Anda di halaman 1dari 10

Budaya Kebidanan

Martiningsih S.ST,M.Kes
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi sekarang
ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus memperhatikan
aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah
kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial
budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Seorang bidan harus siap fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan
yang siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola
kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat. Ditambah lagi
tantangan yang dihadapi bidan di pedesaan adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena
itu, kemampuan mengenali masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar
yang harus dimiliki bidan.
Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat perlu mempelajari
sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan,
adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Kehamilan
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu untuk menjaga pertumbuhan dan
kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (antenatal care) penting untuk mengetahui
dampak kesehatan bayi dan ibu. Masih banyak ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan ke bidan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami
oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang karena kasusnya sudah terlambat dapat
membawa kematian. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun
dokter.
Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan
Kelahiran, Nifas dan Bayi Baru Lahir
Masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia berkaitan erat dengan faktor sosial
budaya masyarakat, seperti tingkat pendidikan penduduk, khususnya wanita dewasa yang masih rendah,
keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendah, dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari
rumah-rumah penduduk, kebiasaan-kebiasaan dan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang kurang
menunjang dan lain sebagainya. Tingkat kepercayaan masyarakat kepada petugas kesehatan, dibeberapa
wilayah juga masih rendah. Mereka masih percaya kepada dukun karena kharismatik dukun tersebut
yang sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong kepada ibu dukun. Di
daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan
yang biasanya dilakukan di rumah.
Pendekatan Melalui Budaya dan Kegiatan Kebudayaan Kaitannya
dengan Peran Seorang Bidan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai
peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan
ibu dan anak di wilayah kerjanya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat
khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan
usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran
serta tanggung jawabnya.
Menurut Departemen Kesehatan RI, fungsi bidan di wilayah kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, mengenai persalinan, pelayanan keluarga berencana, dan
pengayoman medis kontrasepsi.

2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai
dengan permasalahan kesehatan setempat.

3.  Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.

4.  Membina kelompok dasa wisma di bidang kesehatan.

5.  Membina kerja sama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya masyarakat.

6.  Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan lainnya.

7.  Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha
mengatasi sesuai dengan kemampuannya.
Melihat dari luasnya fungsi bidan tersebut, aspek sosial-budaya perlu diperhatikan oleh bidan. Sesuai kewenangan
tugas bidan yang berkaitan dengan aspek sosial-budaya, telah diuraikan dalam peraturan Menteri Kesehatan No.
363/Menkes/Per/IX/1980 yaitu: Mengenai wilayah, struktur kemasyarakatan dan komposisi penduduk, serta sistem
pemerintahan desa dengan cara:

1. Menghubungi pamong desa untuk mendapatkan peta desa yang telah ada pembagian
wilayah pendukuhan/RK dan pembagian wilayah RT serta mencari keterangan tentang penduduk dari masing-
masing RT.
2. Mengenali struktur kemasyarakatan seperti LKMD, PKK, LSM, karang taruna, tokoh masyarakat, kelompok
pengajian, kelompok arisan, dan lain-lain
3. Mempelajari data penduduk yang meliputi:
• Jenis Kelamin
• Usia
• Mata Pencaharian
• Pendidikan
• Agama
4. Mempelajari peta desa
5. Mencatat jumlah KK, PUS, dan penduduk menurut jenis kelamin dan golongan

Agar seluruh tugas dan fungsi bidan dapat dilaksanakan secara efektif, bidan harus mengupayakan hubungan yang
efektif dengan masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan hubungan yang efektif adalah komunikasi. Kegiatan bidan
yang pertama kali harus dilakukan bila datang ke suatu wilayah adalah mempelajari bahasa yang digunakan oleh
masyarakat setempat. Kemudian seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi
tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan
nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai peran yang
sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah
kerjanya. Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang perlu mempelajari sosial-budaya
masyarakat yang meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-
hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai