Anda di halaman 1dari 21

PENANGANAN MASA NIFAS

OLEH:
Winda Sari

DOKTER PEMBIMBING:
dr. Linda M. Mamengko, Sp.OG (K)-FER

RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Fransisca Stephanie
PENDAHULUAN

Puerperium atau Masa Nifas adalah dimulai setelah 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu atau 42 hari setelahnya. Waktu ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk
organ reproduksi serta anatomi dan fisiologi wanita kembali seperti pada saat sebelum hamil.

Beberapa minggu setelah melahirkan adalah periode penting bagi wanita dan sang anak.
Pada masa ini, wanita sedang beradaptasi dengan perubahan multiple, yaitu secara fisik, sosial
dan juga psikologis. Masa nifas terbagi atas 3 tahap yaitu puerperium dini (Immediate post
partum periode), puerperium intermedial (Early post partum periode) dan Remote
puerperium (Late post partum periode).
Pengertian

Kata Puerperium berasal dari bahasa Latin, yang terdiri dari dua kata yaitu puer yang
berarti anak, dan parus yang berarti melahirkan. Masa nifas atau Puerperium dimulai
setelah 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau 42 hari
setelahnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ reproduksi, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya yang berkaitan saat
melahirkan.
FISIOLOGI PUERPERIUM

 
Perubahan Sistem
Fisiologis Umum Kardiovaskular

Sistem Endokrin
Reproduksi

Laktasi Hematologik

Renal dan Kandung Integumen


Kemih
Perubahan
Fisiologis Umum

Tekanan Darah Suhu Tubuh Berat Badan


Sistem Reproduksi
• Uterus

Uterus secara barangsung-angsur mengalami involusi. Involusi merupakan suatu proses


kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar
dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi neurotic (layu/mati).
Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba
dimana TFU.
• Lochia

Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochia mengandung darah dan sisa
jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lochia berbau amis atau anyir dengan
volume yang berbeda-beda pada setiap wanita , lochia yang berbau tidak sedap
menandahkan adanya infeksi

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,


Lochia rubra sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
meconium selama 2 hari pasca persalinan

Lochia Berwarna coklat kekuningan berisi darah dan


sanguinolenta lender, hari 3-7 pasca persalinan

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada


Lochia serosa
hari ke 7-14 pasca persalinan

Lochia alba Berwarna putih, setelah 2 minggu


• Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera
setelah bayi lahir, disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks
tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara corpus dan serviks berbentuk
semacam cincin, konsistensinya lunak, kadang terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena robekan
kecil yang terjadi selama berdilatasi maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan seperti
sebelum hamil. Muara serviks yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup
secara perlahan dan bertahap. Pada minggu ke-6 serviks menutup kembali.

• Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
dalam vagina secara berangsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
LAKTASI

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik
bagi bayi yang bersifat alamiah. Setelah melahirkan, payudara mulai untuk mensekresikan kolostrum (cairan hasil sekresi
payudara berwarna kekuningan yang kaya akan protein, vitamin dan imunoglobulin, dan faktor humoral lainnya (laktoferin)).

Laktogenesis atau sekresi susu dimulai pada hari ketiga atau keempat pascapersalinan. Lengkungan saraf laktasi
melibatkan impuls aferen menaik dari puting susu dan areola, diaktifkan oleh isapan atau stimulasi puting susu, yang
melewati saraf sensorik toraks ke nukleus paraventrikular dan supraoptik hipotalamus, mendorong sintesis dan sekresi
oksitosin dari hipofisis posterior. Oksitosin mempengaruhi kontraksi sel mioepitel, yang menyebabkan galaktokinesis atau
pengeluaran susu dari saluran susu. Pelepasan ini juga dikenal sebagai "milk ejection” atau refleks pengeluaran susu.

Laktasi seorang ibu yang sehat dapat mengeluarkan 500-800 ml susu per hari, yang membutuhkan 700 kkal/hari.
Simpanan lemak hingga 5 kg yang diperoleh selama kehamilan dapat menyediakan cukup kalori untuk menutupi kekurangan
gizi selama menyusui.
Perubahan Sistem Tubuh

Endokrin Perkemihan Kardiovaskular Hematologik Integumen

o Hormon • Retenti • Volume darah • Hemoglobin • Hiperpigmentasi


Plasenta urin • Dilatasi vena
o Hipotalamik • Dilatasi
Pituitary ureter
Ovarium
o Hormon
Pituitary
Komplikasi Puerperium

Postpartum Hemorrhage
(PPH) Endometritis

Mastitis Psychiatric Disorders


Postpartum Hemorrhage (PPH)

Didefinisikan sebagai kehilangan darah berlebihan


setelah kala 3 persalinan. Nilai rata-rata dari
kehilangan darah yaitu 500 ml untuk persalinan
pervaginam dan 1000 ml untuk persalinan secara
seksio sesarea.

o Early PPH terjadi dalam 24 jam pasca


persalinan
o Late PPH terjadi setelah 24 jam pasca
persalinan, sering terjadi dalam 1-2 minggu
pasca persalinan.

o Early PPH : paling sering disebabkan


oleh atonia uteri
o Late PPH : produk sisa konsepsi, infeksi,
subinvolusi dari placental site dan
kelainan pembekuan darah.
Endometritis

Endometritis adalah infeksi ascenden dari polimikroba. Agen


penyebab biasanya adalah flora normal vagina atau bakteri enterik.
Endometritis adalah penyebab primer dari infeksi postpartum.
Factor risiko endometritis seperti persalinan seksio sesarea, usia
muda, status sosialekonomi yang rendah, persalinan lama, multiple
vaginal examinations, hingga manual removal dari plasenta.
Mastitis

Mastitis didefinisikan sebagai infeksi dari


kelenjar mamma. Mastitis umumnya muncul pada
akhir minggu pertama pasca persalinan. Infeksi
hampir selalu unilateral, disertai dengan
pembengkakan yang nyata pada payudara,
menunjukkan terjadi inflamasi.
Psychiatric Disorders

Post Partum Blues Post Partum Depression Post Partum Psychosis

o Adalah gangguan yang o Adalah gangguan afektif yang o Psikosis postpartum terjadi pada
berlangsung sementara, mulai lebih lama, berlangsung selama tahun pertama postpartum dan
dari beberapa jam hingga berminggu-minggu hingga mengacu pada sekelompok
beberapa minggu, ditandai berbulan-bulan. Tidak terdapat gangguan berat dan bervariasi
dengan tangisan dan kriteria diagnostik yang baik yang menimbulkan gejala
kesedihan. untuk PPD, tanda dan gejala psikotik
seperti depresi pada umumnya.
Maternal Care Masa Puerperium

 Perawatan pasca
Periode post-partum fase akut paling sering terjadi di rumah
sakit, dikarenakan sebagian besar wanita tinggal selama kurang lebih 2
persalinan
hari setelah persalinan pervaginam dan 3-4 hari setelah persalinan
sesar. Selama waktu ini, wanita pulih dari pesalinan mereka dan mulai  Edukasi Pasien
merawat bayi yang baru lahir. Periode ini pula digunakan untuk
memastikan keadaan ibu stabil dan merupakan kesempatan untuk  Instruksi untuk pasien
mendidik ibu dalam merawat bayinya. Ibu dipantau untuk
kemungkinan terjadi kehilangan darah, tanda-tanda infeksi, tekanan saat pulang
darah abnormal, kontraksi rahim, kemampuan untuk berkemih dan
saat menyusui.
Perawatan pasca persalinan

 Setelah persalinan pervaginam, sebagian besar wanita mengalami pembengkakan perineum dan nyeri.
Rasa nyeri menjadi lebih intensif jika wanita tersebut menjalani episiotomi atau laserasi.

 Perawatan konvensional rutin yang diberikan di area ini adalah dengan menggunakan es selama 24 jam
pertama setelah melahirkan dan kemudian beralih ke sitz bath hangat.

 Obat nyeri sangat membantu, baik yang sistemik seperti NSAID, atau obat anestesi semprot lokal ke
perineum.

 Hemoroid adalah masalah pasca melahirkan lain yang mungkin memengaruhi wanita yang melahirkan
secara pervaginam. Terapi simptomatis yang diberikan yaitu penggunaan krim kortikosteroid, kompres
witch hazel, dan anestesi lokal di samping rejimen usus yang menghindari konstipasi.

 Aktivitas kehidupan sehari-hari harus dilanjutkan sesuai toleransi dan tidak melakukan pengurangan
aktivitas yang tidak perlu.
Edukasi Pasien

 Edukasi, dukungan, dan bimbingan yang diberikan kepada ibu menyusui sangat penting.
 World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada enam bulan
pertama kehidupan.
 Menyusui harus dimulai sesegera mungkin setelah melahirkan; dalam persalinan normal tanpa
komplikasi, menyusui dapat dilakukan segera setelah lahir.
 Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2-3 jam (setidaknya saat ia terjaga di siang hari) untuk
merangsang produksi ASI.
 Pada wanita yang memilih untuk tidak menyusui, perawatan payudaranya cukup berbeda.
Perawatan harus diambil untuk tidak merangsang payudara dengan cara apapun untuk mencegah
produksi ASI.
 Kompres es yang dioleskan pada payudara dan penggunaan bra ketat atau pengikat juga dapat
membantu mencegah pembengkakan payudara.
 Acetaminophen atau NSAID dapat meringankan gejala pembengkakan payudara (misalnya, nyeri
tekan, bengkak, demam) jika terjadi.
Instruksi untuk pasien saat pulang
 Ibu baru harus diberikan instruksi saat pulang. Perlu dijelaskan mengenai detail tentang bagaimana
dia melanjutkan aktivitas normalnya.
 Wanita yang telah melahirkan pervaginam dapat melanjutkan semua aktivitas fisik, selama dia tidak
mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan yang membatasi, sambil memperhatikan kelelahan
secara umum dan yang dialami saat merawat bayi.
 Wanita yang melahirkan secara caesar harus lebih berhati-hati untuk melanjutkan beberapa
aktivitasnya pada periode pasca operasi. Dia harus menghindari penggunaan perut yang berlebihan
sampai sayatannya sembuh dengan baik untuk mencegah komplikasi bedah dini.
 Dijadwalkan untuk kontrol postpartum komprehensif rutin, antara 4 sampai 6 minggu setelah
melahirkan.
 Kunjungan pasca persalinan juga merupakan waktu yang penting untuk mengomunikasikan
rekomendasi tindak lanjut dari masalah medis atau masalah terkait kehamilan yang mungkin terjadi.
PENUTUP
Periode yang mulai dari dua jam setelah lahirnya plasenta hingga 6 minggu pasca persalinan
adalah periode puerperium atau masa nifas. Masa puerperium merupakan masa yang
penting karena terjadi perubahan fisiologi dan anatomi, kembali seperti pada saat sebelum
hamil. Komplikasi yang terjadi dapat membahayakan nyawa seperti perdarahan post partum
dan tidak membahayakan nyawa seperti gangguan menyusui. Gangguan psikiatri seperti
post partum blues dan depresi post partum juga dapat terjadi pada ibu di masa puerperium.
Maka dari itu, penting untuk memberikan maternal care pada ibu di masa puerperium. Ibu
harus diedukasi seperti bagaimana merawat bayi, memberikan ASI eksklusif, kapan harus
menghubungi dokter jika terdapat masalah atau komplikasi, dan dijelaskan bagaimana dia
dapat kembali kepada aktivitas normalnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai