Anda di halaman 1dari 15

BAB 2

PANCASILA DALAM
KAJIAN SEJARAH
BANGSA

KELPOMPOK 3

MAHENDRA PRANANDANA RAHARJO I0118084


ANGGIE HERLAMBANG AINUL YAQIEN MACHSUNI HADI I0118023
RAMADHAN YAHYA
I0118121
VINOT IRVAN ARDIYA I0118141
ZIGHRI FAHRONI TRIPUTRO I0118149
Pancasila sebagai ideologi kebangsaan adalah status ketika para pendiri telah
mencarin,memperjuangkan,dan berusaha merumuskan ideologi apa yag kiranya
tepat untuk Indonesia merdeka di kemudian hari.Proses ini telah berlangsung sejak
siding BPUPK pertama,rapat-rapat setelah siding BPUPKI pertama,termasuk rapat
Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta,siding BPUPKI kedua sampai
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang menetapkan Pembukaan dan UUD
Negara Republik Indonesia.
A. Dinamika Pancasila Pada Era
Kemerdekaan

1. Proses Perumusan Pancasil Menjelang Kemerdekaan


Pancasila buka sesuatu yang historis yang munculnya dikatakansudah ada sejak zaman dahulu
kala jauh sebelum Indonesia merdeka.Akan tetapi ,Pancasila adalah produk sejarah ketika bangsa
Indonesia berproses mendirikan negara Indonesia.
Untuk mendapat simpati bangsa Indonesia,pada tanggal 7 September 1994,Perdana Menntri
Kaiso mengumumkan di muka siding Parlemen Jepang bahwa Indonesia akan di beri kemerdekaan
pada akhir agustus 1945.
Sebagai realisai janji tersebut,pada tanggal 1 Maret 1945 diumumkan pembentukan Dokuritsu
Zyunbi Tyoosakai atau yang lebih di kenal dengan Bdan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI)
Pada tanggal 29 April 1945 terbentuklah BPUPKI dengan
Ketua : dr. Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Ichibangase Yosio (seorang anggota luar biasa)
Ketua Muda : R.P. Soerasi (merangkap kepala)
Anggota sebanyak 60 orang yang kebanyaka berasl dari pulau jawa,tetapi juaga ada
yan berasal dari Sumatra,Maluku,Sulawesi dan beberapa orang peranakan
Eropa,Tiongkok,dn Arab.Di antara anggotanya terdapatb 2 orang perempuab yang
beranama Ny.Maria Ulfa Santoso dan Ny.RSS Soenarji Mangoenpoespita.Dalam
perkembangannya anggota BPUPK bertambah menjadi 69 anggota.
Tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 diadakan sidang pertama BPUPK.Diawali
dengan pertanyaan “Apa dasar Negara Indonedia yang akan kita bentuk ini ?”dari
dr.Radjiman Wedyodiningrat.Dapat disimpulkan bahwa siding ini membahas rancangan
dasar Negara Indonesia yang akan di bentuk.
Tanggal 1 Juni 1945 hari keempat siding BPUPK Ir.Soekarno berpidato yang
kemudian di kenal dengan “Lhirnya Pancasila”.
Tanggal 10-17 Juli 1945 di adakan siding BPUPK kedua yang membahas rumusan
Piagam Jakarta hasil Panitia Sembilan yang akhirnya di setujui.selain mnyetujui Piagam
Jakarta,siding ini juga menghasilkan 3 putuan penting yaitu:
+ Rancangan pembukaan hokum dasar Negara
+ Rancangan hokum dasar Negara yang berisi pasal-pasal
+ Rumusan tentang pernyataan Indonesia merdeka
2. Pentapan Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara

Setelah BPUPK di bubarkan,di bentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan


Indonesia(PPKI) pada tanggal 12 Agustus 1945 dengan Ir.Soekarno sebagai ketuanya dan
Moh.Hatta sebagai wakilnya serta anggota yang berjumlah 21 orang yang kemudian pada
perkembangannya menjadi 27 orang.
Sehari setelah proklamasi,ppki bersidang dan menghasilkan keputusan penting
sebagai berikut :
+ Pengesahan pembukaan dan hokum dasar negara yang
selanjutnya di kenal dengan UUD 1945
+ Penetapan Ir.Soekarno sebagai presiden dan Moh.Hatta sebagai
wakilnya
+ Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
3. Dinamika Pancasila pada Awla Kemerdekaan

Pada masa-masa awal kemerdekaan,tidak banyak lagi pembicaraan mengenai


Pancasila.Pancasila mulai di kenal kembali sejak di terbitkan buku berjudul Lahirnya
Pancasila,Bung Karno Menggembleng Dasar Negara tahun 1947,yang berisi pidato
Ir.Soekarno pada tanggal 1 juni 1945.
Pada tahun 1949 terjadi perubahan konstitusi dari UUD negara Republik Indonesia
tetapan PPKI menjadi Konstitusi RIS yang rumusannya berbeda dengan bagian pembukaan
UUD 1945.
Pada tahun 1950,terjadi perubahan bentuk Negara dari negara RIS menjadi Negara
kesatuan yang di ikutu dengan pemberlakuan konstitusi baru yaitu UUDS 1950.
Pada periode 1945-1959 terjadi perdebatan mengenai Pancasila sebagai dasar
negara,terutama di siding-siding Konstituante yang sengaja di bentuk untuk menyusun
undang-undang dasar yang baru sebagai penganti UUDS 1945.
Karena di anggapa tidak mampu menyusun undang-undang dasar yang baru maka
presiden Ir.Soekarno mengeluarkan dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang berisi
sebagai berikut :
+ Membubarkan Badan Konstituante
+ Berlakunya kembali UUD 1945
+ Pembentukan badan MPRS
B. DINAMIKA PANCASILA PADA ERA
ORDE
LAMA
Periode Orde Lama berlangsung antara tahun 1959-1966, yang ditandai
dengan berlakunya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Periode ini disebut juga masa Demokrasi Terpimpin.
Pancasila disebut oleh Ir. Soekarno saat Pidato kenegaraan 17 Agustus
1959 yang dikenal sebagai Manifesto Politik. Pancasila dikenalkan sebagai
landasan idiil yang berdasar UUD 1945 sebagai landasan struktural dari tujuan
revolusi Indonesia.
Pancasila menjadi bagian dari revolusi Indonesia yang dikembangkan
menjadi ideologi Manipol USDEK.
Pada masa itu juga Ir Soekarno berhasil membawa Pancasila dikenal
dunia melalui pidatonya di hadapan Sidang Umum PBB tahun 1960, yang
berjudul “Membangun Dunia Kembali (To Build The World A New).
Dalam Pembangunan Nasional Semesta Berencana, termuat arti penting
Pancasila di bidang pendidikan, yaitu sistem pendidikan nasional yang
diselenggarakan dari prasekolah sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan
warga negara yang berjiwa Pancasila, antara lain :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan sosial
C. DINAMIKA PANCASILA PADA ERA
ORDE BARU
Pemerintahan Orde Baru diawali setelah terjadi nya suatu peristiwa
yang saat ini di kenal sebagai Pemberontakan G30 S/PKI, kemudian
Presiden Soekarno memberi kewenangan kepada Jenderal Soeharto untuk
mengendalikan keadaan, memulihkan keamanan, dan ketertiban dalam
negara. Kewenangan itu didasarkan pada Surat Perintah 11 Maret 1966.
Yang kemudian Jenderal Soeharto menjadi Presiden pada masa Orde Baru
antara tahun 1966-1998.

Orde Baru lahir dari konteks penyimpangan yang dilakukan oleh


pemerintahan sebelumnya, pemerintahan sebelumya dianggap telah
mempraktikkan kehidupan kenegaraan yang tidak berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945, peranan Presiden yang amat besar, serta Manipol-USDEK
dan NASAKOM telah menggeser kedudukan normatif Pancasila dan UUD
1945.
Peristiwa penting di masa Orde Baru (1966-1998) adalah seruan Presiden
Soeharto yang secara terus menerus untuk memahami pentingnya Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Tidak hanya itu,
Pancasila perlu untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah ketika Soeharto berpidato selaku Pejabat Presiden di hadapan
sidang DPR GR tanggal 16 Agustus 1967, yaitu :
“Mempertahankan,memurnikan wujud dan memurnikan pelaksanaan
Pancasila dan UUD 1945, itulah fungsi dan tujuan Orde Baru. Pancasila yang
merupakan keluhuran pandangan hidup bangsa itu mencerminkan nilai-nilai
pokok pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia dan merupakan kepribadian
Indonesia ...”
Ada beberapa usaha-usaha yang disusun secara sistematis untuk memperkuat kedudukan
Pancasila antara lain, melalui :
1) Simposium Universitas Indonesia Tahun 1966, yang dalam pembahasan bidang geologi
membuat simpulan kembali ke rel Pancasila sejati.
2) Sidang Umum MPRS 1966, yang menghasilkan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang
Sumber Tertib Hukum Indonesia dan Tata Peraturan Perundangan Republik Indonesia.
3) Pada tahun 1968, Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No. 12 Tahun 1968 tentang
penulisan dan pembacaan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945.
4) Sidang Umum MPR 1973, mengeluarkan putusan terkait Pancasila misalnya dengan
Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
5) Sidang Umum MPR 1978, hasil sidang tersebut ialah keluarnya Ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau Ekaprasetya
Pancakarsa.
6) Pada Tahun 1985, ideologi Pancasila dikembangkan sebagai satu-satunya asas dalam
organisasi sosial politik dan organisasi kemasyarakatan. Pada masa itu, keluar Undang-
Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang isinya mewajibkan
Pancasila menjadi satu-satunya asas dalam berorganisasi.
D. Dinamika Pancasila Pada Era
Reformasi
 Era reformasi hadir untuk menghapuskan kenangan buruk yang dilakukan era orde baru dan
melakukan reformasi atas penyelenggaraan pemerintahan. Tuntutan reformasi saat itu adalah
1) Amandemen UUD 1945,
2) Hapus Dwi Fungsi ABRI,
3) Supremasi Hukum,
4) otonomi daerah
5) Kebebasan pers,
6) Mewujudkan kehidupan demokrasi.
 Ekses lain dari reformasi adalah anggapan bahwa semua peninggalan orde baru dianggap
menyimpang dan harus dihapuskan, termasuk Pancasila.
 Di awal reformasi, Pancasila telah dilupakan banyak orang, hal ini diakui oleh mantan Presiden
BJ Habibie.
 Pancasila meredup , jarang dibicarakan, dikutip, dan dibahas, baik dalam kenegaraan,
kebangsaan, dan masyarakat.
 Di tengah kebebasan dan demokrasi yang berjalan, Kesan masyarakat terhadap Pancasila pasca
Orde Baru sekarang ini sedang berada pada titik jenuh dan terjadi penistaan terhadap Pancasila
akibat mistifikasi dan ideologisasi Pancasila oleh Orde Baru (Gumilar R Soemantri, 2006)
 Munurut Azyumardi Azhar (2003) Komitmen melaksanakan pancasila dalam berbangsa dan
bernegara semakin luntur karena disebabkan laju liberalisasi di segala bidang baik politik, hukum,
dan ekonomi.
 Salah satu putusan penting kenegaraan perihal Pancasila adalah keluarnya tap MPR No.
XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengamalan Pancasila dan penetapan tentang penegasan kembali Pancasila sebagai
dasar negara.
 Era reformasi ternyata tidak “alergi” pada pancasila. Semangat reformasi justru ingin kembali
menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia, tetapi juga tidak ingin
memperlakukan Pancasila sebagai alat legitimasi kekuasaan.
 Dewasa ini, Pancasila mulai diwacanakan baik melalui pemikiran akademis maupun jalur politik
kenegaraan, Pancasila yang awalnya terpinggirkan mulai diperbincangkan untuk mencari makna dan
kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Banyak seminar seputar pancasila yang diadakan oleh perguruan tinggi seperti di UI (2006), UGM
(2006), UPI (2009) dan kongres Pancasila I-VII yang diadakan tahunan sejak 2009.
 Mantan Presiden keenam pada acara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2006 meminta semua
pihak untuk menghentikan perdebatan tentang Pancasila sebagai dasar negara.
Beberapa ketetapan MPR RI yang menyiratkan penerimaan atas pancasila, sebagai
berikut :
 Tap MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang HAM yang bersumber dari ajaran agama, nilai
moral universal, nilai luhur budaya bangsa, serta berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
 Tap MPR RI No. V/MPR/2000 tentang pemantapan persatuan dan kesatuan nasional.
 Tap MPR RI No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa yang mengartikan
etika kehidupan berbangsa yang bersumber dari nilai agama, nilai luhur budaya bangsa
yang tercermin pada Pancasila sebagai acuan dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku
dalam kehidupan berbangsa.
 MPR RI juga gencar mensosialisasikan konsensus kebangsaan yang dikenal dengan nama
Empat Pilar Kehidupan Berbangsa da Bernegara.
Ter
i ma
Ka
sih

Anda mungkin juga menyukai