Anda di halaman 1dari 64

DASAR

PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
LAUT
SITA WULANDARI

1
Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkanya oleh manusia
secara langsung atau tidak langsung bahan atau energi kedalam
lingkungan laut yang mengakibatkan atau mungkin membawa
akibat buruk sedemikian rupa seperti keruskan kepada kekayaan
hayati.
Laut dan kehidupan dilaut bahaya bagi kesehatan manusia
ganguan terhadap kegiatan-kegiatan dilaut termasuk
penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainya,
penurunan kualitas kengunaan air laut dan pengurangan
kenyamanan(UNCLOS 1982).
Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkanya mahluk
hidup,zat energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh proses
alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu
yang menyebabkan air laut kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukanya (UU LINGKUNGAN HIDUP)

2
UNSUR UNSUR POKOK PENCEMARAN
LINGKUNGAN LAUT

KEGIATAN PELAYARAN

KEGIATAN PENGEBORAN

KEGIATAN PENYULINGAN (REFINARY)

KEGIATAN TERMINAL/ PELABUHAN

KEGIATAN GALANGAN
3
PENCEMARAN KARENA KEGIATAN
PELAYARAN
1. KAPAL TUBRUKAN
2. KAPAL KANDAS
3. KAPAL KEBAKARAN
4. KAPAL TENGGELAM
5. JATUHNYA MUATAN
6. KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK
KAPAL
7. PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL
4
PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL
Dari ruang pemesinan :
1. Kebocoran bahan bakar
2. Kebocoran minyak pelumas
3. Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas
4. Air laut dari proses propeller dan instalasi pendingin mesin

Dari ruang muat :


1. Sistim ballast
2. Pencucian tanki
3. Muatn tumpah atau jatuh

Dari ruang akomodasi :


1. Kotoran manusia
2. Sampah
3. DLL

5
PENCENGAHAN/PENGURANGAN PENCEMARAN DARI
KAPAL
A.KONSTRUKSI
1. SEGREGATED BALLAST TANK (SBT) C. PENGAWASAN
2. DEDICATED BALLAST TANK  Kadar buangan
3. PEMBATASAN UKURAN TANKI  Daerah buangan
4. SUNDIVISION AND STABILITY
PROTECTIVE LOCATION OF SBT (DOUBLEReceiption Facility

5.
HULL)  Penegakan hukum
6. RETENTION ON BOARD.

B. PERLENGKAPAN
1. OILY WATER SEPERATOR
2. OIL DISCHARGE MONITORING AND
CONTROL SYSTEN
3. INTERFACE DETECTOR
4. INSTALASI PEMBUANGAN KEDARAT
5. OIL RECORD BOOK
6. SOPEP
6
KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI
PENCENGAHAN POLUSI

 Tahun 1926 masalah pencemaran laut diterima dengan


pengakuan international di Washington DC
 Tema “The Intenational Conference on Polution of Sea by Oil”
 Usul-usul yang diajukan dalam kenprensi :
1. Mewajibkan pemasangan OWS dikapal-kapal yang memakai
BBM dan yang mengangkut minyak sebagai muatan
2. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak diperbolehkan
membuang minyak : Belgia, Belanda, Swedia, Inggeris, USA
menerima ketentuan 50 mill dari daratan merupakan zona
pembuangan terlarang

7
 Tahiun 1934 The International Sea Pollution Aggrement
 Tahun 1954 Konvensi International tentang Pencengahan
Pencemaran dilaut (Oil Pol 54) menetapkan zona terlarang
paling sedikit 50 mill dari pantai dan kadar melebihi 100 ppm
dilarang serta persyaratan pemakaian Oil Record Book
 Tahun 1959 berdiri IMCO
 Tahun 1962 amendment deanan memasukkan kapal-kapal
berukuran lebih kecil dan perluas zona terlarang diberlakukan
1969
 Tahun 1969 yang melarang pembuangan dari operasi secara
normal, kecuali total pembuangan on ballast voyage tidak lebih
dari 50 mill dari pantai
 Tahun 1971 amandment berisi : Great Barrier Reef dianggap
sebagai daratan dan tata ssusunan tanki-tanki serta batas
ukuran tanki 8
MARPOL 73/78

Konvensi ini terdiri dari 20 Artice dan 6 Annexs


1. ANNEX I Peraturan-Peraturan Pencengahan Pencemaran
oleh minyak
2. ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh Zat Cair
Beracun diangkut dikapal dalam bentuk curah
3. ANNEX III Pedraturan Pencengahan Pencemaran oleh Zat
Berbahaya yang diangkut dalam kemasan
4. ANNEX IV Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh
kotoran (sewage) dari kapal
5. ANNEX V Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh sampah
6. ANNEX VI Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara dari
kapal
9
Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan,
ANNEX 3 Appendixes
I dan Penyamaan
Interpretasi yang berisi 8 Appendix.
Enter into force 2 october 1983.Diratifikasi oleh Pemerintah
Indonesia dengan KEPPRES No.46Tahun 1986. Diberlakukan
untuk kapal yang berlayar ke luar negeri 27 oktober 1986 dan
kapal
domestik 27 oktober 1987.
Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan
kapal
Pemerintah.
Kapal-kapal yang berukuran GT 150 atau lebih untuk non tanker
dan berukuran GT 400 atau lebih untuk non tanker harus
memiliki
INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE)
10
DEFENISI-DEFENISI
Minyak berati bahan bakar dalam bentukn apapun termasuk
minyak mentah, minyak makan, minyak bekas dan minyak hasil
olahan
Campuran berminyak berarti suatu campuran yang
mengandung minyak.
Minyak bakar berarti setiap minyak yang digunakan untuk
bahan bakar mesin induk dan mesin bantu suatu kapal yang
dibawa dikapal.
Kapal tanker berarti suatu kapal yang kontruksinya dibuat
untuk menyangkut minyak secara curah.
Kapal kombinasi adalah kapal yang digunakan untuk
menyangkut muatan curah basah dan kering.
Kapal baru berati :
a. Yang kontak pembangunanya mulai sesudah 31 Des 1975
b. Dalam hal ini tidak ada kontrak pembangunan yang
peletakan lunasnya 30 juni 1976 atau
c. Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desember 1979.
11
DEFENISI-DEFENISI
Ballast bersih adalah balaast dalam suatu tangki dimana sejak
minyak terahir diangkut telah dicuci sedemikian sehingga air
dari tangki itu apabila dibuang ke laut tidak menampakkan
tanda-tanda minyak pada permukaan air tenang
Ballast terpisah adalah air ballast dari tangki yang terpisah
secara sempurna dari sistim muatan minyak
Minyak mentah adalah setiap campuran hidro karbon cair yang
terbentuk secara alamiah dalam perut bumi dan sudah layak
diangkut kapal
Slop tank berarti tank yang khusus diperuntukkan untuk
mengumpulkan air pencucian atau pengiringan dari tanki lain
atau campuran berminyak lainnya.
Jarak dari daratan terdekat berarti jarak dari garis pangkal
dimana laut teritorial diukur.
Kapal lama berarti yang bukan kapal baru.
12
Kapal pengangkut minyak mentah adalah kapal tanker
yang melayani perdagangan pengangkutan minyak
mentah
Prodack carrier adalah kapal tanker yang digunakan
untuk pengangkutan minyak selain dari minyak
mentah
Lot on top prosedur adalah sistim pemuatan dimana
muatan dimuat dalam suatu tanki yang air pencucian
tankinya belum habis dibuang kepenampungan di
darat dan muatan dimuat diatas dari muatan tersebut

13
IOPP Certificate ditrbitkan oleh pemerintah atau organisasi yang
diakui pemerintah dan berlaku 5 tahun.
Untuk sertifikat ini dilakukan survey-survey sbb :
 Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali survey
menyeluruh terhadap konstruksi perlengkapan sistim tata
susunan dan material memenuhi persyaratan
 Renewal survey sesuai ketentuan pemerintah tapi tapi tidak
boleh lebih dari lima ( 5 ) tahun
 Intermediate survey survey dalam dalam waktu lima 3 bulan
sebelum atau sesudah anniversery date ke 2 atau 3
 Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah
anniversery date
 Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan

14
 Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang
kecuali bila persyaratan berikut dipenuhi
A) Untuk kapal tanker kecuali berasal dari ruang permesinan :
1. Tanker tidak dalam daerah khusus
2. Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan
3. Tanker sedang berlayar
4. Kecepatan pembuangan tidak boleh lebih dari 30 ltr/mil
5. Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi 1/15000
dari total kargo untuk kapal lama dan 1/30000 untuk kapal
baru
6. Tanker dioperasikan dengan ODM dan CS dan slop tank
B) Untuk kapal non tanker GT 400 atau lebih dan untuk
pembuangan dari ruang permesinan :
1. Kapal tidakberada dalam daerah khusus.
2. Kapal sedang berlayar.
3. Kandungan minyak dalam aliran pembuangan tidak lebih 15
15
 Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM
 Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas dikenakan
sanksi sesuai UU negara setempat.

PENGECUALIAN
 Pembuangan kelaut dapat dilakukan tanpa sesuai dengan
aturan dalam keadaan :
1. Pembuangan dilakukan untuk keselamatan jiwa
manusia.
2. Pembuangan kelaut disebabkan kerusakan kapal dan
peralatan dengan ketentuan bahwa semua usaha telah
dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan
tumpahan.
3. Telah diijinkan pemerintah, misalnya zat dispersant
untuk mengurangi dampak pemcemaran oleh minyak.
16
A. Segretgated Ballast Tank :
1. New Crude Oil Tanker 20.000 DWT atau lebih.
2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih
3. Existing Crude Oil Tanker 40.000 DWT atau lebih.
4. Existing Product Tanker 40.000 DWT atau lebih.
B. Dedicated Ballast Tank :
1. Existing Crude oil 40.000 DWT atau lebih sebelum
2. dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh dioperasikan
3. dengan DBT + COW.
C. Crude Oil Washing :
1. New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.
2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih

17
D. Slop Tank
1. 3% kapasitas cargo.
2. 2% yang air pencuci tanki dapat digunakan untuk
mencuci tanki lain tanpa menambah air
3. 2% bila tanker dilengkapi dengan SBT atau DBT

E. Sludge tank
kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi dengan sludge tank
dengan kapasitas cukup

18
SLOP TANK
• Setiap kapal harus dilengkapi dengan slop tank untuk
menampung balast kotor dengan kapasitas minimum 3% dari
kapasitas muatan kapal, kecuali pemerintah dapat menyetujui.
• 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan
lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan
SBT.
• 1% tanker kombinasi.
SLUDGE TANK
Gunanya : untuk menampung minyak kotor yang kapasitasnya
V1 = K1 x c x D M3
K1 = 0.01 utk mesin dengan BBM heavy oil
0.005 utk mesin dengan BBm diesel oil
c = pemakaian FO per hari
D = waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat
dipompa kedarat rata-rata diambil 30 hari 19
LOKASI PERLINDUNGAN DARI SBT
Tanker pengangkut crude oil ukuran DWT 20.000 ton atau lebih
dan tanker product oil ukuran 30.000 DWT atau lebih
penempatan SBT harus sedemikian sehingga melindungi tanki
muatan dari darin kerusakan akibat kandas dan tubrukan
Pembatasan ukuran tanki
Diberlakukan terhadap tanker yang peletakan lunasnya sesudah 1
januari 1974
Panjang tanki maximum 10 meter atau lebih
a. ( 0.5 b1 / B + 0.1 ) L ….. bila tidak mempunyai sekat membujur
b. (0.25 b1 / B + 0.15 ) L …. Bila mempunyai sekat membujur
L = panjang kapal
b1= lebar wing tank
B = Lebar kapal
20
RECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTION

• Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan


dilengkapi dengan sarana penampungan kotor
• Untuk memungkinkan pipa dan penampungan
didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan
dikapal harus disediakan sambungan standar dengan
ukuran :

Diameter luar : 215 mm


Diameter dalam : sesuai tebal pipa
Baut dalam flens : 6 lobang O/ 22mm
Tebal flens : 20 mm
Baut : 6 buah diameter 20 mm

21
OIL RECORD BOOK
 Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan
oil record book part I dan II
 Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil
record book part I
 Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II
untuk pencatat ruang muat
 Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh perwira
yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh
Nakhoda
 Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang
dilengkapi IOPP Cert dicatat dalam bahasa inggris atau
perancis
 Diaimpan ditempat yang mudah dicapai untuk
pemeriksaan
 Disimpan selama 3 bulan terhitung pegisisn terahir
 PSC officer berhak minta copy bila diperlukan 22
PEGISIAN OIL RECORD BOOK
A. Oil record book part I ( dari ruang mesin )
1. Pengisian balast atau pencucian tanki bahan bakar
2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di
tanki bahan bakar
3. Pegumpulan atau pembuangan oil residu ( sludge )
4. Pembuangan air got kamar mesin
5. Kondisi dari OWS dan ODM
6. Pembuangan karena kecelakaan
7. Pengisian bahan bakar dan Lub oil

23
B. Oil record book part II ( dari ruang muat )
1. Pemuatan minyak
2. Pemindahan internal muatan
3. Pembongkaran muatan
4. Pengoperasian COW
5. Pengisian ballast di tanki muatan
6. Pengisian dedicated ballast tank
7. Pencucian tanki muatan
8. Pembuangan ballast kotor
9. Pembuangan dari slop tank ke laut
10. Pembuangan ballast bersih dari tanki muatan
11. Pembuangan residu (sludge)
12. Pembuangan ballast dari DBT
13. Kondisi OWS dan ODM
14. Pembuangan karena kecelakaan 24
SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN (SOPEP)
Setiap tanker GT 150 atau lebih dan non tanker GT 400 atau lebih
harus dilengkapi dengan SOPEP yang telah disyahkan oleh
pemerintah. Isi dari SOPEP minimum adalah;
1. Prosedur yang diikuti oleh nahkoda atau orang lain yang
bertugas untuk melaporkan kejadian kejadian pencemaran.
2. Daftar pejabat atau orang yang akan dihubungi bila terjadi
pencemaran.
3. Perincian tindakan yang aakan diambil segera oleh orang-orang
dikapal untuk mengurangi atau mengontrol tumpahan minyak
sesudah kecelakaan.
4. Prosedur dan titik penghubung dikapal untuk koordinasi dengan
pejabat lokal dalam rangka penanggulangan pencemaran.
25
Untuk kapal-kapal NLS SOPEP mungkin dikombinasikan dengan
SOPEP untuk NLS.

Peralatan Penanggulangan Pencemaran


Disetiap kapal harus tersedia alat-alat untuk penanggulangan
pencemaran antara lain :
a. Bak atau bejana untuk menampung tetesan minyak.
b. Pasir atau serbuk gergaji.
c. Sekop.
d. Majun.
e. Karet busa untuk absorber
f. Dispersant
g. Spray applicator
26
Sedangakan untuk tumpahan dalam jumlah banyak digunakan
peralatan sebagai berikut ;
a. Oil boom yang berfungsi untuk melokalisasi tumpahan supaya
tidak menyebar.
b. Oil skimmer untuk menyedot minyak yang ada dipermukaan.
c. Absorber.
d. Dispersant
SANKSI-SANKSI HUKUM
Terhadap pencemaran dapat dikenakan dua macam sanksi yaitu:
a. Sanksi pidana dikenakan terhadap barang siapa yang berbuat.
menurut UU no 21 tentang pelayaran pasal 119, 120 barang
siapa yang melakukan pembuangan limbah tidak sesuai
dengan aturan diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun
atau denda 120 juta rupiah. Dan apabila pembuangan tersebut
mengakibatkan kerusakan lingkungan diancam hukuman 10
tahun penjara atau denda 240 juta rupiah. 27
b. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi ditujukan kepada
pemilik kapal.
karena tuntutan ganti rugi tsb. Kadang-kadang jumlahnya
sangat besar sehingga tidak sanggup ditanggung sendiri oleh
pemilik kapal, maka diatur dalam konvensi International
yang disebut International Convention Civil Liability for Oil
Pollition Demage 1969 yang kemudian diperbarui tahun 1992
sehingga sekarang dikenal dengan nama CLC 1992. Kapal-
kapal ukuran DWT 2000 ton atu lebih harus menjadi anggota
dan mengasuransikan tanggung jawabnya,

Sesuai dengan CLC 1992 batas maksimum tanggung jawab


CLC1 untuk membayar kompensasi dihitung sbb :
a. Untuk kapal kurang 5000 ton sebesar 3 juta unit account.
b. Untuk kapal lebih dari 5000 ton ditambah 420 unit tiap ton
kelebihan dari 5000 ton dengan maksimum 59.7 juta unit
account.
28
Besarnya nilai 1 unit account ditentukan berdasarkan Special
Drawing Right yang bagi negara-negara anggota IMF ditetapkan
oleh IMF. Bagi negara bukan anggotan IMF besarnya 1 unit
account ditetapkan oleh negara dimana dipakai sebagai patokan
adalah 1 unit account sama dengan 15 gold franc.
Selain bantuan dari CLC ada satu Convensi lagi yang
menyediakan dana untuk membantu korban pencemaran yaitu
International Convention on The Establishment of An
International Fund for Compensasion 1971 yang kemudian
diperbaharui tahun 1992, yang disebut dengan FUND anggota
dari konvensi ini adalah negara-negara pengimpor minyak.
Perusahaan minyak yang mengimpor lebih dari 150 000 ton
setahun wajib menjadi anggota. Batas bantuan yang dapat
diberikan oleh Fund adalah 135 juta unit account dan bisa
dinaikkan sampai 200 juta kepada anggota yang mengimpor lebih
dari 600 juta ton setahun.
29
Fund akan membantu dalam kondisi tidak mendapatkan bantuan dari
CLC, bila pemilik kapal gagal mendapat bantuan dari CLC atau bila
bantuan CLC tidak mencukupi klaim.
Hal-hal yang dikecualikan dari tanggung jawab pemilik kapal menurut
CLC :
a. Akibat perang, kerusuhan, perang saudara, pemberontakan.
b. Perbuatan dengan maksud menimbulkan kerusakan oleh pihak
ketiga.
c. Kelalaian atau kesalahan dari pemerintah yang bertanggung jawab
untuk memelihara lampu-lampu dan sarana bantu navigasi lainya.
Sedangkan yang dikecualikan dari bantuan Fund adalah :
a. Apabila kerusakan diakibatkan perang, kerusuhan, perang saudara,
pemberontakan atau kerusakan lingkungan akibat minyak yang
tumpah dari kapal perang, kapal pemerintah yang tidak komersil
30
OIL WATER BOOM
POMPA PENGUMPUL TUMPAHAN
MINYAK

Oil skimmer
b. Apabila yang mengajukan klaim gagal menunjukkan bukti
bahwa pencemaran disebabkan kecelakaan dari satu atau lebih
kapal
ANNEX II
Peraturan Untuk Pengawasan Pencemaran Oleh Zat Cair beracun
(Noxious Liguid Subtances)
• Kapal-kapal pengangkut NLS sesudah disurvey diberikan
sertifikat International Pollution Prevention Certificate For The
Carnage Of Noxious Liquid Substance in Bulk.
• Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus
diendors tiap tahun
• Survey-survey yang dilaksanakan sehubungan dengan sertifikat
tersebut adalah :
1. Initial survey sebelum kapal dioperasikan untuk pertama
kali.
2. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum34 atau
3. Intermediate survey dalam 3 bulan sebelum atau
sesudah Anniversary date ke 2 atau ke 3.
4. Renewell survey setiap 5 tahun atau sesuai masa laku
sertifikat.
5. Additional survey apabila dibutuhkan.
Bagi kapal-kapal yang sudah disurvey dan diberikan sertifikat
berdasarkan International Bulk Carrier Chemical Code (IBC
Code) atau Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak perlu
disurvey lagi untuk mendapatkan NLS Cert. Disamping itu
kapal ini juga harus dilengkapi dengan IOPP Certificate.

35
PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN
Zat cair beracun dibagi dalam 4 katagori yaitu :
1. Katagori A : zat cair beracun yang apabila dibuang
kelaut dari pencucian tanki muatan atau dari ballast
yang dimuat ditanki muatan akan menimbulkan
bahaya yang besar (major hazard) baik terhadap
sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau
menimbulkan ancaman serius terhadap penggunaan
laut secara sah lainnya sehingga mengharuskan
penggunaan alat-alat penanggulangan yang lebih kuat
untuk membersihkan.
Contoh : Aceton Cyanohydrin, Acrolein, Dicio ro
Benzenes, Carbnon disulphida, Cresols, Phosphours dll.
36
2. Katagori B yaitu zat beracun yang apabila dibuang kelaut
akan menimbulkan bahaya (hazard) baik terhadap sumber
hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan
ancaman terhadap penggunan laut secara sah sehingga
mengharuskan penggunaan alat anti polusi khusus.
Contoh : Ammonia, Benziene Clhoride, Carbon tetra chlorida,
Chloroform, Ally I Alcohol, dll
 Katagori C yaitu zat cair yang apabila dibuang kelaut akan
menimbulkan bahaya kecil (minor hazard) sehingga
membutuhkan operasi khusus untuk menaggulanginya.
Contoh :Acetic Aceid, Iso Amy I Acetate, Amiline, Ethyl I
Acetate, Silicon Tetrachloride, dll
4. Katagori D yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut
memperlihatkan bahaya yang dapat diketahui (recognized
hazard) sehingga memerlukan perhatian.
Contoh : Acetone, Benzy I Alcohol, Calcium Hydroxida,
37
Ethyl I Acetate, Sillicon Tetraclhoride, dll
PENGAWASAN
1. Pemerintah tiap negara harus menunjuk surveyor untuk
mengawasi pelaksanaan dari aturan ini dan mengawasi sesuai
guide line dari IMO
2. Nahkoda-nahkoda kapal yang mengangkut zat cair beracun
harus menjamin bahwa semua ketentuan-ketentuan telah
dipenuhi dan Cargo Record Book diisi sesuai ketentuan.

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair


kategori A :
a. Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal berangkat tanki
harus diadakan pencucian pendahuluan ( Pre wash ) dan air
pencucian dibuang ke receiption facility sampai konsentrasi zat
cair beracun dalam aliran kurang dari 0.1 % dalam berat
kemudian dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor
konsentrasi dalam aliran kurang dari 0.01 % dalam berat
38
b. Bila kemudian air ditambahkan kedalam tanki, air
pencucian dapat dibuang kelaut sesuai dengan
persyaratan :
- kapal berada di luar daerah khusus
- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots
utk yang gerakkan mesin dan 4 knots utk yang
ditunda
- lubang pembuangan berada dibawah garis air
- pembuangan pada jarak tidak kurang dari 12
mil dari daratan dengan kedalaman tidak kurang
dari 25 m

39
Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori B
Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci ( pre wash ) sampai
sisa muatan dalam tanki tidak lebih dari 1 m3 atau 1/3000
kapasitas tanki dan dibuang ke receiption fasility. Kemudian
apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut dengan
persyaratan :
- kapal sedang berada diluar daerah khusus
- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots utk yang
bermesin dan 4 knots bagi kapal yang digandeng
- konsentrasi zat beracun diatas baling-baling tidak
melebihi 1 ppm
- pembuangan dilaksanakan tidak kurang dari 12 mil dari
daratan pada kedalaman lebih dari 25 m
40
Pengawasan Terhadap Kapal Pengangkut Katagori C
1. Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki harus
dicuci (pre wash) sampai sisa muatan tidak lebih dari 3 M3 atau
1/1000 kapasitas tanki.
2. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut
dengan persyaratan :
- kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus.
- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knot untuk
uang bermesin dan 4 knot untuk yang di gandeng.
- pembuangan dibawah garis air.
- kapal berada lebih dari 12 mill dari daratan pada
kedalaman 25 m atau lebih.
Atas permintaan nahkoda pre wash dpt ditiadakan dengan syarat:
- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci karena
akan dimuat jenis yang sama atau yang dapat digabungkan.
- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci dilaut dan
akan dicuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis dari
pelabuhan tersebut.
- sisi muatan dihilangkan dengan sistem ventilasi yang
disetujui pemerintah berdasarkan standar IMO 41
Untuk kategori D tidak perlu diadakan pre wash dan
dapat dibuang kelaut dengan syarat :
- Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus
- Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang
bermesin dan 4 knot bagi yang di gandeng.
- konsentrasi tidak lebih dari 1/10
- pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalam
tidak kurang dari 25 meter.

42
CARGO RECORD BOOK
1. Setiap kapal yang mengangkut zat cair beracun harus
dilengakapi dengan Cargo Record Book.
2. Cargo Record Book harus diisi tanki per tanki bilamana operasi
berikut dilaksanakan :
- pemuatan cargo
- pemindahan internal cargo.
- pembongkaran cargo.
- pencucian tanki muatan.
- pengisian ballast ke tanki muatan.
- pembuangan residu kesarana penampungan.
- pembuangan kelaut atau penghilangan dengan ventilasi
3. Setiap pembuangan operasional atau kecelakaan harus dicatat
4. Bila operasi diawasi oleh surveyor 2x harus membuat catatan
dalam Cargo Record Book
5. Cargo Ricord Book diisi dalam bahasa Inggris atau Perancis
kecuali yang tidak punya NLS Cert
6. Cargo record book harus disimpan ditempat yang mudah
dicapai untuk pemeriksaan kecuali ditongkang tak berawak
disimpan di kapal tunda. Cargo record book disimpan dikapal
sampai 3 tahun sesudah pengisian terahir 43
Prosedur and Arrangement Manual ( PA Manual )
• Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk curah
harus dilengkapi dengan manual
• Tujuan utama dari manual adalah untuk mengenalkan
kepada perwira kapal tata susunan fisik dan semua
prosedur operasi sehubungan dengan penanganan muatan,
pencucian tanki, penangan slop, pengisian tanki ballast
yang harus diikuti agar sesuai dengan persyaratan annex II
• PA Manual minimum harus berisi informasi dan petunjuk
operasi berikut :
1. Perincian gambaran utama dari annex II
2. Daftar dari NLS yang dijinkan utk diangkut kapal
tsb
3. Tanki-tanki yang diijinkan utk mengangkut masing
2x NLS. 44
4. Perincian dari seluruh tat susunan dan peralatan termasuk
pemanasan muatan dan sistem pengawasan suhu, skema sistem
stripping dan pompa-pompa (check list).
5. Prosedur mendeteil sesuai standar yang ditetapkan pada masing-
masing kapal termasuk instruksi-instruksi seperti metode
pengeringan, pra wash tanki-tanki, pengiasian ballast raung
muat, pembuangan residu dll.
6. Tanggung jawab Nahkoda sehubungan prosedur operasi yang
harus diikuti untuk menyakinkan bahwa tidak ada residu atau
campuran yang dibuang kelaut.

45
ANNEX III Peraturan-Peraturan Untuk Pencengahan
Pencemaran Oleh Zat Berbahaya Yang Diangkut Dikapal
Dalam Kemasan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai
kekhususan isinya.
2. Marking dan Labelling. Beri merk nama tehnik dilengkapi UN
number. Merk harus tidak hilang walau terbenam dilaut selama 3
bulan.
3. Dokumentasi. Semua dokumen harus menggunakan nama tehnik
dan dicantumkan kata-kata MARINE POLLUTAN.
4. Stowage. Barang berbahaya harus ditempatkan dengan aman dan
dileshing sehingga mengurangi ancaman terhadap lingkungan.

46
ANNEX IV
Peraturan Untuk Mencengah Pencemaran Oleh Kotoran (Sewage) Dari
Kapal
1. Peraturan ini berlaku untuk :
- kapal baru GT 200 atau lebih.
- kapal baru kurang dari GT 200 yang membawa lebih dari 10
orang.
- kapal yang tidak ada surat ukur tapi membawa lebih dari 10
orang.
- kapal lama diberlakukan 10 tahun setelah aturan ini enter
inforce.

47
2. Yang diaksud sewage adalah :
- pembuangan dari toilet,urinoir dan wc.
- pembuangan dari tempat pengobatan seperti
hospital,dispensary yang dibuang kewastafel atau scupper.
- pembuangan dari ruang tempat binatang hidup.
- buangan lain yang bercampur dengan buangan diatas.
3. Kapal-kapal yang memenuhi persyaratan diberikat sertifikat
International Sewage Pollution Prevention Certificate.
4. Sehubungan dengan sertifikat ini dilaksanakan survei :
- initial Survey
- periodical Survey
48
Persyaratan Pembuangan Sewage

Pembuangan sewage kelaut dilarang kecuali :


• sewage yang sudah dihancurkan dan dimati hamakan dapat
dibuang pada jarak 4 mil atau lebih dari pantai.
• Sewage yang belum dihancurkan dan dimati hamakan dibuang
pada jarak 12 mil atau lebih dari pantai.
• Pembuangan tidak dilakukan sekaligus tertapi dialirkan pada
nwaktu berlayar dengan kecepatan minimum 4 knot.
• Selama dipelabuhan dibuang ke Receiption Facility.

49
ANNEX V
Peraturan - Peraturan Pencengahan Pencemaran Oleh sampah
• berlaku untuk semua kapal
• yang dimaksud sampah adalah segala macam makan, buangan rumah tangga dan
operasional tapi tidak termasuk ikan segar atau bagainya, yang secara normal
dihasilkan selama pengoperasian kapal secara normal dan harus dibuang secara
continue atau periodik.
• daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah :
1. Laut Tengah.
2. Laut Baltic
3. Laut Hitam
4. Laut merah
5. Teluk Persia
6. Laut Utara
7. Daerah antartic
8. Daerah Caribia
50
Kapal ukuran GT 400 atau lebih dari kapal yang membawa 15 orang
atau lebih harus membawa Garbage Management Plan.
Kapal GT 400 atau lebih dan kapal yang membawa 15 orang atau lebih
harus dilengkapi Gerbage Record Book.

51
Persaratan Pembuangan Sampah
• Semua jenis plastik termasuk tali plastik, jaring, kantong plastik
dan abu pembakaran plastik dari incinerator dilarang dibuang
kelaut.
• Dunnage, pelapis dan pembungkus yang terapung dapat dibuang
pada jarak 25 mil atau lebih dari pantai.
• Sisa makanan dan sampah kertasa, gelas, metal, botol dapat
dibuang pada jarak 12 mil dari pantai.
• Sampah sisa makanan apabila telah telah dihancurkan dan dapat
dilewati saringan 26 mm dapat dibuang 3 mil dari pantai.
• Pembuangan dari platform dilarang. Untuk sis makanan dapat
dibuang pada jarak 500 m dari flatform dari 12 mil dari daratan
dengan syarat telah dihancurkan.
• Dalam daerah khusus hanya sisa makanan yang dapat dibuang pada
52
jarak 12 mil dari pantai
Garbage Record Book
• Setiap pembuangan atau pembakaran harus dicatat dalam Garbage
record Book.
• Yang dicatat adalah waktu, posisi kapal, keterangan dan jumlah
sampah.
• Garbage Record Book disimpan yang mudah dicapai untuk
pemeriksaan dan disimpan selama 2 tahun.
• Diisi dalam bahasa inggris oleh perwira yang bertanggung jawab dan
tiap halaman ditanda tangani nahkoda.
• Dalam hal dibuang karena kecelakaan harus dicatat lingkungan
tempat pembuangan dan alasan pembuangan.
• PSCO dapat sewaktu-waktu memeriksa Garbage Record Book.

53
ANEX VI
Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara Dari Kapal
• Berlaku untuk kapal GT 400 atau lebih dan anjungan lepas pantai.
• Apabila dari hasil survei memenuhi syarat diberi sertifikat
INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE.
• Pengawasan emisi dilakukan terhadap :
1. Zat perusak ozone
2. Nitrogen Oxide (Nox)
3, sulphur Oxides (Sox)
4. Volatile Organuc Compounds
Sampai saat ini belum enter into force.
54
SANKSI TERHADAP PENCEMARAN
Apabila terjadi pencemaran laut dari kapal maka dapat
dikenakan sanksi sbb :
1. Sanksi pidana terhadap orang yang bersalah sesuai
pasal 119, pasal 120 dan pasal 121 undang 2x no 21
tahun 1992 tentang pelayaran.
2. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi akibat
pencemaran- pencemaran yang dikenakan terhadap
pemilik kapal. Untuk pencemaran oleh minyak
karena tuntutanya besar dapat dibantu oleh CLC dan
FUND.

55
INTERNATIONAL CONVENTION ON CIVIL LIABILITY FOR
OIL POLLUTION DAMAGE
 Convensi ini ditanda tangani pada November 1969 di Brussel
lebih dikenal dengan nama CLC 69 kemudian di amendement
pada 1992
 Tujuan konvensi
1. Menjamin kebutuhan kompensi yang memadai dapat
tersedia untuk orang yang menderita kerugian akibat
pencemaran minyak dari kapal.
2. Keinginan utk mengesahkan aturan dan prosedur
Internasional untuk menentukan tanggung jawab dan
menyediakan kompensasi untuk kasus tsb.

56
DEFENISI – DEFENISI
Kapal berarti : kapal laut atau pesawat terbang laut
dari type apapun yang mengangkut minyak dalam
bentuk curah
Owner berarti : orang yang terdaptar sebagai pemilik
kapal atau bareboat charter yang mengoperasikan
kapal.
Oil berarti : semua bentuk dari hydrocarbon mineral oil
seperti minyak mentah, bahan bakar, dan minyak
pelumas baik yang diangkut sebagai muatan atau
sebagai bunker.
Pollution damage berarti kehilangan atau kerusakan
yang disebabkan oleh minyak yang tumpah dari
kapal termasuk kerusakan akibat tindakan
penanggulangan. 57
PEMBERLAKUAN
 Konvensi ini berlaku dilaut territorial dan ZEE sampai batas
200 mil dari pantai
 Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila ia dapat
membuktikan bahwa kerusakan disebabkan :
1. Oleh perang atau kerusakan perang saudara atau
pemberontakan atau fenomena alam
2. Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau kesengajaan
pihak ketiga.
3. Seluruhnya disebabkan kelalaian atau kesalahan dari
pemerintah atau penguasa yang bertanggung jawab
terhadap pemeliharaan lampu-lampu dan sarana bantu
navigasi.
 Batas tanggung jawab pemilik sebesar 200 juta franc (1 franc
sama dengan harga 65,5 mg emas dengan ****** finesess 58
900).
 Bila kejadian akibat kesalahan aktual atau dengan setahu owner
maka batas tanggung jawab tersebut tidak bisa digunakan,
 Kapal 2000 DWT atau lebih diharuskan mengasuransikan atau
finacial security lain sepserti bank garansi tersedia untuk dana
kompensasi tersebut.
 Kapal harus memiliki serifikat CLC yang diberikan pemerintah.
 Hak kompensasi akan hilang kecuali diajukan dalam 3 tahun
atau paling lambat 6 tahun.
 Konvensi akan berlaku apabila sudah diratifikasi oleh 8 negara
dimana 5 negara memiliki tanker lebih dari 1 juta GT.

59
TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning
Liability For Oil pollution)
• Belajat dari kecelakaan Tanker Torrey Canyon pada tahun 1967
dimana belum ada suatu aturan internasional yang efektif dalam
menyediakan bantuan menyeluruh terhadap korban
pencemaran atau kompensasi untuk biaya pembersihan.
• Pemilik tanker membuat perjanjian sukarela untuk membantu
pemerintah dalam biaya penanggulangan atau pembersihan
pantai mereka yang tercemar.
• Diam istilah Owner termasuk juga Bareboat Charter.
• Tovalop diadministrasikan oleh Tankers Owner Pollution
Federation Ltd.
• Hanya memberi bantuan kepada pemerintah tidak kepada
perorangan atau private.
• Tovalop membatasi kewajibab sampai US $100 per Register ton
per kapal per kejadian atau 10 juta US $ per kapal dimana yang
lebih kecil.
• Tovalop mulai berdiri pada akhir 1968 atau awal 1969
60
dan
International Convention on The Establishment of An International
Fund for Compensation for Oil Pollution Demage
• Biasa dipendekkan dengan sebutan Fund Convention
• Dibentuk untuk melengkapi bantuan apabila bantuan yang diberikan
CLC belum mencukupi.
• Fund merupakan bantuan dari industri perminyakan untuk membantu
korban pencemaran karena bantuan CLC terbatas.
• Fund mulai berlaku 1978.
• Anggota fund adalah tiap orang atau perusahaan yang dalam 1 tahun
kalender menerima 150.000 ton harus menyumbang.
• Fihak-fihak yang dibantu oleh Fund :
1. Bila tidak ada kewajibab dari CLC.
2. Bila pemilik dari tanker tidak mampu memperoleh bantuan
dari CLC atau bila asuransinya tidak mencukupi.
3. Bila harga dari kerusakan melebihi tanggung jawab owner
61
Pengecualian
1. Terbukti bahwa pencemaran disebabkan oleh peperangan, kerusuhan, perang
saudara atau pemberontakan atau yang disebabkan minyak yang tumpah atau
dibuang dari kapal perang, kapal milik atau dioperasikan oleh pemerintah dan
sedang menjalankan tugas pemerintah
2. Fund tidak akan memberikan bantuan terhadap hal berikut :
- yang mengklaim tidak dapat membuktikan bahwa pencemaran
disebabkan oleh sutu atau beberapa kapal.
Batas bantuan yang dapat diberikan Fund sebesar 450 jut franc.
Fund dapat membatalkan seluruh atau sebagian dari tanggung jawab bila
dapat dibuktikan bahwa pencemaran akibat dari kesalahan owner yaitu :
1. Kapal yang menimbulkan pencemaran tidak memenuhi persyaratan yang
diatur dalam :
a. Marpol 73/78 serta amendmentnya.
b. Solas 1974 serta amendmentnya.
c. International Load Line Convention 1966.
d. Colreg 1972 serta amendmentnya.
2. Kecelakaan atau kerusakan diakibatkan seluruhnya atau sebagian karena
tidak memenuhi persyaratan tersebut 62
CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker
Liability for Oil Pollution)
• Didirikan tgl 1 april 1971 sebagai badan sementara samapai fund
berlaku efektif.
• Anggota terdiri-dari perusahaan minyak yang terlibat dalam bisnis
minyak seperti penyulingan, pemasaran dan distribusi minyak.
• Yang diberi bantuan hanya terhadap anggota yang ikut dalam Cristal
dan kapal yang memyebabkan pencemaran adalah anggota Tolavop
atau CLC bantuanya tidak mencukupi bantuan dapat ditambah
sampai maksimum 30 juta US dollar.
• Seperti juga Tovalop, Cristal sudah berakhir sejak 1997 ssudah CLC
and Fund bekerja aktif.

63
64

Anda mungkin juga menyukai