Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok 2
Desy Tri Vidya Fatma / 065
Ardilah Yoris Adila / 067
Anita Ella Agustin / 074
Manisha Angelina Mashur / 075
Marsela Oktaviani Putri / 076
Nuris Saidah / 096
DEFINISI
• Sindrom rubella kongenital disebabkan infeksi virus rubella pada janin selama masa
kehamilan akibat ibu tidak mempunyai kekebalan terhadap virus rubella.
• Virus rubella ditransmisikan melalui pernapasan yaitu melalui droplet yang dikeluarkan oleh
seseorang yang terinfeksi rubella, setelah terkena droplet, virus ini akan mengalami replikasi
di nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening.
• Viremia terjadi antara hari ke-5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus rubella. Infeksi rubella
menyebabkan kerusakan janin karena proses pembelahan terhambat. Diagnosis dari CRS bisa
ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Pemeriksaan laboratorium untuk menunjang diagnosis CRS antara lain: isolasi virus,
pemeriksaan serologik (ELISA) dan pemeriksaan terhadap RNA virus rubella. Terapi untuk
CRS sendiri hanya bersifat suportif untuk defek - defek yang dialami. Penting untuk
mencegah CRS adalah dengan vaksin MMR sebelum hamil
Patofisiologis
TANDA GEJALA
Demam.
Mata merah.
•Campak harus dibedakan dari beberapa penyakit yang klinisnya juga berupa ruam makulopapular. Gejala
klinis klasik campak adalah adanya stadium prodromal demam disertai coryza, batuk, konjungtivitis, dan
penyebaran ruam makulopapular.7,9 Penyakit lain yang menimbulkan ruam yang sama antara lain:
• Rubella (Campak Jerman) dengan gejala lebih ringan dan tanpa disertai batuk.
• Roseola infantum dengan gejala batuk ringan dan demam yang mereda ketika ruam muncul.
• Demam scarlet (scarlet fever) dengan gejala nyeri tenggorokan dan demam tanpa konjungtivitis ataupun
coryza.
• Penyakit Kawasaki dengan gejala demam tinggi, konjungtivitis, dan ruam, tetapi tidak disertai batuk dan
bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri dan pembengkakan sendi yang tidak ada pada campak.
Komplikasi
Rubella tergolong infeksi ringan, dan biasanya hanya menyerang satu kali seumur hidup. Akan tetapi,
rubella dapat memberikan dampak yang lebih serius pada ibu hamil. Kondisi ini dapat menyebabkan ibu
hamil mengalami keguguran atau memicu sindrom rubella kongenital pada janin.
Sindrom rubella kongenital diketahui menyerang lebih dari 80% bayi, dari ibu yang terinfeksi rubella pada
usia kehamilan 12 minggu. Sindrom rubella kongenital sangat berbahaya karena dapat menyebabkan cacat
lahir, seperti tuli, katarak, penyakit jantung bawaan, dan gangguan pertumbuhan.
Pencegahan
Rubella dapat dicegah dengan imunisasi MMR atau MR. Selain memberikan perlindungan terhadap
rubella, vaksin MMR juga dapat mencegah gondongan dan campak. Sedangkan vaksin MR tidak
melindungi dari gondongan. Lebih dari 90% penerima vaksin MMR akan kebal dari serangan rubella.
Imunisasi MMR dianjurkan untuk dilakukan dua kali, yaitu pada usia 15 bulan dan 5 tahun. Pada
orang yang belum pernah mendapat imunisasi MMR, vaksin ini dapat diberikan kapan saja.
Wanita yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan untuk menjalani tes darah. Jika hasil tes
menunjukkan tidak ada kekebalan terhadap rubella, vaksin MMR akan diberikan, dan setidaknya satu
bulan kemudian baru boleh hamil. Vaksin ini tidak boleh diberikan saat sedang hamil.
Jika terdapat kontak dengan penderita rubella atau curiga terpapar oleh virus rubella, wanita hamil
perlu segera ke dokter kandungan untuk menjalani pemeriksaan.
Penatalaksanaan
•Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif, berupa tirah baring, antipiretik (parasetamol
10-15 mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4 jam), cairan yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin
A.1,10,12 Vitamin A dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons antibodi terhadap
virus campak. Pemberian vitamin A dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare dan
pneumonia.5 Vitamin A diberikan satu kali per hari selama 2 hari dengan dosis sebagai berikut
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
1. PENGKAJIAN
1) Identitas Anak
a) Nama Anak : An.Q
b) Umur : 9 bulan
c) Tanggal lahir : 26 Juni 2020
d) Anak ke : Pertama
e) Jenis kelamin : Perempuan
1) Identitas ibu Identitas ayah
a) Nama : Ny. M Nama : Tn. T
b) Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
c) Agama : islam Agama : islam
d) Suku : jawa suku : jawa
e) Pendidikan : SMA pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : IRT pekerjaan : Swata
g) Alamat : Cinderejo kidul,Banjarsari ,Surakarta
• b. Anamnesa ( Data Subjektivf)
• Ibu mengatakan anaknya mengalami demam ringan dan terdapat ruam merah di tubuhnya
o Polio 2 : 26 – 8- 2020
o Polio 3 : 26 – 9 -2020
o Polio 4: 26 – 10 – 2020
o Hepatitis B1 : 27 – 6- 2020
Tidak ada
1. Yang mengasuh
1) Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadran : Composmesntis
• TTV : N = 104x/menit , R=49x/menit, S=36,2derajat x/menit
• BB/TB : 12kg / 89 cm
• LK/LLA : 47 cm/ 16cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
• Rambut : hitam , tidak rontok
• Muka : wajah tampak kemerahan , agak pucat
• Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih,bersih dan air mata tidak keluar
• Teilnga : kanan kiri simtris, tidak ada cairan yang keluar dan bersih
• Hidung : hidung simetris, bersih dan tidak ada benjolan
1. Mulut : bibir berwarna merah muda, tidak ada stomatitis, mulut tampak terbuka untuk bernafas , gusi tidak bengkak/berdarah,mulut tidak berbau
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
• Dada : simetris , tidak ada retraksi
• Kulit : terdapat ruam merah
• Perut : tidak ada nyeri tekan , tidak kembung
• Ekstremitas : dapat bergerak bebas , jari tangan dan kaki lengkap , tidak ada kelainan
3) Pemeriksaan Penunjang :
• Pemeriksaan serologi : positif
2. INTERPRETASI DATA
• Tanggal : 30 maret 2021 Pukul : 10.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An Q umur 9 bulan dengan ruam merah di tubuhnya (Rubella)
Data Dasar
Subjektif :
1. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 26 juni 2020
2. Ibu mengatakan anaknya demam dan terdapat ruam merah di tubuhnya
Objetif :
1) KU : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) TTV : N = 104x/menit , R=49x/menit, S=36,2derajat x/menit
4) BB = 12 kg, TB = 89 cm, LK,47 cm
5) Muka terlihat pucat
6) Hidung simetris , bersih dan tidak ada benjolan
7) Dada : Tidak ada retraksi , simetris kanan kiri
8) Kulit : terdapat ruam merah
•
3. DIANGNOSA POTENSIAL
• Anak mengalami campak jerman (rubella)
4. TINDAKAN SEGERA
• Diberikan obat penurun demam untuk menurunkan suhu tubuh
5. INTERVENSI
1. Monitor perubahan suhu tubuh, denyut nadi.
2. Lakukan tindakan yang dapat menurunkan suhu tubuh seperti lakukan kompres, berikan pakaian tipis dalam memudahkan proses penguapan.
3. Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkan suhu dan mengevaluasi perubahan suhu tubuh
4. Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan antipiretikdan antibiotic sesuai dengan
kebutuhan.
1. PENATALAKSANAAN
1. Memonitor perubahan suhu tubuh, denyut nadi
2. Melakukan tindakan yang dapat menurunkan uhu tubuh seperti lakukan kompres, berikan
pakaian tipis dalam memudahkan proses penguapan.
3. Melibatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkan suhu dan mengevaluasi
perubahan suhu tubuh
4. Mengkolaborasi dengan dokter dengan memberikan antipiretikdan antibiotic sesuai dengan
kebutuhan.
2. EVALUASI
• Anak sudah menunujukkan perilaku, tetapi belum sebaik yang ditentukan ditujuan