Anda di halaman 1dari 26

Tujuan

Konstruksi
TEORI MOTOR DIESEL
Komponen
Pengaturan
MINGGU VI
PI In Line

end Pompa Injeksi


Sistem Common rail
Tujuan
1. Mengenal pompa injeksi common rail &
Pompa Injkesi In line
2. Mengenal prinsip kerjanya, pengaturan
jumlah bb, timing injeksi, pengaturan
tekanan, dan timing advance, dan distribusi
bb
3. Mengembangkan keingintahuan mahasiswa
thd materi motor diesel
Injektor

Pompa Injeksi
Akumulator
Komponen Sistem Common Rail
1. Sebuah Pompa Injeksi tekanan tinggi: Pompa
ini hanya untuk menaikkan tekanan bahan
bakar injeksi yang diperlukan mesin, tanpa
mengatur kuantitas bahan bakar yang di-
injeksikan.
2. Sebuah Common Rail : sebuah pipa saluran
untuk menampung produk pompa injeksi, dan
menyalurkan keseluruh injektor.
Komponen Sistem Common Rail
3. Akumulator : sebagai penampung over
flow yang dihubungkan ke Common Rail
melalui sebuah switch pengatur
tekanan injeksi.
4. Injektor : sebagai pengatur bentuk
kabutan yang diperlukan mesin.
5. Mekanisme pengatur jumlah bahan
bakar.
Sistem Common rail
Pengaturan Fungsi

 Tekanan Injeksi diatur menggunakan


pengatur keluar pada pipa ke akumulator
 Jumlah injeksi bahan bakar diatur oleh
wedge
 Timing diatur melalui fuel cam
 Distribusi diatur melalui fuel cam shaft
 Off bahan bakar diatur melalui wedge.
Sistem Common rail
TEORI MOTOR DIESEL
MINGGU VI
Pompa Injeksi
Sistem Inline
Sistem Inline
Komponen PI In line

1. Pompa injeksi yang diatur sebaris (in line)


sejumlah silinder mesin (4)
2. Unit Governor dan pengatur speed (6)
3. Filter & Priming Pump untuk bleeding
udara dalam sistem bahan bakar (2)
4. Filter bahan bakar utama sebelum masuk
pompa injeksi (3)
5. Tangki bahan bakar (1)
Selanjutnya
6. Pipa tekanan tinggi dari pompa injeksi ke
injektor
7. Injektor sebagai pengatur bentuk kabutan
bahan bakar (7)
8. Pipa balik dari over flow dan Leak off (8)
9. Sirkuit pemanas ruang bakar untuk
menyalakan busi pijar (glow plug)
(9,10,11,12)
10. Dirver dan Timer (5)
Pompa Injeksi Inline
Konstruksi Pompa Injeksi
 1 Unit pompa injeksi terdiri dari sejumlah
pompa sesuai denga jumlah silinder
 Semua digerakan oleh 1 buah poros nok
yang dihubungkan langsung ke timing gear
 Semuanya diatur bersama oleh control rack
dalam mengatur jumlah injeksi bahan bakar
 Semuanya masing-masing memiliki unit
delivery valve
Sistem Inline
Konstruksi Pompa Injeksi
 Komponen pokok pompa injeksi adalah
plunger & barel (sleeve).
 Plunger bergerak naik oleh cam, dan ber
gerak turun oleh pegas (return spring).
 Perlengkapan delivery valve yang dipasang
diujung setiap pompa untuk mengatur kerja
pompa injeksi dan mengatasi dampak
tetesan bahan bakar diinjektor.
Delivery Valve
Plunger & Barrel
Elemen Pompa Injeksi
 Untuk tujuan pengaturan jumlah bahan bakar,
maka plunger harus dapat diputar posisinya
 Untuk itu plunger dihubungkan dengan control
sleeve yang diikat dengan control pinion yang
diikat menggunakan baut, sehingga dapat diatur
ketepatannya saat kalibrasi
 Plunger akan bergeser posisinya dari control
sleeve, ke control pinion, ke control rack yang
dihubungkan ke handel gas.
Injection Process
Prinsip kerja penekkanan bb
1. Bahan bakar masuk keatas plunger
2. Proses penekanan dimulai saat saluran masuk
tertutup oleh plunger
3. Tekanan bahan bakar mendorong katup deliveri
dan melalui pipa tekanan tinggi bahan bakar ke
injektor
4. Proses penekanan berakhir saat spill port mulai
terbuka, bahan bakar dari atas keluar plunger,
dan katup deliveri kembali tertutup

Langkah Efektif
Langkah Efektif
Langkah Efektif
 Langkah efektif adalah langkah plunger yang
menghasilkan tekanan bahan bakar ke injektor
 Plunger diputar searah jarum jam, maka langkah
efektif semakin besar hingga maksimum.
 Plunger diputar sebaliknya, maka langkah efektif
semakin kecil hingga tanpa penekanan bahan
bakar
 Posisi nol atau tanpa penekanan bahan bakar
diperlukan untuk mematikan motor diesel.
Macam-macam Helix
Macam-macam Helix
1. Plunger dengan helix bagian bawah, awal
injeksi tetap, pengajuan menggunakan
timer
2. Plunger dengan helix bagian atas,
semakin besar langkah efektif semakin
maju awal injeksinya.
3. Pengembangan yang kedua untuk
menghindari pengajuan yang terlalu
tajam.
Ok ada
pertanya
an?

Terima Kasih Selamat


Belajar

Anda mungkin juga menyukai