Lung Cancer
Farmakoterapi II Kelompok 1
Kelompok 1
Ferry Syah Hijrah
Ziaun Najla
Putra Maulidya
1908109010030 1908109010035 1908109010038
c
1. Kanker Paru karsinoma bukan sel kecil
(Non Small Cell Lung Cancer)
c
Epidemiologi
❏ Kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki.
❏ Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru pada tahun 2007
dan 160.390 kematian akibat kanker paru.
❏ Berdasarkan data WHO, kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-laki di
Indonesia, dan terbanyak kelima untuk semua jenis kanker pada perempuan Kanker paru
juga merupakan penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada laki-laki dan kedua
pada perempuan.
Epidemiologi
❏ Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 RS di Jakarta, kanker paru merupakan
kasus terbanyak pada laki-laki dan nomor 4 terbanyak pada perempuan tapi merupakan
penyebab kematian utama pada laki-laki dan perempuan.
❏ Data registrasi kanker Rumah Sakit Dharmais tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa
kanker trakea, bronkus dan paru merupakan keganasan terbanyak kedua pada pria
(13,4%) setelah kanker nasofaring (13,63%) dan merupakan penyebab kematian akibat
kanker terbanyak pada pria (28,94%)
Epidemiologi
ETIOLOGI KANKER PARU
Merokok diduga menjadi penyebab utama kanker paru. Namun, tidak semua orang
yang terkena kanker paru-paru adalah perokok. Kanker paru dapat disebabkan oleh
polusi udara, paparan zat karsinogen di tempat kerja seperti asbestos, kromium,
hidrokarbon polisiklik dan gas radon yang ditemukan secara alami dalam batu, air
serta perokok pasif. Risiko kanker paru dapat terjadi pada anak- anak yang terpapar
asap rokok selama 25 tahun. Wanita yang hidup dengan pasangan perokok juga
terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat.
Selain itu, mutasi gen juga bisa menjadi penyebab kanker ini. Beberapa orang
mewarisi mutasi DNA dari orang tua mereka yang sangat meningkatkan risiko
mereka untuk menderita kanker tertentu. Hal ini sangat berperan pada beberapa
keluarga dengan riwayat kanker paru
FAKTOR RISIKO
bersifat invasif.
TINGKATAN KANKER PARU-PARU
• Stadium I, merupakan tahap kanker yang hanya ditemukan pada paru- paru dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening sekitarnya.
• Stadium II, merupakan tahap kanker yang ditemukan pada paru-paru dan kelenjar
getah bening di dekatnya.
• Stadium III, merupakan tahap kanker yang telah menyebar ke daerah di
sekitarnya, seperti dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau kelenjar getah
bening di sisi yang sama atau pun sisi berlawanan dari tumor tersebut.
• Stadium IV, merupakan tahap kanker yang ditemukan lebih dari satu lobus paru-
paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel kanker telah menyebar juga ke
organ tubuh lainnya, misalnya ke otak, kelenjar adrenalin, hati, dan tulang.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan terkait dengan keluhan pasien (gejala klinis), riwayat penyakit dahulu, dan faktor risiko
yang berhubungan dengan kanker paru.
Pemeriksaan
Fisik
Status performa penderita yang menurun, pemeriksaan fisik paru, pembesaran kelenjar getah bening
regional, tanda-tanda metastasis jauh, sindrom vena kava superior, trombosis vena dalam dan tanda
dari sindrom paraneoplastik.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang diperlukan yaitu darah lengkap (Hb, Leukosit, Trombosit), fungsi hati, dan fungsi
ginjal. Pemeriksaan elektrolit, blood urea nitrogen, kalsium dan magnesium perlu dilakukan untuk
mengevaluasi gejala paraneoplastik.
GIS 3
4
5
PACLITAXEL
• Golongan : Obat Keras.
• Farmakologi : Menginduksi pembentukan mikrotubulus dan menghambat penguraiannya
menjadi tubulin, sehingga sel akan terhenti pada fase G2-M, dan terjadi
hambatan proliferasi sel. Kemoterapi golongan taxane juga bekerja
menghambat ekspresi onkoprotein Bcl-2, di mana perannya adalah sebagai
protein anti-apoptosis.Oleh karena itu, dengan hambatan Bcl-2 oleh taxane,
maka akan memicu terjadinya apoptosis sel kanker.
• Indikasi : kanker payudara, kanker pankreas, atau kanker paru-paru
• Kontraindikasi : hipersensitivitas, gangguan fungsi hati berat, kehamilan, menyusui
• Dosis : 100 mg/m2, selama 30 menit, pada hari ke-1, 8, dan 15 dari siklus 21 hari.
Untuk kanker paru-paru yang sudah sangat parah dosisnya 175 mg/m 2,
selama 3 jam, atau 135 mg/m2, selama 24 jam. Dosis akan diulangi kembali
tiap 3 minggu.
• Efek samping : supresi sumsum tulang belakang, disfungsi ventrikel kiri, pneumonitis,
hingga reaksi alergi berat seperti anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas
berat.
• Interaksi obat : Peningkatan risiko terjadinya infeksi yang berbahaya jika digunakan
dengan etanerceptatau fingolimod, peningkatan risik terjadinya gangguan
sumsum tulang jika digunakan dengan Deferiprone, peningkatan kadar
paclitaxel dalam darah jika digunakan dengan ketoconazole atau fluoxetine
• Merk dagang : Paxomed, Cytax, Santotaxel, Tanaxel, Paclihope, Fankopac
CISPLATIN
• Golongan : Obat Keras.
• Farmakologi : Membentuk ikatan silang dengan basa guanin pada rantai double
helix DNA sehingga mengganggu proses transkripsi dan replikasi
DNA. Hal ini mengakibatkan gangguan pembelahan sel dan
memicu kematian sel. Selain itu, cisplatin juga menyebabkan
toksisitas pada sel dengan menginduksI terjadinya stres oksidatif.
• Indikasi : Kanker paru
• Kontraindikasi : Tumor padat pada pasien dengan jumlah neutrofil awal <1500 sel/
c
n
Dari : Wahyuni (Kelompok 2)
1. Beberapa obat seperti cisplastin, carboplatin, dan gemcitabine itu juga digunakan untuk kanker lain
misal kanker serviks. Obat-obatan tersebut emang golongan obat untuk terapi kanker secara umum
atau ada yg membedakan terapi obat-obatan tersebut untuk kanker paru dan kanker lainnya?
Mungkin dari segi dosis dll?
2. Cara mengatasi efek samping seperti myelosupresi, mukositis, rambut rontok, imunosupresi,
karsinogen, nefrotoksik, dan gonadotoksik ?
c
THANK
YOU!