Anda di halaman 1dari 21

Nama : Aszariatul M

Matkul : Komunitas
Prodi : Keperawatan
Semester : 5
Assalamualaikum Wr.Wb
Penyalahgunaan
Peer Group
penyalahgunaan dapat dimaknai
sebagai sebentuk perilaku, sikap,
perbuatan, ucapan, maupun
pemikiran, baik sendiri-sendiri
ataupun secara bersama-sama
melakukan ataupun tidak melakukan
sesuatu disertai niat buruk dengan
tujuan untuk mengambil keuntungan
demi kepentingan diri sendiri secara
merugikan
Peer group adalah kelompok teman
anak sebaya yang sukses di mana ia
dapat berinteraksi”
( Santoso,1999:85 ). Dalam peer
group, individu merasakan adanya
kesamaan satu dengan yang lainya
seperti di bidang usia, kebutuhan
dan tujuan yang dapat memperkuat
kelompok itu.
JENIS PEER GROUP

1. Kelompok sebaya yang bersifat


informal, kelompok sebaya ini
dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh
anak itu sendiri misalnya, kelompok
permainan, gang, dan lain-lain. Di
dalam kelompok ini tidak ada
bimbingan dan partisipasi orang
dewasa.
2. Kelompok sebaya yang bersifat
formal, di dalam kelompok ini ada
bimbingan, partisipasi atau
pengarahan orang dewasa. Apabila
bimbingan dan pengarahan diberikan
secara bijaksana maka kelompok
sebaya ini dapat menjadi wahana
proses sosialisasi nilai-nilai dan
norma yang terdapat dalam
masyarakat.
Menurut Robbins, ada empat
jenis kelompok sebaya yang
mempunyai peranan penting
dalam proses sosialisasi yaitu
kelompok permainan, gang,
klub, dan klik (clique).
1. Kelompok permainan (play
group) terbentuk secara
spontan dan merupakan
kegiatan khas anak-anak,
namun di dalamnya tercermin
pula struktur dan proses
masyarakat luas
2. Gang, bertujuan untuk
melakukan kegiatan
kejahatan, kekerasan, dan
perbuatan anti sosial.
3. Klub adalah kelompok sebaya
yang bersifat formal dalam artian
mempunyai organisasi sosial yang
teratur serta dalam bimbingan orang
dewasa.
4. Klik (clique), para anggotanya
selalu merencanakan untuk
mengerjakan sesuatu secara
bersama yang bersifat positif dan
tidak menimbulkan konflik sosial.
FUNGSI PEER GROUP

1. Fungsi Positif
a. Sebagai Sumber Informasi, kelompok sebaya
memberikan perspektif di luar sudut pandang
individu. Anggota di dalam kelompok sebaya
juga belajar mengembangkan hubungan
dengan orang lain dalam sistem sosial. Teman
sebaya, terutama anggota kelompok, menjadi
rujukan sosial yang penting untuk mengajarkan
adat istiadat, norma sosial, dan ideologi yang
berbeda kepada anggota lain.
b. Mengajarkan Peran Gender,
kelompok sebaya juga dapat
berfungsi sebagai tempat untuk
mengajarkan peran gender kepada
anggota. Melalui sosialisasi peran
gender, anggota kelompok belajar
tentang perbedaan jenis kelamin,
dan ekspektasi sosial dan budaya.
c. Berfungsi sebagai Tempat Berlatih
Hingga Dewasa, kelompok sebaya
remaja memberikan dukungan saat
remaja berasimilasi hingga dewasa.
Perubahan besar meliputi mengurangi
ketergantungan pada orang tua,
meningkatkan perasaan mandiri, dan
terhubung dengan jaringan sosial yang
jauh lebih besar.
d. Mengajarkan Persatuan dan Perilaku Kolektif
dalam Hidup, kelompok sebaya memberikan
pengaturan sosial yang berpengaruh di mana
norma kelompok dikembangkan dan ditegakkan
melalui proses sosialisasi yang
mempromosikan kesamaan dalam kelompok.
Kohesi kelompok sebaya ditentukan dan
dipertahankan oleh faktor-faktor seperti
komunikasi kelompok, konsensus kelompok,
dan kesesuaian kelompok mengenai sikap dan
perilaku.
e. Pembentukan Identitas,
kelompok teman sebaya (friends
group) dapat membantu individu
membentuk identitasnya sendiri.
Pembentukan identitas adalah
proses perkembangan di mana
seseorang memperoleh rasa diri.
FUNGSI NEGATIF

a. Tekanan Teman, istilah tekanan


teman sebaya sering digunakan
untuk menggambarkan kejadian di
mana seseorang merasa tertekan
secara tidak langsung untuk
mengubah perilakunya agar sesuai
dengan teman sebayanya. Merokok
dan minum di bawah umur adalah
dua contoh paling terkenal.
b. Masalah Masa Depan, keberhasilan
hubungan teman sebaya terkait dengan
perkembangan psikologis di kemudian
hari dan pencapaian akademis . Oleh
karena itu, jika seseorang tidak memiliki
hubungan teman sebaya yang berhasil,
hal itu dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan dan prestasi akademik
yang buruk - mungkin bahkan setelah
menyelesaikan gelar sekolah menengah.
c. Perilaku Berisiko, beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa
kelompok sebaya adalah agen yang
kuat dari perilaku berisiko di masa
remaja. Remaja biasanya mengganti
keluarga dengan teman sebaya
terkait kegiatan sosial dan rekreasi,
dan banyak perilaku bermasalah
terjadi dalam konteks kelompok ini.
d. Agresi dan Perilaku Prososial, perilaku
sosial dapat dipromosikan atau dihalangi
oleh kelompok sosial, dan beberapa
penelitian menunjukkan bahwa agresi dan
prososialitas rentan terhadap pengaruh
teman sebaya.
e. Pergaulan Bebas, masa remaja juga
ditandai dengan perubahan fisik, emosi
baru, dan dorongan seksual, dan remaja
cenderung berpartisipasi dalam aktivitas
seksual.
Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai