Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN AKHIR

Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR di KI


Jorong dan KI/KEK Maloy Mendukung
Peningkatan Logistik dan Ekonomi Nasional di
Wilayah Kalimantan
Tahun Anggaran 2019

KAWASAN
INDUSTRI
JORONG
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN RAKYAT
0 KONSEP
DAFTAR
KONSEP ISIPERENCANAAN
PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN AERO-PORT CITY
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

1. Latar Belakang 8. Profil Infrastruktur


1.1 Pendahuluan 8.1 Profil Infrastruktur Bidang SDA
1.2 Maksud dan Tujuan 8.2 Profil Infrastruktur Bidang Jalan
1.3 Lokasi Kegiatan 8.3 Profil Infrastruktur Bidang Perumahan dan Permukiman
2. Cakupan Kawasan 8.4 Profil Infrastruktur Non-PUPR
3. Kondisi Fisik Dasar 9. Demand Assessment
4. Daya Dukung dan Daya Tampung 9.1 Proyeksi Penduduk
Lingkungan 9.2 Proyeksi Sumber Daya Industri
5. Kebijakan Terkait 9.3 Demand Assessment Bidang SDA
5.1 Tata Ruang 9.4 Demand Assessment Bidang Jalan
5.2 Sektoral 9.5 Demand Assessment Bidang Perumahan
5.3 Dasar Pendirian 9.6 Demand Assessment Bidang Permukiman
6. Profil Kawasan 10. Isu Pengembangan Wilayah
6.1 Sosial Ekonomi 11. Ultimate Kawasan
6.2 Sektor Unggulan 12. Strategi Pengembangan Kawasan
7. Profil KI Jorong 13. Indikasi Program
7.1 Gambaran Umum
7.2 Masterplan
7.3 Perkembangan Terkini
7.3 Pohon Industri Baja
7.3 Rantai Pasok Industri Baja
1LATAR BELAKANG
KONSEP PERENCANAAN
PENDAHULUAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

PENDAHULUAN Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis


menyelenggarakan fungsi:
Sejak tahun 2015, Kementerian PUPR c.q. BPIW telah menyusun beberapa
rencana induk baik rencana induk pulau, WPS, kawasan strategis, maupun a. koordinasi dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program
perkotaan antara lain Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau keterpaduan pengembangan kawasan strategis dan antarkawasan strategis
Kalimantan; MPDP WPS Palangkaraya–Banjarmasin–Pelaihari–Batulicin–Kota dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat pada
Baru; MPDP Kawasan Perdesaan di Pulau Kalimantan; MPDP WPS Balikpapan- wilayah pengembangan strategis;
Samarinda- Bontang- Maloy; Masterplan Infrastruktur PUPR Kawasan Perkotaan
b. koordinasi dan pengembangan area inkubasi pada wilayah pengembangan
PKN dan PKW di Pulau Kalimantan. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan
strategis;
Menteri Nomor: 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PUPR, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis mempunyai tugas melaksanakan c. fasilitasi dan pelaksanaan pengadaan tanah dan pencadangan tanah dalam

penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pengembangan area inkubasi rangka keterpaduan pengembangan kawasan strategis dan antarkawasan

di kawasan strategis pada wilayah pengembangan strategis yang menterpadukan strategis dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat

antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan pada wilayah pengembangan strategis; dan

perumahan rakyat, serta fasilitasi pengadaan tanah.


d. pelaksanaan penyusunan program dan anggaran serta urusan tata usaha dan
rumah tangga Pusat.
1LATAR BELAKANG
KONSEP PERENCANAAN
PENDAHULUAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Bidang Keterpaduan Kawasan Strategis memiliki tugas antara lain, menyusun penyebaran dan pemerataan pembangunan industri di seluruh wilayah Negara

kebijakan teknis keterpaduan pengembangan kawasan strategis dengan Kesatuan Republik Indonesia.

infrastruktur PUPR dan menyusun rencana dan program keterpaduan


Melalui RPJMN Tahun 2014-2019 dan Perpres No. 58 Tahun 2017 Tentang
pengembangan kawasan strategis dengan infrastruktur PUPR. Sehingga perlu
Perubahan atas Perpres no. 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan
menyusun penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur PUPR
Proyek Strategis Nasional, pemerintah telah menetapkan 14 kawasan industri
di KI Jorong dan KI/KEK Maloy yang merupakan kawasan strategis dari sudut
prioritas di luar Pulau Jawa, di antaranya KI Jorong dan KI/KEK Maloy.
kepentingan pengembangan ekonomi. Hasil kebijakan dan progam tersebut
Penetapan kawasan-kawasan industri tersebut diharapkan mampu mendorong
kemudian menjadi dasar acuan perencanaan dan pemrograman infrastruktur
perkembangan ekonomi di Wilayah Timur Indonesia serta mengurangi disparitas
PUPR serta menjadi bahan pertimbangan bagi Kementerian/Lembaga lain,
ekonomi antara Jawa dengan luar Jawa.
Pemerintah Daerah, serta sektor privat dalam proses perencanaan infrastruktur

yang terkait.

Pembangunan industri merupakan salah satu pilar utama dalam rangka

peningkatan perekonomian nasional dengan prinsip pembangunan industri yang

berkelanjutan dan didasarkan pada aspek pembangunan ekonomi, sosial,

budaya, dan lingkungan hidup. Dalam rangka pembangunan kawasan industri,

pemerintah dan/atau pemerintah daerah berperan dalam mendorong percepatan


1LATAR BELAKANG
KONSEP PERENCANAAN
PENDAHULUAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Pengembangan kawasan industri yang di fokuskan di wilayah timur seperti jalan dan infrastruktur utama yang dibutuhkan untuk kegiatan
Indonesia dilakukan untuk mewujudkan pemindahan fokus pengembangan industri seperti air, listrik, dan komunikasi. Tidak hanya penguatan
kawasan industri dari Pulau Jawa ke wilayah timur Indonesia, mengingat infrastruktur, namun pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
jumlah kawasan industri di Pulau Jawa sudah cukup banyak dan sangat kompeten sangat diperlukan dalam pengembangan kawasan industri. Oleh
berkembang, serta pemindahan fokus pengembangan ini sebagai upaya karena itu, pengembangan SDM juga perlu didukung dengan pembangunan
penyelamatan lahan pertanian di Pulau Jawa yang semakin menipis sekolah/politeknik yang nantinya dapat bekerja di Kawasan Industri. Hal ini
dikarenakan pembangunan yang massive. Hampir semua kawasan industri dilakukan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal yang
yang berada di wilayah timur Indonesia sulit untuk berkembang dikarenakan kompeten. Selain itu, diperlukan pola pengelolaan sumber daya alam,
salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur yang menyebabkan investor sehingga dapat terwujud pengembangan Kawasan Industri yang
sulit untuk berkomitmen dalam menanamkan modalnya di kawasan. Peran berkelanjutan.
Kementerian dan Lembaga, serta pemerintah daerah sangat diharapkan
untuk mewujudkan pembangunan kawasan industri yang berdaya saing dan
meningkatkan perekonomian wilayah.

Koordinasi dan kerjasama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sangat


diperlukan dalam rangka pembangunan infrastruktur dalam mendukung
pengembangan kawasan industri terutama dalam hal distribusi logistik
1LATAR BELAKANG
KONSEP
MAKSUDPERENCANAAN
KAWASAN
DAN TUJUAN – LOKASI KEGIATAN
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Maksud dan Tujuan Kawasan Industri (KI) Jorong beserta wilayah pengaruhnya berada di
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan – Indonesia.
Kegiatan Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR di KI Jorong dan
KI/KEK Maloy Mendukung Peningkatan Logistik dan Ekonomi Nasional di
Wilayah Kalimantan dimaksudkan untuk menyusun acuan bagi keterpaduan
perencanaan dan pemrograman pengembangan infrastruktur strategis pada
kawasan sekitar KI Jorong dan KI/KEK Maloy beserta wilayah pengaruhnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan dokumen rencana Rencana


Pengembangan Infrastruktur PUPR di KI Jorong dan KI/KEK Maloy
Mendukung Peningkatan Logistik dan Ekonomi Nasional di Wilayah
Kalimantan dengan terselenggaranya fasilitasi, sosialisasi,
diskusi/FGD/workshop, survei, dan koordinasi antarsektor terkait baik di
tingkat pusat maupun daerah, serta pemutakhiran data dalam penyempurnaan
penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR di KI Jorong dan
KI/KEK Maloy Mendukung Peningkatan Logistik dan Ekonomi Nasional di
Wilayah Kalimantan.

Lokasi Kegiatan
2
KONSEP PERENCANAAN
CAKUPAN KAWASAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN AERO-PORT CITY
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK0 MBTK MALOY

Kabupaten Tanah Laut terletak pada posisi 114°30'20 BT – 115°23'31 BT dan WILAYAH PENGARUH KI JORONG
3°30'33 LS - 4°11'38 LS dengan batas–batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru;
• Sebelah Selatan : Laut Jawa;
• Sebelah Barat : Laut Jawa;
• Sebelah Timur : Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa.
Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35 km² (363.135 ha).

Kecamatan Jorong adalah bagian dari wilayah Kabupaten Tanah Laut, yang terletak
pada; 114,738° - 115,167° Bujur Timur, dan 3,68058° – 4,10942° Lintang Selatan,
dengan batas-batas:
• Sebelah Utara : Kecamatan Batu Ampar;
• Sebelah Timur : Kecamatan Kintap;
• Sebelah Barat : Kecamatan Panyipatan;
Wilayah Pengaruh KI Jorong mencakup satu
Kabupaten Tanah Laut dengan pertimbangan:
• Sebelah Selatan : Laut Jawa. 1. Lokasi KI
Luas wilayah Kecamatan Jorong : 628 km2 2. Potensi sumber bahan baku
3. Ketersediaan Tenaga Kerja
KI Jorong berada di dalam wilayah administrasi Kecamatan Jorong
3KONDISI FISIK DASAR KAWASAN
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
GEOMORFOLOGI – KELERENGAN – FORMASI BATUAN
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Geomorfologi Kelerengan Formasi Batuan

TANAHBUMBU TANAHBUMBU
TANAHBUMBU

Mayoritas geomorfologi di sekitar KI Jorong Mayoritas kelerengan di wilayah KI Jorong serta Mayoritas formasi batuan di sekitar wilayah KI
memiliki morfologi dataran gambut, sehingga sekitatnya berada pada kelerengan datar – landai Jorong yaitu batuan diabas.
memudahkan untuk pengembangan lahan untuk dengan kemiringan lereng 0-2%. Sehingga untuk
keperluan pengembangan industry. pengembangan kawasan budidaya tidak memiliki
hambatan besar pematangan lahan.
3KONDISI FISIK DASAR KAWASAN
KONSEP PERENCANAAN
GUNA LAHAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kawasan Lindung
Guna Lahan
Guna Lahan Luas (Ha)
Hutan Lahan Kering Primer 3941.66
Hutan Lahan Kering Sekunder 193405.82
Hutan Mangrove Primer 388.84
Hutan Mangrove Sekunder 7616.05
Hutan Rawa Sekunder 2344.39
Hutan Tanaman 52545.03
Rawa 13818.74
TANAHBUMBU
Semak Belukar 142481.90
Semak Belukar Rawa 38465.50
Sungai 2334.22
Guna lahan di sekitar KI Jorong mayoritas Kawasan Budidaya
adalah kawasan lindung dengan presentase Guna Lahan Luas (Ha)
sebesar 52%. Kebun Campuran 27302.91
Landas Pacu 11.57
Peruntukkan lahan di dalam dan di sekitar Pelabuhan Laut 319.58
Perkebunan 107288.33
KI Jorong sudah sesuai dengan Permukiman 9551.05
peruntukkan guna lahannya yaitu sebagai Persawahan 64243.36
kawasan budidaya. Pertambangan 5026.33
Tambak/Empang 5694.43
Sumber: Peta Jasa Ekosistem Pulau Kalimantan, dalam Buku Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pulau Kalimantan, P3E
Tanah Terbuka 18148.28
Pulau Kalimantan, 2016 Tegalan/Ladang 186382.55
3KONDISI FISIK DASAR KAWASAN
KONSEP PERENCANAAN
KEBENCANAAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Sektor Kebencanaan

Gerakan Tanah Gempa Bumi Wilayah pengembangan kawasan


industri Jorong memiliki kerawanan
bencana gempa bumi yang rendah,
sehingga tidak ada terkendala terkait
pengembangan kawasan.

• 85 % wilayah KI Jorong sekitarnya


berada pada tingkatan rendah pada
zona kerentanan gerakan tanah.
Kondisi ini tidak terlepas dari kondisi
geomorfologi wilayah pengaruh yang
didominasi oleh perbukitan struktural
serta curah hujan dengan intensitas
tinggi yang berkontribusi terhadap
potensi gerakan tanah.
• Diperlukan penyelidikan gerakan
tanah lebih rinci untuk pemantapan
lereng.

Sumber: Badan Geologi ESDM Sumber: BMKG Kalimantan Selatan


3KONDISI FISIK DASAR KAWASAN
KONSEP PERENCANAAN
KEBENCANAAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kekeringan • Daerah sekitar kawasan industri Jorong


merupakan salah satu termasuk daerah yang
rawan terhadap bencana kekeringan, hal
ini karena daerah tersebut di dominasi lahan
gambut yang berisi semak belukar.

Kekeringan
Karhutla

Tanah Longsor • Wilayah pengembangan kawasan industri


Jorong memiliki tingkat risiko tanah
longsor yang sangat rendah. Hal tersebut
dikarenakan memiliki hamparan luas tanah
dengan tingkat ketinggian yang relatif rendah.

Tanah Longsor

Sumber: BNPB Kalsel


3KONDISI FISIK DASAR KAWASAN
KONSEP PERENCANAAN
KEBENCANAAN
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kebakaran • Daerah sekitar kawasan industri Jorong


merupakan salah satu termasuk daerah yang
rawan terhadap bencana kebakaran, hal ini
karena daerah tersebut di dominasi lahn
gambut yang berisi semak belukar yang
mudah terbakar. Sehingga diperlukan terkait
pengawasan terhadap lahan tersebut jika
sudah memasuki musim kemarau.

Karhutla

Banjir • Wilayah pengembangan kawasan industri


Jorong memiliki tingkat risiko banjir yang
tinggi. Hal tersebut dikarenakan memiliki
hamparan luas tanah dengan tingkat
ketinggian yang relatif rendah dan terdapat
banyak sungai.
• Diperlukan pembuatan kanal

Banjir

Sumber: BNPB Kalsel


Sumber: BNPB Kalsel
4DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

1. Jasa Ekosistem Penyediaan Air 2. Jasa Ekosistem Tata Air dan Banjir

Akibat daya dukung dan daya tampung yang disediakan oleh jasa ekosistem adalah rendah sampai sedang, maka upaya yang dilakukan adalah:
1. Penyediaan air bersih  pemanfatan air hujan dengan mengembangkan tampungan air hujan, pemanfaatan teknologi penyulingan air laut untuk mendukung
penyediaan air bersih untuk mendukung KI Jorong dsk
2. Tata Air & Banjir  pembangunan tanggul dan penanganan lahan kritis pada wilayah hulu (dukungan KLHK)

Sumber: Peta Jasa Ekosistem Pulau Kalimantan, dalam Buku Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pulau Kalimantan, P3E Pulau Kalimantan, 2016
4DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Jasa Ekosistem Perlindungan Bencana Jasa Ekosistem Penguraian Limbah

Akibat daya dukung dan daya tampung yang disediakan oleh jasa ekosistem adalah rendah sampai sedang, maka upaya yang dilakukan adalah:
1. Pengolahan limbah  kemampuan alam dalam pengolahan limbah sedang, maka perlu upaya meningkatkan kapasitas alam dalam pengolahan limbah untuk
mendukung KI Jorong dsk melalui pembangunan infrastruktur pengolahan limbah.
2. Perlindungan bencana  perlu ada tindakan untuk bangunan sipil tahan bencana di KI Jorong dsk supaya mampu menahan gempa dengan skala sedang - tinggi

Sumber: Peta Jasa Ekosistem Pulau Kalimantan, dalam Buku Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Pulau Kalimantan, P3E Pulau Kalimantan, 2016
5 KEBIJAKAN TERKAIT – TATA RUANG
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK0 MBTK MALOY
KAWASAN AERO-PORT CITY

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan RTRWN
• Kawasan Industri Jorong turut didukung oleh rencana pengembangan kawasan
perkotaan Banjarmasin – Banjarbaru – Banjar – Barito Kuala – Tanah Laut
• Rencana pengembangan lainnya terkait KI Jorong :
a)Pengembangan Jaringan dan Layanan Kereta Api yang menghubungkan pusat
kota dengan bandara: Bandara Syamsudin Noor (Kota Banjarmasin)
b)Pengembangan Jalan Bebas Hambatan Banjarmasin – Liang Anggang –
Pelaihari

RTRW KALIMANTAN SELATAN 2015 - 2035


• Kawasan Industri Jorong dan sekitarnya sebagaimana yaitu kawasan yang
berbasis pada pengembangan industri, perdagangan, jasa pada komoditas besi
baja, batubara, kelapa sawit, industri pengolahan, kepelabuhanan, maritim
dan energi yang meliputi wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Tanah
Laut.

RTRW KABUPATEN TANAH LAUT 2016 - 2036


• Peruntukan Industri di Kabupaten Tanah Laut salah satunya adalah
Pengembangan Industri Berbasis Sumber Daya Alam.
• Kecamatan Jorong diarahkan untuk kawasan industri meliputi industri
pertambangan, perkebunan (Agro), dan Industri Kecil Menengah (IKM).
5 KEBIJAKAN TERKAIT - SEKTORAL
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK0 MBTK MALOY
KAWASAN AERO-PORT CITY

No KEBIJAKAN KETERKAITAN DENGAN KEK


KEBIJAKAN PEMBANGUNAN LAINNYA
1 PP Nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk KI Jorong termasuk Wilayah Pengembangan Industri Kalimantan Bagian Barat.
Pembangunan Industri Nasional tahun 2015-2035

2 Perpres No. 56 Tahun 2018 tentang Perubahan ke- Pengembangan KI Jorong masuk ke dalam 227 proyek strategis nasional
2 Percepatan Pembangunan Proyek Strategis
Nasional
3 Permen PUPR 13.1/PRT/M/2015 tentang Wilayah MPDP WPS 22: Dalam strategi pengembangan wilayah (SPW), terdapat
Pengembangan Strategis (WPS) strategi pengembangan kawasan industri di KI Jorong
4 Permen PU RI No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Pembangunan infrastruktur PUPR pada setiap WPS akan diterpadukan dengan
Renstra Kementrian PUPR tahun 2015-2019 sasaran pokok dan program nasional, salah satunya dengan KI Jorong
5 SK Bupati Tanah Laut No.188.45/KUM/2015 Penetapan Kawasan Industri Jorong dengan luas 6.370 hektar.

6 RPJMN Teknokratik 2020-2024 • Percepatan pembangunan KI Jorong


• Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan utama, yang diprioritaskan untuk
pengembangan KI Jorong

7 RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan • kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi (kawasan
perdagangan, industri dan jasa)
• kawasan yang berbasis pada pengembangan perdagangan, jasa dan
industri dan berpotensi menjadi kawasan ekonomi khusus
5 KEBIJAKAN TERKAIT – DASAR PENDIRIAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

REKOMENDASI oleh Dirjen PPI Kementerian Perindustrian No


16/PPI/R-KI/10/2017,
tentang KI Jorong tertanggal 9 Oktober 2017

SURAT KETERANGAN TATA RUANG (SKTR) oleh Sekretaris Daerah


IZIN PRINSIP oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu
Kabupaten Tanah Laut No 050.13/1860/DPUPRP, tertanggal 27 November
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tanah Laut, No 503/001/DPMPTSP/2018,
2017
tertanggal 30 April 2018

PERTIMBANGAN TEKNIS oleh Kantor ATR/BPN Pelaihari Kabupaten


Tanah Laut No 27/2017 Tertanggal 21 Desember 2017

IZIN USAHA KAWASAN INDUSTRI oleh OSS tertanggal


3 Desember 2018 IZIN LOKASI Oleh Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tanah Laut No 503/06-IL/2018, Tertanggal
14 Mei 2018

REKOMENDASI MENTERI ATR/ KA BPN untuk perluasan izin lokasi diatas


400 Ha No. 205/500/VIII/2018, Tertanggal 20 Agustus 2018 .
6 PROFIL KAWASAN – SOSIAL EKONOMI
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY KAB. TANAH LAUT
339.195/93/1,46%

Ketersediaan tenaga 68,49/71,39

kerja dan kapasitas 4,4%/9,66% Tidak Sekolah - SD


SDM belum mampu 49,97
0,25/0,384 SMP sederajat
menjawab kebutuhan 18,89
tenaga terampil 157.649 SMA sederajat
22,45
untuk mendukung
64,79%/2,3%
pengembangan
Diploma, Sarjana ke atas

8,69
Kawasan Industri. 9,9 T/ 2.603,7 T

Sehingga diperlukan Penggalian dan pertambangan;


29,46 jt/ 36,5 jt
TANAHBUMBU
adanya peningkatan Pertanian, kehutanan, perikanan

kapasitas tenaga
kerja dengan LEGENDA

menyediakan
Politeknik atau
lembaga pendidikan
lainnya.
6PROFIL KAWASAN – SOSIAL EKONOMI
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
STRUKTUR EKONOMI
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kabupten Tanah Laut (Juta Rupiah)


Kategori Uraian
2013 2014 2015 2016 2013
2017
2014 2018
2015 Seluruh2016sektor ekonomi pada seluruh kabupaten

A
Pertanian, Kehutanan,
1,550,351 1,586,134 1,621,335 1,683,597 1.742.480
1,954,736.35 1.805.950
2,071,707.04 mengalami
2,176,832.13 2,241,951.76pertambahan nilai, kecuali sektor
dan Perikanan
Pertambangan dan
pertambangan di Kabupaten Tanah Laut yang
1.742.480 1.805.950
B 2,979,841 2,952,650 2,887,220 2,820,070 6,151,135.78 6,252,082.75 6,218,662.16 6,194,252.07
Penggalian mengalami penurunan nilai PDRB.
C Industri Pengolahan 863,808.90 903,929.20 943,075.40 1,014,472 808,069.59
1.091.180 853,519.99
1.154.410891,698.43 967,595.72
Pengadaan Listrik dan 7.270
D 3,668.52 5,029.36 6,622.05 6,953.02 3,706.02 4,377.627.910 5,451.62 5,743.12
Gas
Pengadaan Air, 16.520 17.620
E Pengelolaan Sampah, 12,426.64 13,527.64 14,290.60 15,352.39 10,494.02 11,072.33 11,512.13 12,303.25
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 498,118.60 530,346.90 563,970.90 593,466.50 693,855.23
640.850 706,207.73
685.400 738,907.99 776,016.91
Perdagangan Besar dan 929.650 996.700
G Eceran; Reparasi Mobil 678,557.40 738,307.80 798,861.60 861,829.10 668,661.90 718,763.80 777,751.16 857,257.98
dan Sepeda Motor
Transportasi dan 527.850 564.370
H 406,151.90 433,606.40 463,818.90 493,954.70 628,081.56 668,536.74 713,452.30 764,584.09
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi 136.380 146.920
I 106,108.00 113,252.50 120,278.20 127,898.80 95,846.20 101,173.61 106,719.76 113,012.02
dan Makan Minum
Informasi dan 289.850 310.680
J 210,242.00 229,920.70 249,165.00 270,967.00 345,297.09 371,798.11 399,549.69 430,464.76
Komunikasi
Jasa Keuangan dan 126.780 132.340
K 101,700.00 109,058.90 114,429.50 120,965.80 156,765.71 166,949.12 174,214.28 188,608.72
Asuransi
L Real Estate 151,128.00 159,379.60 168,384.50 179,279.00 223,696.00
188.080 222,947.39
197.360 235,608.24 252,101.80
M Jasa Perusahaan 21,008.23 22,455.70 23,933.29 25,859.91 23,936.13
27.680 26,018.28
29.680 28,106.23 30,872.49
Administrasi 444.980 462.070
Pemerintahan,
N 369,717.80 391,194.50 425,537.30 434,255.40 331,239.00 349,776.03 380,452.11 388,235.96
Pertanahan dan Jaminan
Sosial
O Jasa Pendidikan 258,622.60 279,674.50 305,852.00 335,030.30 350.360
365,342.14 375.670 431,733.07
396,735.99 470,358.44
Jasa Kesehatan dan 90.000 94.660
P - - - - 86,068.52 91,601.86 99,499.95 109,122.15
Kegiatan Sosial
Q Jasa Lainnya - - - - 74,246.05
64.200 80,544.27
68.710 86,925.18 94,397.08
Jumlah 8,211,450.59 8,468,467.70 8,706,774.24 8,983,950.92 12,621,177.29
9.550.760 13,093,812.66 13,477,076.43 13,896,878.32
9 994.890
6PROFIL KAWASAN – SOSIAL EKONOMI
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
ANALISIS LQ
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kabupten Tanah Laut (%) Kabupaten


KabuptenTanah
TanahBumbu (%)
Laut (LQ) Kabupaten Tanah Bumbu (LQ)
Kategori Uraian Struktur ekonomi yang mengalami penurunan
2013 2014 2015 2016 20132013 2014
2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan kontribusi terhadap PDRB yaitu sektor pertambangan
A 18.88 18.73 19.15 19.88 18.88 23.08 18.73
24.46 19.15
25.71 19.88
26.47 23.08
1.28 24.46
1.28 25.71
1.29 26.47
1.31 1.28
1.05 1.28
1.08 1.29 1.31
1.12 berarti
dan penggalian, 1.05 pergeseran
1.12 terjadi 1.08 1.12 struktur
1.12
Perikanan
B
dan Penggalian Pertambangan
36.29 34.87dan Penggalian
34.09 33.30 36.29
72.64 34.87
73.83 34.09
73.43 33.30
73.14 72.64
1.24 73.83
1.22 73.43
1.22 73.14
1.20 ekonomi
1.24
1.66 1.67 ke1.22
1.22 sektor-sektor
1.69 1.20
1.70 lain. 1.67 1.69 1.70
1.66
lahan C Industri
10.52 Pengolahan
10.67 11.14 11.98 10.52 9.54 10.67
10.08 11.14
10.53 11.98
11.43 9.54
0.82 10.08
0.84 10.53
0.84 11.43
0.87 0.82
0.50 0.84
0.51 0.84
0.51 0.87
0.54 0.50 0.51 0.51 0.54
trik dan Gas D Pengadaan
0.04 Listrik
0.06 dan0.08Gas 0.08 0.04
0.04 0.06
0.05 0.08
0.06 0.08
0.07 0.04
0.56 0.05
0.64 0.06
0.66 0.07
0.67 0.56
0.37 0.64
0.36 0.66
0.35 0.67
0.36 0.37 0.36 0.35 0.36
Dalam periode 2013-2016 pada Kabupaten Tanah Laut
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 0.15 0.16 0.17
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0.18 0.15
0.12 0.16
0.13 0.17
0.14 0.18
0.15 0.12
0.43 0.13
0.44 0.14
0.44 0.15
0.44 terdapat
0.43
0.24 0.23 2 sektor
0.44 0.23 yang
0.44 0.23 konsisten
0.44 0.24 menjadi
0.23 0.23 sektor
0.23 basis.

F Konstruksi
6.07 6.26 6.66 7.01 6.07
8.19 6.26
8.34 6.66
8.73 7.01
9.16 8.19
0.86 8.34
0.87 8.73
0.88 9.16
0.90 0.86
0.78 0.87
0.75 0.88
0.75 0.90
0.76 0.78 0.75 0.75 0.76
Perdagangan Besar dan Eceran;
G Reparasi
8.26 Mobil
8.72 dan Sepeda
9.43 10.18 8.26
7.90 8.72
8.49 9.43
9.18 10.18
10.12 7.90
1.06 8.49
1.09 9.18
1.10 10.12
1.11 1.06
0.68 1.09
0.68 1.10
0.69 1.11
0.72 0.68 0.68 0.69 0.72
Motor
H
an Pergudangan Transportasi
4.95 dan Pergudangan
5.12 5.48 5.83 4.95
7.42 5.12
7.89 5.48
8.42 5.83
9.03 7.42
0.91 7.89
0.92 8.42
0.94 9.03
0.94 0.91 0.92 0.94
0.93 0.94 0.91 0.92 0.93 0.94
Penyediaan Akomodasi dan
I 1.29 1.34 1.42 1.51 1.29
1.13 1.34
1.19 1.42
1.26 1.51
1.33 1.13
0.73 1.19
0.74 1.26
0.75 1.33
0.75 0.73
0.43 0.74
0.43 0.75
0.43 0.75
0.43 0.43 0.43 0.43 0.43
Makan Minum
Komunikasi J Informasi
2.56 dan Komunikasi
2.72 2.94 3.20 2.56
4.08 2.72
4.39 2.94
4.72 3.20
5.08 4.08
0.81 4.39
0.82 4.72
0.84 5.08
0.84 0.81
0.87 0.82
0.86 0.84
0.87 0.84
0.86 0.87 0.86 0.87 0.86
dan AsuransiK Jasa1.24
Keuangan1.29dan Asuransi
1.35 1.43 1.24
1.85 1.29
1.97 1.35
2.06 1.43
2.23 1.85
0.40 1.97
0.41 2.06
0.42 2.23
0.41 0.40 0.41 0.42
0.41 0.41 0.40 0.41 0.41 0.41
L Real1.84
Estate 1.88 1.99 2.12 1.84
2.64 1.88
2.63 1.99
2.78 2.12
2.98 2.64
0.86 2.63
0.87 2.78
0.89 2.98
0.89 0.86
0.83 0.87
0.79 0.89
0.80 0.89
0.81 0.83 0.79 0.80 0.81
an M Jasa0.26
Perusahaan
0.27 0.28 0.31 0.26
0.28 0.27
0.31 0.28
0.33 0.31
0.36 0.28
0.48 0.31
0.49 0.33
0.50 0.36
0.50 0.48
0.36 0.49
0.37 0.50
0.38 0.50
0.39 0.36 0.37 0.38 0.39
Administrasi Pemerintahan,
N 4.50 4.62 5.02 5.13 4.50
3.91 4.62
4.13 5.02
4.49 5.13
4.58 3.91
0.87 4.13
0.89 4.49
0.90 4.58
0.91 0.87
0.51 0.89
0.51 0.90
0.52 0.91
0.52 0.51 0.51 0.52 0.52
Pertanahan dan Jaminan Sosial
n O Jasa3.15
Pendidikan
3.30 3.61 3.96 3.15
4.31 3.30
4.68 3.61
5.10 3.96
5.55 4.31
0.81 4.68
0.82 5.10
0.83 5.55
0.84 0.81
0.74 0.82
0.75 0.83
0.76 0.84
0.76 0.74 0.75 0.76 0.76
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
P - - - - -
1.02 -
1.08 -
1.17 -
1.29 1.02
- 1.08
- 1.17
- 1.29
- -
0.42 -
0.42 -
0.43 -
0.44 0.42 0.42 0.43 0.44
Sosial
Q Jasa Lainnya
- - - - -
0.88 -
0.95 -
1.03 -
1.11 0.88
- 0.95
- 1.03
- 1.11
- -
0.60 -
0.60 -
0.62 -
0.63 0.60 0.60 0.62 0.63
Jumlah
100.00 100.00 100.00 100.00100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
- 100.00
- 100.00
- 100.00
- - - - - - - - -

Sumber: Hasil Analisis, 2019


6PROFIL KAWASAN – SOSIAL EKONOMI
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
IKLIM INVESTASI WILAYAH
AERO-PORT CITY
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG

Tabel Variabel dan Indikator Studi Tata Kelola Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016

Rata-rata Program
S ub Inde ks TKED Nilai
Nas ional Pengembangan
Perizinan Usaha 84,73 74.73 Usaha Swasta
Program Pengembangan Usaha Swasta 90,37 60.59 merupakan variabel
yang unggul TKED
Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha 60,41 46.41 Provinsi Kalimantan
Infrastruktur 40,88 60.68 Selatan jika
Biaya Transaksi 51,82 73.79 dibandingkan dengan
nilai variabel rata-
Ketenagakerjaan 85,37 49.31 rata Nasional.
Akses dan Kepastian Hukum atas Lahan 82,75 69.79
Keamanan dan Penyelesaian Konflik 72,04 89.18
Variabel kualitas perda, yang dinilai berdasarkan
Kualitas Perda 22,25 64.95
instrumen kebijakan dalam memberikan dampak
Kapasitas dan Integritas Kepda 47,59 66.63 signifikan terhadap kegiatan usaha di Kalimantan Selatan,
tergolong kepada nilai rendah dan berada pada peringkat
Kawasan KI Jorong dsk merupakan bagian dari Provinsi Kalimantan Selatan terbawah terhadap Nasional.
untuk Tata Kelola Ekonomi Daerah (TKED) 2016 berada pada peringkat ke-15 Perda yang mengatur SIUP, TDP, IUI dan TDI umumnya
dari total 32 provinsi (tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta & Kaltim) dalam
terbit di tahun 2006, sehingga memunculkan praktik
KPPOD.
pungutan yang tidak boleh diterapkan.
Sumber: KKOPD, 2016
6
PROFIL KAWASAN – SEKTOR UNGGULAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Nilai Ekspor Kalimantan Selatan Menurut Negara Tujuan


Bulan Januari-April 2018

35.16%
16.40%
18.36%

5.47%
35.16%

Sumber: BPS Kalimantan Selatan, 2018

Kontribusi paling besar dalam perkembangan eksport di Kalimantan adalah bahan bakar mineral yaitu sebesar 87.73%. Untuk negara
tujuan utama ekspor, nilai ekspor tertinggi pada bulan Januari-April 2018 adalah ekspor dengan tujuan ke Tiongkok sebesar US$228 juta
atau memberikan kontribusi sebesar 35.16%.
7 PROFIL KI JORONG – GAMBARAN UMUM
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Penetapan :
• RPJMN Teknokratik 2020-2024
• Perpres 56/2018 tentang
Perubahan ke-2 Percepatan Perkiraan Investasi :
Pembangunan Proyek Strategis 22 T (berdasarkan Dokumen
• Peraturan Pemerintah 14/2015 Masterplan KI Jorong yang di
Rencana Induk Pembangunan keluarkan Kemenperin tahun
Industri Nasional 2015-2035 2015)

Lokasi : Luas :
Desa Swarangan dan Desa 1088 Ha
Asam-asam , Kec. Jorong,
Kab. Tanah Laut

Pengelola: Penyerapan Tenaga Kerja :


PT Jorong Port Development Ditargetkan menyerap 91.500
pekerja pada akhir tahap 1
KI Jorong Berada di Kecamatan Jorong Desa Swarangan dengan luas
KPI 6370 Ha.
A. Berdasarkan SK Bupati Tanah Laut No. 188.45/618-KUM/2015 Kegiatan Utama :
tentang penetapan kawasan industri Jorong dengan luas 6370 Ha - Pengolahan bijih besi Proyeksi Dampak Perekonomian :
- Industri agro Peningkatan PDRB Kab. Tanah Laut
B. Berdasarkan MasterPlan tahap I yang dibuat oleh Kementerian
Perindustrian seluas 915 Ha (860 Ha berdasarkan luasan peta)
Yang diperuntukkan industri biji besi & baja
C. Berdasarkan Perda RTRW Kabupaten Tanah Laut nomor 3 tahun
2016 bahwa kec. Jorong diarahkan sebagai kawasan peruntukan
industri besar yaitu perindustri pertambangan dan perkebunan.
7 PROFIL KI JORONG – MASTERPLAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

MASTERPLAN KAWASAN
SEKITAR PELABUHAN
Jalan masuk pelabuhan

Realisasi dari masterplan kawasan sekitar pelabuhan

Tahap I 400 meter


Tahap II 700 meter
7 PROFIL KI JORONG – PERKEMBANGAN TERKINI
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Progress Pengembangan KI
• Pembangunan Pelabuhan Pelaihari yang akan menjadi PEMBANGUNAN KEMBALI PROYEK
pelabuhan utama Inlet-Outlet KI Jorong. Panjang Jetty PELABUHAN PELAIHARI SWARANGAN
1.200 m, saat ini penyelesian akhir sisa Panjang jetty (50
meter), Draft Depth 9 meter. Dimulainya kembali pembangunan pelabuhan
• Jalan menuju pelabuhan dalam tahap pematangan dan pelaihari/swarangan (di lahan hibah PT. JPD dan group seluas 6
ha) oleh kementerian perhubungan cq dirjen perhubungan laut
perataan lahan dengan ROW rencana jalan utama kawasn yg mangkrak 7 tahun, progress pembangunan dermaga pelaihari
50 meter. Sedangkan jalan lingkungan di rencanakan sudah mencapai 450 m dan cause way 300 m, diperkirakan selesai
ROW 25 meter akhir tahun 2019 ini dengan panjang dermaga 1.200 m
• Izin Lokasi Kawasan Industri Jorong telah terbit seluas
368 Ha dari 1088 Ha rencana luas kawasan; Foto dari laut
• Total Luas KI Jorong 1088 Ha , dimana yang sudah bebas
lahannya adalah seluas 300 Ha, sisa nya masih dalam
tahap pembebasan lahan. Kendalanya adalah banyak
pemilik tanah yang tidak tinggal di Tanah laut ataupun di
Kalimantan selatan dan semakin mahalnya harga lahan Foto dari darat
• Belum terbangun IPA , IPAL, Drainase, listrik, dan
fasilitas pelengkap Kawasan industry lainnya
• Belum terdapat AMDAL, ANDALALIN, dan Kajian
Lingkungan;
• Izin Usaha KI Jorong telah terbit melalui OSS tertanggal 3
Desember 2018, namun belum beroperasi

• Basis Industri untuk Tahap 1: Bijih Besi dan Baja


(orientasi untuk tahap berikutnya adalah agro)
• Penyerapan tenaga kerja untuk pengembangan kawasan
indusstri ini sekitar 91500 tenaga kerja
7 PROFIL KI JORONG – PERKEMBANGAN TERKINI
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Saat ini KI Jorong telah mengakomodir 3 anchor tenant dengan output


olahan tambang yang dipasarkan ke mancanegara, diantaranya:
1. PT. GUNUNG GARUDA (STEEL)
• Sudah memiliki lahan dalam kawasan PSN KI Jorong, rencana
membuat industry Carbonnizer coal, dimana sebelumnya merupakan
perencaan Smelter biji besi
2. PT. DELTA STEEL
• Sudah terbangun pabrik yang berada di kawasan PSN KI Jorong
untuk pengolahan smelter biji besi dengan kapasitas 100.000 mT per
tahun, kondisinya mangkrak sudah 2 tahun, dan dalam waktu dekat
akan dihidupkan kembali dengan akses jalan dan pelabuhan yang di
kelola JPD (dermaga dengan panjang 1.200 m akan selesai
dipertengahan Tahun 2019
3. PT. APICAL (member of Asian Agrie Group)
• Pembangunan fasilitas terminal pengumpul minyak kelapa
sawit/Crude Palm Oil (CPO)/Bulking Tank Terminal dengan
kapasitas daya tamping 15.000 ton, akan beroperasi Juli 2020
7PROFIL KI JORONG – PERKEMBANGAN TERKINI
KONSEP
TENANT PERENCANAAN
KAWASAN
KI JORONG
AERO-PORT CITY
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG

1. PT. Jorong Port Development memiliki lahan seluas 382


Ha, berdasarkan Izin Lokasi sebagai perusahaan kawasan
industri, proses pembebasan lahan
2. PT. Delta Prima Stell, bergerak dibidang pengolahan
industri baja & telah memiliki lahan seluas 71,7 Ha
3. PT. Gajah Kalimanjaya, bergerak dibidang pengolahan
sisa sawit & telah memiliki lahan seluas 4,5 ha
4. PT. Pola Kahuripan Inti Sawit, bergerak dibidang
pergudangan & telah memiliki lahan seluas 91 ha
5. PT. Sentosa Sukses Utama, bergerak dibidang Pabrik
Kelapa Sawit & telah memiliki lahan seluas 976 Ha status
lahan Kadasteral
6. PT. Semeru Surya Steel memiliki lahan seluas 392 Ha
7. PT. Madani Alam Kalimantan, luas lahan 6 Ha
7PROFIL KI JORONG – PERKEMBANGAN TERKINI
KONSEP PERENCANAAN
KONDISI EKSISTING 2019
KAWASAN AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Jalan menuju KI Jorong

Dermaga Pelaihari

Jalan dalam Kawasan


7
6 PROFIL KAWASAN – POHON INDUSTRI BAJA
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY
POHON INDUSTRI BAJA

Bloom Heavy Prof iel, Rail


Konsentrat Ke
Bijih Besi Pellet Besi Spons Rou nd Billet Seamless Pipe
Bijih Besi
Billet PC-Wire, Wire Rope, Miny
Besi Hot Wire Rod Wire
Br ic ket Electrode Wir e
O
Rod , Bolt, Nut
Sinter Hot Metal
Profile & Def ormed Bar
Pig Iron Ko
Bar Shaft Bar

P
Slab GI-Sheet , Tin Plate,
Scrap Hot Roll Coil Cold Roll Coil
Galvalum Coated-Sheet El
POHON Kon sentr at
Direct Plate, Welded-Pipe,
Pasir Besi Reduce Iron/Steel Pe
INDUSTRI Pasir Besi
Iron Cast
Plate Welded Profile

BAJA Plate, Welded-Pipe,


Ala
T
Welded Profile
Alat
Bijih Nikel Nikel Calcine Fe-Nikel Stainless Stainless Steel Stainless Steel Stainless Steel Sheet
Steel Slab HRC CRC Pen
M
Kon sentr at
Pasir Krom Pasir Krom
Fe-Chr om Stainless Stainless Steel Stainless Steel Rod, Shaf t Bar
Steel Billet Rod / Bar

Industri Hulu Industri Antara Industri Hilir Industr

Industri sudah ada di WPPI Kalimantan Industri Belum ada namun menadi fokus dikembangkan
Pengembangan 2019-2035 Pengembangan 2022-2035
Peningkatan Kapasitas Produksi Revitaliasi Industri , Pengembangan jenis peningkatan
Kapasitas
Industri sudah beroperasi dan Industri belum ada DI WPPI Kalimantan
terus kembangkan di WPPI Banten Di kembangkan di WPPI lain dan di
Tahap Pengembangan 2022-2035 manfaatkan sebagai sumber bahan baku
Pengembangan jenis industri dan kapasitas produksi
7PROFIL KI JORONG – RANTAI PASOK
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
INDUSTRI LOGAM BAJA DAN INDUSTRI HILIRNYA
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU
7PROFIL KI JORONG – RANTAI PASOK
KONSEP
KAWASAN
PERENCANAAN
INDUSTRI LOGAM BAJA DAN INDUSTRI HILIRNYA
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU
8 PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR – BIDANG SDA
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Kabupaten Tanah Laut terletak pada WS


Barito (wewenang nasional) dan WS
Cengal-Batulicin (wewenang provinsi).
Untuk KI Jorong sendiri terletak pada WS
Cengal-Batulicin

1. Rencana Kebutuhan Air baku bagi Kawasan Industri Jorong adalah 816 liter/detik.
2. Kawasan Industri Jorong berencana membangun 1 (satu) buah Water Treatment Plan
(WTP) dengan sistem pengolahan lengkap, reservoir berkapasitas 3.200 m3
3. Sumber air baku direncanakan diambil dari Air Sungai, air bawah tanah atau air laut.
4. Rencana distribusi air baku dilaksanakan melalui jaringan pipa air terpadu yg terpasang di
dalam drainase jaringan bawah tanah (bersamaan dengan listrik, Telkom, gas dan pipa air
limbah)
8 PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR – BIDANG SDA
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Pos duga air stasiun


Bajuin

Bendung Panggung Bendung Salaman


dengan cakupan dengan cakupan
pelayanan 600 ha pelayanan 390 ha

Bendung Suka Ramah Bendung Sumber Jaya


dengan cakupan dengan cakupan
pelayanan 260 ha pelayanan 595 ha
TANAHBUMBU
Bendung Sei Ram
dengan cakupan Bendung Sei Buaya
pelayanan 270 ha dengan cakupan
pelayanan 200 ha

Bendung Batilai dengan


cakupan pelayanan 400
ha

Bendung Benua Lawas


dengan cakupan
pelayanan 150 ha

Bendung Batu Tungku


dengan cakupan
pelayanan 1500 ha Bendung Alur Kampung
dengan cakupan pelayanan
350 ha

Sumber: Pusdatin, 2017


8 PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR – BIDANG JALAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Kondisi Jembatan Nasional


1. Rencana Jalan Ruas No. Jembatan Nama Jembatan Panjang (km) Jumlah Bentang
Lebar(m) Tahun Kondisi
utama untuk 003 36.003.002.0 S.LIANG ANGGANG II 6 2 8.9 1993 TIDAK MANTAP
Kawasan Industri 36.005.002.0
36.005.003.0
S.UJUNG GALAM
S.SAMPA IRENG
20.5
20.5
1
1
8.7
8.7
1991
1996
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
Jorong 005 36.005.004.0 S.BATANG BANYU I 40.9 1 6 1995 TIDAK MANTAP
direncanakan 36.005.005.0
36.005.006.0
S.BATANG BANYU II
S.BATANG BANYU III
10.2
10.1
3
3
8
8.2
1997
1997
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
dengan ROW 50 m 36.007.002.B S.PAIWAKAN B 33.5 1 7 1990 TIDAK MANTAP

003
untuk jalan Primer 36.007.003.B
36.007.012.0
S.ASAM-ASAM B
S.TIBARAN
58.2
20.5
3
1
7
8.8
1997
1996
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
TANAHBUMBU dan ROW 25 m 007 36.007.014.0 S.BARU 20.2 1 7.2 1996 TIDAK MANTAP
012
004 untuk jaringan jalan 36.007.023.0
36.007.029.0
S.GUNTUNG JAGAU II
S.TIWADAK III
7
6
2
2
11.1
11.5
1995
1994
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
050
005.11
sekunder. Jalan 36.007.037.0 S.JAMBU 6 2 9.6 1992 TIDAK MANTAP
pada kawasan 36.008.001.0
36.008.003.0
S.KINTAP
S.KINTAP KECIL I
60.5
10.7
1
3
6
9.4
1980
1997
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
006.1 008
4 industri dibangun 008
36.008.004.0 S.KINTAP KECIL II 36.4 1 6 1992 TIDAK MANTAP
oleh PT Jorong Port 36.008.007.0
36.008.017.0
BC.KEBUNRAYA II
S.DURI III
11.8
11.3
4
3
10.6
11.2
1998
2003
TIDAK MANTAP
TIDAK MANTAP
Development.
014
007 36.008.021.0 S.VATIKUNYUK 8.4 3 9.4 1980 TIDAK MANTAP
049 36.009.021.0 S.ANU I 10 3 11.8 1992 TIDAK MANTAP
36.009.022.0 S.ANU II 10.7 3 11.7 1998 TIDAK MANTAP
009
Kondisi Jalan Nasional (semester II 2018) 36.009.033.0 S.NIBUNG II 6.2 2 12 1998 TIDAK MANTAP
36.009.041.0 S.DUNGUN II 7.4 2 10.6 1984 TIDAK MANTAP
36.010.006.0 S.DUA GARDU III 11.8 3 11.4 2003 TIDAK MANTAP
Kondisi Jalan Provinsi 36.010.018.0 S.LOBAN II 20.4 1 6 1993 TIDAK MANTAP
Kondisi 36.010.020.0 S.BETUNG II 35.3 1 6 1994 TIDAK MANTAP
Panjang Ruas
No.Ruas Nama Ruas Tidak 36.011.007.0 S.HAJI KEKE 9.4 2 6.6 1992 TIDAK MANTAP
(km) Mantap 36.011.010.0 S.SEGUMBANG 10.3 3 11 1999 TIDAK MANTAP
Mantap
36.011.012.0 S.TANAH MERAH I 8 2 13.8 1990 TIDAK MANTAP
012 BATU LICIN - SERONGGA (BTS. KAB. KOTA BARU) 23.90 23.30 0.60
012 SERONGGA (BTS. KAB. KOTA BARU) - SEI KUPANG 22.10 21.00 1.10
014 MANGGALAU - KERANG (BTS. PROV. KALTIM) 63.44 37.74 25.70
049 MENTEWE - BATU LICIN 52.20 40.30 11.90
050 JLN. LINGKAR WALANGSI - KAPARKIAS 8.40 2.20 6.10
Kondisi jalan provinsi di sekitar kawasan industri Jorong dan Batulicin Mayoritas jalan di sekitar kawasan industri Jorong masih dalam kondisi baik. Namun
cukup baik, namun untuk jalan Manggalau – Kerang memiliki kondisi ada beberapa jalan yang memiliki kondisi sedang seperti Jalan Kp.Asam-asam-Kintas,
kurang baik sehingga diperlukan pemeliharaan jalan. Jalan DS.Sungai Cuka-Sebamban, dan Jalan Sebamban-Pagatan
Sumber: BPJN XI Kalimantan Selatan, 2017
8PROFIL INFRASTRUKTUR PUPR – BIDANG PERUMAHAN
KONSEP PERENCANAAN
DAN PERMUKIMAN
KAWASAN AERO-PORT CITY
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG

IPA Baja Kapasitas 30 L/detik


penunjang IKK Pelaihari Tanah Laut

IPA Baja Kapasitas 20 L/detik


penunjang IKK Kintap Tanah Laut

SANIMAS Tanah Bumbu PS Air Limbah RSH Kota Tanjung

1. Kawasan Industri Jorong


TANAHBUMBU
berencana membangun IPAL
terpadu dengan 4 parameter
dalam mengelola BOD, COD,
pH, TSS dan warna
2. Setiap Indutri yang berada di
Kawasan Industri Jorong
diwajibkan untuk melakukan
pre-treatment terhadap limbah
yang dihasilkan
TANAH LAUT 3. Telah terbangunnya SPAM
Regional Banjarbakula dengan
Backlog = 616 unit
kapasitas 250 lps.

Sumber: Pusdatin, 2017


8 PROFIL INFRASTRUKTUR NON-PUPR
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Bandara Bersujud Bandara Internasional Syamsudin


Noor

TANAHBUMBU

Pelabuhan Swarangan

Sumber: Pusdatin, 2017


9 DEMAND ASSESMENT – PROYEKSI PENDUDUK
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK0 MBTK MALOY
KAWASAN AERO-PORT CITY

Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanah Laut (2018-2038) Proyeksi Tenaga Kerja Kawasan Industri Jorong (2018-2038)

Jumlah penduduk Kabupaten Laut tahun 2038 mencapai


670,446

Sumber: Hasil Analisis


9 DEMAND ASSESMENT – PROYEKSI KEBUTUHAN SUMBER
DAYA INDUSTRI
KONSEP SAMPAI TAHUN 2035
PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN AERO-PORT CITY
KAWASAN INDUSTRI JORONG

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Timbulan Timbulan


Kebutuhan
Jenis Industri Air Baku Energi SDM Limbah Limbah
Lahan (Ha)
(Lps) (MW) (Orang) Padat (Tpd) Cair (Lps)
Industri Produk Baja dan Logam Dasar 712 425 297 21646 1143 118
Industri Agro Basis Kelapa Sawit 68 102 24 4347 4308 81
Industri Agro Basis Karet Alam 33 10 1.2 2257 18.3 8.2
Total Kebutuhan Sumberdaya Industri 813 537 322.2 28250 5469.3 207.2

Timbulan Limbah Padat Timbulan Limbah Padat Non-


Jenis Industri
recycleable(Tpd) recycleable(Tpd)
Industri Produk Baja dan Logam Dasar 1028.7 114.3
Industri Agro Basis Kelapa Sawit 3446.4 861.6
Industri Agro Basis Karet Alam 5.49 12.81
Total Kebutuhan Sumberdaya Industri 4480.59 988.71

BEBAN LOGISTIK PADA MODA TRANSPORTASI DARAT UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI DI KI JORONG
Jenis Industri Bahan Baku Ritase Kendaraan (Trucking)
Industri Agro Basis Sawit 4365 218
Industri Agro Basis Karet 259 13
Industri Pengolahan Baja 9,722 486
Total 14,346.28 717
9 DEMAND ASSESMENT – BIDANG SDA
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

ASUMSI
Kebutuhan Air Minum:
1. 2019-2024 (Kota Sedang) : 130l/hari
2. 2024-2029 (Kota Sedang) : 130l/hari
3. 2029-2034 (Kota Besar) : 170l/hari
4. 2034-2038 (Metro) : 190l/hari
5. Kebutuhan Air Non Domestik : 30% Kebutuhan Air Domestik
6. Tingkat Kehilangan Air : 25% Kebutuhan Air Domestik
7. Kebutuhan saat jam puncak : 1.15 liter/detik
8. Kebutuhan Air Baku Kawasan Industri 0.75liter/detik/ha

Proyeksi Kebutuhan Air Baku

Supply Air untuk kebutuhan:


1. Wilayah Sungai Barito menyediakan sumber daya air sebesar 2039 liter/detik
2. Bendungan Risam Kanan memiliki cadangan air sebanyak 6700 liter/detik Potensi kebutuhan air baku Kabupaten Tanah Laut (2038) mencapai
Total dari sumber daya air yang ada di sekitar kawasan KI Jorong sebesar 9107 liter/detik sehingga 3217.73 liter/detik
mampu menyuplai kebutuhan air baku kedua kawasan tersebut yang memiliki kebutuhan sebesar
7961 liter/detik. Sumber: Hasil Analisis
9DEMAND ASSESMENT – BIDANG JALAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK0 MBTK MALOY
KAWASAN AERO-PORT CITY

DASAR ANALISA Analisis Penanganan Jalan

Analisis Kinerja Jalan (Proyeksi Kinerja Jalan) Sumber: Permen PU.


No. 19/PRT/M/2011

Sumber: Manual Desain Perkerasan , 2018


9 DEMAND ASSESMENT – BIDANG JALAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Proyeksi Kinerja Jalan KI Jorong dan sekitarnya (2018-2038)


Panjang LHR (smp/jam) VCR
No.Ruas Nama Ruas Jalan Lebar (m) IRI
(km)
2019 2024 2029 2034 2038 2019 2024 2029 2034 2038
SP. LIANG ANGGANG - DS. LIANG ANGGANG
7.22 7 3.46 1543.117 1832.739 2176.719 2585 2966.644 0.60 0.71 0.85 1.01 1.16
003 (BTS. KAB. TALA)
DS. LIANG ANGGANG (BTS. KAB. TALA) -
6.28 7 2.81 1282.256 1522.918 1808.749 2148 2465.139 0.50 0.59 0.70 0.84 0.96
004 BATI BATI
005.11 JLN. MUSLIMIN (PELAIHARI) 1.62 16 3.87 1548.991 1839.716 2185.005 2595 2977.938 1.10 1.30 1.55 1.84 2.11
006.14 JLN. PERKANTORAN GAGAS (PELAIHARI) 2.72 9 3.80 660.9458 784.9963 932.3294 1107 1270.669 0.22 0.26 0.31 0.37 0.43
007 KP. ASAM ASAM - KINTAB 20 6 4.26 1280.114 1520.374 1805.727 2145 2461.021 0.52 0.61 0.73 0.86 0.99
KINTAB - DS. SUNGAI CUKA (BTS. KAB.
22 6 3.40 1175.134 1395.69 1657.642 1969 2259.196 0.47 0.56 0.67 0.79 0.91
008 TANAH BUMBU)
DS. SUNGAI CUKA (BTS. KAB. TANAH
47.4 6 4.59 934.1082 1109.428 1317.652 1565 1795.824 0.38 0.45 0.53 0.63 0.72
009 BUMBU) - SEBAMBAN
010
011

22.1 6 2.84 562.3931 667.9466 793.311


012.2
Berdasarkan proyeksi mayoritas
Berdasarkan MKJI VCR jalan nasional di sekitar
003
> 0,74 berada pada kawasan berada pada kondisi
012
TANAHBUMBU
1.042 tidak jenuh kecuali ruas jalan
004
kondisi tidak stabil
050
005.11 014. Bontang – Sangata pada
006
.14
008 tahun 2039
014
007
049

Sumber: Hasil Analisis


9DEMAND ASSESMENT – BIDANG PERUMAHAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

PROYEKSI KEBUTUHAN RUMAH KI JORONG SERTA SEKITARNYA


TAHUN 2019-2038

TANAH LAUT
Backlog = 616 unit TANAHBUMBU

ASUMSI

• Asumsi 1 KK terdiri dari 5 orang


• Perbandingan jumlah rumah mewah, rumah sedang dan
rumah sederhana adalah 1 : 2 Sumber: Hasil Analisis Menteri
: 3 (Peraturan Tahun 2038 Kabupaten
Negara Perumahan Rakyat Nomor 11/ tahun 2008 Tentang Tanah Laut membutuhkan
Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan dan penambahan rumah baru
Permukiman)
Sumber: Hasil Analisis sebesar 134.089 unit
9DEMAND ASSESMENT – BIDANG PERUMAHAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

ASUMSI PROYEKSI KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK PEKERJA KI JORONG

• Kebutuhan tenaga kerja


2038 90-110 orang/ha
dengan komposisi 3% Level
Manager, 20% Level
Staff/Supervisor, dan 77%
Level Tenaga Kerja
(Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 35/M-
IND/PER/3/2010 tentang
Pedoman Teknis Kawasan
Industri) • Tahun 2038 membutuhkan
• 1 unit rusun dihuni 2 orang
penambahan rumah baru untuk
pekerja pekerja sebesar 234.466 unit.
• 1 tower terdiri dari 680 unit • Perlu pembangunan rusun untuk
dengan ketingigian 20 memfasilitasi kebutuhan tempat
lantai dan luas 5000 m2 tinggal pekerja didalam kawasan
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : industri dengan 25 tower (8 lantai)
05/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat
untuk KI Jorong.
Tinggi

Sumber: Hasil Analisis


9 DEMAND ASSESMENT – BIDANG PERMUKIMAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

ASUMSI
Proyeksi Kebutuhan Air MInum Tanah Laut
Kebutuhan Air Minum:
1. 2019-2024 (Kota Sedang) : 130l/hari
Supply Air untuk 2. 2024-2029 (Kota Sedang) : 130l/hari
kebutuhan: 3. 2029-2034 (Kota Besar) : 170l/hari
1. Kabupaten Tanah 4. 2034-2038 (Metro) : 190l/hari
Laut : 40 liter/detik 5. Kebutuhan Air Baku Kawasan Industri 0.75liter/detik/ha
Sehingga untuk
kebutuhan hingga pada
tahun 2038 Kabupaten
Tanah Laut memiliki
gap kebutuhan sebesar
2060 liter/detik.

Kebutuhan air untuk Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2038


sekitar 2,131.08 liter/detik

Sumber: Hasil Analisis


9KONSEP PERENCANAAN
DEMAND ASSESMENT – BIDANG PERMUKIMAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG

KAWASAN AERO-PORT CITY


ASUMSI
 Potensi produksi limbah cair (grey water) adalah 80% dari konsumsi domestic
 Potensi produksi lumpur tinja adalah 0,5 l/org/hari.

Sumber: Pedoman Penyusunan Rencana Induk SPAL, Ditjen CK, 2016

Proyeksi Produksi Air Limbah Tanah Laut Proyeksi Produksi Lumpur Tinja Tanah Laut

Potensi produksi Air Limbah pada wilayah pengembangan dan sekitarnya Potensi produksi lumpur tinja pada wilayah pengembangan dan
(2038) adalah sebesar 1533.34 liter/detik sekitarnya (2038) adalah sebesar 435.79 kg/hari
Sumber: Hasil Analisis
9 DEMAND ASSESMENT – BIDANG PERMUKIMAN
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

Proyeksi Timbulan Sampah Tanah Laut ASUMSI

 Produksi Sampah = 2,75 - 3,25 liter/orang/hari


untuk Kota Sedang (penduduk 100.000 – 500.000
jiwa)*
 Produksi Sampah = 2,50 - 2,75 liter/orang/hari
untuk Kota Kecil (penduduk 20.000 - 100.000 jiwa )*
 Faktor Kompaksi 60 % (dibutuhkan untuk
menghitung usia TPA)
 Kapasitas TPS3R = 35 ton/hari
Sumber: SNI 19-3983-1995

Potensi produksi timbulan sampah pada wilayah


pengembangan dan sekitarnya (2038) adalah sebesar
545.42 ton/hari

Kebutuhan TPS3R Kabupaten Tanah Laut dengan


kapasitas 30 ton/hari hingga tahun 2038 sejumlah 16
TPS3R.

Sumber: Hasil Analisis


10 ISU PENGEMBANGAN WILAYAH
KONSEP PERENCANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG
KAWASAN AERO-PORT CITY

hasil produk turunan kelapa sawit termasuk crude palm


Masalah yang dihadapi oleh produk andalan daerah adalah
oil (CPO) dan yang lainnya masih menjadi salah satu
berupa masih relatif rendahnya tingka produksi, produktivitas dan
komoditas tumpuan pada neraca perdagangan Kalsel.
mutu produk dan mutu hasil panen sektor pertanian pangan dan
hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan
relatif masih rendah

hasil produk turunan Karet Alam termasuk produk Sir 10 dan


20 serta Latex Pekat masih menjadi salah satu komoditas Saat ini ketersediaan air bersih sebesar 210 L/det sudah tersedia
unggulan pada neraca perdagangan Kalsel. untuk melayani kebutuhan domestik, dan tahun 2018 terdapat
Nilai ekspor karet Kalimantan Selatan pada 2017 yaitu pengerjaan fisik penambahan sebesar 100 L/det dengan proyek
mencapai 233 juta dolar AS, dengan jumlah produksi multiyears hingga tahun 2019. Untuk kebutuhan kawasan industri
mencapai 168.926 ton. terdapat rencana pemenuhan air sebesar 500 L/det yang sedang
dalam tahap penyusunan DED oleh Balai Wilayah Sungai
Kalimantan II.

Ekspor batubara masih dalam bentuk bahan baku dan belum


ada pengolahan bahan baku. Perusahaan yang melakukan pengolahan bijih besi menjadi besi
Belum ada industri penghasil biji besi hasil tambang yang spons (sponge iron) hanya terdapat dua buah perusahaan yaitu
maupun pasir besi menjadi konsentrat bijih besi yang PT.Meratus Jaya Iron & Steel dan PT.Delta Prima Steel dengan
diperlukan sebagai bahan baku industri besi baja kapasitas produksi masing-masing sebesar 315 ribu ton dan 100
ribu ton. Namun saat ini kedua smelter tersebut tidak dalam
status beroperasi

Sumber: Hasil Analisis


11 ULTIMATE KAWASAN
KONSEP
KONSEPPERENCANAAN
KAWASAN
EKOLOGI INDUSTRI
AERO-PORT
RENCANA CITY
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
KAWASAN INDUSTRI JORONG
PUPR TERPADU

Kawasan Industri Jorong sebagai


“Green Industrial Zone” Berbasis Ekologi Industri

Pengembangan Kawasan Industri Tanah Laut merupakan kabupaten yang memiliki kontribusi PDRB tertinggi pada
Jorong diarahkan sebagai industri pertambangan dan penggalian yang menunjukkan bahwa Kab. Tanah Laut memiliki
pengolahan hasil pertambangan potensi mineral yang besar, sehingga diperlukan adanya pembangunan kawasan industri agar
dan agroindustri. bahan mentah dapat diolah sebelum di ekspor untuk meningkatkan nilai jual produk

Tanah Laut memiliki potensi alam bijih besi dan perkebunan yang besar terutama
kelapa sawit dan karet

Ekologi Industri adalah proses


industri alur tertutup, yang berarti Strategi untuk mengimplementasikan konsep ekologi industri ada empat elemen utama yaitu
bahwa buangan industri menjadi :
masukan proses industri lain. Ini • Mengoptimasi penggunaan sumber daya yang ada
berbeda dengan alur terbuka, di • Membuat suatu siklus material yang tertutup dan meminimalkan emisi
mana sumberdaya dan modal yang • Proses dematerialisasi dan pengurangan
ditanam bergerak melalui sistem
• Penghilangan ketergantungan pada sumber energi yang tidak terbarukan
dan menghasilkan buangan yang
tidak terpakai.
11 ULTIMATE KAWASAN
RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG

Infrastruktur yang berhubungan 1. Pembangunan jalan menyesuailkan dengan aktivitas


untuk transformasi barang, logistic Inland akibat aktivitas industry mengikuti rantai
pasok industry sehingga baik kualitas jalan maupun lebar
manusia (seperti jalan dan jalan mampu mengimbangi aktivitas industry dan
berbagai fasilitas logistik lainnya) logistiknya.
2. Mempercepat realisasi pembangunan Jalur KA.
Infrastruktur sebagai penyedia
dan penyuplai energi (tenaga
Pengembangan listrik, dan stasiun pembangkit 1. Pembangunan IPA dengan Kapasitas 600 lps
Infrastruktur energi lainnya) 2. Pembangunan Infrastruktur Energi berupa PLTU dengan
berdasarkan Konsep kapasitas pembangkit 2 x 200 MW.
ekologi Industri 3. Pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Padat dengan
Infrastruktur pengolahan limbah kapasitas 988 Tpd
dan penyimpanan (seperti water 4. Pembangunan WWTP dengan kapasitas pengolahan 220
treatment dan lain-lain) Lps

Infrastruktur telekomunikasi
(jaringan telepon dan Teknologi telekomunikasi perlu untuk pengurangan beban
komunikasi) lingkungan seperti upaya dalam mengurangi penggunaan
kertas, dan kebutuhan akses yang cepat untuk umpan balik
terhadap kondisi lingkungan.
12
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
KONSEPPENTAHAPAN
PERENCANAAN
RENCANA
KAJIAN CEPAT KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN AERO-PORT CITY
KAWASAN INDUSTRI JORONG BERBASIS EKOLOGI INDUSTRI

Dalam rangka mendukung kebijakan 1. Dukungan Infrastruktur: 1. Industri turunan pengolahan bijih besi beroperasi
pengembangan wilayah KI Jorong dsk, • Air bersih 1,442.28 liter/detik 2. Industri turunan sawit beroperasi
dibutuhkan sinergi lintas sektor dalam • Penyediaan rumah untuk pekerja 3. Kebun sawit beroperasi 70% dari luasan
lingkup Kementerian PUPR untuk di kawasan industri 4. Dukungan Infrastruktur:
mendukung pengembangan industri • Akses jalan dari kebun menuju • Air bersih 2,123.18 ltr/dtk
pengolahan pada Ki Jorong, pelabuhan (eskpor CPO) • Penyediaan rumah untuk pekerja KI Jorong
perkebunan sawit dan pertambangan • Akses jalan dari tambang menuju • Akses jalan dari kebun dan pengolahan bijih besi
pada wilayah sekitar KI Jorong. pelabuhan menuju pelabuhan (ekspor CPO dan bijih besi)

2019 2020-2024 2025-2029 2030-2038

Operasionalisasi Kawasan Industri Jorong 1. Industri turunan pengolahan bijih besi beroperasi
Infrastruktur Mendesak: 2. Industri turunan sawit beroperasi
- Akses jalan menurju kawasan industri 3. Kebun sawit beroperasi 50% dari luas
termasuk penyiapan readiness criteria 4. Dukungan infrastruktur:
- Air bersih 1,133.36 liter/detik • Air bersih 1,442.28 ltr/dtk
- Perluasan dan pengembangan • Penyediaan rumah pekerja KI Jorong
pelabuhan Swarangan untuk • Akses jalan dari kebun menuju pelabuhan (ekspor CPO dan
mendukung aktivitas industri bijih besi) & KI (pengolahan turunan CPO dan bijih besi)
- Listrik 352 MW untuk KI Jorong • Akses dari KI menuju pelabuhan untuk ekspor (via peti
kemas)
Sumber: Analisis
12
INDIKASI PROGRAM
KONSEP PERENCANAANKAJIAN CEPAT KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG BERBASIS EKOLOGI INDUSTRI
KAWASAN AERO-PORT CITY
Kebutuhan Penanganan Bidang Jalan KI Jorong
Penangangan Jalan
No.Ruas Nama Ruas Jalan
2019 2024 2029 2034 2038

SP. LIANG Pelebaran Jalan Bersyarat


Rehabilitasi/Rekonstruksi, Rehabilitasi/Rekonstruksi, Rehabilitasi/Rekonstruksi,
ANGGANG - DS. atau Manajemen Lalu Rehabilitasi/Rekonstruksi, Pelebaran Jalan
003 Pelebaran Jalan Menambah Pelebaran Jalan Menambah Pelebaran Jalan Menambah
LIANG ANGGANG Lintas dan Pemeliharaan Menambah Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
Lajur, dan Pemeliharaan Rutin Lajur, dan Pemeliharaan Rutin Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
(BTS. KAB. TALA) Rutin

Pelebaran Jalan menjadi 9 m

DS. LIANG
Pelebaran Jalan Bersyarat atau Rehabilitasi/Rekonstruksi,
ANGGANG (BTS. Rehabilitasi/Rekonstruksi, Pelebaran Jalan
004 Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Manajemen Lalu Lintas dan Pelebaran Jalan Menambah
KAB. TALA) - BATI Menambah Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Rutin Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
BATI
Pelebaran Jalan menjadi 9 m

Pelebaran Jalan Bersyarat


Pelebaran Jalan Bersyarat Pelebaran Jalan Bersyarat atau Pelebaran Jalan Bersyarat atau
JLN. MUSLIMIN atau Manajemen Lalu Pelebaran Jalan Bersyarat atau Manajemen
005.11 atau Manajemen Lalu Lintas Manajemen Lalu Lintas dan Manajemen Lalu Lintas dan
(PELAIHARI) Lintas dan Pemeliharaan Lalu Lintas dan Pemeliharaan Rutin
dan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin
Rutin

JLN.
006.14 PERKANTORAN Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin
GAGAS

Pelebaran Jalan Bersyarat Rehabilitasi/Rekonstruksi, Rehabilitasi/Rekonstruksi,


KP. ASAM ASAM - Rehabilitasi/Rekonstruksi, Pelebaran Jalan
007 Pemeliharaan Rutin atau Manajemen Lalu Lintas Pelebaran Jalan Menambah Pelebaran Jalan Menambah
KINTAB Menambah Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
dan Pemeliharaan Rutin Pelebaran
Lajur, Jalan menjadi 7 m Rutin
dan Pemeliharaan Lajur, dan Pemeliharaan Rutin

KINTAB - DS.
Pelebaran Jalan Bersyarat Pelebaran Jalan Bersyarat atau Rehabilitasi/Rekonstruksi,
SUNGAI CUKA Rehabilitasi/Rekonstruksi,
Pelebaran Jalan menjadi 7 m Pelebaran Jalan
008 Pemeliharaan Rutin atau Manajemen Lalu Lintas Manajemen Lalu Lintas dan Pelebaran Jalan Menambah
(BTS. KAB. TANAH Menambah Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
dan Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan Rutin Lajur, dan Pemeliharaan Rutin
BUMBU)

DS. SUNGAI CUKA


12
INDIKASI PROGRAM
KONSEP PERENCANAAN
KAJIAN CEPAT KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR TERPADU
KAWASAN INDUSTRI JORONG BERBASIS EKOLOGI INDUSTRI
KAWASAN AERO-PORT CITY
Kebutuhan Penanganan Bidang SDA KI Jorong

No Nama Program Volume Lokasi Tahun Pelaksanaan


1 Pembangunan bendung Sungai Jorong untuk penanggulangan banjir 1 buah Kab. Tanah Laut 2020-2024
2 Pemeliharaan Bendungan Risam Kanan 1 buah Kab. Tanah Laut 2020-2024
3 Optimalisasi Bendungan Risam Kanan 1 buah Kab. Tanah Laut 2024-2029

Kebutuhan Penanganan Bidang Permukiman KI Jorong

No Nama Program Volume Lokasi Tahun Pelaksanaan


1 Pembangunan SPAM IKK Jorong 20 lt/dt Kab. Tanah Laut 2020-2024
2 Pembangunan TPS3R Jorong 1 unit Kab. Tanah Laut 2020-2024
3 Pembangunan TPS3R Sawangan 1 unit Kab. Tanah Laut 2024-2029
4 Pembangunan SPAM Sawangan 20 lt/dt Kab. Tanah Laut 2024-2029
5 Penataan kawasan permukiman Jorong 1 kawasan Kab. Tanah Laut 2024-2029
6 Pembangunan IPLT Jorong 1 unit Kab. Tanah Laut 2020-2024

Kebutuhan Penanganan Bidang Perumahan KI Jorong

No Nama Program Volume Lokasi Tahun Pelaksanaan


1 Pembangunan rusunawa pekerja industri 1 tower Kab. Tanah Laut 2024-2029
2 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 1 kab Kab. Tanah Laut 2024-2029

Anda mungkin juga menyukai