص َيا ُم َك َما ُكت‬
ِّ ‫ِب َع َل ۡي ُك ُم ٱل‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬
َ ‫ِين َءا َم ُنو ْا ُكت‬
mengekang atau menahan diri dari sesuatu. Misalnya َ ُ‫َت َّتق‬
‫ون‬
menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan
istri, berbicara dan sebagainya. atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
Terminologi orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa”. (QS.
al-Baqarah, 2:183).”
ِ ‫ان النِّ َسا ِء ِم َن ْالفَجْ ِر ِإلَى ْال َم ْغ ِر‬
ً ‫ب ِإحْ تِ َسابا‬ ِ َ‫ب َو َغ َشي‬ ِ ْ‫ك َع ِن اَْأل ْك ِل َوال ُّشر‬ ُ ‫ْاِإل ْم َسا‬
‫س َو تَ ِهـيِـيْئةً لَها َ لِتَ ْق َوى هللاِ باِ ْل ُم َراقَبَ ِة َوترْ بِيَ ِة ْاِإل َرا َد ِة‬
ِ ‫هَّلِل ِ َوِإ ْع َدادًا لِلنَّ ْف‬ Al-Hadits
“Menahan diri dari makan, minum dan َ ‫ْس َش َها َد ِة َأنْ اَل ِإ َل َه ِإاَّل هَّللا ُ َوَأنَّ م َُح َّم ًد‬
‫ارسُو ُل هَّللا ِ َوِإ َق ِام‬ ٍ ‫ُبن َِي اِإْلسْ اَل ُم َع َلى َخم‬
bersenggama, mulai terbit fajar sampai terbenam ‫ان‬
َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ َ ‫الز َكا ِة َو ْال َح ِّج َو‬
َّ ‫صاَل ِة َوِإي َتا ِء‬
َّ ‫ال‬
matahari (Maghrib), karena mengharap keridhaan “Islam itu ditegakkan atas lima azas yaitu: (1)
Allah dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
Allah dengan jalan muraqabah (merasa selalu kecuali Allah, dan bersaksi bahwa sesungguhnya
diperhatikan Allah) disertai mendidik kehendak dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. (2)
keinginan,” (Rasyid Ridha, al-Manar, 1373 hal. Mendirikan shalat. (3) Menunaikan zakat. (4)
143).” Berhaji ke Baitullah. (5) Berpuasa dalam bulan
Ramadhan”. (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 7
dan Muslim: 19).
SYARAT WAJIB PUASA
Dalam kitab Ghayah at-Taqib* disebutkan bahwa
syarat wajib berpuasa ada 4: Islam, Baligh, SYARAT SAH PUASA
Berakal Sehat dan Mampu berpuasa. Adapun
kondisi yang berada diluar hal tersebut maka tidak Dalam kitab Safinah an-Najah* disebutkan bahwa
wajib, seperti anak kecil yang belum baligh syarat sahnya orang berpuasa ada 4 : Islam,
misalnya. berakal, Suci dari haid dan Nifas, Mengetahui
waktu masuknya puasa.
Sedangkan dalam kitab Akhsharul
Mukhtasharat** menyatakan bahwa setiap muslim *Safinah an-Najah ditulis oleh Syekh Salim bin
yang mukallaf dan mampu, melihat hilal bulan Sumair al-Hadramy as-Syafi’i.
Ramadan walau dari satu orang saksi yang adil
atau menggenapkan bulan sya’ban jadi 30 hari
karena tertutupinya hilal baik oleh cuaca mendung
maupun gunung atau selain keduanya. Apabila
hilal terlihat pada siang hari, maka wajib puasa
untuk esok harinya.
*Ghayah at-Taqrib ditulis oleh Ahmad bin Husein al-
Ashfihani as-Syafi’i (pengikut madzhab syafi’i).
**Akhsharul Mukhtasharat ditulis oleh Muhammad bin
Badruddin al-Hambaly (pengikut mahdzhab hambali).
PERKARA YANG MEMBATALKAN AMALAN-AMALAN DI BULAN
PUASA RAMADLAN
Dalam kitab Ghayah at-Taqib* disebutkan bahwa 9. Melaksanakan sahur
perkara yang dapat membatalkan puasa ada 8: 10. Menyegerakan berbuka puasa
1. Memasukan suatu benda melalui lubang yang 11. Membaca doa saat berbuka puasa
bersifat umum
12. Mandi besar sebelum waktu fajar
2. Mengobati dengan cara memasukan obat 13. Menjaga lisan
melalui Qubul dan Dubur
14. Memperbanyak sedekah
3. Muntah dengan sengaja
15. Memperbanyak I’tikaf
4. Melakukan hubungan lawan jenis (Jima’)
dengan sengaja disaat berpuasa 16. Memperbanyak membaca al-Quran
17. Melaksanakan sholat sunnah tarawih
5. Keluarnnya mani’ yang disebabkan syahwat
6. Mengalami haid atau nifas
7. Gila (hilang akal)
8. Murtad
*Ghayah at-Taqrib ditulis oleh Ahmad bin Husein al-
Ashfihani as-Syafi’i (pengikut madzhab syafi’i).

Anda mungkin juga menyukai