Anda di halaman 1dari 66

Ekonomi Makro Islami

1
Pendahuluan
 Ekonomi Makro Islami muncul semenjak zaman Rasullah
Saw, cuma kegiatan ekonomi makro dizaman Rasulullah
tidak sekompleks sekarang.

 Untuk melihat relevansi implementasi ekonomi makro Islami


pada zaman sekarang kita memerlukan pengkajian tentang
sirah Rasulullah, para sahabat dan para ulama fiqh Islam,
tentang aktivitas ekonomi makro.

 Dalam kenyataannya perumusan tentang teori ekonomi


makro Islam masih bersifat normatif dan sudah dilakukan
oleh para ekonom muslim kontemporer dalam era 90an ini.
walaupun belum ada satu negarapun di dunia ini yang
secara kesaluruhan menerapkan sistem ekonomi Islam.

 Diantara beberapa teori ekonomi makro yang telah disusun


adalah : teori tentang uang, teori tentang konsumsi,
investasi, lembaga keuangan, produksi, pasar, moneter dan 2
fiskal.
Tujuan Ekonomi Makro Islam
 Secara garis besar tujuan ekonomi makro Islam itu
adalah untuk mensejahterakan kehidupan manusia
dunia dan akhirat

 Namun secara spesifik lagi ia bertujuan


sebagaimana yang dikemukakan oleh Al-Ghazali
(w.505/1111) yang dinamakan dengan Maqashid
syariah yang terletak dalam perlindungan terhadap
agama mereka (dien), diri (nafs), akal, keturunan
(nasl) dan harta (maal).
3
Ekonomi Makro Islam VS Kapitalisme
Islam Kapitalisme

Motivasi : Keadilan & Motivasi : Wealth, Growth,


Growth Nilai : Darwinisme & Materi
Nilai : Akhlak Islami Dimensi Aktivitas : Dunia
Dimensi : Dunia & Akhirat
Frame Work : Pasar
Frame Work : Syariah Islam
Kekuatan : Capital
Kekuatan : Distribusi
Strategi : Individualisme
Strategi : Keseimbangan
Instrumen : Bagi Hasil & Instrumen : Loans, Interest
Zakat

4
Konsep Uang
ISLAM KAPITALISME
 Uang Sering
 Uang tidak identik diidentkkan dengan
dengan modal modal
 Uang adalah public  Uang (modal) adalah
goods. Dan flow private goods
concept  Uang (modal) adalah
 Modal adalah private flow concept bagi fisher
goods dan stock  Uang (modal) adalah
concept stock concept bagi
cambridge school
5
Uang Menurut Al-Ghazali
 Al-Ghazali berpendapat bahwa dalam ekonomi barter
sekalipun, uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang.

 Uang berfungsi memperlancar pertukaran dan menetapkan nilai


yang wajar dalam pertukaran tersebut.

 Uang ibarat cermin yang tidak berwarna, tetapi dapat


merefleksikan semua warna.

 Al-Ghazali mengecam penimbunan uang, karena akan berakibat


langkanya jumlah uang yang ada di pasar, dan pada akhirnya
akan menaikkan harga-harga.

 Al-Ghazali membolehkan peredaran uang yang tidak


mengandung emas dan perak, asalkan pemerintah
menyatakan uang itu sebagai alat bayar resmi. 6
Uang menurut Ibn Taimiyah

 Ibn Taimiyah mengecam penurunan nilai


mata uang dengan mencetak mata uang
secara berlebihan.
 Ibn Taimiyah juga memperingatkan kepada
pemerintah untuk tidak mengambil
keuntungan dari pencetakan uang
(seinorage).
 Perdagangan uang akan memicu timbulnya
inflasi.
7
Uang menurut Ibn Khaldun
 Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh
banyak uang, tetapi oleh tingkat produksi dan
neraca pembayaran positif negara tersebut.
 Sejalan dengan Al-Ghazali ; uang tidak harus
mengandung emas dan perak. Yang lebih penting
dilakukan adalah menjadikan emas dan perak
sebagai standar nilai uang.
 Harga-harga barang boleh saja berfluktuasi tetapi
tidak untuk harga emas dan perak,
 Ketika nilai uang tidak berubah, kenaikan atau
penurunan harga semata-mata ditentukan oleh
kekuatan demand dan suply.

8
Fungsi Uang
Islam Konvensional

Alat Pertukaran Alat Pertukaran


(Medium of exchange for transaction) (medium of exchange)

Satuan Nilai
Satuan Nilai
(unit of account)
(Unit of Account)

Penyimpan Nilai
(Store of Value)

9
Motif Memegang Uang
ISLAM KAPITALISME

 Untuk transaksi  Untuk transaksi


(money demand for transaction) (money demand for transaction)

 Untuk berjaga-jaga  Untuk berjaga-jaga


(money demand for precautionary)
(money demand for precautionary)

 Untuk spekulasi
(money demand for speculation)

10
Uang Sebagai Flow Concept

 Menurut Islam uang adalah flow concept,


semakin cepat perputarannya, semakin baik.
Dan sebaliknya apabila uang tersebut
ditimbun atau tidak digerakkan maka ia akan
membawa kerugian bagi perekonomian.

11
Uang Sebagai Public Goods
 Di dalam Islam penimbunan uang dilarang
karena uang bukanlah milik pribadi tetapi ia
adalah milik bersama.

 Jika uang digunakan untuk sektor-sektor


produksi dan investasi lainnya, maka ia akan
memberikan multi effect kepada masyarakat
secara ekonomi dan akan meningkatkan
kesejahteraan mereka.
12
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Demand For Money

ISLAM  KONVENSIONAL
Mazhab Baqir As Sadr
Md = f (Y) Md = f (Y, i)
Dimana :
Mazhab Mainstream
Y : Pendapatan
Md = f y


i : Tingkat Bunga
Mazhab Alternatif
Md = f (rb, y, p, S, X, Y) ()

13
Time Value of Money
 Time value of money adalah “Nilai uang hari
ini tidak sama dengan nilai uang pada
masa akan datang”.

 Hal ini disebabkan oleh dua hal :


1. Presence of inflation
2. Preference Present

14
Presence of inflation Preference Present
 Dimisalkan seseorang
dapat membeli 10 buah  Orang akan lebih suka
pisang goreng dengan mengkonsumi sesuatu pada
harga Rp10.000,- namun hari ini bila dibandingkan
diprediksikan tingkat inflasi
adalah 10 % pertahun, dengan mengkonsumsinya
karenanya pada tahun pada masa yang akan
depan dengan uang Rp. datang walaupun tingkat
10.000,- hanya dapat inflasinya 0 %
memperoleh 9 pisang
goreng.
 Oleh karenanya penundaan
 Oleh karenanya seseorang konsumsi tersebut meminta
harus membayar lebih atas konpensasi
adanya inflasi tersebut.

15
Kritik atas Time Value of Money

 Time value of money mengabaikan


terjadinya deflasi

 Time value of money juga mengabaikan


akan adanya ketidak pastian laba dalam
kegiatan bisnis, padahal dalam
kenyataannya kondisi yang akan timbul
dalam kegiatan bisnis adalah : positive
return, no return dan negative return.
16
Economic Value of Time
 Dalam Islam tidak dikenal dengan Time
Value of Money, tapi Economic Value of time

 Karena uang bukanlah sebagai komoditas


yang bisa diperdagangkan, atau sesuatu
yang memiliki nilai ekonomi

 Namun dalam Islam yang memiliki nilai


ekonomi adalah waktu bukan uang.
17
Teori Inflasi Konvensional
 Inflasi Adalah : “Naiknya harga barang dan jasa secara umum
dalam periode waktu tertentu”.

 Sejarah Inflasi :
- Inflasi hampir terjadi disetiap negara dan mempengaruhi
semua mata uang.
- Inflasi pertama kali tampak di Itali & Jerman sekitar 1470
- Setelah tahun ini inflasi menyerang eropa secara bertahap
- Diduga bahwa meningkatnya atau ditemukannya tambang
emas dan perak berhubungan erat dengan meningkatnya
tingkat harga-harga secara umum (inflasi).

18
 Dalam perekonomian yang didasarkan
kepada sistem ekonomi konvensional, maka
inflasi sangat erat kaitannya dengan bunga.

 Bahkan tidak ada inflasi tanpa bunga dan


tidak ada bunga tanpa inflasi.

19
@ HAK CIPTA PADA : KARNAEN A. PERWATAATMADJA (2 )

Hubungan Inflasi dengan Bunga


> PENGALIHAN HARTA
i LN KEPADA YANG KAYA

R
> A
BERSAING INFLASI
PASAR K
BLM Y
BUNGA
BUNGA NON KUK JENUH
SIMPANAN + SPREAD = PINJAMAN A
80%
PEDAGANG HARGA T
INFLATOIR
BANK
PENYIMPAN PEMINJAM BIAYA PROD.
KONVENSIONAL J
SOMEBODY E
EVERYBODY PRODUSEN UPAH BURUH
L
KUK
O.K
20% KWALITAS A
CUKUP T
PENYIMPAN
PASAR A
TDK TAHU BANK RUGI SITA JAMINAN KREDIT MACET SDH 20
TIDAK CUKUP
JENUH
Metode Perhitungan Inflasi
 Metode perhitungan inflasi :
- CPI (consumer price index)

- GDP Deflator :
Inflasi = Nominal GDP
X 100 %
Real GDP

21
Inflasi dalam Perspektif Islam

 Menurut Ekonom Muslim Inflasi berbahaya terhadap


perekonomian karena empat hal :

1. Menimbulkan ganguan terhadap fungsi uang


(fungsi tabungan, penghitungan, dll)
2. Melemahkan masyarakat untuk menabung.
3. Meningkatkan kecenderungan belanja
terutama untuk barang-barang mewah.
4. Mengarahkan investasi kepada hal-hal tidak
produktif.

22
Taqiuddin Ahmad bn Al Maqrizi (1364-1441 M)
mengolongkan inflasi kedalam dua golongan

 Natural inflation : Inflasi ini disebabkan oleh hal-hal


yang alamiah atau turunnya penawaran agregatif
(AS) dan naiknya permintaan Agregatif (AD).

 Human Error Inflation : Inflasi yang disebabkan


oleh kesalahan manusia. Ex : korupsi dan
administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan dan
pencetakan uang dengan maksud menarik
keuntungan secara berlebih

23
Nilai Tukar Uang (Exchange Rate)
 Adalah : “Berupa catatan (quotation) harga pasar
mata uang asing (foreign currency) dalam harga
mata uang domestik (domestic currency), atau
sebaliknya, berupa harga mata uang domestik
dalam mata uang asing. (ex : Nilai tukar rupiah
terhadap dolar)

 Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga


pertukaran satu mata uang kemata uang lainnya
dan digunakan dalam berbagai transaksi, ex :
export-import, investasi, dan lain-lain
24
Teori Nilai Tukar Uang
1. Purchasing Power Parity (Paritas Daya Beli)
Yaitu : Suatu kondisi ketika suatu barang yang
diperdagangkan seharusnya memiliki harga yang
sama dalam mata uang tertentu dimanapun barang
itu dibeli.
 e= P dan P = e P’
P’
Keterangan :
P = tingkat harga domestik (domestic price)
P’= tingkat harga luar negeri (foreign price)
e = nilai tukar uang (exchange rate)
25
2. Kebijakan Nilai Tukar uang

a. Rezim Nilai tukar dipagu (fixed exchange rate)


Adalah nilai tukar yang ditetapkan atau
ditentukan oleh pemerintah.

Jenis-jenis kebijakan fixed exchange rate :


-.Devaluasi : kebijakan penurunan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.
- Revaluasi : kebijakan menaikkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri.

26
b. Flexible Exchange Rate
Adalah : Nilai tukar mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing yang di dasarkan
kepada kekuatan pasar (supply dan demand)

Jenis-jenis kondisi flexible exchange rate :


1. Depresiasi : penurunan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri

2. Apresiasi : Peningkatan nilai mata uang


dalam negeri terhadap mata uang luar negeri
27
Teori Nilai Tukar Islam
 Penyebab fluktuasi (apresiasi/depresiasi)
nilai tukar suatu mata uang dalam Islam
digolongkan kepada dua :

1. Natural (alamiah)
2. Human error (faktor kesalahan manusia)

28
Skenario Nilai Tukar Menurut Islam

 Hanya terjadi perubahan-perubahan harga di


dalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar
(faktor luar negeri dianggap tidak
berpengaruh)
 Terjadi perubahan-perubahan harga diluar
negeri (faktor di dalam negeri dianggap tidak
berpengaruh)

29
Perubahan Harga Terjadi Dalam Negeri
- Fluktuasi nilai uang karena faktor alamiah :
AD P P = e P’ e
atau
AS P P = e P’ e
- Fluktuasi nilai uang karena faktor kesalahan
manusia :
- Korupsi & administrasi yg buruk (P )
- Pajak yang tinggi (P )
- Mencetak uang dengan banyak (P )
30
 Perubahan harga terjadi di luar negeri
1. Perubahan yang terjadi bukan karena
tindakan manipulasi.
ex : Dikuranginya peredaran mata uang negara asing oleh
bank sentral mereka

2. Perubahan yang terjadi karena tindakan


manipulasi
ex : para fund manager Singapura melepas Rp dalam jumlah
tinggi hanya untuk motif mangambil keuntungan dari
fluktuasi nilai utukar rupiah.

31
Tindakan ini di larang oleh Islam karena
dua hal :

1.Termasuk dalam kategori ikhtikar, hal ini


harus di atasi oleh BI dengan kebijakan
penetapan nilai pagu secara sementara.

2.Termasuk dalam kategori ba’i najasy


hal ini harus di atasi ole BI dengan kebijakan
penetapan nilai pagu secara sementara

32
KEBIJAKAN FISKAL
 Adalah : kebijakan yang meliputi kegiatan
penerimaan dan pengeluaran oleh negara
untuk menjaga stabilitas ekonomi serta
mendorong pertumbuhan ekonomi.

 Atau kebijakan fiskal sangat identik dengan


rencana anggaran pendapatan dan belanja
negara (di Indonesia : RAPBN/APBN).

33
Pada dasarnya kebijakan fiskal dapat
dikategorikan kepada dua sudut pandang,

 pertama kebijakan dari sudut pandang penerimaan


secara agregat. Dari sudut pandang penerimaan
instrument yang biasa dilakukan oleh pemerintah
adalah menaikkan atau menurunkan pajak.

 kebijakan dari sudut pandang pengeluaran secara


agregat. Dari sudut pandang pengeluaran
instrument yang biasa dilakukan adalah mengurangi
atau menambah anggaran pembiayaan.

34
Pengertian Kebijakan Fiskal Islami
 Prof. M.A. Mannan mendefinisikannya
dengan :

“Prinsip Islam tentang kebijakan fiskal dan anggaran


belanja bertujuan untuk mengembangkan suatu
masyarakat yang didasarkan atas distribusi
kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-
nilai material dan spiritual pada tingkat yang sama”

35
Beberapa poin penting yang berhubungan
dengan pengertian kebijakan fiskal Islami

 Langkah-langkah perbaikan kondisi ekonomi yang


dijalankan oleh pemerintah.
 Kebijakan yang diambil berhubungan dengan
penerimaan dan pengeluaran negara.
 Tujuan kebijakan untuk memulihkan ekonomi dalam
mengembangkan suatu masyarakat yang
berkeadilan di dalam distribusi pendapatan.
 Memperhatikan nilai-nlai material dan spiritual di
dalam mengambil dan menjalankan kebijakan.
36
Tujuan Kebijakan Fiskal Islami
 Adapun tujuan kebijakan fiskal dalam ekonomi kapitalis adalah :
(1) pengalokasian sumber daya secara efisien (2) pencapaian
stabilitas ekonomi (3) mendorong pertumbuhan ekonomi ; dan
yang terakhir (4) pencapaian distribusi yang sesuai.
Sebagaimana ditunjukkan oleh faridi dan salama (dua ekonom
muslim) bahwa tujuan ini tetap sah dalam ekonomi Islam
walaupun penafsiran mereka akan menjadi berbeda.

 Bahkan, meskipun tujuan pertumbuhan, stabilitas, dan


sebagainya tetap sah dalam ekonomi Islam, tujuan-tujuan
tersebut akan tunduk untuk tujuan menanggulangi kaum Muslim
dan Islam sebagai suatu entitas politis dan agama serta dakwah
menyebarluaskan keseluruh penjuru dunia.

37
Kebijakan Fiskal Pada Masa
Rasulullah
 Dalam menjadi kepala negara langkah-langkah pertama yang
dilakukan Rasulullah adalah :

(1) Membangun masjid utama sebagai tempat untuk


mengadakan forum bagi para pengikutnya
(2) Merehabilitasi muhajirin Mekkah di Madinah
(3) Menciptakan kedamaian dalam negara
(4) Mengeluarkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya
(5) Membuat konstitusi negera
(6) Menyusun sistem pertahanan Madinah
(7) Meletakkan dasar-dasar sistem keuangan negara

38
Ketentuan Kebijakan Ekonomi Pada Masa Rasulullah
adalah Sebagai Berikut :
 Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah adalah Pemilik yang
absolut atas semua yang ada.
 Manusia merupakan pemimpin (khalifah) Allah di bumi, tetapi bukan
pemilik yang sebenarnya.
 Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena izin
Allah, oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung
memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudara-
saudaranya yang lebih beruntung.
 Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.
 Kekayaan harus diputar.
 Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.
 Menghilangkan jurang perbedaan antara individu dalam perekonomian
dapat menghapuskan konflik antar golongan dengan cara membagikan
kepemilikan seseorang setelah kematiannya kapada para ahli warisnya.
 Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua
individu termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.

39
Strukutur APBN Pemerintahan di
masa awal Islam
Penerimaan Pengeluaran

- Kharaj - Penyebaran Islam


- Zakat - Gaji para pegawai negara
- Ghanimah - Pendidikan
- Khums - Pengembangan Iptek
- Jizya - Infra struktur
- Khafarah - Biaya pertahanan negara
- dan lain-lain - Pelayanan sosial

40
Implikasi Kebijakan Fiskal dan Efeknya
Terhadap Perekonomian
 Implikasi Kebijakan Fiskal Konvensional
Kebijakan fiskal meliputi kebijakan-kebijakan pemerinah dalam
tiga hal berikut : pertama, kebijakan pendapatan yang dalam
ekonomi modern lebih terfokus kepada kebijakan pajak.
Instrumen kedua, adalah kebijakan pengeluaran pemerintah dan
yang ketiga adalah kebijakan tentang utang. Dalam
perkembangannya teori ekonomi kapitalis sudah mulai menerima
intervensi pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai
mana yang diakui oleh tokoh ekonominya keynes. Hal ini berarti
bahwa kebijakan fiskal sangatlah perlu dilakukan didalam
menjaga stabilitas ekonomi secara umum. Ada beberapa gejala-
gejala ketidakstabilan perekonomian yang bisa diatasi dengan
kebijakan fiskal diantaranya adalah masalah pengangguran,
inflasi.

41
Peranan Kebijakan FIskal dalam
mengatasi Inflasi & pengangguran

AE AE

AEF
A E AE
AEF
AE
B
E
Jurang Jurang
deflasi Inflasi

45o 45o
0 Y Y
0
Y YF YF Y

(a) Pengangguran (b) Inflasi


42
Implikasi Kebijakan Fiskal terhadap
Perekonomian Secara Umum

AS
Price
Level, P
ASI
A
P
AI
P I

AD
PII AII

(Untuk GI < G)
ADI

YI Yn Output, Y

43
Implikasi Kebijakan Fiskal
Islami
 Secara umum instrumen fiskal ekonomi Islami adalah pajak,
pengeluaran pemerintah, dan zakat.

 Pajak
Struktur pajak dalam ekonomi Islam sangatlah berbeda dengan
ekonomi konvensional walaupun secara sepintas kelihatan
sama. Pajak dalam Islam lebih bersifat proporsional. Pajak
dalam Islam memiliki dimensi sosial yang tinggi, dan
membolehkanya pembedaan perlakuan antara orang kaya
dengan orang-orang miskin. Kemudian pajak dalam Islam juga
berfungsi membantu produksi barang-barang dan jasa yang
memiliki skala prioritas. Pajak juga dapat digunakan untuk
membiayai pengeluaran atau pembelanjaan pemerintah Islam
untuk menunjang tujuan pembangunan
44
Zakat
 Ada tiga hal dalam zakat yang terkait dengan
pembangunan ekonomi :
 Zakat akan memakan harta yang didiamkan
(ditimbun/idle).
 Zakat merupakan sesuatu yang sangat berharga
bagi orang yang tidak beruntung, hal ini akan dapat
mendorong tercapainya standar hidup masyarakat
miskin, memperbaiki produktifitasnya.
 Institusi zakat dapat menambah atau meningkatkan
agregate demand dalam skala makro ekonomi, hal
ini akan mengarahkan pada pencapaian
pertumbuhan investasi dan ekonomi.

45
Zakat mendorong terjadinya perputaran harta.
Karena zakat, harta tidak terjadi idle, hoarding,
mendorong investasi, meningkatkan efektiftas
permintaan, dan sebagainya. Menurut khaf dalam
(Suprayitno : 2004) zakat dapat mengendalikan
hal-hal sebagai berikut :

 Pengalokasian harta produktif di antara


berbagai manfaat alternatif.
 Sarana-sarana produksi yang tidak produktif.
 Pengalokasian pendapatan di antara
pengeluaran dan tabungan.
 Pengalokasian tabungan-tabungan di antara
manfaat-manfaat produktif dan barang-barang
mewah yang akhirnya rusak tanpa guna.
46
Pengeluaran Pemerintah
Beberapa tujuan pengeluaran pemerintah dalam Islam
dapat kita rinci sebagai berikut :

 Pengeluaran demi memenuhi kebutuhan hajat


masyarakat.
 Pengeluaran sebagai alat redistribusi kekayaan.
 Pengeluaran yang mengarah kepada semakin
bertambahnya permintaan effektif.
 Pengeluaran yang berkaitan dengan investasi dan
produksi.
 Pengeluaran yang bertujuan menekan tingkat inflasi
dengan kebijakan intervensi pasar.
47
Kaidah-kaidah Pengeluaran Pemerintahan
Islam :

 Alokasi sumber daya ataupun belanja pemerintah haruslah


senantiasa mengikuti kaidah maslahah.
 Menghindari ”masyaqoh” kesulitan dan mudharat harus
didahulukan ketimbang melakukan pembenahan.
 Mudharat individu dapat dijadikan alasan demi mudharat dalam
skala umum.
 Pengorbanan individu atau kerugian individu dapat dikorbankan
demi menghindari kerugian dan pengorbanan dalam skala
umum.
 Kaidah ”Al giurmu bil gunmi” yaitu kaidah yang menyatakan
bahwa yang mendapatkan manfaat harus siap menangung
beban (yang ingin untung harus siap menangung kerugian).
 Kaidah ”Ma la yatimmu Al waajibu illa fahua wajib” yaitu sesuatu
hal yang wajib ditegakkan, dan tanpa ditunjang oleh faktor
penunjang lainnya tidak dapat dibangun, maka menegakkan
faktor penunjang tersebut menjadi wajib hukumnya. 48
Secara lebih rinci pembelanjaan negara
harus didasarkan kepada hal-hal berikut :
 Bahwa kebijakan belanja rutin harus sesuai dengan azas maslahat
umum, tidak boleh dikaitkan dengan kemaslahatan seseorang atau
kelompok masyarakat tertentu, apalagi kemaslahatan pejabat
pemerintah.
 Kaidah atau prinsip efisiensi dalam belanja rutin, yaitu
mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dengan biaya yang
semurah-murahnya, dengan sendirinya jauh dari sifat mubazir dan
kikir di samping alokasinya pada sektor-sektor yang tidak
bertentangan dengan syariah.
 Kaidah selanjutnya adalah tidak berpihak pada kelompok kaya
dalam pembelanjaan, walaupun dibolehkan berpihak kepada
kelompok miskin.
 Kaidah atau prinsip komitmen dengan aturan syariah, maka
alokasi belanja negara hanya boleh pada hal-hal yang mubah, dan
menjauh dari yang haram.
 Kaidah atau prinsip komitmen dengan skala prioritas syariah,
dimulai dari yang wajib, sunnah dan mubah, atau dhoruroh,
hajjiyat. 49
KEBIJAKAN MONETER
 Kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang
dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank
sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang
beredar dan kredit, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

 Tujuan kebijaksanaan moneter, terutama untuk


stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja penuh, kestabilan harga serta
neraca pembayaran international yang seimbang
50
Kurva Keseimbangan Pasar uang /
Kebijakan Moneter Konvensional

i
MS

A1
i1
A
i MD1

MD

M/P M/P

51
Instrumen Moneter Konvensional

 Open market operation,


 Discount rate,
 Reserves requriment (RR) dan
 Imbauan moral (moral suasion)

52
Implikasi Kebijakan Monetery
Expansion

ASI
Price
Level, P
AS
AII
PII

PI AI

P ADI
A (Untuk MI>M)

AD

Yn YI Output, Y 53
Sistem Moneter Konvensional dalam
Pandangan Islam

 Seperti yang sudah kita jelaskan diatas


ekonomi konvensional menyandarkan
berdirinya sistem perekonomianya kepada
bunga (interest). hal ini sangat bertentangan
dengan konsep dasar ekonomi Islam yang
mengharamkan bunga (riba). Penjelasan ini
dapat kita temui didalam Al-Quran dan
Sunnah Rasulullah SAW. Dalam surat al-
Baqarah ayat 275-281.
54
 Dari empat instrumen moneter ekonomi
konvensional diatas dua diantaranya yakni open
market operation dan discount rate berdasarkan
kepada interest based. Oleh karena itu dalam kedua
instrumen ini dalam pandangan ekonomi Islam tidak
bisa digunakan

 Sedangkan instrumen yang dua lagi seperti


cadangan wajib minimum dan moral suasion tidak
berdasarkan kepada interest based oleh karenanya
instrumen ini dalam kacamata ekonomi Islam dapat
diterima selama tujuan penerapannya sesuai
dengan prinsip maqasyid syariah
55
Manajemen Moneter Islam
 Dasar pemikiran manajemen moneter dalam
konsep Islam adalah terciptanya stabilitas
permintaan akan uang dan terarahnya
permintaan akan uang kepada tujuan yang
penting dan produktif

 Sejarah Moneter Islam Pada zaman Rasulullah


system ini mengunakan bimatelic standard,
dengan emas dan perak (dalam bentuk uang
dan dinar) sebagai alat pembayaran yang sah.
Nilai tukar emas dan perak pada masa ini relatif
stabil dengan nilai kurs dinar dirham 1 : 10.
Namun demikian, stabilitas nilai kurs pernah
terganggu karena disekuilibrium antara
persediaan (supply) dan permintaan (demand) 56
Perbedaan antara instrumen moneter
Islam dengan konvensional
 Tujuan penerapannya
dalam ekonomi Islam penerapan instrumen moneter
bertujuan untuk menjaga agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta yang disebut dengan maqasyd
syariah sedangkan pada tujuan penerapan
instrumen moneter konvensional hanya untuk
menjaga harta
 Mekanisme alat yang digunakan dalam
penerapanya. Dalam ekonomi konvensional
mengunakan instrumen bunga sebagai mekanisme
alat yang digunakan, sedangkan dalam Islam
mempergunakan mekanisme penyertaan modal
ataupun bagi hasil
57
Instrumen Moneter Islam
 Alternatif Penganti Bunga :
Konsep umum yang ditawarkan oleh para
ekonom muslim untuk menganti bunga
adalah prinsip penyertaan modal. Dengan
turunan-turunannya sebagai berikut :
 Pajak terhadap assets yang menganggur
(Dues of iddle fund )
 Tingkat penerimaan laba (Expected rate of profit)

58
Berbagai Bentuk Kurva Keseimbangan Pasar
Dalam Islam Jika Ditinjau Dari Pembagian
Mazhab
µ
MS 
MS

A1
µ1 A1
1
A
µ MD1
 A MD 1

MD
MD

M M/P
M M1 M

Mazhab Mainstream Pt/Po


Mazhab Alternatif-Kritis

MS
MD 1

MD
Mazhab Iqtishaduna 59
M M1 M/P
Pengaruh Pajak terhadap Aset Produktif yang
Menganggur dalam Pendapatan Nasional

µ µ
MS
LM

A1 A1
µ1 µ1
A A
µ MD1 µ

MD

M M/P Y Y1 Y

P
AS

A1
P1
A
P AD1

AD

60
Y Y1 Y
Struktur Instrumen moneter
Islam
Target Pertumbuhan Saham public terhadap
dalam M dan Mo Uang Giral

Penghimpunan
Cadangan Wajib Expected Pajak umum,
of terhadap Rasio
Resmi
Pembiayaan,
Profit Asset
Penyertaan
modal

System Yang
Pembatas Kredit, Persetujuan
Menganggur
Rasio pemberian Bagi Hasil Mata Uang
Pinjaman Asing

Alokasi Kredit yang Uang giral Pemerintah


Beorientasi Nilai yang ada pada bank-
bank komersial
61
Di Indonesia dikenal beberapa
instrumen moneter Islam diantaranya

1. Giro Wajib Minimum (GWM) atau statutory


reserve requirement,
2. Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank
Syariah (Sertifikat IMA), dan
3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).

62
Hubungan antara sektor moneter
dan sektor riil
 Setor moneter dalam ekonomi Islam berfungsi sebagai
variabel terikat terhadap sektor riil
 Perkembangan sektor moneter hanyalah represetasi
perubahan-perubahan disektor riil
 Kebijakan moneter yang dilakukan untuk menstimulus
sektor riil hanya akan menciptakan khayalan uang.
 Kebijakan moneter maupun fiskal selalu berorientasi
kepada pengalokasian sumber daya yang tepat untuk
mencapai produktifitas.

63
Implikasi Kebijakan Monetary
Expansion dalam Ekonomi Islam

P
µ
MS MS 1 AS

A1
µ A P1
A
A1 P A11
µ1 AD1

AD
MD

M M1 M/P Y
Y Y1

64
KESEIMBANGAN UMUM

65
66

Anda mungkin juga menyukai