Anda di halaman 1dari 12

STUDI KASUS

Pelanggaran Hak dan


Disintegrasi
Disusun Oleh :
- Alif Syafitri (2203111990)
- Chariena Rhamadhani (2203124775)
- Elicya Ajeng Saputri (2203111068)
- Irwan Eprain Dumardo (2203135248)
- Kerenita Eprilia (2203135238)
- Khotiatun Naimah (2203112040)
- Nailatul Fadhila (2203124772)
PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN
Hak dan kewajiban menjadi dua komponen yang tak mungkin dapat
dipisahkan dalam kehidupan ini. Pasalnya kedua istilah ini sudah merekat satu
sama lain dan selalu dikaitkan dengan berbagai macam aspek kehidupan. Apabila
terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban, hal ini bisa disebut perbuatan
atau perilaku menyimpang. Pelanggaran hak bisa diartikan sebagai tindakan yang
melanggar kebebasan hak orang lain. Sedangkan pengingkaran kewajiban adalah
tindakan menghindari atau tidak mau melaksanakan kewajiban secara bertanggung
jawab. Pelanggaran terhadap hak dan kewajiban ini terjadi karena orang tersebut
tidak mau menghormati hak orang lain, serta tidak melakukan kewajibannya dengan
bertanggung jawab.
Pada kasus berikut ini, merupakan salah satu
topik materi dari “DISINTEGRASI SOSIAL
dan HAK ASASI MANUSIA”.

Apa itu DISINTEGRASI


SOSIAL?
Apa itu HAK ASASI MANUSIA?
DISINTEGRASI SOSIAL
Pengertian disintegrasi sosial ini merupakan suatu ketidak adanya fungsi
serta norma yang berjalan. Keadaan tersebut bisa/dapat disebabkan oleh karena
adanya masyarakat yang kurang merasa puas dengan kondisinya, sehingga hal
tersebut ia ingin melakukan perubahan-perubahan yang mendasar. Disintegrasi
adalah suatu keadaan tidak bersatu padu yang membuat keutuhan atau persatuan
hilang dan dapat menyebabkan terjadinya perpecahan. Kebalikan dari disintegrasi
adalah penyatuan yang menyebabkan kesatuan dan persatuan sehingga menjadi
utuh.
Disintegrasi berbentuk aksi demonstrasi, pergolakan daerah bagi kelompok
atau individu yang merasakan adanya diskriminasi, aksi kriminalitas tidak
terkendali, perilaku menyimpang dan konflik-konflik yang melibatkan isu agama,
suku, rasa serta antar golongan (SARA).
HAK ASASI MANUSIA
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

Macam-macam hak asasi manusia:

Hak asasi pribadi.


Hak asasi politik.
Hak menjadi warga negara
Hak asasi ekonomi.
Hak asasi hukum.
Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Hak sosial dan budaya.
Hak asasi dalam tata cara peradilan dan perlindungan.
PEMBUNUHAN BERENCANA.
KASUS MUTILASI, DI MIMIKA,
PAPUA.
Penyebab terjadinya kasus mutilasi di Mimika, Papua,
di duga akibat factor ekonomi yang menjadi motif di
balik pembunuhan sadis tersebut.

Roy Marthen Howai dan empat prajurit TNI , diduga


sebagai tersangka pelaku mutilasi.

Kejadian ini pun termasuk sebagai pelanggaran HAM


berat.
Enam prajurit TNI yang menjadi
tersangka dalam kasus
mutilasi empat warga sipil di
Kabupaten Mimika, Papua
telah didakwa dengan pasal
pembunuhan berencana, kata
komando militer di Jayapura..
Empat warga tersebut ditemukan terbunuh dengan cara dimutilasi. Tubuh
keempat jasad malang tersebut terpotong-potong dan dimasukkan ke dalam
karung. Diketahui, sebanyak enam prajurit TNI AD dan beberapa warga Sipil
Mimika diduga terlibat dalam kasus pembunuhan yang menggemparkan
tersebut.
Kronologi kejadian bermula pada
saat korban diketahui dipancing
untuk melakukan transaksi jual beli
senjata api. 
Polda Papua menjelaskan bahwa
korban tertarik untuk membeli
senjata api. Lebih lanjut, korban
tersebut kemudian membuat janji
untuk melakukan pertemuan
dengan para pelaku.
Transaksi jual beli belum sempat terlaksana, korban diketahui dibunuh hingga
dimutilasi oleh para pelaku. Dugaan sementara, nilai jual senjata api yang mulanya
ditawarkan oleh para pelaku mencapai angka Rp 250 juta. Berdasarkan keterangan yang
beredar, korban membawa uang sebanyak Rp 250 juta ke lokasi tempat pelaku dan korban
hendak bertemu.
Para pelaku melakukan aksinya untuk membunuh para korban lalu memasukkan
korban ke dalam enam karung dan kemudian membawa para korban dengan
menggunakan mobil, lalu membuang jasad korban yang telah dimutilasi tersebut.
Diketahui, para pelaku meletakkan karung yang berisikan bagian tubuh korban di lokasi
yang berbeda-beda, yaitu Sunga Pigapu Timika. Polisi yang menangani kasus ini juga
diketahui menemukan bagian tubuh korban dalam waktu yang berbeda-beda.
Tidak hanya itu, berdasarkan keterangan yang beredar, setelah membuang korban ke
sungai, para pelaku kemudian membakar mobil Toyota Calya yang sebelumnya telah
disewa oleh korban untuk melakukan transaksi. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut,
sehari setelah melancarkan aksi pembunuhan, para pelaku berkumpul di gudang milik salah
satu pelaku, lalu membagi rata uang sebanyak Rp 250 juta yang dirampas dari korban.
Diketahui, total tersangka dalam
kasus itu sebanyak 10 orang.
Sembilan orang tersangka kini telah
ditahan oleh pihak kepolisian serta
TNI Angkatan Darat. Tiga tersangka
warga sipil ditahan di Markas Polres
Mimika. Sedangkan enam tersangka
yang merupakan personel Brigif Para
Raider 20/Kostrad ditahan di
Subdenpom XVII/Cenderawasih.

Dari enam tersangka personel TNI AD, dua di antaranya merupakan perwira. Polda Papua masih
memburu satu orang tersangka yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) itu berinisial
R, yang merupakan warga sipil.
SEKIAN
TERIMA KASIH !!!

Anda mungkin juga menyukai