Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK 3 :

1. ROSLINDA SIPAHUTAR
2. ROSTINARIA OCTAVIA SIHOMBING
3. ROYMANSYAH SIHOMBING
4. SAUT TULUS SITUMORANG
5. SINTA NURHIKMAH
6. SONIA WATI CRISTINA MEHA
7. STEEL ZEE DANIEL LUMBAN TOBING
8. SYAKIRA AZZAHRA
9. TIA ELISA HARAHAP
10.VIENNA GITHA HUTAURUK
PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

1. Permintaan Uang
 Teori Permintaan Uang
 Kurva Permintaan Uang
 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang

2. Penawaran Uang

 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang


 Teori Penawaran Uang
1. Permintaan Uang
Permintaan uang adalah hasrat para pemilik kekayaan untuk memegang
kekayaannya dalam bentuk uang tunai dan tidak dalam bentuk kekayaan lainnya.
Pengertian lainnya, permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu.

A. Teori Permintaan Uang


Menurut Keynes, permintaan uang untuk transaksi yang dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan nasional merupakan hal yang tidak bisa dibantah.
Semakin tinggi kegiatan transaksi ekonomi, maka akan semakin tinggi
permintaan uang untuk kebutuhan transaksi. Dalam buku Ekonomi Moneter
(2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa menurut Keynes,
kebutuhan uang tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya normal dan
reguler seperti halnya kebutuhan uang untuk transaksi. Tetapi, kebutuhan
uang juga untuk sesuatu di luar perencanaan sebelumnya, seperti
kebutuhan untuk membeli obat ketika sakit, kebutuhan membeli peralatan
produksi ketika mengalami kerusakan, dan lain-lain.

Ada tiga motif yang mendasari masyarakat untuk memiliki uang tunai, yaitu
sebagai berikut:
1). Motif Transaksi (Transaction Motive)
Permintaan uang untuk transaksi merupakan kebutuhan masyarakat akan
uang untuk melancarkan transaksi sehari-hari. Masyarakat selalu
membutuhkan uang untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan.
Besarnya permintaan uang oleh masyarakat untuk transaksi bergantung
pada besarnya pendapatan nasional (PNB). Kenaikan PNB cenderung
mendorong naiknya permintaan uang untuk transaksi karena masyarakat
menginginkan uang tunai yang lebih banyak untuk melakukan transaksi
dalam jumlah yang lebih banyak pula. Selain itu, permintaan uang dengan
motif transaksi juga dipengaruhi oleh suku bunga.

2). Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)


Dalam kehidupan masyarakat, banyak kejadian yang tidak bisa diduga
sebelumnya. Bisa jadi ada anggota keluarga yang tanpa diduga mengalami
kecelakaan sehingga harus dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit
pasti membutuhkan uang. Untuk hal-hal semacam inilah masyarakat
memegang uang tunai dengan motif untuk berjaga-jaga. Jadi, permintaan
uang untuk berjaga-jaga merupakan kebutuhan masyarakat akan uang untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak bisa diramalkan sebelumnya. Seperti
halnya permintaan uang dengan motif transaksi, permintaan uang dengan
motif berjaga-jaga oleh masyarakat juga ditentukan oleh besarnya
pendapatan nasional.
3). Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Memegang uang karena motif spekulasi muncul setelah permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga terpenuhi. Motif spekulasi merupakan motif
masyarakat untuk memegang uang agar memperoleh keuntungan (dalam
kenyataannya bisa juga mengalami kerugian) karena adanya perubahan
harga surat-surat berharga. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi
ditentukan oleh tingkat bunga surat berharga. Semakin tinggi tingkat bunga,
semakin rendah permintaan masyarakat akan uang untuk tujuan spekulasi.
Hal ini disebabkan apabila suku bunga surat berharga naik, masyarakat akan
lebih suka menggunakan uang yang dimiliki untuk membeli surat berharga.

B. Kurva Permintaan Uang


1). Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh
pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang
diperlukan untuk transaksi. Hal ini dapat digambarkan dalam kurva berikut.
2). Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-jaga
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan
oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang
diperlukan untuk berjaga-jaga. Hal ini digambarkan dalam kurva berikut.

3). Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi


Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi
ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit
permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi. Hal ini dapat digambarkan
dengan kurva berikut.
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
ada enam faktor yang memengaruhi permintaan uang pada masyarakat,
yaitu:
1). Selera Masyarakat
Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya,
peningkatan terhadap mode pakaian baru akan memengaruhi permintaan
akan uang untuk membeli pakaian baru.

2). Kekayaan Masyarakat


Apabila masyarakat semakin kaya, permintaan terhadap uang cenderung
meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar
akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Ada sebagian
yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.

3). Tersedianya Fasilitas Kredit


Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit
dan pembayaran angsuran, permintaan uang kas semakin kecil.

4). Harapan Tentang Harga


Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga
barang dan jasa akan turun, mereka cenderung menahan uang kas dan
menunda pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan
naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.
5). Sistem atau Cara Pembayaran yang Berlaku
Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses
produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai
barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda
dengan pembayaran kontan, permintaan uang kas semakin besar.

6). Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan


Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang
diharapkan di masa mendatang, permintaan uang cenderung turun.
Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang
diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan, permintaan uang kas
cenderung naik.
2. Penawaran Uang
penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar. Penawaran uang
diartikan sebagai jumlah uang kartal, uang giral, dan uang kuasi yang
beredar pada suatu waktu tertentu. Uang kuasi merupakan uang yang
tersimpan di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka, dan valuta
asing.

A. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang


1). Pendapatan
Pendapatan adalah faktor utama yang memengaruhi jumlah penawaran
uang. Jumlah uang yang diterima oleh masyarakat dalam jangka waktu
tertentu disebut pendapatan. Pendapatan berbanding lurus dengan
penawaran uang. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, akan semakin
besar jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Sebaliknya, semakin rendah
pendapatan masyarakat, semakin sedikit jumlah uang yang beredar di
masyarakat.

2). Tingkat Suku Bunga


Tingkat suku bunga akan memengaruhi jumlah uang yang beredar. Apabila
tingkat suku bunga rendah, masyarakat enggan untuk menabung uangnya di
bank.
3). Selera Masyarakat
Selera masyarakat dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar.
Misalnya ketika terjadi tren-tren atau model-model barang baru akan
berpengaruh terhadap jumlah peredaran uang di masyarakat.

4). Harga Barang


Harga barang dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar. Hal ini dapat
dilihat pada saat harga barang naik, peredaran uang akan semakin cepat
karena makin banyak dibutuhkan uang untuk membeli barang-barang
tersebut.

5). Fasilitas Kredit


Fasilitas kredit (cara pembayaran) dengan menggunakan kartu kredit,
penggunaan uang tunai akan berkurang sehingga peredaran uang pun akan
berkurang.

6). Kekayaan Masyarakat


Kekayaan masyarakat dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar.
Kekayaan masyarakat berbanding terbalik dengan jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat. Jika ragam (variasi) kekayaan masyarakat sedikit,
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat semakin besar. Sebaliknya,
apabila variasi kekayaan semakin banyak (tabungan. Surat berharga, tanah,
dan lain-lain) maka jumlah uang yang beredar dalam masyarakat akan
menurun.
B. Teori Penawaran Uang
Ada dua teori penawaran uang, yaitu:
1). Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori penawaran uang tanpa bank merupakan gambaran dari sistem
standar emas, dalam artian ketika emas menjadi satu-satunya alat
pembayaran di masyarakt. Dalam sistem ini, jumlah uang yang beredar atau
uang yang ditawarkan naik atau turun sesuai dengan tersedianya emas di
masyarakat.
Standar uang yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu
 Standar Kertas
Standar Kertas adalah paper standard yaitu sistem moneter yang
berdasarkan uang kertas sebagai dasar alat bayar sah yang tidak dapat
ditukarkan dan tidak dapat dikaitkan dengan emas atau benda lainnya pada
bank sirkulasi.
 Standar Logam (Metalisme)
Standar logam (metalisme) dibedakan menjadi dua, yaitu standar
monometalisme dan standar bimetalisme. Standar monometalisme, terjadi
jika suatu negara menggunakan standar uangnya hanya satu buah logam
mulia. Misalnya hanya menggunakan emas atau menggunakan perak.
Adapun standar bimetalisme dapat dibagi menjadi tiga, yaitu standar
pincang, standar paralel, dan standar kembar.
a). Standar pincang Standar pincang adalah standar uang yang
menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat
pembayarannya.
b). Standar paralel adalah standar uang yang menggunakan dua logam
mulia berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar
uangnya. Namun, perbandingan yang berlaku hanya satu macam, yaitu
menurut pasar saja.
c). Standar kembar adalah standar uang yang menggunakan dua logam
mulia, berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar
uangnya.

2). Teori Penawaran Uang Modern


Apabila pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak sama dengan
penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing
akan melakukan penyesuaian berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang
inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan
penawaran.
a). Pengertian Jumlah Uang Beredar Zaman Klasik
Sebagian ekonomi klasik mengartikan uang beredar sebagai uang kertas
dan logam yang ada ditangan masyarakat karena hanya uang inilah yang
benar-benar merupakan daya beli yang langsung digunakan atau
dibelanjakan serta memengaruhi harga barang barang.
b). Pengertian Jumlah Uang Beredar Ketika Peranan Bank Makin Berkembang
Pengertian jumlah uang beredar ketika peranan bank makin berkembang
dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
(1). Dalam Arti Sempit
Jumlah uang yang beredar merupakan seluruh uang kartal (uang tunai)
yang dipegang masyarakat dan uang giral yang dimiliki perseorangan pada
bank-bank umum.
(2). Dalam Arti Luas
Jumlah uang yang beredar merupakan uang beredar selain uang kartal dan
giro yang dipegang masyarakat, juga termasuk deposito berjangka dan
tabungan masyarakat (uang kuasi), karena tabungan dan deposito berjangka
ini dapat diubah menjadi uang tunai sama dengan uang kartal, bahkan pada
perekonomian yang makin banyak transaksi yang dilakukan melalui bank.

(3). Dalam Arti Paling Luas


Jumlah uang yang beredar juga termasuk uang yang disimpan di lembaga
keuangan lain bukan bank (bukan bank umum dan bank tabungan) asalkan
memenuhi syarat sebagai uang, yaitu harganya tetap dan dapat diterima
masyarakat secara umum (misalkan lembaga pembiayaan, ansuransi, dan
pengadaian).

Anda mungkin juga menyukai