Anda di halaman 1dari 26

PENANGANAN FRAKTUR FEMUR

By Ira Sari Yudaniayanti


Pendahuluan

• Definisi :
Fraktur adalah gangguan kontinuitas tulang dengan atau tanpa
perubahan letak fragmen tulang yang mengakibatkan tulang yang menderita
tersebut kehilangan kontinuitasnya atau keseimbangannya. Fraktur sering
diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat,
mengenai pembuluh darah, otot dan persarafan.
Penyebab Fraktur
Secara umum penyebab fraktur dapat dibagi menjadi dua macam :
1. Penyebab ekstrinsik. Gangguan langsung misalnya yang
diakibatkan oleh trauma misalnya tertabrak, pemukulan atau
 jatuh dari ketinggian, gangguan tidak langsung misalnya akibat
dari perputaran.
2. Penyebab intrinsik. Kontraksi dari otot yang menyebabkan
avulsion fraktur, seperti fraktur yang sering terjadi pada hewan
yang belum dewasa. Fraktur patologis yang disebabkan oleh
penyakit sistemik, seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia,
osteoporosis, hyperparatyroidism, osteomalacia.
Prinsip Dasar Operasi
Dalam penatalaksanaan operasi ortophedi fraktur dikenal konsep 4 R
yakni rekognisis, reposisi, retensi dan rehabilitasi.
• Rekognisi atau pengenalan adalah melakukan berbagai diagnose
yang benar sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur
karena perencanaan terapinya dapat dipersiapkan lebih sempurna.
• Reposisi adalah tindakan mengembalikan kondisi patah tersebut
semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula/
• Retensi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan fragmen
tulang tersebut agar proses penyembuhan berlangsung secara
optimal.
• Rehabilitasi merupakan tindakan dengan maksud agar bagian yang
menderita tersebut dapat kembali dengan normal
Beberapa prinsip yang harus dipegang pada reparasi tulang agar proses
kesembuhan relatif lebih cepat dengan trauma operasi yang minimal antara
lain sebagai berikut :

1. Suplai darah pada tulang dan fragmen tulang harus selalu diperhatikan
dan dilindungi dari trauma pembedahan.
2. Restorasi yang akurat dari bentuk tulang, khususnya pada daerah
persendian.
3. Reposisi secara mekanik harus stabil fiksasinya.
4. Teknik yang dipakai diusahakan menimbulkan trauma yang minimal.
5. Rehabilitasi mutlak harus ada dan esensial. Rehabilitasi dimulai sedini
mugnkin setelah diberikan terapi definitive. Tujuannya adalah untuk
menyelamatkan fungsi selama patah tulang dalam penyembuhan dan
mengembalikan fungsi senormal dan secepat mungkin sesudah
penyembuhan.
Terapi Fraktur
Metode pengobatan dalam penanganan fraktur dapat dilakukan dengan:
1.  Reposisi tanpa operasi
• Pemasangan gips (gypsona)
• Spalk (upih)
• Thomas Splint

2.  Reposisi dengan operasi


• Kirschner wire
• Bone plate
• Bone pinning (intermedullary pin)
• Prosthesis insertid (Stainles Steel Screw)
• Bone Wire
• Kombinasi dengan Metode 1 – 5
Macam Peralatan orthopedi
TAHAPAN OPERASI
• PRE-OPERASI
 Diagnosis fraktur dilakukan dengan:
 Anamnesis
 Inspeksi pergerakan
 Pengukuran
 Palpasi
 Pemeriksaan foto rontgent
 Pemeriksaan Fisik
 Pengukuran Berat Badan
 Clipping-Scrubing
OPERASI Fraktur Femur dengan
Intramedulary Pin
• Setelah tahapan preoperasi
selesai dan hewan telah
teranestesi kemudian
hewan dibaringkan pada
posisi lateral recumbency.
• Pertama-tama sayatan
dilakukan pada kulit di
daerah cranial femur
dengan panjang sayatan
kira-kira 12 cm. Mulai
trochanter mayor sampai
patela
• Setelah kulit terbuka, buat insisi
pada fascia lata
• otot-otot yang berada dibawahnya seperti otot vastus lateralis
dan otot biceps femoris di sayat dan dikuakkan.
• Berhati-hatilah untuk menghindari pelepasan otot adduktor
magnus yang tidak perlu karena melekat pada fasia aspera
tulang femur dan merupakan suplai darah utama ke tulang
yang retak.
• Setelah dikuakkan, dicari posisi tulang yang mengalami fraktur.
Setelah tulang yang mengalami fraktur terlihat, tulang
dikuakkan dengan pengungkit
• Ukur Panjang tulang
untuk menentukan
panjang
intramedulary pin
yang akan digunakan
• Diameter
intramedulary pin
yang akan dipakai
adalah 70-80% dari
diameter tulang
Fiksasi tulang dengan menggunakan duck klem
• Pasang kawat
pada daerah
sepanjang garis
fraktur
• Hati2 jangan
menempatka
forcep pada
daerah yang akan
diipasang kawat
• Jarak pemasangan
kawat adalah ½
diameter tulang dari
ujung fragmen
• Dan jarak antara
pemasangan kawat
satu dengan yalain
adalah ½- 1 diameter
tulang
• Buat insisi kurang lbh 1 cm pada ujung
trochanter mayor untuk tempat masuk
intramedularry pin
 Masukkan Pin dengan membuat sudut 20 derajad dari axis tulang.
 Segera setelah pin menembus fossa, pin diarahkan untuk menyelaraskan dengan
sumbu medula tulang. Pin diarahkan sedikit kaudal dan medial untuk menghindari
agar pin tidak terlalu ke arah cranial cotex pada daerah metafisis proksimal.
 Pin didorong ke tulang cancellous dari metafisis distal sampai ujung kontak tetapi
tidak menembus korteks.
 
• Lokasi ujung pin harus sama dengan panjang pin dibagian luar tulang ketika mengukur
diawal.
• Ketika pin mencapai tingkat kutub distal patela, pin ditempatkan dengan benar di
kanal medula.

• Catatan: Penempatan pin dapat diperiksa dengan radiografi intraoperatif jika tersedia.
• Bagian pin yang menonjol
dipotong sedekat mungkin
dengan tingkat trochanter
mayor untuk menghindari
trauma pada otot dan
saraf sciatic. Hal ini juga
akan mempermudah
pengambilan pin diwaktu
yang akan datang

• Catatan: Jika pin sulit


dipotong dengan metode
ini, pin dapat dipotong
sebelum diletakkan di
femur distal.
Tehnik lain memasukkan
intramedulary pin

• Bone pin dimasukkan ke


dalam sumsum tulang
(medulla) femur ke bagian
atas terlebih dahulu, lalu
dilakukan toggling untuk
memasukkan bone pin ke
dalam medulla os femur
bagian bawah dari fraktur.
• Setelah os femur mengalami reposisi dan
fiksasi dilakukan penjahitan pada bagian otot
yang tersayat dengan menggunakan benang
catgut ukuran 4/0 dengan pola simple
interrupted. 
• Lalu daerah kulit juga dijahit dengan
menggunakan silk 3/0 pola jahitan simple
interrupted, dan bekas sayatan diberikan
iodium tincture 3% dan ditutup dengan kasa
steril. Kemudian hewan diinjeksi antibiotik.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesembuhan  patah


 tulang yakni :
• Umur, pada usia muda kejadian fraktur lebih mudah sembuh
daripada usia tua.
• Keadaan kesehatan umum.
• Sifat fraktur, bila fraktur disertai kejaringan yang hebat maka
penyembuhannya akan menjadi lama, fraktur kominutiva akan
memerlukan waktu yang lebih lama.
• Lokasi fraktur. Pada daerah yang vaskularisasinya jelek maka
penyembuhan akan lama dan lebih sulit. Sebagai contoh fraktur
di caput femuris.
• Ada atau tidaknya infeksi.
• Jenis fraktur.
Video Fraktur Femur

Anda mungkin juga menyukai