Anda di halaman 1dari 55

ASPEK LEGAL ETIK PADA

PENANGGULANGAN BENCANA
ANGGUN
SETYARINI,S.Kep.,Ns.,M.Kep.
DISKUSI HARI INI

LEGAL ETIK PB DALAM


PENDAHULUAN
KERANGKA KERJA ICN

PRAKTEK LEGAL ETIK


PB DI INDONESIA
LEGAL ETIK PB DALAM
PENDAHULUAN
KERANGKA KERJA ICN

PRAKTEK LEGAL ETIK


PB DI INDONESIA
PENDAHULUAN
• UU No. 24 Tahun 2007 :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

• wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis,


geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya
bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun
faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang
dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional
• Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan
terhadap bencana, baik bencana yang disebabkan oleh faktor
alam (natural disaster) atau faktor manusia (man-made
disaster), maupun campuran dari kedua faktor tersebut.
• Satu bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia
adalah tsunami di Sumatra pada tahun 2004. Laporan dari
Harian Kompas (29/12/2004) menyebutkan bahwa tsunami
ini menimbulkan sekitar 230.000 orang tewas di 14 negara,
dengan 170.000 korban di antaranya yang timbul di Indonesia
• Bencana Lain : Gempa Jogja Th. 2006, Gempa Lombok dan
Palu Th. 2019
Mengapa Etika PB itu Penting?
• Bencana adalah situasi akut yang tidak dapat
diprediksi dan menyebabkan kerusakan parah,
kehancuran, dan penderitaan, dan seringkali
tidak dapat ditangani sendiri oleh masyarakat
setempat.
• Orang-orang yang menanggapi bencana (korban,
tenaga kesehatan, relawan kemanusiaan, atau
personel militer) sering mengalami frustrasi etis
saat membuat keputusan etis selama bencana.
KhinThandar Aung, et.al.2017. IOSR Journal of Nursing and Health Science
Volume 6, Issue 2 Ver. VII (Mar. - Apr. 2017), PP 90-93 www.iosrjournals.org
• Praktik etika membantu memberikan stabilitas bagi organisasi
pada situasi yang berubah dengan cepat dan semakin
kompleks.
• Berbeda dengan keadaan darurat sehari-hari, bencana dicirikan
oleh kurangnya waktu dan sumber daya dan banyak orang
mencoba melakukan dengan cepat apa yang biasanya tidak
mereka lakukan, dalam lingkungan yang tidak mereka kenal.
• Menurut laporan, listrik mati, ruang bawah tanah tergenang air,
suhunya meningkat, cadangan listrik mati dan ventilator tidak
dapat dioperasikan lagi.
• Dalam keadaan seperti itu, Landasan etik dari perawatan
kesehatan sehari-hari pada pasien, keluarga terancam.
• Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep etika seperti
utility, justice, dan fairness.
Manajemen Penanggulangan Bencana
memerlukan Prinsip Bioetik dan Kode Etik PB
untuk memandu penyedia layanan kesehatan
dalam pengambilan keputusan bagi pasien,
tenaga kesehatan dan juga masyarakat
LEGAL ETIK PB DALAM
PENDAHULUAN
KERANGKA KERJA ICN

PRAKTEK LEGAL ETIK


PB DI INDONESIA
Kerangka Kerja Kompetensi Keperawatan
Menurut ICN
• Perawat diharapkan memiliki Kompetensi yang
dapat diklasifikasikan ke dalam empat Area
dan 10 Domain selama siklus bencana:
• Emapat Area Kompetensi
– Kompetensi mitigasi/preventif
– Kompetensi Kesiapsiagaan
– Kompetensi Respon tanggap darurat
– Kompetensi recovery/rehabilitasi
10 Domain Kompetensi Penanggulangan
Bencana
• (1) pengurangan risiko, pencegahan penyakit dan
promosi kesehatan; (2) pengembangan dan
perencanaan kebijakan; (3) praktik etika, praktik
hukum dan akuntabilitas; (4) komunikasi dan
berbagi informasi; (5) pendidikan dan kesiapan; (6)
kepedulian terhadap komunitas; (7) perawatan
individu dan keluarga; (8) perawatan psikologis; (9)
perawatan populasi rentan; dan (10) pemulihan
individu, keluarga dan komunitas dalam jangka
panjang.
Praktik Etis

(1) Berkolaborasi dengan orang lain untuk mengidentifikasi dan mengatasi


tantangan etika.
(2) Menerapkan kerangka etika yang disetujui nasional untuk mendukung
pengambilan keputusan dan prioritas.
(3) Melindungi hak, nilai dan martabat individu dan komunitas.
(4) Praktek sesuai dengan budaya, sosial dan keyakinan spiritual individu dan
komunitas.
(5) Menjaga kerahasiaan dalam komunikasi dan dokumentasi.
(6) Memahami keyakinan pribadi seseorang dan bagaimana keyakinan
tersebut berdampak pada tanggap bencana.
(7) Menjelaskan bagaimana masalah keamanan dan etika dapat bertentangan.
Praktek Hukum
(1) Praktik sesuai dengan hukum yang berlaku lokal, negara bagian, nasional dan
internasional.
(2) Memahami bagaimana undang-undang dan peraturan khusus untuk bencana
berdampak pada praktik keperawatan dan korban bencana.
(3) Mengakui peran hukum kesehatan masyarakat untuk melindungi masyarakat
dalam bencana.
(4) Memahami implikasi hukum dari bencana dan keadaan darurat (misalnya
keamanan, menjaga bukti, kerahasiaan).
(5) Menjelaskan masalah hukum dan peraturan terkait dengan masalah yang
ditemukan, seperti:
– bekerja sebagai relawan;
– peran dan tanggung jawab relawan;
– meninggalkan pasien;
– adaptasi standar perawatan;
– peran dan tanggung jawab kepada pemberi kerja; dan y delegasi.
Akuntabilitas

(1) Menerima akuntabilitas dan tanggung jawab atas tindakan


seseorang.
(2) Mendelegasikan kepada orang lain sesuai dengan praktik
profesional,hukum dan peraturan yang berlaku dan situasi
bencana.
(3) Mengidentifikasi batas-batas pengetahuan, keterampilan,
dan kompetensi diri dalam penanggulangan bencana dan
praktek-praktek yang sesuai kompetensi.
(4) Praktek sesuai dengan hukum dan peraturan yang mengatur
perawat dan praktik keperawatan.
(5) Advokat untuk penyediaan perawatan yang aman dan tepat.
LEGAL ETIK PB DALAM
PENDAHULUAN
KERANGKA KERJA ICN

PRAKTEK LEGAL ETIK


PB DI INDONESIA
PRINSIP ETIKA DALAM BENCANA
• Main ethical principles in the provision of
health services during the event and an early
response phase of disasters are the principles
of :
– non-maleficence,
– beneficence,
– justice, and
– the respect for autonomy.
10 NILAI ETIK PADA PENANGGULANGAN
BENCANA

• The ethical guide includes ten substantive values, which are;


1. individual liberty,
2. protection of the public from harm,
3. proportionality,
4. privacy,
5. equity,
6. duty to provide care,
7. stewardship (penawaran)
8. solidarity,
9. trust, and
10. reciprocity (timbal balik)
BAGAIMANA KEPUTUSAN ETIS
PENANGGULANGAN BENCANA HARUS DIBUAT?

• Selama bencana, sering kali ada kebutuhan untuk


melacak tanggung jawab organisasi profesional
atau badan pemerintah atas keputusan dan
tindakan etis yang mereka buat. Dalam kekacauan
bencana, perlu adanya ketertiban dan mekanisme
dasar untuk penanggulangan bencana
• Etika kebencanaan biasanya dibahas dalam tiga
fase yaitu: bencana, bencana, dan pasca bencana
DILEMA ETIS DALAM KEBENCANAAN
• Berbagai dilema etik sering kali
muncul dalam penanggulangan
bencana ini.
• Beberapa dilema etik yang paling
menonjol di Indonesia antara lain
dilema dalam :
– triase,
– melakukan riset,
– meminta informed consent,
– memberikan pelayanan dalam sarana
yang terbatas,
– serta melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga medis yang
membantu korban bencana sesuai
Konvensi Jenewa Sjamsuhidajat R, Meilia PDI, Zulfiyah IA. Etika Kedokteran dalam Kegiatan

Tanggap Darurat Bencana. ISSN 2598-179X (cetak) JEKI. 2020;4(1):1–8. doi:

10.26880/jeki.v4i1.39.
Etika pada tahap mitigasi

• Mitigasi terdiri dari sejumlah • Salah satu contoh dilema


aktivitas yang dapat mengurangi etik dalam tahap ini adalah
probabilitas kejadian bencana
atau mengurangi efek bencana
program imunisasi, yang
yang tidak dapat dicegah. lebih bertujuan
Tenaga kesehatan, bekerja sama memproteksi publik dari
dengan pemerintah, memiliki bahaya dibandingkan
peran dalam membuat dengan menghormati asas
kebijakan publik pada tahap ini,
autonomi individu. Oleh
misalnya dengan membuat
program imunisasi, mengontrol karena itu, rasio risiko
vektor penyakit, program dibanding keuntungan pada
keluarga, sanitasi lingkungan, setiap program imunisasi
dan sebagainya. harus dihitung dengan tepat.
Etika pada tahap persiapan

• Tahap persiapan pada penanggulangan • Salah satu dilema etik yang dapat
bencana terdiri atas: terjadi pada tahap ini adalah
– pembuatan program penanggulangan
bencana, ketika tenaga kesehatan harus
– sistem peringatan dini, sistem komunikasi menentukan alokasi sumber daya.
emergensi, • Sumber daya ini dapat berupa
– latihan dan rencana evakuasi, inventarisasi
sumber daya, dan edukasi publik. makanan, peralatan, air, obat, dan
• Tujuan tahap ini adalah untuk segala benda esensial kehidupan
menyiapkan respons terhadap segala lainnya.
bentuk bencana secara tepat dan • Dalam hal ini, nakes mungkin
tanggap.
harus mengutamakan prinsip
• Pada fase ini, tenaga kesehatan juga
memiliki peran dalam menyediakan keadilan (justice) dibandingkan
informasi mengenai kesehatan dan dengan asas autonomi individu
nutrisi yang berkontribusi dalam sistem pasien.
peringatan dini pada semua sektor.
Etika pada tahap respons

• Setiap dokter dan • Masalah etika yang dapat muncul pertama kali
adalah mencari cara untuk mobilisasi ke lokasi
tenaga medis harus bencana secepat mungkin sementara akses untuk
ke lokasi tersebut dapat membahayakan jiwa nakes
senantiasa dan petugas penanggulangan bencana lainnya.
• Masalah selanjutnya terjadi pada saat melakukan
memegang empat triase, sistem yang memaksa nakes harus membagi
prinsip etika utama, pasiennya sesuai prioritas dan memilih urutan
perawatan sesuai dengan prioritas tersebut.
yaitu : • Masalah ini dapat diperberat dengan kondisi
bencana yang mungkin tidak ideal, baik akibat
1. beneficence, kurangnya tenaga medis yang dikirimkan atau
karena kurangnya jumlah obat yang tersedia
2. non-maleficence, • Triase Dalam bencana ditujukan untuk menolong
3. autonomy, dan korban sebanyak-banyaknya.
• “the greatest good for the greatest number”
4. justice
Etika pada tahap pemulihan

• Semua nilai dan prinsip • Pada periode ini, kebutuhan


etika yang telah dari korban yang selamat
harus menjadi perhatian.
• disebutkan pada tahap
• Korban bencana dapat
sebelumnya harus tetap kehilangan keluarga dan
diperhatikan pada mengalami berbagai
tahap pemulihan ini. masalah psikologis,
sehingga pendekatan pasien
pada tahap ini harus
melibatkan berbagai sektor
secara holistik
MASALAH LAIN DALAM ETIKA
PENANGGULANGAN BENCANA
• etika pencegahan,
• triase bencana, • kelompok rentan,
• informed consent, • partisipasi masyarakat,
• pengawasan penyakit menular, • pembagian kerja,
• komunikasi risiko, • tugas petugas kesehatan
• karantina / isolasi, untukmerawat,
• vaksinasi, • kewajiban kepada petugas
• bantuan bencana,
penolakan medis pengobatan,
• partisipasi petugas kesehatan
• eutanasia,
dalam kejahatan perang /
• alokasi sumber daya, penyiksaan / hukuman mati,
• perbedaan bahasa, agama, dan hubungan dengan industri dan
budaya, media
PRAKTEK LEGAL PB DI INDONESIA
• Diatur dalam :
1. Undang-Undang
2. Peraturan Pemerintah
3. Peraturan Menteri
4. Peraturan Ketua (Perka BNPB)
LEGAL ETIK PB DI INDONESIA
• Undang-Undang
– UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Be
ncana
• Peraturan Menteri
– Permendagri No 46 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD
• Peraturan Pemerintah
– PP No 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pen
gelolaan Bantuan Bencana
• Peraturan Kepala BNPB
• Tahun 2018
– Perka No 2 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Dana Si
ap Pakai
– Perka No 3 Tahun 2018 Tentang Penanganan Pengun
gsi Pada Keadaan Darurat Bencana
– Perka No 4 Tahun 2018 Tentang Sistem Manajemen L
ogistik dan Peralatan.pdf
• Tahun 2017
– Perka No 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Re
habilitasi dan Rekontruksi
• Tahun 2016
• Tahun 2015
– Perka No 1 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan SKKNI-Standar Kompeten
si Kerja Nasional Indonesia Bidang Penanggulangan
– Perka No 7 Tahun 2015 Tentang Rambu dan Papan Informasi Bencana
• Tahun 2014
– Perka No 7 Tahun 2014 Tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulan
gan Bencana
• Perka No 8 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Teknologi
Informasi Kebencanaan
• Perka No 11 Tahun 2014 Tentang Peran serta Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
– Perka No 12 Tahun 2014 Tentang Peran serta Dunia Usaha Dalam Penyel
enggaraan Penanggulangan Bencana
• Perka No 13 Tahun 2014 Tentang Gender Di Bidang
Penanggulangan Bencana
– Perka No 14 Tahun 2014 Penanganan, Perlindungan dan Partisipasi Peny
andang Disabilitas Dalam Penanggulangan Bencana
– Perka No 24 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perka No 4 Tahun 2009
• Tahun 2013
• Perka No 6 Tahun 2013 Tentang Pedoman Radio Komunikasi
Kebencanaan
– Perka No 7 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan
dan Pemerliharaan Peralatan PB
– Perka No 8 Tahun 2013 Tentang Media Center Tanggap Darurat Ben
cana
• Tahun 2012
– Perka No 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan T
angguh Bencana
– Perka No 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko
– Perka No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daera
h Dala Penanggulangan Bencana
– Perka No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sekolah Madr
asah Aman dari Bencana
– Perka No 7 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Data dan Informasi
– Perka No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Bantuan Logistik
Tahun 2011

Perka No 6.A Tahun 2011 Tentang Dana Siap Pakai


Perka No 8 Tahun 2011 Tentang Standarisasi Data Kebencanaan
Perka No 10 Tahun 2011 Tentang Pedoman Inventarisasi Logistik
Perka No 11 Tahun 2011 Tentang Inventarisasi Peralatan
Perka No 14 Tahun 2011 Tentang Juknis RR
Perka No 15 Tahun 2011 Tentang Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencan
a
Perka No 17 Tahun 2011 Tentang Pedoman RELAWAN PB
Perka No 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana
Perka No 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Peralatan Penanggulangan Bencana
UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
BAB II
LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Pasal 2
• Penanggulangan bencana berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Pasal 3
Penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berasaskan:
a. kemanusiaan;
b. keadilan;
c. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
d. keseimbangan, keselarasan, dan keserasian;
e. ketertiban dan kepastian hukum;
f. kebersamaan;
g. kelestarian lingkungan hidup; dan
h. ilmu pengetahuan dan teknologi.
(2) Prinsip-prinsip dalam penanggulangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
yaitu:
i. cepat dan tepat;
j. prioritas;
k. koordinasi dan keterpaduan;
l. berdaya guna dan berhasil guna;
m. transparansi dan akuntabilitas;
n. kemitraan;
o. pemberdayaan;
p. nondiskriminatif; dan
q. nonproletisi.
Pasal 4
Penanggulangan bencana bertujuan untuk:
a. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana;
b. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah
ada;
c. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
menghargai budaya lokal;
d. membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
e. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan,
dan kedermawanan; dan
f. menciptakan perdamaian dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Kecakapan Relawan Bencana
1. Perencanaan 14. Keamanan dan Perlindungan
2. Pendidikan 15. Gender dan Kelompok Rentan
3. Sistem Informasi Geografis dan Pemetaan
16. Psikososial/Konseling
4. Simulasi Bencana
5. Kaji Cepat BencanaSAR dan Evakuasi 17. Pertukangan dan Perekayasa
6. transportasi 18. Pertanian, Peternakan, Penghidupan
7. Logistik 19. Administrasi
8. Keamanan Pangan dan Nutrisi 20. Keuangan
9. Dapur Umum
21. Bahasa Asing
10. Pengelolaan Lokasi Pengungsian dan
Huntara 22. Informasi dan Komunikasi
11. Pengelolaan Posko Penanggulangan 23. Hubungan Media dan Masyasakat
Bencana 24. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
12. Kesehatan/Medis
25. Promosi dan Mobilisasi Relawan
13. Air Bersih, Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan
TUGAS
• Analisis Jurnal yang • Analisis UU atau
membahas etika peraturan Ketua BNPB
penanggulangan tentang Aturan Profesi
bencana Bidan dalam
penanganan bencana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai