Anda di halaman 1dari 20

Prodi Akuntansi

Mata Kuliah : Manajemen Pajak

Drs. Agus Haryono, M.Si


Tahapan Perencanaan Pajak

1.Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)


2.Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or more
possible tax plans)
3.Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
4.Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans)
5.Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)
Analisis Informasi
Informasi adalah data yang dapat mengubah keputusan pengguna.
Dalam perencanaan pajak diperlukan informasi mengenai pajak sehingga tujuan dari perencanaan
pajak tercapai.
Oleh karena itu seorang manajer atau pihak yang bertanggung jawab harus memiliki
informasi yang cukup dan memahami kondisi dan situasi yang sedang dialami.

Informasi yang dimiliki dalam kebijakan perpajakan disuatu perusahan harus memperhatikan faktor-faktor yang
terdiri dari :
Fakta yang relevan
Fakta artinya keadaan yang sebenarnya, relevan artinya sesuai.
Jadi fakta relevan adalah keadaan yang sebanarnya yang sesuai dengan kebutuhan untuk agar
perencanaan pajak dapat dilakukan secara tepat, maka seorang manajer harus memiliki fakta yang relevan dalam
hal melakukan perencanaan pajak.
Setidaknya Seorang Manajer Harus Bisa Menentukan Dalam Hal :
= Bentuk usaha :
Bentuk usaha apakah akan dipilih, apakah bentuk usaha badan atau perseorangan. Kalau bentuk usaha yang dipilh adalah
bentuk usaha perseorangan maka akan mendapat keuntungan yaitu mudah dan murah dalam proses pembentukannya,
pemilik perusahaan mengendalikan secara langsung perusahaannya, tidak terlalu dipengaruhi oleh peraturan pemerintah,
pemilik menerima semua keuntungan dan menanggung semua kerugian usaha dan lain-lain.
Namun jika memilih bentuk usaha pereorangan akan ada kelemahan yaitu keterbatasan dalam mendapatkan modal. Apabila
modal terbatas maka keuntungan yang akan didapatkanpun akan terbatas.
Oleh karena itu pihak manajemen harus memilih diantara bentuk usaha yang diperbolehkan ini. Dalam hal perpajakan ketika
memilih perseorangan maka tarif pajak yang dikenakan yaitu terdiri dari 5%, 15%, 25% dan 30% sedangkan untuk badan
memiliki tarif tetap sebesar 12,5% dan apabila lebih dari 50 milyar peredaran usahanya dalam setahun maka dikenakan tarif
25%. Secara tarif lebih kecil tarif perseorangan daripada badan.

= Kegiatan usaha
Kegiatan usaha yang dipilih akan menentukan perlakuan perpajakannya sehingga pemilihan kegiatan usaha ini bisa
merupakan salah satu perencanaan pajak.
Contoh : Apabila yang akan dipilih kegiatan usaha dalam bidang jasa maka perlu mengetahui perlakuan perpajakan yang
berlaku pada masing-masing jenis jasa tersebut.
Perlakuan khusus tersebut yaitu jasa yang tidak terutang PPh, jasa yang terutang PPh dan perbedaan tarif pemotongannya.
Pertimbangan pengenaan PPN atas jasa pun harus diketahui yaitu jasa yang dibebaskan dari pengenaan PPN dan jasa yang
dikenakan PPN.
= Penempatan modal
Modal yang ditempatkan bukan melalui bursa efek misalnya akan mendapatkan keuntungan yaitu
tidak termasuk ke dalam objek pajak sehingga tidak perlu membayar pajak namun terdapat
kelemahan yaitu modal tidak bisa diperjualbelikan sehingga ketika menjual saham tidak akan
jualbelikan sehingga bisa mendapatkan keuntungan, namun apabila dilepas dibursa efek maka
diharuskan membayar pajak dengan tarif 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham dan
tambahan sebesar 0,5% dari nilai seluruh saham yang dimiliki pendiri.

= Fasilitas perpajakan
Fasilitas perpajakan dalam PPN misalnya berupa PPN tidak dipungut, dibebaskan atau ditanggung
pemerintah. Kesemua fasilitas itu harus diketahui oleh manajemen dan dimanfaatkan.
Misalkan perusahaan ingin memanfaatkan fasilitas pajak agar tidak dipungut PPN yaitu dengan cara
nilai transaksi dibawah satu juta, penyerahannya berupa impor, penyerahannya (jual belinya) di
kawasan berikat.
Dengan informasi ini perusahaan bisa melakukan perencanaan pajak sehingga pajak bisa lebih efisien.
= Menghindari tarif
Hal ini dapat dilakukan dengan cara salah satunya yaitu membuat badan usaha. Apabila seseorang memiliki penghasilan
yang bersumber dari perdagangan, percetakan dan konsultan maka pajak yag harus dibayar oleh Tatang misalkan akan
besar. Tetapi apabila usaha perdagangan dan percetakan yang dimiliki oleh Tatang dijadikan perusahaan maka Tatang
tidak akan membayar pajak sebesar ketika Tatang tidak menjadikan perusahaan pada perdagangan dan percetakan yang
dia miliki.

= Memperlakukan biaya
Salah satu yang bisa dilakukan dalam perlakuan terhadap biaya yatu dalam memilih metode penyusutan. Metode
penyusutan yang kita pilih bisa dijadikan perencanaan pajak yang diiinginkan. Apabila menginginkan pajak yang kecil
ditahun pertama maka menggunakan metode penyutusan saldo menurun tetapi apabila menginginkan beban depresiasi
yang konstan maka memilih menggunakan metode saldo menurun. Kedua metode ini diperbolehkan dalam uu perpjakan
yaitu ada pada Undang-undang pajak penghasilan atau uu nomo 36 tahun 2008 terdapat pada pasal 11.
Perlakuan penghasilan
Misalkan untuk pengaturan peredaran usaha harus diketahu mengenai kewajiban apa saja yang harus dipenuhi sebagai
seorang PKP dan kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan. Apabila perusahaan termasuk kedalam PKP maka
diwajibkan untuk memungut PPN terhadap transaksi dengan lawan transaksi PKP. Untuk pembayaran pajaknya
diperhitungkan berdasarkan selisih antara pajak masukan dan pajak keluaran yang terjadi selama periode tertentu.
= Menyiasati rugi
Rugi yang dialami perusahaan bisa direncakan yaitu salah satunya dengan penundaan penyusutan. Rugi dibagi
menjadi dua, rugi komersial dan rugi fiskal. Rugi komersial itu adalah rugi berdasarkan catatan akuntansi yang
dimiliki perusahaan, rugi komersial ini masih ada potensi membayar pajak. Oleh karena itu fiskus akan
memeriksa perusahaan apakah telah terjadi rugi atau tidak.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan ternyata benar rugi maka dinamakan dengan rugi fiskal. Rugi fiskal ini
yang memiliki kekutan hukum yang tetap sehingga perusahaan tidak perlu membayar pajak sampai dengan lima
tahun lamanya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara penundaaan dalam penyusutan. Biasanya penyusutan itu
dimulai pada saat aset itu diperoleh tapi kita bisa menundanya dengan alasan komponen mesin belum siap atau
bahan baku yang dioleh dengan mesin belum tersedia atau izin operasional perusahaan belum didapat.

= Pembayaran pajak
Dalam UU PPN atau UU nomor 42 tahun 2009 PPN harus dibayar oleh PKP yaitu sebesar 80% dari barang kena
pajak yang diserahkan atau dijual. Apabila menggunakan metode ini maka perusahaan akan terganggu
cashflownya meskipun nantinya akan dikembalikan kelebihannya. Yang bisa dilakukan yaitu dengan cara
metode Pajak Masukan dan Pajak Keluaran atau disingkat PKPM. Dengan PKPM ini perusahaan hanya perlu
membayar selisih dari PKPM nya saja.
= Memilih NPWP dan PKP
Keduanya ada manfaat dan kerugiannya.
Untuk NPWP mau tidak mau, suka tidak suka, harus memiliki karena NPWP merupakan identitas bagi
seluruh wajib pajak.
Berbeda dengan NPWP, PKP hukumnya sunnah namun jika peredaran bruto dalam setahun lebih dari
4,8 M maka harus menjadi PKP.

= Menyiasati restitusi pajak


Mengetahui penyebabnya sehingga bisa dimanfaatkan.
Penyebabnya antara lain terlalu banyak menjual kepada bukan PKP sehingga terdapat kelebihan
pajak. Penyebab lainnya yaitu sering melakukan eskpor yang tarifnya 0%. Namun apabila ingin
melakukan restitusi fiskus harus melakukan pemeriksaan.
Oleh karena itu perlu dilakukan pertimbangan antara biaya dan manfaat.
Apbila kita bisa mendapatkan restitusi sebanyak 10 juta tetapi kita mengeluarkan 12 juta untuk
mendapatkan restitusi itu sebaiknya jangan menjadikan laporan pajak kita menjadi lebih bayar.
= Imbalan bunga dari Direktorat Jenderal Pajak
Apabila wajib pajak disangka bersalah dan dirugikan maka DJP diharuskan membayar
imbalan bunga kepada wajib pajak.
Untuk mendapatkan imbalan bunga maka harus diketahui apa penyebabnya DJP membayar
imbalan bunga. Penyababnya antara lain keberatan, banding dan PK dikabulkan, pengurangan
dan penghapusan sanksi administrasi dikabulkan, batas waktu penyelesaian SKPLB terlampaui
yaitu selama 12 bulan, terbit SKPLB pada pemeriksaan bukper, dan akibat surat pembetulan.

= Menghadapi pemeriksaaan pajak


Mengetahui penyebab dilakukannya pemeriksaan pajak sehingga ketika kita menjalankan
kewajiban kita sebagai wajib pajak yaitu kooperatif dalam pemeriksanaan kita mengetahui
penyebab dilakukannya pemeriksaaan pajak. Penyebabnya yaitu menguji kepatuhan wajib
pajak apakah benar wajib pajak itu telah menjalankan kewajibannya atau tidak, melaksanakan
ketentuan perpajakan.
Faktor Pajak (Pajak Internasional)

Dalam faktor pajak ada dua hal yang tidak bisa lepas dari faktor ini yaitu
( 1 ) sistem perpajakan yang berlaku disuatu negara itu seperti apa karena ini akan sangat mempengaruhi semua
kewajiban dalam perpajakan; ( 2 ) yaitu sikap fiskus dalam menafsirkan peraturan perpajakan. Lebih rincinya akan dibahas
sebagai berikut,
Jenis pajak
Seorang manajer harus mengetahui kewajiban perpajakan apa yang ada baik itu dalam lingkup dalam negeri maupun luar
negeri sehingga ketika melakukan kegiatan operasional perusahaan tidak melanggar hukum. Apabila sudah mengetahui
kewajiban perpajakannya maka akan diketahui pula bagaimana cara mensiasatinya atau cara melakukan perencanaan
perpajakannya.
Penafsiran UU
Seperti dalam penghasilan disuatu negara, akan ada dua negara yang berselisih negara manakah yang berhak memajaki.
Apakah negara sumber tempat penghasilan itu ada ataukah dari negara domisili tempat wajib pajak berada. Ini akan
selalu ada pertentangan sehingga disetiap negara ada perjanjian penghindaran pajak berganda atau P3B yang membahas
hal ini agar tidak merugikan kepada wajib pajak.
Faktor penghubung
Kewajiban pajak itu pasti bergantung dengan faktor penghubung. Seorang mahasiswa dengan dosennya ada faktor
penghubungnya yaitu matakuliah yang diajar oleh dosen tersebut. Apabila mahasiswa itu tidak mengambil matakuliah
dosen tersebut maka dia tidak akan berhubungan dengan dosen tersebut. Dalam pajakpun sama, ada faktor penghubung
sehingga seseorang itu harus mematuhi peraturan perpajakan yang ada. Faktor penghubung dalam wajib pajak
perorarangan adalah domisili dan kewarganegaraan, sedangkan untuk wajib pajak badan adalah manajemen dan
pengawasan, kepemilikan, tempat kedudukan manajemen dan tempat didirkannya badan tersebut.

Domisili dan kebangsaaan pembayar pajak


Ini meruapakan faktor penting untuk menentukan siapa yang menerima pembayaran pajak. Pengetahuan tentang P3B
sangat berguna dalam hal ini sehingga bisa menentukan apa yang harus dilakukan kedepannya khususnya dalam bidang
perpajakan.
Bentuk badan
Sama dengan penjelasan sebelumnya, apabila beda bentuk badannya maka berbeda pula perlakuan perpajakannya.

Sumber penghasilan
Berasal darimanakah penghasilan maka disitulah akan dinilai termasuk kedalam pajak manakah penghasilan itu.
Disetiap negara memiliki peraturan, perhitungan, bahkan sistem administrasi tersendiri untuk setiap penghasilannya.
Dikita jika penghasilannya dari jasa maka dikenakah PPh 23, jika hanya barang saja dikenakan PPN, begitu seterusnya.

Sifat transaksi
Contohnya yaitu apabila ada transaksi kemudian sudah dipotong pajak sebelumnya seperti bea masuk maka tidak perlu
lagi membayar pajak lainnya.
Hubungan antara pembayar dengan pihak lain: bagaimana hubungan pembayar pajak dengan pihak lain, apakah ada
hubungan istimewa sehingga harga jualnya rendah yang mengakibatkan pajak yang terutangnyapun jadi rendah
ataukah normal.
Insentif pajak
Bentuknya ada empat namun perlu kehati-hatian dalam perencanaannya karena ada potensi kurangnya
keamanan yang diberikan seperti aset apakah ada jaminan dari negara atau tidak sehingga menutup
kemungkinan untuk dilakukan penyitaan oleh negara melalui pengadilan atau pihak lain.

Tax heaven
Dimanfaatkan agar pajak bisa lebih dihemat.

Anti penghindaran
Berhubungan dengan transaksi yang wajar terutama dalam lingkup internasional. Transaksi wajar ini memiki
kaitan erat dengan transfer pricing. Perusahaan harus bisa membuktikan bahwa harga yang diberikan adalah
harga yang wajar.
Faktor Non-pajak

Faktor yang relevan berbicara tentang


Masalah badan hukum :
1. Masalah mata uang dan nilai tukar: pasar kontrak ada untuk melindungi nilai tukar agar tidak mengalami kerugian
namun untuk masuknya pun butuh biaya sehingga perlu dipertimbangkan mata uang yang dimiliki itu seberapa
fluktuasinya.
2. Masalah pengawasan devisa
3. Masalah program insentif investasi
Masalah Faktor Non-pajak Lainnya

Model perencanaan pajak lebih dari satu


Dilakukan dengan cara :

Pemilihan bentuk transaksi


Apabila tidak ada rencana pembatasan minimun dan apabila ada rencana pembatasan minimum
Pemilihan negara asing dengan pertimbangan tarif pajak yang harus dibayar
Penggunaan satu atau lebih negara untuk menimbang-nimbang lebih murah mana pajaknya
 
Evaluasi perencanaan pajak
Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan hipotesis (misalkan pajak terutangnya adalah 100 milyar,
Apabila dilakukan bakal gimana (membayar 90 milyar, lebih kecil)
Apabila tidak dilakukan bakal gimana (membayar 100 milyar, nilainya tetap)
Apabila gagal dilakukan bakal gimana (membayar 125 milyar, nilainya lebih besar karena dikenakan denda akibat gagal menjalankan
perencanaan pajak)
Mencari kelemahan dan memperbaiki
Dilakukan dengan cara seperti dalam fungsi manajemen yaitu
= Plan
Merencananakan pajak yang akan dilakukan perencanaan, apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana prosesnya
= Do
Melakukan apa yang telah dirancang sebelumnya tentang perencanaan pajak
= Check
Sebelum masa pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) harus dicek lagi apakah perencanaan pajak yang sudah dilakukan itu
sudah sesuai dengan rencana pajak, dan apakah perencanaan pajak yang sudah dilakukan itu dipastikan tidak melanggar
undang-undang. Apabila ada yang tidak sesuai maka harus langsung diperbaiki dan direncanakan perencanaan yang lebih
sesuai.
= Action
Lakukan lagi perencanaan pajak yang sudah disempurnakan
= Memutakhirkan rencana pajak
Apabila ada perundang-undangan yang baru mengatur maka perlu dilakukan update dalam hal perencanaan pajak. Hal ini
dilakukan terhadap
 
= Pajak domestic
Pajak domestik maksudnya pajak yang berada didalam negeri atau di Indonesia. Peraturan perpajakan yang baru harus
diketahui oleh wajib pajak baik itu dengan cara mengikuti sosialisasi yang dilakukan dirjen pajak ketika ada peraturan yang
baru atau mencari sendiri peraturan pajak yang baru agar tidak merugikan perusahaan nantinya atau bisa mengakibatkan
perencanaan pajak yang dilakukan malah gagal yang mengakibatkan perusahaan didenda dan harus membayar pajak lebih
mahal. Contoh: Peraturan terbaru tentang faktur pajak berbentuk elektronik mulai tahun 2016. Apabila kita tidak
mengetahui peraturan ini maka setiap faktur pajak yang dikeluarkan tidak akan diakui oleh pajak atau dianggap tidak ada,
kalau seperti itu nanti kita tidak bisa mengkreditkan PPN, jika seperti itu maka kita akan telat bayar, jika telat bayar
kemungkinan besar telat lapor atau salah lapor, kalau salah lapor atau telat lapor maka akan didenda sebesar 2% setiap
bulannya dari pajak terutang ditambah pajak terutang yang harus dibayar juga.
= Pajak internasional
Pajak internasional berhubungan dengan negara lain. Perusahaan harus mengetahui kebijakan perpajakan yang ada disuatu negara
khususnya negara tempat kita melakukan kegiatan usaha. Pengetahuan tentang pajak yang ada disuatu negara akan berpengaruh
kepada perencaan pajak yang akan dilakukan karena kalau tidak tahu akan berakibat merugikan perusahaan. Contoh: kita memiliki
perusahaan di Singapore. Karena kita punya perusahaan disana kita harus mengetahui perpajakan yang ada di Singapore agar kita tidak
melanggar peraturan perpajakan yang kemudian pada akhirnya dapat merugikan perusahaan. Selain itu kita harus mengetahui juga
tentang P3B yang telah terjadi antara Indonesia dan Singapore agar kita tidak dikenakan dua kali pajak atau double taxation.
= Witholding taxes dalam perencanaan pajak internasional
Witholding taxes berarti pajak yang dikenakan langsung dipotong, dihitung oleh fiskus. Kita harus selalu mengetahuinya jangan sampai
karena di Indonesia kita menggunakan self assesment dimana kita hitung, setor dan lapor sendiri tapi ketika kita didunia internasional
kita melakukan hal yang sama padahal pendapatan yang kita miliki itu sudah dipotong pajak. Hal ini harus diketahui agar tidak
merugikan perusahaan.
= Tax heaven untuk minimalkan pajak
Tax heaven country memiliki beberapa ciri yaitu memiliki tarif pajak yang rendah, tidak terlalu banyak peraturan, dan sangat mudah
untuk melakukan kewajiban perpajakan. Kita bisa memanfaatkan negara-negara itu agar pajak yang harus dibayar tidak terlalu besar
dengan syarat tidak melanggar hukum yang ada di Indonesia. Beberapa contoh negara tax heaven yaitu Swiss, Hong Kong, Amerika
Serikat, Singapura, Cayman Islan, Lusemburg, Jerman, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
Strategi Umum Perencanaan Pajak
a.Tax saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melaluipemilihan alternatif pengenaan pajak dengan tarifyang lebih rendah.Misalnya,
perusahaanyang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan perubahan pemberian natura kepada karyawanmenjadi
tunjangan dalam bentuk uang.
b.Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak denganmenghindari pengenaan pajak melalui transaksiyang bukan merupakan objekpajak.
Misalnya, perusahaanyang masih mengalami kerugian,perlu mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena
natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal21. .
c. Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajakyang berlaku, perusahaan dapatmenghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa:
·Sanksi administrasi : denda, bunga, atau kenaikan;
·Sanksi pidana : pidana atau kurungan.
d. Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturanyang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini
dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualankredit. Dalam hal ini,
penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhirbulan berikutnya setelah bulan penyerahan barang.
e. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai