Anda di halaman 1dari 93

PELAYANAN IVA DI PUSKESMAS BAKUNASE

dr. Maria V. Ivonny D. Ray


GAMBARAN UMUM
UTARA
PSK.SIKUMANA

LUAS WILAYAH
KERJA PUSKESMAS
BARAT BAKUNASE TIMUR
PSK.KUPANG PSK.OEBOBO
KOTA 682 KM2

SELATAN
PSK.NAIONI
Kel. Naikoten 1 Kel. Naikoten 2 Kel. Bakunase
10.825 Jiwa 2.863 Jiwa 4.881 Jiwa

JUMLAH
Kel. Bakunase 2 Kel. Kuanino
PENDUDUK
6.455 Jiwa 7.280 Jiwa
56.252 JIWA

Kel. Airnona
Kel. Nunleu Kel. Fontein
7.028 Jiwa
5.076 Jiwa 4.816 Jiwa
•8
• 4 PUSTU KELURAHA
• 1 POSKESKEL N SIAGA

PUSKESMAS PUSKESMAS
REFORMASI PONED

36 POSYANDU JUMLAH
BALITA DAN TENAGA 64
20 POSYANDU ORANG
LANSIA
• POLI IMS
• POLI REMAJA
• MOTO :
• Deteksi Dini CA CERVIX DAN ANDA
CA PAYUDARA DNG IVA BUTUH
KAMI ADA
Kenali masalah
ORGAN REPRODUKSI
Anda !

Rentan terhadap kanker

• Payudara
• Serviks (Leher rahim)
• Ovarium (Indung telur)
• Badan rahim
Kanker Pada Perempuan (Endometrium)
Kanker Tersering di Negara Berkembang, Indonesia dan RSCM

• Urut Negara Indonesia RSKD Berkembang


•   (2002) (2005) (2009)
1 payudara payudara payudara
• 2 serviks serviks serviks
• 3 Lambung Skin lung
• 4 Nasopharynx Nasopharynx Bone marrow
• 5 Esofagus Kel.Get.Bening Kel.Get.Bening
• 6 Lung Ovarium Liver
• 7 Liver Rectum Colo-rektal
• 8 Colon-rectum Thyroid Skin
• 9 Lymphoma Soft tissue Thyroid
• 10 Leukemia Colon Ovarium

•  
Kanker Payu Dara
• Di Dunia
• Morbiditas tahun 2000 -- 26/100.000
• Mortalitas tahun 2000 -- 400.000

• Di Indonesia 28,4% dari seluruh kanker (2005)


• Di RSCM frekuensi relatif 15,4% (1998)
• Di Semarang 18,69/100.000 populasi (1985-1989)
• 1 kasus : 4000 perempuan


• Kanker Payu Dara - Faktor Risiko

• Faktor Risiko Menetap


• Gender: Perempuan 100 x dari laki-laki
• Usia: Usia 40 tahun 18% meningkat
• > 50 tahun 77% meningkat
• Genetik 5% -- 10% terkait dengan gen BRCA1 dan 2
• Riwayat pribadi kanker payudara:
• risiko 3 – 4 x kanker baru payudara lainnya.
• Riwayat radiasi dada
• Periode haid: < 12 tahun dan menopause >55 tahun


• Kanker Payu Dara

• Faktor Gaya Hidup


• Tidak mau punya anak
• Alkohol: peningkatan risiko
• Obesitas dan diet lemak.
• Aktifitas Fisik: menurunkan risiko
• Menyusui dan Kehamilan : menyusui 1.5 - 2 tahun
– dapat menurunkan risiko.
• Kanker Payu Dara

• Upaya Skrining
• Mamografi
• USG Payudara
• Pemeriksa payudara oleh dokter (SADARO)
• SADARI

• Waktu Skrining: setelah haid


Kanker Ginekologi

• Kanker Leher Rahim


• Kanker Ovarium (Indung Telur)
• Kanker Badan Rahim (Endometrium)

• Peny. Trofoblas Ganas


• (pada kesempatan ini tidak di bahas)
Organ Kandungan
Kanker Leher Rahim
di Indonesia
 Peringkat kedua dari seluruh
kanker di Indonesia ~ (18.5% dari
kanker perempuan)

 60 - 70% sudah STADIUM


LANJUT ( > Stadium IIB),
tingkat kesembuhan rendah 
kematian tinggi
Organ Serviks
TAMPILAN LEHER RAHIM

NormalNormal Cervical Cancer


Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim
Usia
Menikah muda (<20 thn>
Mitra seksual (multiple)
Terpapar IMS ( infeksi Menular Seksual)
Banyak melahirkan
Merokok
Perjalanan Alami Kanker Serviks

Lesi Prakanker Kanker

HPV ------------------- 3-17 tahun-------------------------

Displasia Displasia Displasia Kanker Kanker


ringan sedang keras Insitu invasif

NIS I NIS II NIS III


IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

Mengapa IVA
- Mengenal SSK
- Prosedur IVA
- Menilai hasil IVA
- See and Treat
- See and Treat
PELAKSANA I V A

• Bidan
• Perawat terlatih
• Dokter
• Dokter spesialis
FAKTOR PROTEKSI KANKER SERVIKS

•Melakukan Skrining
Dengan IVA
Di Puskesmas
PROMKES
• PUSKESMAS -- NAKES , PASIEN
• POSYANDU BALITA
• POSYANDU LANSIA
• LINTAS SEKTOR
Sosialisasi lintas sektor
KONSELING
POLI REMAJA POLI IMS
ATLAS
Penuntun
IVA
Kriteria pemeriksaan IVA

SEMUA WANITA YANG


PERNAH SEX
I. Normal

II. Servisitis

II. IVA positif :


ditemukan bercak putih
III. Kanker serviks
• IDENTITAS PASIEN
• FAKTOR RESIKO :
ANAMNESA
CATATAN MEDIK
-MENSTURASI <12 THN
-USIA PERTAMA SEX < 17 THN
-MEROKOK
-DIET
-PAP SMEAR
-SERING GANTI PASANGAN
-RIWAYAT KELUARGA KANKER
-HAMIL,MENYUSUI,
MELAHIRKAN,MENYUSUI
-KB
- MENOPAUSE > 50 THN
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
PELAKSANA I V A

• Bidan
• Perawat terlatih
• Dokter
• Dokter spesialis
ALAT / BAHAN IVA
• Meja pemeriksaan

• Cahaya yang cukup


• Asam asetat 3 - 5 %
• Lidi kapas
• Sarung tangan bersih
( lebih baik steril)
• Spekulum vagina
CARA MEMBUAT ASAM ASETAT

• CUKA DAPUR (mengandung


asam asetat 20%)
• ASAM ASETAT UNTUK IVA
(3-5%)
• Untuk membuat asam asetat 5%
1 bag. cuka dapur + 4 bagian air

• Untuk membuat asam asetat 3%


2 bag. cuka dapur + 11 bagian air
LANGKAH - LANGKAH
1.PENILAIAN KLIEN
• MENYAPA IBU DENGAN SOPAN DAN RAMAH
• MEMESTIKAN IBU SUDAH MEMAHAMI
MENGAPA HARUS MELAKUKAN PEMERIKSAAN
PAYUDARA DAN TES IVA
• MEMASTIKAN BAHWA IBU SUDAH
MEMAHAMI KEMUNGKINAN AKAN TEMUAN
DAN TINDAK LANJUT ATAU PENGOBATAN
YANG AKAN DIBERIKAN
2.PERSIAPAN

• ALAT DAN BAHAN


• IBU SUDAH BAK
• MEMINTA IBU
MELEPASKAN PAKAIAN
• PETUGAS MENCUCI
TANGAN DAN
MENGGUNAKAN SARUNG
TANGAN
3.PEMERIKSAAN PAYUDARA
• SADARI
T4

Ulkus Retraksi Nipple

Peau De Orange
4.PEMERIKSAAN ABDOMEN DAN
LIPAT PAHA
Kanker Ovarium
5.PEMERIKSAAN GENITALIA LUAR
Alur Pemeriksaan IVA
Inspekulo

I. Curiga kanker Tidak curiga kanker

II. SSK ?
Biopsi
Tidak tampak SSK Tampak SSK

Pap Smir III. IVA

Negatif Positif
Semua tahap ini dapat dilakukan Bidan/Perawat terlatih,Pada
tindakan BIOPSI perlu bantuan DOKTER
TAMPILAN I V A -

I I. NORMAL

II

II. EKTOPI SERVIKS


1 MENIT STELAH ASAM ASETAT HASIL :
SEBELUM DIBERI ASAM ASETAT IVA POSITIF
SEBELUM IVA SESUDAH - IVA POSITIF
CURIGA KANKER KANKER
• S
Alur Pemeriksaan IVA Positif
Inspekulo Servik

NORMAL Positif :Bercak putih Curiga kanker

Ulang Terapi
Pap Smir KRIOTERAPI RUJUK
berkala
Biopsi
Semua tahap ini dapat dilakukan oleh Bidan/Perawat terlatih,
Pada tindakan BIOPSI perlu bantuan DOKTER
KRIOTERAPI
Pengobatan dan Tindak Lanjut
(Fokus Krioterapi)
Tabel 7.1 Pilihan Pengobatan Kanker Leher Rahim

Tindakan Rawat Anastesi Tenaga Non Biayaa


Jalan Listrik Dokter
Krioterapi Ya Tidak Tidak Ya Rendah
Elektrokauter Ya Ya (lokal) Ya Ya/tidak Rendah
Kauter Dingin Ya Ya (lokal) Ya Ya/tidak Rendah
LEEP Ya Ya (lokal) Ya Tidak Sedang
Evaporasi Ya Ya (lokal) Ya Tidak Tinggi
Laser
Konisasi Tidak Ya (umum Yab Tidak Tinggi
atau bagian)
Histerektomi Tidak Ya (umum Yab Tidak Tinggi
atau bagian)
Tapis dan Obati:
See and Treat
Dampak sangat besar bila...

• Dapat dilakukan di sistem pelayanan kesehatan tingkat


sederhana
• Dapat dilakukan pada kunjungan yang sama
• Dapat dilakukan oleh Dokter umum, bidan atau perawat
terlatih
• Efektifitas kesembuhan yang sangat baik dengan rasio biaya-
manfaat yang baik untuk pengobatan lesi prakanker serviks.
Tindakan Pengobatan
Rawat Jalan
Tabel 7.2 Perbandingan Pilihan Pengobatan
Krioterapi Laser LEEP
(n=139) (n=121) (n=130)
Efektifitas (1tahun)
• Persisten 76% 83% 84%
• Muncul kembali 7% 4% 4%
19% 13% 13%
Komplikasi 2% 4% 8%
Pendarahan (pra 0% 1% 3%
dan pasca
tindakan)

Sumber: Mitchell et al. 1998.


Efek Samping Krioterapi dan penanggulanganya
EFEK SAMPING PENATALAKSANAAN
Kram • Beritahu sebelum tindakan mungkin akan merasa kram
pada saat dan setelah tindakan
• Untuk mengurangi kramp, penekanan probe krioterapi
pada serviks secara lembut
• Berikan analgesik oral (acetaminophen atau ibuprofen)

Discharge Vagina • Beritahu pasien bahwa akan mengalami discharge


(banyak, berair) selama 6 minggu.
• Beritahu pasien untuk kembali jika discharge
menjadi berbau atau berwarna seperti pus; periksa
apakah terjadi infeksi dan obati dengan antibiotik
• Jika abstinens tidak dapat dilakukan, anjurkan sanggama
memakai kondom selama 4 minggu untuk mencegah
infeksi pelvik

Pendarahan ringan atau • Beritahu mungkin mendapat bercak atau


bercak pendarahan ringan 1-2 minggu
• Beritahu pasien agar diperiksa kembali bila
mengalami pendarahan berat
KRIOTERAPI – Syarat
• Tidak dicurigai kanker,
• Lesi kurang dari 75% serviks,
• Tidak meluas ke dinding vagina atau ke kanal serviks
di luar jangkauan cryoprobe
• meluas kurang dari 2 mm di luar diameter krioterapi
probe termasuk ujung probe
Pemetaan Serviks

Acetowhite
Epitelium=WE

Lesi > 75%


Tabel 7-7. Tindakan Rujukan yang Dianjurkan

TEMUAN VIA RUJUKAN


Curiga Kanker serviks Segera rujuk ke fasilitas memadai untuk kanker invasif.

IVA positif Rujuk untuk penilaian dan pengobatan di fasilitas terdekat


lesinya > 75% luas serviks, untuk LEEP atau konisasi.
meluas ke dinding vagina atau Bila tidak mungkin, beritahukan akan kemungkinan besar persistensi
> 2mm di luar cryoprobe lesi selama 12 bulan dan perlunya pengobatan

IVA positif , Beritahukan kelebihan dan kekurangan semua metode pengobatan.


memenuhi kriteria krioterapi, tetapi Rujuk ke fasilitas terdekat yang menawarkan pengobatan yang
meminta tindakan selain krioterapi dipilih.

IVA positif, Rujuk ke fasilitas terdekat yang menawarkan kolposkopi


meminta tes diagnosis lanjut yang tidak dan biopsi (bila diperlukan)
tersedia di fasilitas sederhana

IVA positif Beritahu tentang kemungkinan perkembangan penyakit. Anjurkan


menolak untuk diobati kunjungan ulang dalam setahun untuk tes VIA ulangan.
Tindakan/Prosedur Krioterapi
• Tindakan umum
• Petunjuk langkah demi langkah
– Penilaian Klien dan Persiapan
– Tindakan krioterapi
– Tugas pasca-krioterapi
Penilaian Klien & Persiapan
Petunjuk Langkah demi Langkah
Penilaian Pasien dan Persiapan
Langkah 1 Sebelum melakukan krioterapi,
• diskusikan tindakan tersebut bersama pasien. Jelaskan mengapa
pengobatan tersebut diperlukan,
• apa saja jenis pengobatan lain selain krioterapi dan mengapa abstinen
(atau memakai kondom jika harus sanggama).
• Jelaskan langkah-langkah krioterapi, suara keras yang dikeluarkan alat
tersebut, ketidak nyaman,
• Efek samping setelah tindakan. (Jika pasien hamil, pastikan masa gestasi <
20 minggu).
Penilaian Klien & Persiapan
• Petunjuk Langkah demi Langkah
• Langkah 2 :
Peralatan dan bahan yang diperlukan tersedia.
- spekulum DTT,
- cotton swab dalam baki/wadah bersih,
- larutan asam asetat, Lidi kapas
- cahaya lampu yang memadai.
- Gas dihidupkan pada katup tabung utama dan tekanan
minimal 40–70 kg/cm2.
- timer, jika tersedia, harus diset ke nol.
Penilaian Klien & Persiapan
Petunjuk Langkah demi Langkah
• Langkah 3: alat krioterapi
Masukkan kriotip (yang telah di-DTT) ke dalam lapisan
pelindung berbahan plastik.
Pasangkan tab kecil yang ada pada pelindung plastik dengan
slot yang ada di bawah “nipple” dari kryotip kemudian
kencangkan pada posisinya. (lih. Gambar)
• Langkah 4 Lepaskan bungkus pelindung dari ujung probe.
Penilaian Klien & Persiapan

• Petunjuk Langkah demi Langkah


• Langkah 5 : pasien siap
- Pastikan sudah BAK jika telah lebih dari 30 menit
sejak menjalani tes VIA.
- Minta pasien melepas pakaian dari pinggang ke bawah.
- Bantu ibu naik ke meja pemeriksaan dan tutupi dgn duk

• Langkah 6 : Cuci tangan, sarung tangan


- Cuci tangan menggunakan sabun dan air
- keringkan dengan handuk kering dan bersih atau dianginkan.
- Pakai sepasang sarung tangan baru atau lama yang telah diDTT.
Penilaian Klien & Persiapan
• Petunjuk Langkah demi Langkah
• Langkah 7
- Atur peralatan dan bahan di nampan atau wadah yang
telah diDTT (jika belum dilakukan)
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi
• Langkah 1 Katakan pada ibu, spekulum akan dimasukkan dan ibu
mungkin merasa sedikit ada tekanan.
• langkah 2 Dengan lembut masukkan spekulum seluruhnya sampai
terasa tertahan dan perlahan buka bilah (blades) untuk melihat serviks. Atur
spekulum hingga seluruh serviks dapat terlihat.
(Jika sulit dilakukan jika serviks besar, atau terlalu anterior atau posterior.
Kapas swab, spatula atau korentang yang bersih perlu digunakan untuk
mendorong serviks ke atas atau ke bawah secara perlahan agar dapat
terlihat).
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi
• Langkah 3 Jika serviks dapat terlihat seluruhnya, kunci bilah spekulum
dalam posisi terbuka. Dengan demikian salah satu tangan petugas dapat
bergerak bebas.
• Langkah 3a Jika menggunakan sarung tangan terluar, celupkan tangan
tersebut ke dalam larutan klorin 0.5% kemudian lepaskan sarung tangan dari
dalam ke luar. Jika sarung tangan akan dibuang, letakkan ke dalam wadah
tahan bocor atau kantung plastik. Jika sarung tangan bedah akan dipakai
ulang, rendam sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0.5% selama 10
menit untuk dekontaminasi.
• Langkah 4 Gerakkan lampu/senter sehingga serviks dapat terlihat jelas.
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi
• Langkah 5 Gunakan kapas swab untuk menghilangkan
cairan/darah/mukosa. Identifikasi ostium servikalis, SSK, lokasi
dan besarnya lesi. Jika perlu, oleskan asam asetat sehingga lesi
dapat terlihat.
• Langkah 6 Tes alat krio, caranya arahkan probe ke langit-
langit. Tekan tombol freeze (beku) selama 1 detik kemudian
tekan tombol defrost selama 1 detik untuk mengeluarkan gas
dari tabung besi tipis.
Catatan: Katakan pada pasien bahwa dia akan mendengar suara dari unit
krioterapi seperti pada tes alat krio yang baru saja dicoba.
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi
• Langkah 7 Kencangkan kriotip dengan lapisan pelindung (sleeve)
ke ujung probe. Kencangkan dengan tangan saja. Jangan
menggunakan alat apapun untuk mengencangkan kriotip ke probe.
Catatan: Jika kriotip tidak mau menempel pada probe dengan benar, periksa apakah tab
sleeve sudah masuk ke dalam slot pada kriotip dengan benar.
• Langkah 8 Tempelkan kriotip pada serviks, pastikan nipple
(pucuk) berada di tengah dan ditempatkan secara merata pada
(Gambar 7-5).
Catatan: Mungkin perlu menggunakan spatula berbahan kayu untuk mendorong jaringan
ikat yang menjorok dari antara bilah (blade) spekulum. Cara lain, sebelum memasukkan
spekulum, kondom bisa dipasang pada kedua bilah (blades) dan ujung kondom dipotong.
Ketika spekulum dimasukkan dan blades dibuka, kondom tersebut akan mencegah dinding
vagina agar tidak menjorok diantara celah blades.
Tindakan Krioterapi
• Langkah10 .... Penjelasan ulang
Gunakan teknik “freeze-clear-freeze”. Setelah 15 detik, tekan tombol
defrost tidak lebih dari 1 detik. Segera tekan tombol freeze lagi.
Tekan tombol defrost tiap 15 detik selama 3 menit proses
pembekuan.
• Catatan: Jika mungkin, secara langsung katakan “clear” tiap 15 detik.
• Catatan: Ketika CO2 digunakan sebagai bahan pendingin, penting untuk menggunakan
“teknik freeze-clear-freeze” ini selama keseluruhan waktu pembekuan. Akan mencegah
alat krioterapi agar tidak tersumbat es pada saat tindakan berlangsung. Jika petugas
menunggu selama lebih dari 15 detik untuk menekan tombol defrost, nantinya alat
tersebut dapat tersumbat pada saat tindakan berlangsung.
Jika alat menjadi tersumbat, ikuti langkah-langkah untuk membersihkan es (lihat Lampiran
D).
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi
• Langkah 9 Pegang kriogun tegak lurus pada permukaan serviks.
Tekan tombol freeze untuk mulai proses pembekuan. Pasang timer
selama 3 menit. Perhatikan saat terbentuk bola es pada dan
disekitar cryotip.
• Langkah10 Gunakan teknik “freeze-clear-freeze”. Setelah 15
detik freeze, tekan tombol defrost < 1 detik. Ulang tekan tombol
freeze 15 detik lagi, dan defrost < 1 detik, totalnya selama 3 menit
proses pembekuan.
Catatan: Jika mungkin, secara langsung katakan “clear” tiap 15 detik.
Tindakan Krioterapi
• Langkah 11 Setelah 3 menit pembekuan, kriotip akan
menempel pada serviks karena gumpalan es yang terjadi.
Jangan menarik kriotip secara paksa. Tunggu sampai mencair
(defrost) dan alat tersebut terlepas dari serviks dengan
sendirinya. (Biasanya perlu waktu kurang dari 30 detik.)
• Langkah 12 Tunggu 5 menit kemudian ulangi prosedur
pembekuan dengan menggunakan teknik freeze-clear-freeze.
Mungkin waktu pembekuan perlu ditambah sampai 5 menit jika
bola es tidak melewati 4 mm di luar batas lateral probe (Figure
7-6).
• Gambar 7-6. Proses Pembekuan dengan Alat Krioterapi
Tindakan Krioterapi
• Tindakan Krioterapi ..... penjelasan
• Langkah 12 Tunggu 5 menit kemudian ulangi prosedur
pembekuan dengan menggunakan teknik freeze-clear-freeze.
Mungkin waktu pembekuan perlu ditambah sampai 5 menit jika
bola es tidak melewati 4 mm di luar batas lateral probe

Lihat Gambar 7-6. Proses Pembekuan dengan Alat Krioterapi


• Catatan: Selama tindakan krioterapi, tabung akan menjadi dingin. Selain itu,
pengukur tekanan akan menunjukkan penurunan tekanan. Tetapi, jika pengukur
tekanan menunjukkan angka di bawah 50 kg/cm2, hentikan tindakan krioterapi.
Tunggu sampai suhu tabung kembali ke suhu ruang dan tekanan gas naik di atas
50 kg/cm2. Butiran es putih juga dapat keluar dari tempat pembuangan (exhaust
port).
Tindakan Krioterapi
• Langkah13 Di akhir tindakan, periksa serviks secara hati-hati,
pastikan telah terbentuk “bola es” yang putih, keras, benar-
benar beku. Jika tidak, ulangi langkah 9 – 11 minimal sekali
dengan menambah tekanan pada serviks.
• Langkah 14 Setelah tindakan, tutup katup tabung utama.
Tindakan Krioterapi
• Langkah 15 Periksa, terjadi pendarahan ?
Jika ada pendarahan, tekan area pendarahan dengan kapas
swab bersih.
• Langkah 16 Lepaskan spekulum dan taruh ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
Gambar 7-3. Unit Cryotherapy
Pengukur
tekanan gas
Pengukur
tekanan gas
Criotip dan Lapisan Pelindung (Protective
Sleeve)
Pemantik
freeze

Pemantik
defroze
Teknik Freeze-Clear-Freeze (FCF)

• Untuk cegah agar unit krioterapi tidak tersumbat es


selama tindakan
• FREEZE (bekukan) selama 15 detik
• Dengan singkat tekan tombol DEFROST (hanya <= 1
detik ) [Clear!], kemudian
• Segera tekan tombol FREEZE kembali
• Ulangi teknik ini setiap 15 detik selama 3 menit
pembekuan
Double Freezing
• Freeze 3 menit,
(pada alat krio Wallach
15 detik freeze < 1 detik clear)

• Cairkan 5 menit, lalu


• Freeze 3 menit
3-5 mm di luar cryoprobe
Tampilan Serviks
Setelah Krioterapi

Pra pengobatan Segera setelah Setelah 4 bulan


cryotherapy
Tugas-tugas Pasca-krioterapi
• Langkah 1
- Bersihkan lampu/senter dengan kain yang dibasahi
larutan klorin 0,5% atau dengan alkohol
(untuk menghindari kontaminasi silang antar pasien).
• Langkah 2
- Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
(Lepas sarung tangan dengan bagian dalam berada di luar. Jika sarung
tangan dibuang, masukkan ke dalam wadah tahan bocor atau kantung
plastik. Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan
merendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit)
Tugas-tugas Pasca-krioterapi
• Langkah 3
- Cuci tangan hingga bersih dengan sabun dan air
kemudian dikeringkan dengan handuk kering dan
bersih atau dianginkan.
• Langkah 4
- Pastikan pasien tidak mengalami kram sebelum dia
duduk, turun dari meja pemeriksaan, dan berpakaian.
Jika mengalami kram lebih dari 5–10 menit,
berikan analgesik oral (acetaminophen atau ibuprofen).
Tugas-tugas Pasca-krioterapi
• Langkah 5
Anjuran asuhan pasca pengobatan, tanda-tanda peringatan
dan buat jadwal tindak lanjut.
• Langkah 6
Catat hasil pengobatan dan jadwal kunjungan berikutnya di
catatan pasien.
Tugas-tugas Pasca-krioterapi
• Langkah 7
Amati ibu minimal selama 15 menit.
Tanyakan apa yang dirasakannya sebelum mengijinkan pulang.
• Langkah 8
Bersihkan alat
(lihat lampiran D untuk membersihkan alat krioterapi).
Tindak Lanjut Rutin
• Instruksi untuk Pasien
– Perawatan pasca pengobatan
– Tanda-tanda peringatan
– Jadwal tindak lanjut
Asuhan Pasca Pengobatan
• Sebagian besar tidak akan mengalami masalah
• Beritahu mungkin mengalami kram ringan dan
discharge vagina berupa cairan bening, selama 6
minggu
• Jangan dibilas (douche)
• Jangan memakai tampon vagina
• Tidak berhubungan (abstain) selama 4 minggu, atau
sampai discharge benar-benar hilang
Tanda-tanda Peringatan
• Demam selama lebih dari 2 hari
• Sangat nyeri pada abdomen bagian bawah,
terutama jika mengalami demam
• Pendarahan lebih banyak dibandingkan menstruasi
terbanyak selama lebih dari 2 hari
• Pendarahan dengan clots
Jadwal Tindak Lanjut
• Kembali untuk pemeriksaan pelvik setelah 3-4 bulan
• Ulangi tes VIA setelah 1 tahun
– Mencatat riwayat keluhan yang ada
– Periksa secara seksama
– Pengobatan ulang/Rujuk jika memenuhi kriteria
• Persisten
• Berkembang
• Rujukan lain
DATA IVA DI PUSKESMAS BAKUNASE THN
2013
NO. BULAN JML PMX IVA - IVA KANKER KRIO KET
IVA +
1. JULI 100 76 22 2 22 KONTROL TERATUR,
2. AGUSTS 72 66 6 - 6 KONTRO TERATUR
3. SEPTEMB 1 - - - - CERVICITIS
TOT 173 132 28 2 28
KESIMPULAN
• PERLU ADANYA SOSIALISASI YANG LEBIH BAIK TENTANG CA
CERVX DAN CA PAYUDARA, DETEKSI DINI DENGAN IVA DAN
KRIOTERAPI
• PERLU ADANYA KERJASAMA BERBAGAI PIHAK UNTUK
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN AKIBAT CA CERVIX DAN
CA PAYUDARA
• METODE IVA ADALAH METODE SEE AND TREAT
• PERLU ADANYA KELAS IBU UNTUK PEMAHAMAN YANG
LEBIH BAIK DAN JUGA ADANYA KELAS BAPAK UNTUK LEBIH
MENGERTI DAN MEMAHAMI WANITA DAN APA YANG
DAPAT MEMBUAT WANITA MENDERITA
MARI KITA KIBARKAN BENDERA “ IVA “ UNTUK MENYELAMATKAN
SEMUA WANITA
S

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai