Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEUANGAN

KONSOLIDASI
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-I
Dosen : Ahmad Sanusi, S.E.,M.Ak
Kelompok 3 :
1. Theresia Winar Sari Ernawati Duha (210312003)
2. Rebena Zebua (210312005)
3. Ninje Tri Mei Susanti Hulu ( 210312029)
4. Lina Yanti Sitanggang (210312047)
5. Amsal Hasudungan Manulang (210312004)
6. Julianto Laia (210312023)
7. Sepriani Harefa (210312035)
Point Penting

Pengertian
Prinsip Substance
01 Laporan Keuangan 02 Over Form
Konsolidasi

Prosedur
Konsolidasi
Penyusunan
03 Laporan Keuangan
04 Entitas Bertujuan
Khusus
Konsolidasi
01 PENGERTIAN
LAPORAN
KEUANGAN
KONSOLIDASI
-------------
Laporan Keuangan
Konsolidasi
Laporan yg menyajikan informasi keuangan yg terdiri
atas neraca, laporan laba rugi, dan arus kas dari suatu
Laporan Keuangan
kelompok entitas yg terbentuk akibat akuisisi, yg secara Konsolidasi :
laporan keuangan kelompok
ekonomis dianggap sebagai suatu kesatuan usaha.
usaha yang di dalamnya aset,
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan
liabilitas, ekuitas, penghasilan,
keuangan seluruh entitas yg dikendalikan oleh entitas
beban, dan arus kas entitas
induk.
induk dan entitas anak disajikan
sebagai satu entitas ekonomi
tunggal

Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan


konsolidasian, digunakan alat bantu berupa Work Sheet.
Pendekatan yg digunakan dalam kertas kerja tersebut adalah
Pengendalia pendekatan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan
n keuangan konsolidasi diperlukan informasi laporan keuangan
entitas induk dan entitas anak secara individual.
MERGE
R
PT A PT B PT A

KONSOLID
ASI
PT A PT B PT C

AKUISI
SI
PT A PT B PT A PT B
Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
1. Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yg digunakan dalam
penyusunan laporan konsolidasian disusun dengan tanggal yg sama. Apabila
ada perbedaan maka entitas anak menyusun laporan tambahan sesuai laporan
konsolidasian. Perbedaan tidak lebih dari tiga bulan
2. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan
akuntansi yg sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yg serupa.
Jika berbeda dilakukan penyesuaian
3. Kepentingan nonpengendali disajikan pada ekuitas dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk
Kriteria Penyusunan Laporan Konsolidasi (PSAK No. 4)
 LK Konsolidasian meliputi seluruh entitas anak (entitas yang dikendalikan oleh induk) dari entitas induk
 Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk :
Memiliki secara langsung / tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak
diikuti dengan pengendalian.

 Pengendalian
jika terdapat :
juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas

• Kekuasaan melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain.
• Kekuasaan mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar/perjanjian.
• Kekuasaan menunjuk/mengganti sebagian besar dewan direksi, DK, atau organ pengatur setara &
mengendalikan entitas melalui dewan/organ itu.
• Kekuasaan memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi, DK, atau organ pengatur.

 Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila :


• Pengendalian dimaksudkan sementara, karena saham anak perusahaan dibeli dengan tujuan untuk
dijual atau dialihkan dalam jangka pendek
• Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara
signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada induk perusahaan.
Kondisi yg Diperlukan bagi Penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasi
1. Dapat dipastikan bahwa posisi pengendalian masih dikuasai dan tetap
akan dipertahankan kelanjutannya (bersifat permanen)
2. Dapat dipastikan bahwa entitas anak tidak dalam keadaan
direorganisasi (bangkrut)
3. Dapat dipastikan bahwa laporan keuangan konsolidasian akan
merefleksikan posisi keuangan dan hasil usaha setiap entitas yg
bergabung secara valid
02 PRINSIP
SUBSTANCE OVER
FORM

-------------
PSAK 4 revisi 2009 menyatakan bahwa pengendalian atas entitas lain merupakan acuan dalam menentukan
apakah suatu entitas diwajibkan menyusun laporan konsolidasi. Pengendalian biasanya ada ketika entitas induk
memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah suara entitas lain. Akan tetapi,
PSAK 4 juga menjelaskan bahwa tidak semua kepemilikan lebih dari 50% suaru entitas lain, baik secara langsung
maupun tidak langsung, menunjukkan adanya pengendalian. Dalam kondisi yang terjadi jarang terjadi ini, bisa saja
kepemilikan di atas 50%, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak, tidak menimbulkan
pengendalian. Dalam kasus tersebut justru tidak terdapat kewajiban konsolidasi oleh entitas induk. Secara langsung
atau tidak langsung, kurang dari 50% suara dalam entitas lain. Ini terjadi jika ada :
a. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai dengan perjanjian dengan investor lain
b. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian
c. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau dewan komisaris atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut
d. Kekuasaan untuk memberikan suara untuk mayoritas pada rapat dewan direksi atau dewan komisaris atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan direksi atau dewan komisaris atau organ tersebut

Sebaliknya, kepemilikan entitas induk di atas 50% tidak menunjukkan pengendalian jika :
e. Kepemilikan dimaksudkan untuk sementara atau akan diahlikan dalam jangka pendek
f. Entitas anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga sangat mempengaruhi kemampuannya dalam
mentransfer dana kepada entitas induk.
PROSEDUR
03 PENYUSUNAN
LAPORAN
KEUANGAN
KONSOLIDASI
-------------
Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi diatur dalam PSAK No.65 tentang
laporan keuangan konsolidasian :

 Menghapus jumlah tercatat investasi entitas induk disetiap entitas anak dan bagian entitas
induk.
 Mengeliminasi secara penuh asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas
dalam intra kelompok usaha terkait dengan transaksi antar entitas dalam kelompok usaha
(laba/rugi yg timbul dari transaksi dalam kelompok usaha yg diakui dalam asset dieliminasi
seluruhnya). Pajak penghasilan diterapkan untuk perbedaan temporer sebagai akibat
penghapusan laba dan rugi yg timbul dari transaksi dalam kelompo usaha.
 Menggabungkan asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban, dan arus kas sejenis dari
entitas induk dengan entitas anak.
 Menentukan kepentingan nonpengendali atas laba atau rugi entitas anak yg dikonsolidasi
selama periode pelaporan
 Menentukan kepentingan nonpengendali dari bagian kepemilikan entitas induk atas asset
neto entitas anak yg dikonsolidasi
KONSOLIDASI
04 ENTITAS
BERTUJUAN
KHUSUS

-------------
Karateristik EBK
Apa itu EBK ?  Memiliki modal yg terbatas
 Berdasarkan ISAK 7 Suatu entitas  Biasanya tidak memiliki manajemen yg independent
dapat didirikan untuk mencapai  Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu
suatu tujuan khusus yang terbatas trustee yg menerima dan mendistribusikan kas sesuai
(misalnya untuk melakukan sewa, dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak
kegiatan riset dan pengembangan
sebagai perantara EBK dengan pihak yg membentuk
atau sekuritisasi aset keuangan).
 Suatu entitas bertujuan khusus EBK
(EBK) atau special purpose entities  Jika EBK memegang asset, maka salah satu pihak
(SPE) dapat berbentuk perusahaan, akan memberikan jasa tertentu sesuai perjanjian
perserikatan, firma atau entitas
yang tidak berbentuk badanhukum. Tujuan pembentukan EBK
 Dibentuk dengan ketentuan diantaranya :
kontraktual yang mengatur batasan  Mendanai asset atau layanan
dan kewenangan, kebijakan tertentu dan tetap membuat hutang
mengoperasikan EBK. Alasan Pembentukan EBK : perusahaan induk off-balance-sheet
 Sekuritisasi  Mengubah asset finansial tertentu
 Risk Sharing
 Keuntungan Kompetitif
seperti hutang dagang, pinjaman,
 Financial Enginering atau hipotek kedalam bentuk liquid
 Regulatory Reasons  Mengurangi besarnya pajak
ISAK 7
• Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) 7, “Konsolidasi-
Entitas Bertujuan Khusus”, diterapkan ketika sebuah entitas bertujuan
khusus (“SPE”) harus dikonsolidasi oleh perusahaan pelapor
berdasarkan prinsip-prinsip konsolidasi dalam SAK 4.
• Dalam ISAK 7, Perusahaan harus mengkonsolidasikan SPE ketika,
secara substansi, Perusahaan mempunyai kendali atas SPE tersebut.
• Interpretasi ini tidak berdampak pada laporan keuangan konsolidasi
Perusahaan.
Kasus Enron
Pada tahun 1999 Enron mendirikan tiga SPE (limited partnership) yaitu
Chewco Investment LP, LJM Cayman LP, dan LJM 2 Co-Investment
LP. Tahun 2000 Enron mengumumkan bahwa perusahaannya berhasil
memperoleh pendapatan bersih setelah pajak sebesar $1.01 milyar.
Selanjutnya Enron menempatkan sahamnya sebesar 62 juta ke dalam
tiga SPE tersebut. Tahun 2001, Enron pada akhirnya mengklarifikasi
pengungkapan laporan keuangan yang pernah dilakukannya karena
desakan GAAP. Dari situlah diketahui bahwa Enron ternyata memiliki
hutang sebesar $690 juta terkait dengan SPEs yang didirikannya. Hal
inilah yang menyebabkan kebangkrutan Enron.
NOTED….!
• SPE melindungi perusahaan induk (sponsor) dari kegagalan finansial yang
kemungkinan dapat terjadi.
• Jika SPE yang dibentuk gagal mendanai pelaksanaan proyek dan tidak mampu
memenuhi hutangnya, maka perusahaan induk (sponsor) hanya bertanggung jawab
atas besarnya hutang yang dialihkan ke dalam SPE ini.
• SPE ini juga sering digunakan untuk tujuan yang tidak etis, seperti menghindari pajak
dan menyembunyikan hutang, sehingga kehadirannya di masyarakat bersifat
kontroversial karena banyak hal positif dari SPE yang ditujukan ke arah negatif oleh
oknum-oknum tertentu.
• SPE dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat apabila digunakan sesuai standar yang
ada
• SPE juga dapat menjadi penghancur bagi perusahaan bila disalahgunakan.

Anda mungkin juga menyukai