Anda di halaman 1dari 60

HUKUM ACARA PERADILAN

PAJAK
Oleh
Drs . Djasim Siswojo, SH, MH, MBA,
MM
PENGADILAN PAJAK
1. Mempunyai Tugas dan wewenang memeriksa dan
memutus sengketa Pajak.
2. Peradilan Pajak merupakan peradilan tingkat pertama dan
terakhir dalam memeriksa dan memutus sengketa pajak.
3. Sengketa pajak -> adalah sengketa yg timbul bidang
perpajakan antara WP (Penanggung Pajak) dengan pejabat
Pajak yg berwenang ,sebagai akibat di keluarkan
keputusan :
yg dapat diajukan banding atau gugatan kepada
pengadilan Pajak Bdsk Prt Per-u2n perpajakan termasuk
gugatan pelaksanaan penagihan Pajak dengan surat Kuasa.
SUMBER PENDAPATAN NEGARA
1. Pajak.
2. Kekayaan sumber alam.
3. Retribusi.
4. Iuran.
5. Bea dan Cukai.
6. Sumbangan.
7. Laba dari BUMN / D.
8. Sumber-sumber lain yang sah
PERADILAN ADMINSTRASI PAJAK
1. Ada 2 (dua) pihak yaitu : Wajib Pajak dan Aparat
Pajak (Piscus).
2. Dibagi 2 (dua) yaitu : Peradilan pajak tidak murni dan
Peradilan Pajak Murni.
Peradilan pajak tidak murni -> melibatkan dua pihak
yaitu WP yang membayar pajak dan Fiskus orang yg
mengambil Pajak.
Landasan Hukum : adalah pasal 25 dan 26 UU No: 6
tahun 1983 diubah UU NO :9 Tahun 1994 tentang
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan
LANJUTAN
Peradilan pajak murni -> melibatkan 3 pihak
yaitu WP, Fiskus dan Hakim Pajak.
Landasan Hukumnya adalah :
Pasal 27 UU NO : 6 Tahun 1983 jo UU NO : 9
tahun 1994 jo UU NO : 17 Tahun l997 tentang
Badan penyelesaian sengketa pajak yaitu UU
NO : 14 Tahun 2002 tentang Pajak.
PIHAK YG DAPAT AJUKAN KEBERATAN

1. Wajib pajak Badan atau Pengurus.


2. WP orang Pribadi atau yang bersangkutan.
3. Pihak yang di potong oleh pihak ke-3.
4. Pihak kuasa yang di tunjuk 1-3.
HAL-HAL YG DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN

1. Surat ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).


2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT).
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN).
5. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ke
tiga.
HAK WP DALAM KEBERATAN

• Sebelum ajukan keberatan :

a. Meminta dasar pengenaan Pajak.


b. Meminta dasar perhitungan Rugi.
c.Meminta dasar pemotongan dan
pemungutan
3 CARA PENGAJUAN KEBERATAN
• Disampaikan kepada Kakan Pelayanan Pajak anda
terdaftar atau dikukuhkan sebagai PKP dengan cara :
a. penyampaikan secara langsung (bukti penerimaan
surat keberatannya adalah bukti penerimaan surat).
b. Melalui Pos dengan bukti pengiriman surat (Bukti
penerimaan surat keberatannya adalah bukti
pengiriman surat).
c. Dengan cara lain :
1. Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
dengan bukti pengiriman surat.
2. e-Filing melalui penyedia jasa Aplikasi
(Application Service Provider) atau yang di
sediakan oleh Direktorat Jendral Pajak.
Bukti penerimaan surat keberatannya adalah
bukti penerimaan Elektronik.
SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN
1. Diajukan secara tertulis bahasa indonesia.
2. Menyebutkan jumlah pajak yg terutang,dipotong/dipungut/rugi menurut
anda disertai alasan yg menjadi dasar penghitungan.
3. 1 keberatan untuk 1 SKP per jenis pajak, 1 pemotongan pajak atau 1
pemungutan pajak.
4. Telah melunasi pajak yg harus dibayar paling sedikit sejumlah yg telah anda
setujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
5. Diajukan jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim SKP atau sejak tanggal
pemotongan atau pemungutan pajak pihak ke 3 kecuali ada dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat di penuhi karena
keadaan yang luar biasa.
6. Surat Keberatan di tanda tangani oleh pemohon dan dalam hal surat
keberatan ditandatangani oleh Bukan WP Surat Keberatan tersebut harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus.
SURAT KEBERATAN TIDAK MEMENUHI SYARAT :
• Tidak dianggap sbg surat keberatan.(karena tidak
sesuai 1-6 tersebut diatas)
• Diberikan penolakan secara Formal melalui surat biasa
paling lambat 1 bulan sejak surat diterima.
• Surat keberatan tidak memenuhi syarat formal diberi
kesempatan untuk memperbaiki batas waktu 3 bln
setelah tgl SKP.
• Jangka waktu lewat 3 bln tidak di perbaiki kecuali force
majeur.
• Dapat ajukan permohonan PK ke MA.
SURAT KEBERATAN DISAMPAIKAN
• Secara langsung ke KPP tempat wajib pajak
terdaftar.
• Diterima tgl saat surat di tempat pelayanan ter
padu di KPP. WP saat menerima bukti peneri
maan Surat Keberatan.
• Surat keberatan di terima secara fisik petugas
DJP.
• Disampaikan lewat POS harus ada bukti.
JANGKA WAKTU AJUKAN KEBERATAN

1. 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPKB, SKPKBT,


SKPLB dan SKPN dan dipotong pihak ke 3.
2. Disampaikan langsung ke KPP jangka waktu 3
(tiga) bulan sejak tanggal SKPKB., SKPKBT,
SKPLB, SKPN dan dipotong pihak ke-3.
3. Disampaikan lewat Pos (pos tercatat) jangka
waktu 3 bulan sejak SKPKB, SKPKBT, SKPLB,
SKPN sejak di potong pihak ke3 dengan tanggal
bukti pengiriman lewat Pos dan Giro.
WP DAPAT MINTA PENJELASAN DALAM
AJUKAN KEBERATAN
1. WP dapat meminta penjelasan atau keterangan
Tambahan.
2. Ka KPP wajib memberi penjelasan secara tertulis
yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan atau
pungutan.
3. WP memperhatikan jangka waktu ajukan keberatan,
WP dapat menyampaikan alasan Tambahan.
4. Penjelasan Tertulis sebelum putusan atas keberatan.
PUTUSAN ATAS KEBERATAN
1. Ka KPP/Ka Kanwil/Dirjen Pajak beri putusan
jangka waktu 12 bulan sejak di terimanya
keberatan.
2. Keputusan Surat keberatan harus di terbitkan
dalam jangka waktu selambatnya 3 bulan sejak
jangka waktu 12 bulan terakhir.
3. Apabila jangka waktu 12 bulan Ka
KPP/KaKanwil/Dirjen Pajak tidak memberikan
keputusan maka dianggap di terima.
LANJUTAN
4. Keputusan :
a. Menerima seluruhnya *).
b. Menerima sebagaian *).
c. Menolak.
d. Menambah besarnya pajak yang terutang.
Sanksi :
e. Dikabulkan seluruhnya - > Tidak ada sanksi.
f. Dikabulkan sebagian - > 50 % dari jumlah pajak bdsk keputusan keberatan dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum ajukan keberatan.
CATATAN : pengajuan keberatan tidak menunda pembayaran pajak dengan demikian
penagihan pajak tetap dilaksanakan dan bila tidak puas atas putusan tersebut wajib
pajak dapat mengajukan BANDING
*). WP diberikan imbalan bunga dalam hal WP tidak mengajukan Banding ke Pengadilan
Pajak.
DASAR HUKUM KEBERATAN
1. Pasal 25 UU No : 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum & Tata Cara Perpajakan yang diubah
beberapa kali terakhir dengan UU No : 16 Tahun
2009.
2. Pasal 28, 29,30,31 dan 33 PP No: 74 Tahun 2011
tentang Tata cara pelaksanaan Hak dan pemenuhan
kwajiban perpajakan.
3. Peraturan DJP PER – 52/PJ /2010 Tentang Tata Cara
Pengajuan & Penyelesaian Keberatan PPh, PPn
dan/atau PPnBM.
MASALAH-MASALAH KEBERATAN
• WP tidak siap data, informasi, catatan ,dokumen pengajuan
keberatan.
• WP tidak memenuhi syarat formal dan materiil.
• WP terlambat ajukan permohonan keberatan yaitu lewat 3
bulan.
• WP memiliki interprestasi dan pemahaman yang le mah
terhadap peraturan perpajakan.
• Pihak 3 yang menjadi wakil wajib pajak tidak meme nuhi
syarat KMK.576/KMK.04/2001 dan Kep DJP nomor :
188/PJ/2001.
• Komunikasi WP dan Fiscus tidak berjalan dengan baik.
STRATEGI DIDALAM PROSES KEBERATAN
1. Diajukan ke KPP tempat wajib Pajak terdaftar.
2. Diajukan tidak melewati dari 3 bulan.
3. Surat keberatan di buat dalam bahasa Indonesia.
4. di Buat untuk masing2 SKP , satu SKP hanya satu Surat Keberatan.
5. Menyebut kan jumlah pajak yang terutang, jumlah rugi.
6. Menyebutkan alasan pengajuan keberatan.
7. Surat keberatan di tanda tangani oleh yang berwenang.
8. Jika di tanda tangani pihak lain harus dilampiri surat kuasa khusus.
9. Pastikan materi akan diajukan keberatan memiliki alasan yang kuat.
alasan yang mendukung adalah :

a. Bukti pendukung yang kuat (Valid).


b. LandasanHukum (sesuai masalah tersebut).
WAJIB PAJAK HARUS MENGETAHUI :
Sebelum diajukan ketahui dulu :
1. Butir –butir yang akan di koreksi oleh Fiscus.
2. Alasan fiscus melakukan koreksi.
3. Dasar hukum yang digunakan fiscus untuk membuat koreksi.
4. Alasan yang disampaikan dalam surat keberatan harus tepat.
5. Keberatan di tolak. WP dapat mengajukan banding pajak ke
Peradilan Pajak.
6. Untuk sengketa formal maupun materiil sangat menentukan
akhir putusan banding.
UPAYA HUKUM BANDING
1. Tidak puas atas keputusan Keberatan Oleh
Pejabat Pajak.
2. Diajukan kepada Peradilan Pajak.
3. Oleh Wajib Pajak (WP).
4. Oleh WP Badan Hukum Perdata.
5. Banding Pajak diajukan Kepada Peradilan
Pajak. (sama dengan urut nomor 2)
KETENTUAN FORMAL
1. Diatur dalam UU Peradilan Pajak.
2. WP mengajukan permohonan banding hanya kepada
Peradilan Pajak terhadap satu Keputusan keberatan yang
ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
3. Putusan Peradilan pajak bukan merupakan keputusan TUN.
4. Pengajuan permohonan banding tidak menunda
pembayaran pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
5. Syarat Formal - > diajukan ke Pengadilan Pajak, secara
tertulis dalam bahasa Indonesia, diajukan WP, Ahli
warisnya atau seorang Pengurus atau kuasa Hukumnya.
PEMERIKSAAN FORMAL
1. Nama wajib pajak atau pemohon banding.
2. NPWP Pemohon Banding.
3. Alamat pemohon Banding.
4. Dicocokan dengan data yang tercantum kartu NPWP atau
administrasi WP jika terjadi perbedaan WP pemohon harus
dapat menjelaskan alasannya.
5. Apabila surat banding berbeda dengan WP Non Pribadi yang
ajukan banding nama penandatangan surat bading harus
dicabut.
6. Dapat mengajukan surat pernyataan pencabutan banding
kepada pengadilan pajak.
PERMOHONAN BANDING DICABUT
1. ACC Harus dihapus dari daftar sengketa
pajak.
2. Surat Penetapan Ketua soal surat pernyataan
pencabutan yang diajukan DI persidangan
3. Putusan majelis hakim melalui pemeriksaan
terhadap surat pernyataan pencabutan
diajukan dalam sidang atas persetujuan pihak
terbanding
SYARAT PENGAJUAN BANDING
1. Mengajukan permohonan banding hanya kepada
badan peradilan pajak atas surat keputusan
keberatan.
2. Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia.
3. Diajukan paling lama 3 bulan sejak Surat keputusan
keberatan di terima.
4. Dilampiri dengan surat salinan Surat Keputusan
keberatan tersebut.
5. Terhadap 1 keputusan diajukan surat banding.
DASAR HUKUM BANDING
1. Pasal 27 UU No: 6 Tahun 1983 Tentang ketentuan
Umum dan Tata Cara perpajakan yang telah diubah
beberapa kali terakhir UU No :16 Tahun 2009.
2. Pasal 32 PP No : 74 Taun 2011 tentang Tata cara
pelaksanaan Hak & pemenuhan kewajiban
perpajakan.
3. Pasal 35, 36, 37, 38, 39 UU No : 14 Tahun 2002
Tentang Peradilan Pajak.
4. PMK-06/PMK.01/2007 Tentang Persyaratan untuk
menjadi Kuasa Hukum pada Pengadilan Pajak.
DALAM PROSES BANDING
1. Hakim melakukan pemeriksaan Formal lebih dahulu sebelum
memeriksa materi sengketa.
2. Permohonan banding tidak akan di proses lebih lanjut oleh
Pengadilan tanpa pemeriksaan materi sengketa.
3. Apakah banding WP tidak memenuhi ketentuan formal yang
telah di tetapkan.
4. Apabila tidak memenuhi ketentuan formal, maka Pengadilan
Pajak ataupun keputusan keberatan harus batal demi Hukum.
5. Maka permohonan banding WP dapat diterima seluruhnya
atau sebagian terantung hasil pemeriksaan keseluruhan
hakim peradilan Pajak.
CARA AJUKAN GUGATAN
1. Diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia.
2. Jangka waktu gugatan teradap pelaksanaan penagihan Pajak 14
hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan.
3. Jangka waktu untuk ajukan gugatan terhadap keputusan lain
gugatan titik 2 adalah 30 hari sejak tanggal diterima keputusan
yang di gugat.
4. Jangka waktu tersebut tidak mengikat apabila keadaan Fore
Mejeure/keadaan luar biasa dari kekuasaan penggugat.
5. Perpanjangan waktu titik 4 adalah 14 hari terhitung sejak
berakhir keadaan luar biasa kekuasaan Penggugat.
6. Terhadap 1 pelaksanaan penagihan atau 1 keputusan diajukan
surat gugatan.
LANJUTAN I
7. Gugatan dapat diajukan oleh Penggugat,ahli
warisnya, seorang pengurus atau kuasa hukum nya
dengan di sertai alasan2 yang jelas mencantumkan
tanggal di terima, pelaksanaan penagihan atau
keputusan yang digugat dilampiri salinan dokumen
yang digugat.
8. Bila selama proses gugatan penggugat meninggal
dunia gugatan dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya,
kuasa Hukumnya dari ahli warisnya atau
pengampunya dalam hal penggugat pailit.
LANJUTAN KE 2
9. Apabila selama proses gugatan penggugat melakukan penggabungan, peleburan pemecahan ,
pemekaran usaha atau likuidasi, permohonan dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima
pertanggungawaban karena penggabungan , peleburan, pemecahan dan pemekaran usaha atau
likuidasi.
10. Gugatan dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada Pengadilan Pajak.
11. Gugatan yang dicabut dihapus dari daftar sengketa :
- Dengan penetapan Ketua dalam hal surat pernyataan pencabutan diajuakan sebelum sidang.
- putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan surat pencabutan diaukan setelah sidang
atas persetuan tergugat.
12. Gugatan yang telah d cabut melalui penetapan atau putusan majelis tidak dapat diajukan kembali.,
dan gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya penagihan pajak atau kewajiban
perpajakan
13. Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan penagihan pajak ,ditunda selama
pemeriksaan sengketa pajak sedang berjalan sampai ada putusan peradilan Pajak.
14. Permohonan tersebut dapat diajukan sekaligus dalam gugatan dan dapat di putus lebih dahulu dari
pokok sengketanya.
15. Permohonan penundaan terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakbatkan kepentingan
penggugat sangat di rugikan jika pelaksanaan penagihaan Pajak yang di gugat dlaksanaan.
PERSIAPAN PERSIDANGAN
1. Pengadilan Pajak meminta Surat Banding atau surat Tanggapan atas Surat
banding atau surat Gugatan kepada Terbanding / Tergugat dalam jangka
waktu 14 hari sejak tanggal diterima surat banding / Surat Gugatan.
2. Dalam hal pemohon Banding mengirim surat atau dokumen susulan kepada
pengadilan Pajak jangka waktu 14 hari di hitung sejak tanggal diterima surat /
dokumen susulan itu.
3. Terbanding/tergugat menyerahan surat Tanggapan dalam jangka waktu
- 3 bulan sejak tanggal dikirim permintaan Surat Banding atau.
- 1 bulan sejak tanggal di kirim permintaan Surat Tanggapan.
4. Salinan surat tanggapan oleh pengadian pajak dikirim kepada pemohon
Banding atau penggugat dalam angka waktu 14 hari sejak tanggal diterima.
5. Pemohon banding atau penggugat dapat menyerahkan surat Bantahan
kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 30 hari sejak tanggal diterima
salinan surat tanggapan.
LANJUTAN
6. Salinan surat bantahan dikirim kepada Terbanding atau tergugat
jangka waktu 14 hari sejak tanggal di terima surat bantahan.
7. Bila terbanding atau tergugat atau pemohon banding atau
penggugat memenuhi hal tersebut pengadilan pajak tetap
melanjutkan pemeriksaan banding atau gugatan.
8. Majelis Hakim /HakimTunggal bersidang pada hari yang di
tentukan dan memberitahukan hari sidang kepada para pihak yang
bersengketa.
9. Majelis /Hakim tunggal sudah mulai sidang jangka waktu 6 bulan
sejak tanggal di terimanya surat Banding.
10. Dalam hal gugatan Majelis Hakim/Hakim tunggal sudah mulai
sidang jangka waktu 3 bulan sejak tanggal di terima surat gugatan
ACARA PEMERIKSAAN BIASA
1. Hakim nya harus majelis hakim, untuk keperluan pemeriksaan
hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk
umum.
2. Sebelum pemeriksaan pokok sengketa dimulai Majelis Hakim
melakukan pemeriksaan mengenai kelengkapan dan/atau
kejelasan Banding atau gugatan.
3. Bila banding atau gugatan tidak lengkap dan atau tidak jelas
sepanjang bukan merupakan persyaratan kelengkapan dan atau
kejelasan dapat diberikan dalam persidangan.
4. Hakim ketua memanggil terbanding atau tergugat dan dapat
memanggil pemohon banding atau penggugat untuk
memberikan keterangan lisan.
LANJUTAN KE 1
5. Dalam hal pemohon banding atau tergugat membertahukan akan hadir dalam
persidangan,maka hakim ketua memberitahu tanggal dan hari sidang kepada
pemohon banding atau penggugat.
6. Hakim ketua menjelaskan masalah yang di sengketakan kepada pihak-pihak
yang bersengketa.
7. Majelis Hakim menanyakan kepada terbanding atau tergugat mengenai hal2
yang dikemukakan pemohon Banding atau penggugat dalam surat banding
atau surat gugatan dan dalam surat bantahan.
8. Bila majelis memandang perlu pemohon banding/penggugat hadir dalam
persidangan hakim meminta pemohon banding atau penggugat untuk
memberikan keterangan yang di perlukan dalam penyelesaian sengketa pajak.
10. Atas permintaan salah satu pihak yang bersengketa atau karena jabatan
Hakiim Ketua memerintahkan saksi untuk hadir dan di dengar keterangannya
dalam persidangan.
LANJUTAN KE 2
11. Saksi yang di perintahkan Hakim ketua wajib datang di
persidangan dan tidak di wakilkan.
12. Saksi tidak datang meskipun tidak datang sudah di panggil
secara patut dan majelis Hakim dapat memutuskan tanpa
mendengarkan keterangan saksi hakim ketua melanjutkan
persidangan.
13. Saksi tidak datang tanpa alasan yang dapat di
pertanggungjawabkan meskipun telah di panggil secara patut,
hakim mempunyai alasan yang cukup untuk menyangka bhw
saksi sengaja tidak datang serta hakim tidak dapat mengambil
putusan tanpa keterangan dari saksi maka hakim Ketua meminta
bantuan polisi untuk membawa saksi ke persidangan.
LANJUTAN KE 3
14. Saksi di panggil ke persidangan seorang demi
seorang kemudian Hakim Ketua menanyakan saksi
nama lengkap, tempat lahir, umur tanggal lahir,
kelamin, kewarganegaraan, tempat tinggal Agama
pekerjaan hubungan keluarga, hubungan kerja
dengan pemohon banding/penggugat atau dengan
terbanding terguggat.
15. Sebelum memberi keterangan saksi wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut agama
atau kepercayaan.
LANJUTAN KE 4
16.Pertanyaan yang diajukan kepada saksi oleh salah
satu pihak di sampaikan melalui Hakim Ketua, bila
pertanyaan menurut pertimbangan hakim ketua tidak
ada kaitannya dengan sengketa pertanyaan ditolak.
17. Bila pembanding atau penggugat atau saksi tidak
paham bahasa indonesia maka ketua menunjuk ahli
alih bahasa dan mereka harus di sumpah.
18. Bila saksi bisu dan atau tuli tdk dapat menulis,hakim
menunjuk orang yang pandai bergaul dengan
pemohon banding mereka disumpah.
PEMERIKSAAN ACARA CEPAT
1. Sengketa pajak tertentu.
2. Gugatan yang tidak diputus dalam jangka waktu 6
bulan sejak gugatan diterima.
3. Tidak dipenuhinya salah satu pasal 84 ayat (1) atau
kesalahan tulis dan atau kesalahan hitung dalam
putusan Pengadilan Pajak.
4. Sengketa berdasarkan pertimbangan hukum bukan
merupakan wewenang Pengadilan pajak. Sengketa
pajak tertentu -> sengketa pajak banding atau
gugatan yang tidak memenuhi ketentuan.
ALAT BUKTI DALAM PASAL 69

1. SURAT ATAU TULISAN.


2. KETERANGAN AHLI.
3. KETERANGAN PARA SAKSI.
4. PENGAKUAN PARA PIHAK DAN / ATAU.
5. PENGETAHUAN HAKIM.

Keadaan yang telah di ketahui oleh Umum tidak perlu


di buktikan.
HASIL KEPUTUSAN
1. Dikabulkan seluruhnya *).
2. Dikabulkan sebagian *).
3. Ditolak.
4. Bertambah besarnya jumlah pajak yang masih harus
dibayar.
5. Membetulkan kesalahan tulis dan/atau kesalahan
hitung yang menambah pajak masih harus dibayar.
*). WP diberikan imbalan bunga dalam hal WP tidak
mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
PELAKSANAAN PUTUSAN
1. Putusan pengadilan pajak langsung dapat dilaksanakan
dengan tidak memerlukan lagi putusan pejabat yang
berwenang kecuali peraturan per-u2an mengaturnya.
2. Bila putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian
atau seluruh banding kelebihan pembayaran pajak di
kembalikan dengan di tambah imbalan bunga 2 %
sebulan paling lama 24 bulan sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Salinan penetapan Pengadilan Pajak di kirim kepada para
pihak dengan surat jangka waktu 30 hari sejak putusan
diucapkan atau 7 hari sejak putusan sela di ucapkan.
LANJUTAN KE 1
3. Putusan pengadilan Pajak harus di laksanakan
oleh pejabat yang berwenang dalam jangka
waktu 30 hari terhitung sejak tanggal diterima
putusan.
4. Pejabat yang tidak melaksanakan putusan
pengadilan pajak dalam jangka waktu 30 hari
maka dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan – ketentuan mengenai kepegawaian
yang berlaku.
PENINJUAN KEMBALI ( PK)
• Ketentuan Umum :
1. Permohonan PK hanya dapat dilakukan 1 kali ke MA
melalui Pengadilan Pajak.
2. Permohonan PK tidak menangguhkan atau
menghentikan pelaksanaan putusan Pengadilan Pajak.
3. Permohonan PK dapat dicabut sebelum diputus dan
jika sudah dicabut, maka tidak dapat di ajukan kembali.
4. Hukum acara yang berlaku dalam pemeriksaan PK
adalah UU No: 14 tahun 1985 tentang MA kecuali
diatur secara Khusus dalam UU Pajak.
LANJUTAN
5. Permohonan PK diajukan oleh pemohon secara
tertulis dengan menyebutkan sejelas-jelasnya
alasan yang di jadikan dasar permohonan.

6. Permohonan PK harus diajukan sendiri oleh


para pihak yang berperkara atau ahli warisnya
atau seorang wakilnya yang secara khusus di
kuasakan untuk itu.
JANGKA WAKTU RIKSAAN DAN KEPUTUSAN
PERMOHONAN PK
1. Jangka waktu 6 bulan sejak permohonan PK
diterima MA telah mengambil putusan dalam hal
pengadilan Pajak mengambil putusan melalui
pemeriksaan biasa.
2. Jangka waktu 1 bulan sejak permohonan PK di
terima MA telah mengambil putusan dalam hal
pengadilan Pajak mengambil putusan riksaan
cepat.
3. Putusan atas permohonan PK harus di ucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum.
ALASAN & JANGKA WAKTU PK
1. Bila putusan pengadilan Pajak didasarkan pada
kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang di
ketahui pihak lawan setelah perkaranya diputus atau
bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana
dinyatakan berlaku.

Jangka waktunya dapat diajukan paling lama 3 bulan


terhitung sejak diketahuinya kebohongan atau tipu
muslihat atau sejak putusan hakim pengadilan
pidana memperoleh kekuatan hukum tetap.
LANJUTAN KE-1
2. Bila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan
bersifat menentukan yang bila diketahui pada tahap
persidangan di pengadilan pajak akan menghasilkan
putusan yang berbeda.

Jangka waktu dapat di ajukan paling lambat 3 bulan


terhitung sejak di temuan surat-surat bukti yang hari
dan tanggal ditemukan harus dinyatakan di bawah
sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.
LANJUTAN KE-2
3. Bila telah di kabulkan suatu hal yang tidak di
tuntut atau lebih dari pada yang di tuntut.
Jangka waktu paling lambat 3 bulan sejak putusan
hakim dikirim.

4. Bila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum


diputus tanpa mempertimbangkan sebab2nya.
Jangka waktu dapat diajukan paling lama 3 bulan
sejak putusan Hakim di kirim.
LANJUTAN KE-3
5. Bila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Jangka waktu paling lambat 3 bulan sejak putusan hakim di


kirim.
Dasar Hukum peninjauan kembali (PK) adalah :
a. UU Nomor : 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
b. UU nomor :14 Tahu 1985 tentang MA telah diubah
dengan UU Nomor : 3 tahun 2009.
PUTUSAN MA TENTANG PK
1. MA memutus dengan jangka waktu 6 bulan sejak
permohonan PK di terima oleh MA telah mengambil
putusan dalam hal Pengadilan Pajak mengambil
putusan melalui pemeriksaan acara biasa.
2. Dalam jangka waktu 1 bulan sejak permohonan PK
diterima MA telah mengambil Putusan dalam hal
pengadilan Pajak mengambil putusan melalui acara
cepat.
3. Putusan PK oleh MA harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum.
TH 2015 SANKSI PAJAK UNTUK PEMBINAAN
WAJIB PAJAK
Ada sanksi administrasi atas keterlambatan penyampaian surat
pemberitahuan (SPT), pembetulan SPT, Keterlambatan
pembayaran atau penyetora pajak, yg dilakukan tahun 2015
memperoleh pengurangan atau penghapusan sanksi
administratip.
Dasar Hukumnya : pasal 36 ayat 1 huruf a UU NO: 6 tahun 1983
tentang ketetuan Umum dan tata cara perpajakan yg telah
dirubah beberapa kali yg terakhir UU NO :16 Tahun 2009.
Permen keuangan No : 91/PMK.03/2015 tentang pengurangan
atau penhapusan sanksi administratif atas keterlambatan
penyampaian surat pemberitahuan, pembetulan dan
keterlambatan atau penyetoran Pajak.
SANKSI ADMINISTRATIF DIKURANGI DAN
DIHAPUS
Berupa bunga atau denda yang terutang sesuai
ketentuan pasal 7, 8 ayat 2, ayat 2a, pasal 9 ayat
2b atau pasal 14 ayat 4 UU KUP.
BATASAN PENGURANGAN DAN PENGHAPUSAN
SANKSI ADMINISTRATIF :
1. Terlambat penyampaian SPT tahunan PPH
untuk tahun Pajak 2014 dan sebelumnya dan /
atau SPT masa untuk masa Pajak Desember
2014 dan sebelumnya.
LANJUTAN
2. Keterlambatan pembayaran/penyetoran atas kekurangan
pembayaran pajak yg terutang atas dasar SPT tahunan PPh
untuk ttahun Pajak 2014 dan sebelumnya.
3. Keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak yg
terutang untuk saat atau masa pajak sebagaimana
tercantum dalam SPT masa untuk masa Pajak Desember
2014 dan sebelumnya.
4. Pembetulan yg dilakukan dengan kemauan sendiri atas SPT
tahunan dan PPh untuk tahun pajak 2014 dan sebelumnya
yaitu desember 2014 yang berakibat utang pajak menjadi
besar.
CARA MEMPEROLEH & SYARAT YG DIPENUHI

Untuk memperoleh atau penghapusa sanksi


administratif ajukan permohonan ke Dirjen Pajak.
SYARAT YANG HARUS DI PENUHI :
1. Satu permohonan untuk satu Surat Tagihan Pajak
(STP).
2. Ajukan secara tertulis dengan bahasa indonesia.
3. Di tanda tangani sendiri tidak boleh dikuasakan.
4. Disampaikan ke Kantor pelayanan Pajak (KPP)
tempat terdaftar.
DOKUMEN YANG DI LAMPIRKAN
1. Surat pernyataan tentang keterlambatan penyampaian SPT,
keterlambatan pembayaran pajak, pembetulan SPT dilakukan
karena kekilapan bukan kesalahan di tanda tangani diatas
meterai.
2. Foto kopi bukti penerimaan atau bukti pengiriman surat sebagai
bukti penerimaan penyampaian SPT atau SPT pembetulan.
3. Foto kopi SPT atau SPT pembetulan atau print uot SPT atau SPT
pembetulan bentuknya dokumen elekronik.
4. Fotokopi Surat Setor Pajak (SSP) atau sarana adminisi lainnya
sebagai bukti pelunasan kurang bayar dalam SPT atau SPT
pemebetulan atau FC STP
ADA KETENTUAN LAIN YG DIPENUHI

1. Sanksi administrasi dalam STP belum dibayar.


2. Sanksi administrasi dalam STP sudah dibayar
sebagian.
Dalam sanksi administrasi dalam STP telah di
perhitungkan dengan kelebihan pembayaran
pajak yg dilakukan melalui potongan SPM dan
atau transfer pembayaran, sanksi administrasi
dalam STP dianggap dibayar oleh wajib pajak.
BERAPA KALI PERMOHONAN UNTUK SATU
STP
1. Dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali.
2. Kedua dapat diajukan setelah surat keputusan
atas permohonan pertama di kirim.
LAMA PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN :
Permohonan telah memenuhi ketentuan dan
syarat2nya maka Dirjen Pajak memberikan
pengurangan penghapusan sanksi administrasi
dengan Skep paling lama 6 bulan sejak tanggal di
terimanya permohonan.
BAGAIMANA PROSES PENAGIHAN
Dalam hal pengajuan permohonan untuk
penghapusan pajak, maka tindakan petugas
penagihan pajak atas STP yang dalam proses
permohonan sementara di tangguhkan
menunggu putusan permohonan yang
bersangkutan dari Dirjen Pajak.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai