Anda di halaman 1dari 89

OPTIMALISASI PENGAWASAN DAN

PENGENDALIAN BARANG MILIK


NEGARA (BMN) LINGKUNGAN
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN
AGAMA PROV. KALIMANTAN
TENGAH
H. FAHRUDDIN, S.Ag
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Tengah adalah unit pelaksana pada
Seretaris Jenderal Kantor wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Tengah yang bertugas
melaksanakan sebagian tugas Bagian Tata Usaha
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan
Tengah yang berkedudukan di wilayah Provinsi. Dalam
melaksanakan tugas berfungsi sebagai Pelaksana
bidang Tata Persuratan, Pelaksana bidang Kearsipan,
Pelaksana bidang Pengelolaan BMN, dan Pelaksana
bidang Kerumah tanggaan.
Dari area organisasi yang bermasalah,
yang menjadi area perubahan adalah
tentang Pengelolaan BMN yang belum
optimal.
Dalam interaksi pengelolaan BMN, selain melibatkan
pihak internal juga diharuskan berkorelasi dengan pihak
luar, antara lain dengan Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL), Badan Pertanahan Negara
RI (BPN RI), sehingga diperlukan koordinasi yang lebih
intens. Selain itu, penyimpanan arsip/dokumen penting
perlu diperhatikan, mengingat dalam penatausahaan
BMN terdapat surat-surat penting, seperti sertifikat,
berita acara serah terima, dan lainnya yang penting
untuk pemanfaatan aset.
Selanjutnya, terjadinya perubahan organisasi dan
nomenklatur pada Kementerian Agama telah membawa
konsekuensi terhadap penataan aset di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimatan
Tengah, baik yang menyangkut data secara fisik,
keberadaannya, maupun permasalahan dalam
pemanfaatan dan pemindahtanganan sehingga sulit
untuk dilakukan pengelolaan BMN secara tertib dan
akuntabel secara administrasi, teknis, dan hukum.
Sumber daya manusia juga sangat beragam sedangkan
standarisasi pelaksanaan pengelolaan dan
penatausahaan BMN diperlukan SDM yang handal, di
samping harus mengerti konsep dan filosofi BMN, baik
pada saat inventarisasi pengamanan maupun pada saat
memasukkan data ke dalam sistem perangkat lunak
BMN.
SIMAK-BMN adalah aplikasi
komputer yang digunakan untuk
membantu proses pencatatan,
pembukuan, dan pelaporan BMN
masih ada :
Kondisi barang baik namun barang tersebut kurang
berfungsi dengan baik, kondisi barang rusak ringan
namun tidak dapat perfungsi dan tidak utuh lagi, kondisi
barang tidak ditemukan secara fisik namun masih
tercatat secara administratif dalam BMN atau secara
fisik ada tetapi tidak tercatat secara administratif.
Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui jumlah nilai
serta kondisi BMN yang sebenarnya dengan tujuan agar
semua BMN dapat didata dengan baik sehingga
mempermudah pengelolaan BMN.
Berdasarkan uraian diatas, maka dipandang perlu
mengadakan terobosan dalam Pengelolaan BMN yang
tertib administrasi dan tertib hukum.
VISI :
Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Tengah yang Taat
Beragama, Rukun, Cerdas, mandiri, dan Sejahtera Lahir
Batin
MISI :
• Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
• Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
• Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah,
perguruan tinggi agama, pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan
• Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
• Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
Berkaitan dengan itu dalam rangka menjalankan tugas
dan fungsi berdasarkan Peraturan Presiden nomor 63
tahun 2011 tengtang Organisasi dan Tata Kerja Instanti
Vertikal Kementerian Agama dan Peraturan Menteri
Agama RI Nomor 80 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agama.
Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian Agama
memiliki pegawai berjumlah 19 orang, jumlah laki-laki 16
orang dan perempuan 3 orang dengan tugas 7 orang
sebagai keamanan, 3 orang sebagai kebersihan
sekaligus sebagai tukang kebun, 1 orang supir, 1 orang
sebagai Pegawai Tidak Tetap, dan 8 orang sebagai ASN
termasuk Kasubbag Umum. dalam hal sumber daya
manusia sebenarnya memiliki kemampuan dalam bidang
teknis selama ini, karema mereka sehari- hari terlibat
langsung dalam memberikan pelayanan seperti
menerima surat masuk, memberikan nomor untuk surat
keluar, sebagai administrasi, pengarsipan surat maupun
dokumen, kerumahtanggan, dan sebagai pengelolaan
BMN termasuk Operator SIMAK BMN maupun
Penatausahaan BMN. dan lain-lain untuk melaksanakan
tugas yang diperintahkan secara langsung.
Untuk melaksanakan tugas dengan pendekatan struktur
dalam organisasi yang terdiri dari empat elemen berupa
Task, Struktur, Technoligi, dan Peopole.
1. Taks/ Tugas
Dimana masing-masing sudah mempunyai tugas dan
tanggung jawab tertuang dalam JFU dan JPT tentang
uraian tugas masing-masing personil
2. Structur Pendekatan
Dalam perancangan organisasi pengaturan system
internal seperti acuan kerja, pembagian kerja.
3. Pendekatan Teknologi
Berkaitan dengan pengelolaan Sistem Informasi
Menejemen Barang Milik Negara hanya digunakan
sebagai bahan pelaporan, untuk data masih belum bisa
diakses lewat teknologi dan system informasi.
4. People / Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di Sub Bagian Umum Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan
Tengah yang berstatus sebagai ASN ada 8 orang
pegawai. Yang terdiri dari 3 orang Perempuan dan 5
orang laki-laki termasuk 1 orang kasubbag Umum.
Dalam memberikan pelayanan semua pegawai sebagai
Fungsional Umum, salah satu diantaranya Pengelola
SIMAK BMN.
B. Area Perubahan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalintang
tengah memerlukan berbagai fasilitas dalam
menjalankan tugasnya. Salah satu fasilitas tersebut
adalah pengadaan barang dan jasa. hendaknya mampu
memanfaatkan fasilitas ini seoptimal mungkin sehingga
mampu memenuhi kepentingan masyarakat dengan
sebaik-baiknya.
Dewasa ini muncul banyak sekali permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan
Barang Milik Negara (BMN). Permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain yaitu terdapat
perubahan dari beberapa peraturan perundang-
undangan di bidang BMN,seperti Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan
Pemindahtanganan BMN.
Pengelolaan BMN masih memiliki beberapa kekurangan
sebagai berikut : Belum lengkapnya data mengenai
jumlah, nilai, kondisi dan status kepemilikannya, Belum
tersedianya database yang akurat dalam rangka
penyusunan Neraca Pemerintah, Pengaturan yang ada
belum memadai dan terpisah-pisah, Kurang adanya
kesamaan persepsi dalam hal pengelolaan BMN.
Selanjutnya permasalahan dalam rangka inventarisasi
pun muncul, tidak hanya dari sisi pengelolaan BMN saja,
tetapi juga Sumber Daya Manusia (SDM) dan organisasi.
Masalah-masalah tersebut antara lain:
Pengelolaan BMN
1. Jenis barang tidak diketahui nilai harganya
2. Penetapan harga barang pada laporan tidak
berdasarkan berita acara penyerahan barang
3. Barang tidak tercatat karena tidak ada serah terima dari
pusat
4. Barang/asset belum tercatat dan masuk dalam SIMAK
BMN
5. Belum melaksanakan pengelolaan BMN
SDM
1. Staf pelaksana belum seluruhnya mendapat pelatihan
2. Kesalahan entri data
3. Pengelola/pelaksana yang terlatih sering diganti
Organisasi
1. Tim inventarisasi belum dibentuk pada semua satuan
kerja (satker)
2. Unit pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI) tidak
menjalankan fungsinya dengan baik
3. Belum jalannya fungsi pengelola SIMAK BMN yang
melekat pada Struktur organisasi yang ada.
Tim pengelola aset pada Kementrian Agama
mengidentifikasikan permasalahan dalam pengelolaan
aset sebagai berikut:
Kurangnya tingkat akurasi nilai aset yang
dikelola.
Permasalahan ini disebabkan karena tidak tertibnya
pencatatan aset. Seperti diketahui bahwa untuk
organisasi public seperti pemerintah, masih terdapat
banyak kelemahan dalam hal pencatatan aset. Padahal
hal ini penting, karena pencatatan aset, yang mana
nilainya akan menjadi neraca barang, dan kemudian
digabungkan dan menjadi satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dengan laporan keuangan
kementerian/lembaga.
Ketidakjelasan status aset yang dikelola.
• Aset pemerintah, selain terdapat di pusat juga banyak
tersebar di daerah. Aset di daerah ini digelontorkan ke
daerah dengan mekanisme dana dekonsentrasi, tugas
pembantuan, dan urusan bersama, serta dalam bentuk
dana alokasi khusus, yang pemanfaatannya digunakan
untuk menunjang jalannya urusan pemerintahan.
Kurang optimalnya penggunaan Barang
Milik Negara dalam rangka mendukung
tugas pokok dan fungsi pemerintah.
• Terdapat kekurang cermatan sejak dari perencanaan
pengadaan barang milik Negara/daerah yang berakibat
pada kurang optimalnya fungsi penggunaan aset. Pada
proses perencanaan, masih dijumpai kurang cermat
dalam pemilihan aset yang akan diadakan, sehingga
setelah proses perolehan aset, ternyata kurang bisa
berfungsi optimal untuk menunjang pelaksanaan kinerja
pemerintah.
Kurang optimalnya pemanfaatan dan
pemindahtanganan Barang Milik Negara
dalam rangka menghasilkan pendapatan
Negara.
• Setelah terjadi perolehan aset, sering tidak difungsi-
gunakan dengan baik oleh pemerintah. Antara lain
disebabkan karena pihak pengelola tidak mempunyai
kapabilatas yang baik dalam memfungsi-gunakan aset.
Meminimalisasi terjadinya kerugian Negara
sebagai akibat dari pengelolaan Barang
Milik Negara.
• Banyak terdapat aset-aset yang mempunyai masa pakai
masih sedikit, namun yang banyak mengalamai
kerusakan ataupun tidak dapat digunakan.
Mengacu dari latar belakang di atas, maka Sub bagian
Umum dalam rangka memberikan pelayanan, baik yang
berkaitan langsung dengan masalah BMN maupun
pelayanan lain yang ikut menunjang sekaligus memberi
dampak terhadap kelancaran dan keberhasilan, dimana
dalam pemberian pelayanan kepada stekholders
maupun kepada yang berkepentingan masih dilakukan
dengan cara manual, sehingga menimbulkan pokok
permasalahan (isu actual) pada Sub Bagian Umum yaitu
belum tertibnya dalam Pengelolaan BMN pada Kantor
Wilayah Kementerian Agama Prov. Kalimantan Tengah.
Kondisi ideal yang diharapakan terhadap kegiatan di
sub bagian Umum, sehingga dapat dilaksanakan secara
optimal, di dalam menyelenggarakan pelayanan yang
baik dapat diuraikan dalam rumusan masalah yang
dihadapi adalah sebagai berikut :
Bagaimana Inventarisasi Barang Milik Negara (BMN)
pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalimantan Tengah dapat mewujudkan sasaran yang
diinginkan
C. Tujuan Proyek Perubahan
1. Tujuan Jangka Pendek
Terdatanya Seluruh Barang Milik Negara (BMN) yang
ada pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalteng sehingga tercapainya tertib administrasi dan
tertib Hukum dengan agenda :
a. Rapat koordinasi dengan sumber daya tim
b. Mengadakan Bimbingan Kepada seluruh Satker
dilingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
2. Jangka Menengah
a. Rapat koordinasi dengan Seluruh satker dilingkungan
Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
b. Sosialisasi di tiap Kab./Kota
3. Jangka Panjang
Tercapainya tertib administrasi dan tertib Hukum.
D. Manfaat Proyek Perubahan
Manfaat proyek perubahan dalam meningkatkan
pelayanan yang menjadi tanggung jawab Sub Bagian
Umum dengan usaha menata aset secara akurat dan
akuntabel memang memerlukan komitmen yang tinggi
dari seluruh jajaran, mulai dari tingkat Satker sampai
dengan tingkat Pengguna Barang Eselon I agar seluruh
BMN dapat dipertanggungjawabkan, baik secara fisik
maupun administrasi pelaporannya.
Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik
negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru,
best practices dalam penataan dan pengelolaan aset
negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan ke
depannya. Pengelolaan aset negara yang professional
dan modern dengan mengedepankan good governance
di satu sisi diharapkan akan mampu meningkatkan
kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari
masyarakat/stake-holder.
E. Ruang Lingkup
Dalam rangka kegiatan proyek perubahan pada Sub
Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalimantan Tengah adalah Terdatanya Seluruh Barang
Milik Negara (BMN) yang ada pada Kantor Wilayah
Kementerian Agama Prov. Kalteng sehingga tercapainya
tertib administrasi dan tertib Hukum dengan agenda
Rapat koordinasi dengan sumber daya tim, Membuat
pamphlet, Mengadakan Bimbingan Kepada seluruh
Satker dilingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng,
Rapat koordinasi dengan Seluruh satker dilingkungan
Kanwil Kemenag Prov. Kalteng, Sosialisasi di tiap
Kab./Kota, Tercapainya tertib administrasi dan tertib
Hukum.
F. Kreteria Keberhasilan
Dalam melaksanakan kegiatan proyek perubahan ini
perlu kiranya adanya kreteria keberhasilan sebagai
berikut :
1. Terlaksananya Rapat koordinasi dengan sumber daya
tim
2. Mengadakan Bimbingan Kepada seluruh Satker
dilingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
3. Tersosialisasinya di tiap Kab./Kota
4. Tercapainya tertib administrasi dan tertib Hukum
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN
1. Roadmap/ Milestone Proyek Perubahan
Roadmap/Milestone merupakan rencana kerja rinci yang
mengambarkan apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan dari rencana strategis. Jadi roadmap
yang dibuat dalam proyek perubahan ini yang
dilaksanakan selama 57 hari dari tanggal 7 september
2015 sampai dengan 26 Oktober 2015 dan disusun
dalam kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan Awal
a. Konsultasi dengan Mentor, untuk menyampaikan
maksud dan tujuan yang telah ditentukan dalam
tahapan proyek perubahan yang dilaksanakan pada
minggu pertama.
b. Melakukan rapat koordinasi, bersama pimpinan dan staf
internal baik tenaga tehnis yang masuk dalam daftar
Stakeholder atau pelaku yang terlibat langsung dalam
proyek perubahan dan sekaligus menyepakati tim efektif
yang akan ditugaskan dalam kreteria dari proyek
perubahan dimaksud pada minggu pertama, Undangan
rapat, daftar hadir, notulen dan foto serta dokumentasi
terlampir.
2. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Membentuk Tim Efektif dengan kesepakatan melakukan
proyek perubahan Pembuatan Standar Operasional
Prosedur. Minggu kedua. Undangan rapat, daftar hadir,
notulen dan foto serta dokumen juga SK terlampir.
b. Menyusun rancangan kegiatan dan memberikan
penjelasan tugas kepada seluruh anggota tim efektif
pada minggu ke tiga.
c. Mengumpulkan data serta informasi yang dibutuhkan
berasal dari berbagai sumber data yang dilaksanakan
pada minggu pertama
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Membuat jadwal pelaksanaan proyek perubahan dan
melaksanakan kegiatan pembinaan Inventarisasi
lingkungan Kanwil Kemenag se Kalteng.
b. Melakukan koordinasi iksternal ( KPKNL) dalam rangka
Kerjasama dalam mekasanakan tugas Inventarisasi
BMN lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng.
4. Pelaksanaan Tahap akhir
Membuat Laporan Kegiatan Pembinaan Inventarisasi
BMN lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng tahun
2015
Tabel 1
Kegiatan Pelaksanaan Proyek Perubahan
B. Stakeholder Proyek Perubahan
1. Susunan Kerja
a. Mentor : Drs. H. Masrawan, M.Ag
( Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama
Prov. Kalteng)
b. Pengarah/ Coach : Jadwa Amalia
( Widyaiswara Badan Diklat Kementerian Agama
Banjarbaru)
c. Project Leader : H. Fahruddin, S.Ag
( Kapala Sub Bagian Umum Kanwil Kementerian Agama
Prov. Kalteng)
d. Stakeholder Internal :
• Ka.Kanwil Kementerian Agama Prov. Kalteng
• Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama
Prov. Kalteng
• Kepala Sub Bagian Umum
• Staf Umum
e. Stakeholder Exsternal :
• KPKNL
• BPN
Selanjutnya adanya struktur susunan tata kelola dari
proyek perubahan gunanya untuk mempermudah dan
memberikan kejelsan dengan siapa selama kegiatan
dilaksanakan sebagai berikut :
Gambar 2
Struktur Susunan Tata Kelola Proyek
Perubahan
2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
a. Mentor :
• Menyetujui, membimbing, dukungan, arahan adanya
proyek perubahan.
b. Pengarah/ Coach :
• Membantu mengarahkan, memberikan masukan dalam
hal rancangan proyek perubahan dari segi pelaporan
dan milestone
• Memonitor kegiatan peserta sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Project Leader :
• Memimpin jalannya proyek perubahan dari mulai
merencanakan, mengkoordinasikan, membentuk Tim
pelaksana, menjadwalan dengan bimbingan sponsor dan
coac.
• Memberikan arahan strategis kepada Tim
• Menyusun rencana kerja Tim
• Melakukan komunikasi dengan Stakeholder
d. Tim Efektif
• Staf Umum yang ikut mendukung dan masuk dalam
Surat Keputusan sehingga terlaksananya kegiatan
proyek perubahan melaksanakan Kegiatan Pembinaan
Inventarisasi Barang Milik Negara ( BMN ) tahun 2015
e. Stakeholder Internal
• Ka.Kanwil Kementerian Agama Prov. Kalteng
• Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama
Prov. Kalteng
• Kepala Sub Bagian Umum
• Staf Umum
f. Stakeholder Exsternal :
• KPKNL
• BPN
3. Stakeholder, Uraian Peran,Pengaruh dan Kepentingan
• Dalam proses pelaksanaan proyek perubahan, ada
beberapa stakeholder yang terlibat di dalamnya berserta
berpengaruh ( influence ) dan kepentingannya (interest)
dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 2
Stakeholder, Uraian Peran,Pengaruh dan
Kepentingan
Dari pemaparan stakeholder diatas, dapat digambarkan
Net-Map atau Peta komleksitas pengaruh stakeholder
sebagai berikut :
Gambar 3
Net- Map Struktur Tim Yang Terlibat
Dalam Proyek Perubahan
C. Strategi Komunikasi
• Dalam melaksanakan tahapan roadmap/ milestone
dibutuhkan strategi komunikasi atau gaya komunikasi
dari penanggung jawab proyek perubahan agar dapat
berjalan sesuai yang direncanakan, baik antar personal
maupun dengan stakeholder yang terlibat langsung
sebagai berikut :
1. Partisifatif, komunikasi memberikan kesempatan kepada
bawahan menyampaikan ide dan gagasan untuk
melengkapi rincian proyek perubahan dengan kebutuhan
data.
2. Inovatif, komunikasi berusaha mewujudkan usaha
pembaharuan terkait bidang kerja untuk mempercepat
dan mempermudah akses pengolahan data.
3. Motivatif, komunikasi dalam menyampaiakan ide dalam
hal kebijakan sehingga dapat direalisasikan
sebagaimana yang diharapkan.
4. Edukatif, komunikasi dalam memberikan masukan atau
tambahan atas kekurangan atau ketidak akuratan data
yang ada.
Berdasarkan jenis stakehorder dalam skema Net-Map
diatas keterlibatan masing-masing dapat dikelompokan
menjadi 4 (empat) kuadran tergambar di bawah ini :
Gambar 4
Empat Kelompok Stakeholder
Berdasarkan masing-masing kelompok stakeholder
sebagaimana disampaikan dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Promoters : Memiliki kepentingan besar terhadap
program dan juga kekuatan untuk membantu
membuatnya berhasil atau menggagalkan dari proyek
perubahan. Kelompok ini terdiri dari pimpinan dan atasan
langsung.
b. Defenders : Memiliki kepentingan, namun kekuatan kecil
untuk mempengaruhi kegiatan
c. Latents : Tidak memiliki kepentingan khusus, namun
memiliki kekuatan mempengaruhi program jika mereka
tertarik
d. Apathetics : Kurang memiliki kepentingan maupun
kekuatan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya
kegiatan.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
PERUBAHAN
A. Hasil Capain Proyek Perubahan
Pelaksanaan proyek perubahan dilaksanakan dengan
beberapa tahapan secara cepat, tepat waktu yang telah
targetkan yang digunakan pada tahapan jangka pendek
yang telah disampaikan pada bab sebelumnya yaitu
Pembinaan Inventarisasi Barang Milik Negara (BMN)
tahun 2015.
Kegiatan proyek perubahan dalam persepsi bertujuan
tidak lain adalah untuk melakukan perbaikan atas
kualitas Pelaporan Barang Milik Negara ( BMN ),
sehingga akan data yang lebih akurat dan akan tercapai
pengelolaan Barang Milik Negara yang tertib
Pengelolaan, tertib Administrasi, dan tertib Hukum. Hal
ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuagan Republik
Indonesia Nomor 246 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara / Daerah
dan KMA 23 tahun 2014 tentang Pedoman Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan
Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Agama.
Hasil capaian dalam kaitan dengan pelaksanaan proyek
perubahan dalam milestone jangka pendek yaitu
pelaksanaan kegiatan selama dua bulan atau 57 hari
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6
Daftar Hasil Capaian Proyek Perubahan
B. Ruang Lingkup Proyek Perubahan
Terdatanya Seluruh Barang Milik Negara (BMN) yang
ada pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalteng sehingga tercapainya tertib administrasi dan
tertib Hukum dengan agenda :
a. Rapat koordinasi dengan sumber daya tim
b. Mengadakan Bimbingan Kepada seluruh Satker
dilingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
c. Rapat koordinasi dengan Seluruh satker dilingkungan
Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
d. Sosialisasi di tiap Kab./Kota
e. Tercapainya Tertib Administrasi dan Tertib Hukum
C. Kendala Internal dan Eksternal
Ada beberapa kendala selama proyek perubahan
dilaksanakan baik dari stakeholder internal maupun
eksternal pada saat tahapan roadmap/milestone sebagai
berikut :
1. Pada saat proses data terjadinya mati lampu yang lama
sehingga berpotensi kegiatan tertunda.
2. Kesalahan input data sehingga perpotensi akibat
pembuatan ulang data baru
3. Mentor tidak ada ditempat, karena dinas luar.
4. Terhambat kegiatan pembuatan laporan proyek
perubahan yang telah tersusun dalam
roadmap/milestone, akibat padatnya tupoksi pada
pekerjaan pada setiap hari.
5. Sebagian stakeholder belum memahami peran dan
fungsi masing-masing.
6. Kurangnya koordinasi dan komunikasi antar
stakeholder.
D. Kendala, Resiko dan Strategi
Pemecahan Masalah
Tidak semua kegiatan proyek perubahan berjalan
dengan mulus sesuia dengan rencana. Masih terdapat
kendala, resiko dan strategi pemecahan sebagai berikut:
Gambar 5
Kendala, resiko dan strategi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dari BAB I sampai Bab III
mengenai Optimalisasi Inventarisasi Barang Milik Negara
( BMN ) lingkungan Kanwil Kementerian Agama Prov.
Kalimantan Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sub Bagian Umum sebagai penanggung jawab pada
kegiatan berupa Pelaksanaan Bidang Tata Persuratan,
Pelaksanaan bidang Kearsipan, Pelaksanana Bidang
Pengelolaan BMN dan Pelaksanaan Pada Bidang
Kerumah Tanggaan.
2. Dengan adanya Pembinaan Inventerisasi Barang Milik
Negara (BMN) lingkungan Kanwil Kementerina Agama
Prov. Kalteng tahun 2015 diharapkan semua satker
memahami pentingnya Inventarisasi tersebut.
3. Dengan adanya Pembinaan Inventerisasi Barang Milik
Negara (BMN) lingkungan Kanwil Kementerina Agama
Prov. Kalteng tahun 2015 diharapkan tercapainya tertib
administrasi, tertib pengelolaan, dan tertib Hukum
4. Untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang yang diinginkan ada 3
(tiga ) kekuatan kunci pendorong utama kinerja, yaitu :
a. Jangka Pendek :
• Terdatanya Seluruh Barang Milik Negara (BMN) yang
ada pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalteng sehingga tercapainya tertib administrasi dan
tertib Hukum dengan agenda :
• Rapat koordinasi dengan sumber daya tim
• Mengadakan Bimbingan Kepada seluruh Satker
dilingkungan Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
b. Jangka menengah (Tersosialisasinya ) :
• Rapat koordinasi dengan Seluruh satker dilingkungan
Kanwil Kemenag Prov. Kalteng
• Sosialisasi di tiap Kab./Kota
c. Jangka Panjang :
• Tercapainya tertib administrasi dan tertib Hukum
B. Rekomendasi
Dari hasil kesimpulan diatas, maka upaya untuk
peningkatan pemahaman terhadap pentingnya proyek
perubahan tentang Inventarisasi Barang Milik Negara
( BMN ) lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Prov. Kalimantan Tengah dapat di rekomendasikan hal-
hal sebagai berikut :
1. Usaha menata aset secara akurat dan akuntabel
memang memerlukan komitmen yang tinggi dari seluruh
jajaran, mulai dari tingkat Satker sampai dengan tingkat
Pengguna Barang Eselon I agar seluruh BMN dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara fisik maupun
administrasi pelaporannya.
2. Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik
negara/aset negara telah memunculkan optimisme baru,
best practices dalam penataan dan pengelolaan aset
negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan ke
depannya.
3. Pengelolaan aset negara yang professional dan modern
dengan mengedepankan good governance di satu sisi
diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan
pengelolaan keuangan negara dari masyarakat/stake-
holder.
Demikian yang dapat saya laporkan tentang proyek
perubahan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat IV Pola Baru, dan besar harapan saya dengan
terlaksananya inventarisasi Barang Milik Negara ( BMN )
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.
Kalimantan Tengah menjadi pedoman bagi para
pengelola Barang Milik Negara sehingga data yang BMN
menjadi akurat.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai