Anda di halaman 1dari 13

SMA N 9 KOTA

JAMBI

Meyakini bahwa
menuntut ilmu adalah
perintah allah dan
rasulnya
oleh kelompok 2
Halo teman-
teman! kami
kelompok 2!
Inilah Anggota
Kami
M.farhan erdianto
Dimas saputra
Nabilla suci indah
sari
X MIPA 1
‫َﻠﻃ‬ ‫ﺐ‬
ُ ‫ا‬ ْ
‫ﻟ‬ ‫ﻌ‬ِ ْ ‫ﻠ‬
‫ﻢ‬ َ
ِ ِ‫ﺮﻓ‬‫ﻳ‬
ْ ‫ﻀ‬
َ ٌ ‫ﺔ‬‫ﻋ‬َ َ ‫ﲆ‬ُ ‫ﻞ ﻛ‬
‫ﺴ ُﻣ ﱢ‬
ْ ‫ٍ ِﻢﻠ‬
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no.
224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al
Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913).
Allah berfirman, orang yang menuntut ilmu sama besar pahalanya dengan
orang yang sedang jihad fii sabilillah (berjuang di jalan Allah).

Islam adalah agama yang memuliakan orang berilmu. Derajat orang-orang


yang berilmu lebih tinggi dibanding orang yang tak berilmu.

Bahkan ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad Sallahu


‘alaihi wassalam adalah ‘Iqro’ atau artinya ‘bacalah’.

Dengan ilmu, seseorang tak mudah sesat dalam kehidupan karena ilmu ibarat
cahaya yang akan meneranginya dari gelapnya kebodohan. Orang yang
berilmu juga lebih mungkin menggapai cita-cita, keinginan, dan harapan.

Menuntut ilmu harus selalu dilakukan sepanjang hidup, walau tidak selalu
lewat bangku sekolah. Membaca buku adalah salah satu jalan mendapatkan
ilmu.
Kewajiban Menuntut
Ilmu
Tak sedikit ayat Al Qur’an dan hadis Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam yang
menegaskan wajibnya belajar. Bahkan kedudukan orang yang sedang menuntut
ilmu disamakan dengan orang yang berjihad.

wahyu pertama yang diturunkan Allah Subhanahu wata’ala untuk Nabi


Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam yang artinya berikut ini:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa
yang tidak diketahuinya," (Q.S. al-‘Alaq/96:1-5).
Dari ayat tersebut, ada beberapa kata yang menguatkan perintah belajar dan
menuntut ilmu yakni 'Bacalah', 'Yang mengajar dengan pena', 'Mengajarkan apa yang
tidak diketahui'.

Menuntut ilmu tidak dibatasi untuk laki-laki saja, karena wanita pun memiliki hak
yang sama dalam mencari ilmu.

Semua gender, memiliki kewajiban dan hak karena sama-sama menjadi khalifah
atau wakil Allah di muka bumi, sekaligus juga menjadi hamba.

Sebagai khalifah, tentu manusia membutuhkan ilmu untuk menegakkan syariat Allah
Subhanahu wata’ala. Demikian juga sebagai hamba, membutuhkan ilmu memadai
agar bisa jadi hamba (‘abid) yang baik.
Mustahil bisa menjadi khalifah tanpa ilmu pengetahuan yang cukup untuk
mengelola dan merekayasa kehidupan di bumi ini sehingga bisa
melaksanakan hukum-hukum Allah.

Misalnya, untuk salat saja perlu ilmu mencari kiblat, mencari waktu yang
tepat kapan sholat lima waktu dilakukan, juga ilmu membangun masjid yang
benar, membangun tempat wudhu yang baik, dan sebagainya.

Tak ada pula batasan tempat dan waktu dalam mencari ilmu, bahkan ada
ungkapan Arab yang menyebut ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina’.

Islam juga mengajarkan ‘Menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga ke liang
lahat’, jadi belajarlah mulai kecil hingga akhir usia. Jangan malu untuk terus
belajar walau sudah berumur.
Hukum Menuntut Ilmu
Adalah?
Fardu kifayah
Hukum fardu kifayah berlaku bagi ilmu yang harus ada di kalangan umat Islam,
agar tidak hanya kaum di luar Islam yang menguasai ilmu tersebut.
Misalnya ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu komunikasi, ilmu bahasa,
ilmu komputer, ilmu nuklir, dan lainnya.

Fardu ‘Ain
Hukum tersebut berlaku jika ilmu yang dimaksud tidak boleh ditinggalkan oleh
umat Islam dalam segala situasi dan kondisi.
Misalnya ilmu agama Islam, ilmu mengenal Allah Subhanahu wata’ala dengan segala
sifat-Nya, ilmu tata cara beribadah, dan yang terkait dengan kewajiban sebagai
muslim.
Keutamaan Orang
yang Menuntut
Diberi derajat yang tinggi
Ilmu
Dalilnya: “Dan Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (Q.S. al- Mujadillah/58:11)

Diberikan pahala yang besar di hari kiamat nanti


Dalilnya: Dari Anas bin Malik ra. Rasulullah saw. bersabda, “Penuntut ilmu adalah
penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pilar Islam dan akan diberikan pahalanya
bersama para nabi." (H.R. ad-Dailami).

Merupakan sedekah yang paling utama


Dalilnya: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah yang paling
utama adalah jika seorang muslim mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada
saudaranya sesama muslim." (H.R. Ibnu Majah).Diberi).Diberi derajat yang lebih tinggi
Lebih utama daripada seorang ahli ibadah
Dalilnya: Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang alim yang
dapat mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah."
(H.R. ad- Dailami).

Lebih utama dari śalat seribu raka’at


Dalilnya: Dari Abu Zarr, Rasulullah saw. bersabda, “Wahai Aba Zarr, kamu pergi
mengajarkan ayat dari Kitabullah telah baik bagimu daripada śalat (sunnah) seratus
rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau
tidak, itu lebih baik daripada śalat seribu rakaat." (H.R. Ibnu Majah).

Diberikan pahala seperti pahala orang yang sedang berjihad di jalan Allah
Dalilnya: Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bepergian ketika pagi dan sore
guna menuntut ilmu adalah lebih utama daripada berjihad fi sabilillah." (H.R. ad-
Dailami).
Mendapat naungan malaikat pembawa rahmat dan dimudahkan menuju
surga Dalilnya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,
“Tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul di suatu rumah dari rumah-rumah (masjid)
Allah ‘Azza wa Jalla, mereka mempelajari kitab Allah dan mengkaji di antara mereka,
melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi mereka dengan rahmat, dan Allah
menyebut mereka di antara orang-orang yang ada di sisi-Nya. Dan tidaklah seorang meniti
suatu jalan untuk menuntut ilmu melainkan Allah memudahkan jalan baginya menuju
surga," (HR. Muslim dan Ahmad).
Dalil kewajiban seorang muslim menuntut ilmu, sehingga tidak semua wajib berjihad, ada
pada
surah at-Taubah (9:122) yang artinya:
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya."
Terima
kasih!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai