Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GESTASIONAL DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH:
1. ANIK ERNAWATI NIM. 2107029
2. DIYAN PRATAMA SARI NIM. 2107035
3. HERSAT YUDHA NIM. 2107042
4. LIAMAWATI SRI NIM. 2107048
5. NIDA NUR AFIDA NIM. 2107054
6. SALVINIA ERMI W NIM. 2107061
7. PERTIWI FITRI ASTUTI NIM. 2107079
8. ROBIN HERLEX NIM. 2107060
DEFINISI

Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat


dengan keparahan bervariasi dan awitan atau dikenali pertama kali
selama kehamilan. Kata gestasional mengisyaratkan bahwa
diabetes dipicu oleh kehamilan tampaknya karena perubahan-
perubahan fisiologis yang mencolok dalam metabolisme glukosa.

insiden diabetes melitus gestasional meningkat seiring dengan usia


dan dipengaruhi oleh faktor diabetogenik lain, yaitu obesitas, maka
besar kemungkinannya bahwa baik pengaruh kehamilan maupun
insulinopenia berperan. Ibu dari kelompok diabetes gestasional
memperlihatkan kelainan dalam metabolisme glukosa yang
merupakan tanda utama diabetes tipe 2.
ETIOLOGI

1. Pola makan
2. Faktor keturunan/genetic
3. Stress dan merokok
4. Obesitas yang terjadi pada usia 40 tahun
5. Bahan kimia dan obat-obatan
6. Mengkonsumsi kerbohidrat berlebihan
7. Kerusakan pada sel pankreas
PATOFISIOLOGI
Pada Kehamilan terjadi resitensi insulin fisiologis akibat peningkatan hormon-hormon
kehamilan (human placental lactogen (HPL), progesterone, kortisol, dan prolaktin) yang
mencapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan. Selain perubahan-perubahan fisiologi
tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi
sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi).
Peningkatan produksi hormon kehamilan terutama HPL (Human Placenta Lactogen) akan
meningkatkan resistensi sel terhadap insulin sehingga muncul kondisi diabetes. Glukosa darah
ibu yang meningkat akan disalurkan ke janin melalui plasenta. Janin memang tidak menderita
diabetes, tetapi harus meningkatkan produksi insulinnya guna metabolisme glukosa yang ada.
Akibat peningkatan kadar insulin dan glukosa, terjadilah pertumbuhan fisik yang dramatis,
yang menghasilkan bayi besar (makrosomia).
TANDA DAN GEJALA

•.

6. Ketonemia (kadar keton


1 Poliuria (banyak kencing) berlebihan dalam darah)
2. Polidipsia (haus dan banyak 7. Glikosuria(ekskresi glikosa
minum) dan polifagia ke dalam urin)
(banyak makan) 8. Gula darah 2 jam >
3. Pusing, mual dan muntah 200mg/dl
4. Obesitas 9. Gula darah sewaktu >
5. Lemah badan, kesemutan, 200 mg/dl
gatal, pandangan kabur, 10. Gula darah puasa > 126
dan pruritus vulva mg/dl
KLASIFIKASI

Pada Diabetes Mellitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil

Klasifikasi DM dengan Kehamilan :


3. Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil
dan menghilang setelah melahirkan.
2. Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil.
3. Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita
Diabetes termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
PENANGANAN

1. Pengelolaan Medis
Pentalaksanaan Diabetes Mellitus
Gestasional (DMG) sebaiknya
dilaksanakan secara terpadu oleh
spesialis penyaakit dalam, spesialis 2. Pengelolaan Obstetrik
obsetrik ginekologi, ahli gizi dan s Pada pemeriksaan antenatal
pesialis anak. dilakukan pemantauan keadaan klinis
ibu dan janin, terutama tekanan darah,
pembesaran/ tinggi fundus uteri,
denyut jantung janin, kadar gula darah
ibu, pemeriksaan USG dan
kardiotokografi (jika memungkinkan).
PENATALAKSANAAN

1. Penapisan
Penapisan faktor risiko untuk terjadinya DMG pada perempuan hamil sebaiknya dilakukan pada saat kali
pertama pasien memeriksa kehamilannya.
2. Pengelolaan
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk:
a. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
b. Mempertahankan kadar glukosa darah jam pp < 120 mg/dl
c. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
d. Mencegah episode hipoglikemia
e. Mencegah ketonuria/ketoasidosis diabetic
f. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal
3. Pemberian insulin
Terapi insulin dapat menurunkan kejadian makrosimia janin dan morbilitas perinatal.
4. Penatalaksanaan antepartum
Penatalaksanaan antepartum pada perempuan dengan DMG bertujuan
untuk:
a. Melakukan penatalaksanaan kehamilan trimester ketiga dalam upaya mencegah bayi lahir mati atau
asfiksia, serta menekan sekecil mungkin kejadian morbiditas ibu dan janin akibat persalinan.
b. Memantau pertumbuhan janin sacara berkala dan terus-menerus
c. Memperkirakan maturitas (kematangan) paru-paru janin (misalnya dengan amniosintesis) apabila ada
rencana terminasi (seksio sesarea) pada kehamilan 39 minggu.
d. Pemeriksaan antenatal dianjurkan dilakukan sejak umur kehamilan 32-40 minggu.
PENCEGAHAN

Berikut adalah beberapa cara umum yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak
terkena diabetes melitus : (Siti, 2017)
1. Pada bayi, pemberian ASI (air susu ibu) dapat mencegah resiko diabetes melitus
tipe 1 dan 2 minimal sampai umur 4 bulan .
2. Pengaturan pola makan atau diet yang sehat untuk menjaga berat tubuh 26 yang
stabil.
3. Membatasi jumlah lemak jenuh dan lemak trans di dalam pola makan.
4. Konsumsi sumber karbohidrat, sebagian dari kebutuhan energi.
5. Pilihlah karbohidrat yang kompleks dan serat.
6. Hindari merokok dan pengaruh asapnya.
7. Meningkatkan aktivitas tubuh dan berolahraga yang cukup.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Mual ,muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polidipsi, poliphagi,
poliuri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga


3) Riwayat Kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, infertilitas, bayi low gestasional age, riwayat kematian janin,
anomali kongenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama kehamilan.
b. Pemeriksaan Fisik 4) Mata

1) Sirkulasi Kerusakan penglihatan atau Retinopati

a) Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstremitas 5) Seksualitas


menurun atau lambat pada diabetes yang lama
a) Uterus
b) Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
Tinggi fundus auteri mungkin lebih tinggi atau lebih
c) Peningkatan tekanan darah .
rendah dari normal terhadap usia gestasi
d) Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b) Riwayat neonatus terhadap usia gestasi (LGA) ,
2) Cairan dan Nutrisi
hidramnion, anomaly kongenital, lahir mati tidak
Polidipsi, poliuri, mual dan muntah, obesutas, nyeri tekan
jelas.
abdomen, hipoglikemi, slukosuria, ketonuria
6) Psikososial
3) Keamanan
a) Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosio
a) Kulit
ekonomi rendah.
Sensasi kulit lengan, paha, pantat, dan perut dapat
b) Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol
berubah karena ada bekas injeksi insulin yang sering
emosi.
b) Riwayat gejala infeksi khususnya perkemihan atau
c) Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
vagina
PATHWAYS
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian data keperawatan, maka diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
1. Hipovolemia berhungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Defisit nutrisi berhunbungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
3. Termoregulasi tidak efektif berhunbungan dengan penurunan kapasitas
kandung kemih.
4. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhunbungan dengan faktor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi dan intoksikasi air)
5. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhunbungan dengan fartor resiko
kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes
6. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhungan dengan faktor resiko
keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial
A. Rencana Keperawatan
Dx. Keperawatan Luaran(SLKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI) kebutuhan tentang sebelum makan,
Hipovolemia (D.0023) Setelah dilakukan Manajemen metabolisme makanan jika perlu
DEFINISI : intervensi keperawatan Hipovolemia (I.03116) meningkat e ) fasilitasi
Penurunan volume selama 2x24 jam, maka: Definisi : d ) nyeri abdomen kebutuhan
cairan intravaskuler, Status Cairan mengidentifikasi dan
interstisial, dan/atau (L. 03028)
menurun diet(mis.piramida
mengelola penurunan e ) perasaan cepat makanan)
intraseluler Definisi : volume cairan
Penyebab : Kondisi pada periode kenyang f) anjurkan posisi
a) Kehilangan
intravaskuler.
kehamilan yang dihitung
Intervensi : menurun duduk
cairan aktif sejak hari pertama haid f) frekuensi g) ajarkan diet yang
b) Kegagalan terakhir hingga a ) periksa tanda dan
mekanisme dimulainya persalinan gejala makanan diprogram
regulasi membaik dengan hipovolemia menurun
c) Kekurangan kriteria hasil : (mis.frekuensi Termoregulasi tidak Setelah dilakukan Manajemen eliminasi
intake cairan a) kekuatan nadi nadi meningkat, efektif (D.0149) intervensi keperawatan urine (I.04152)
d) evaporasi meningkat nadi teraba lemah Definisi : disfunsi selama 2x24 jam, maka Definisi :
b) turgor kulit b ) monitor intake Eliminasi urine
meningkat eliminasi urine mengindentifikasi dan
dan output cairan Penyebab : (L.04034)
c) output urine mengelolah pola
c ) hitung kebutuhan Definisi :
meningkat a) penurunan eliminasi urine.
d) dispnea
cairan pengosongan kandung
kapasitas Intervensi :
d ) berikan posisi
menurun kandung kemih kemih yang lengkap a ) identifikasi tanda
e) perasaan lemah modified
trendelenburg b) iritasi kandung membaik dengan dan gejala retensi
menurun
f) keluhan haus e ) anjurkan kemih kriteria hasil : atau inkontiensi
menurun memperbanyak c) penurunan a ) sensasi urine
asupan cairan kemampuan berkemih b ) identifikasi faktor
menyadari meningkat yang
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi tanda-tanda b ) desakan menyebabkan
(D.0019) intervensi keperawatan (I.03119) gangguan berkemih
selama 2x24 jam, maka: retensi atau
Definisi : asupan Definisi : kandung kemih (urgensi)
nutrisi tidak Status Nutrisi mengidentifikasi dan inkontenesia
d) efek tindakan menurun urine
memenuhi kebutuhan (L.03030) mengelola asupan nutrisi
Definisi : keadekuatan medis dan c ) distensi c ) monitor eliminasi
metabolisme. yang seimbang.
asupan nutrisi untuk diagnostik (mis, kandung
Penyebab : Intervensi : urine (mis,
memenuhi kebutuhan operasi ginjal, kemih
a) ketidakmampua a ) identifikasi status frekuensi, aroma,
metabolisme membaik nutrisi operasi saluran menurun
n menelan volume dan
makanan dengan kriteria hasil : b ) identifikasi alergi kemih, anestesi d) volume residu warna)
b) ketidakmampua a ) kekuatan otot dan intoleransi dan obat- urine menurun
mengunyah
d ) catat waktu dan
n mencerna makanan obatan)
makanan meningkat keluaran
c ) monitor berat
c) ketidakmampua b ) kekuatan otot berkemih
badan
n mengebsorsi menelan d ) lakukan e) batasi asupan
nutrien meningkat oralhygine cairan jika perlu
d) peningkatan c ) pengetahuan
Resiko Setelah dilakukan Manajemen cairan Resiko Setelah dilakukan Manajemen
Ketidakseimbangan intervensi (I.03098) Ketidakstabilan intervensi Hiperglikemia (I.03115)
Elektrolit (D.0037) keperawatan selama Definisi : Kadar Glukosa keperawatan selama Definisi :
Definisi : beresiko 2x24 jam, maka mengidentifikasi dan Darah (D.0038) 2x24 jam, maka mengidentifikasi dan
Definisi : resiko Kestabilan Kadar mengelola kadar glukosa
mengalami perubahan Keseimbangan mengelola keseimbangan
terhadap variasi kadar Glukosa Darah darah di atas normal.
kadar serum elektrolit cairan (L.05020) cairan dan mencegah glukosa darah dari (L.05022) Intervensi :
Faktor resiko : Definisi : ekuilibirium komplikasi akibat rentang normal. Definisi : kadar a) mengidentifikasi
a) kelebihan antara volume cairan ketidakseimbangan Faktor resiko: glukosa darah berada kemungkinan
volume cairan di ruang intraseluler cairan. a) kurang pada tentang normal penyebab
b) gangguan dan ekstraseluler Intervensi : terpapar meningkat dengan hiperglikemia
regulasi (mis. tubuh meningkat a) monitor observasi informasi kriteria hasil : b ) identifikasi situasi
Diabetes) dengan kriteria hasil: status (mis. tentang a) kesadaran yang
c) efek samping a) asupan cairan Frekuensi nadi, manajemen meningkat menyebabkan
prosedur meningkat kekuatan nadi, diabetes b) mengantuk kebutuhan insulin
(mis.diabetes) b ) keluaran urine akral, pengisian b ) ketidaktepatan menurun meningkat(mis.pe
pemantauan c) pusing nyakit kambuhan)
d) ketidakseimba meningkat kapiler,
glukosa darah menurun c) monitor glukosa
ngan cairan c) kelembapan kelembapan c) kurang patuh darah, jika pelu
(mis. mukosa mukosa, turgor d) lelah/lesu
pada rencana d ) monitor intake-
Dehidrasi dan meningkat kulit kulit, menurun
manajemen output cairan
intoksikasi air) d ) edema tekanan darah) e) keluhan lapar
diabetes e) berikan asupan
menurun b) monitor berat
d ) kehamilan menurun cairan oral
e) dehidrasi badan harian e) penambahan f) anjurkan monitor
f) gemetar
menurun c) catat intake- berat badan kadar glukosa
menurun
f) tekanan darah output dan hitung darah secara
g) berkeringan
memnbaik balance cairan 24 mandiri
menurun
g ) turgor kulit jam g) kolaborasi
h) kadar glukosa
membaik d) kolaborasi pemberian
dalam darah
pemberian insulin, jika perlu
membaik
diuretik, jika
i) kadar glukosa
perlu
urine membaik
Resiko Perfusi Setelah dilakukan Manajemen
Selebral Tidak intervensi peningkatan
Efektif (D.0017) keperawatan selama intrakranial (I.09325)
Definisi : berisiko 2x24 jam, maka Definisi :
mengalami penurunan Perfusi Serebral mengidentifikasi dan
sirkulasi darah ke (L.02014) mengelola peningkatan
otak. Definisi : keadekuatan tekanan dalam rongga
Faktor resiko : aliran darah serebral kranial.
a ) keabnormalan untuk menunjang Intervensi :
masa fungsi otak meningkat a ) identifikasi
protrombin dengan kriterial hasil: penyebab
dan/atau masa a ) kognitif peningkatan TIK
tromboplastin meningkat (mis.lesi,
persial b ) tekanan intra gangguan
b ) penurunan kranial metabolisme,
kinerja menurun edema selebral)
ventrikel kiri c ) sakit kepala b ) monitor MAP
c ) aterosklerosis menurun (Mean Arterial
aorta d ) kecemasan Pressure)
d ) diseksi arteri menurun c ) monitor intake-
e ) fibrilasi atrium e ) kesadaran output cairan
membaik d ) berikan posisi
f) tekanan darah semi fowler
sistolik e ) minimalkan
membaik stimulus dengan
g) tekanan darah menyediakan
diastolik lingkungan yang
membaik tenang
f) kolaborasi
pemberian sedasi
dan anti
konvulsan, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai