Anda di halaman 1dari 32

STUNTING

Yesi Pujiyanti

1
2
PROSES TERJADINYA STUNTING

• Stunting terjadi mulai dari pra-konsepsi ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi
dan anemia. Menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan,
ditambah lagi ketika ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang memadai.
• Setelah bayi lahir dengan kondisi tersebut, dilanjutkan dengan kondisi rendahnya Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) yang memicu rendahnya menyusui eksklusif sampai dengan 6 bulan, dan
tidak memadainya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Dari berbagai survei nasional
(Riskesdas 2013, Sirkesnas 2016, SDKI 2012 – 2017) bayi yang menyusui eksklusif belum sampai
50%.
5
ALASAN TIDAK MELAKUKAN PENGUKURAN TINGGI BADAN

Anak tidak mau


Tidak ada tempat
diukur; 12,17
pengukuran;
35,05

Sibuk/
repot;
12,62

Tidak ada alat


ukur; 13,84
Dampak Jangka Pendek
Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal
pada anak tidak optimal; dan
 Peningkatan biaya kesehatan
Dampak Jangka Panjang
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa
(lebih pendek dibandingkan pada umumnya)
Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit
lainnya
Menurunnya kesehatan reproduksi
Kapasitas belajar dan performa yang kurang
optimal saat masa sekolah
Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
UPAYA PENCEGAHAN

Upaya Pencegahan
Upaya Pencegahan

• Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk
pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk
malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah
menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.
• Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan stunting sebagai salah satu program
prioritas. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan
untuk menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:
IBU HAMIL DAN BERSALIN

a. Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;


b. Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;
c. Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
d. Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien
(TKPM);
e. Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
f. Pemberantasan kecacingan;
g. Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;
h. Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif; dan
i. Penyuluhan dan pelayanan KB
BALITA

• a. Pemantauan pertumbuhan balita;


b. Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita;
c. Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan
d. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.
REMAJA

• Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang,
tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan
• Pendidikan kesehatan reproduksi
DEWASA MUDA

• Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);


• Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
• Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi
narkoba.
PEMBERIAN MAKANAN
TAMBAHAN
KOMBINASI
KOMBINASIPEMENUHAN
PEMENUHANMAKANAN
MAKANANLOKAL
LOKALDAN
DANPABRIKAN
PABRIKAN

Makanan Makanan
LOKAL PABRIKA
N

21
PENDIDIKAN GIZI MASYARAKAT UNTUK
PERUBAHAN PERILAKU PEMENUHAN ASUPAN ZAT GIZI
IBU HAMIL DAN ANAK BALITA
Meningkatkan pengetahuan dan
PENDIDIKAN GIZI Tujuan
masyarakat
kemampuan dalam mempersiapkan dan
menyediakan makanan lokal sesuai prinsip “gizi
seimbang” untuk ibu hamil dan balita dalam upaya
Penyampaian membentuk keluarga sehat.
Pesan Gizi
Mempersiapkan dan menyediakan
Penyuluhan
makanan lokal dari proses
Materi Gizi Seimbang dan Isi perencanaan, pembelian bahan
Piringku makanan, memasak sampai
menyajikan
27

KONSEP PELAKSANAAN

1. Melibatkan organisasi masyarakat yang ada: Tim Penggerak PKK di


tingkat Kecamatan dan Desa dibawah pengawasan tenaga
kesehatan setempat (Puskesmas)

2. Masyarakat menyiapkan makanan lokal mulai dari


pemilihan, mengolah/memasak dan menyajikan yang
sesuai dengan kebutuhan zat gizi Ibu Hamil dan
Balita
INTI PELAKSANANAAN DI LAPANGAN

Tempat memasak
Pemberian Makanan dilaksanakan di rumah salah
satu warga atau di tempat Pelaksanaan PMT ibu hamil
tambahan diberikan di
yang disepakati bersama dapat terintegrasi dengan
tempat pelaksanaan
seperti posyandu, rumah kelas ibu hamil, dll
posyandu, dll
kader, atau lainnya

Makanan tambahan bagi balita dan ibu


Ibu PKK dan kader Posyandu dibawah
hamil dihidangkan dalam satu piring bimbingan petugas kesehatan dapat
yang terdiri dari makanan pokok, lauk
memberikan penyuluhan tentang gizi
pauk (nabati dan hewani), sayuran dan
seimbang, perilaku hidup bersih dan
buah disesuaikan dengan usia balita dan
sehat dll
ibu hamil
1. Rapat Koordinasi Persiapan
2. Belanja Bahan Makanan
3. Proses Persiapan & Pengolahan
4. Proses Persiapan Penyajian Makanan Lokal
5. Menu Makanan Lokal Untuk Balita, Ibu Hamil
6. Proses Distribusi Makanan Ibu Hamil dan Anak Balita
Penanganan stunting akan efektif apabila masyarakat sendiri telah memiliki
kapasitas dalam meningkatnya kemampuan untuk mengelola keluarganya
sehingga memiliki perilaku gizi-kesehatan yang baik serta mampu melakukan
monitoring pertumbuhan anak dengan pengukuran tinggi dan berat badan
yang tepat.

Peran sektor swasta dan dunia industri dalam penanganan stunting, memiliki
kontribusi penting terutama dalam menghadapi hambatan birokrasi dan
keunggulan aspek fleksibilitas.

Melaksanakan aksi gizi cegah stunting yang berbasiskan peningkatan


pengetahuan dasar mengenai deteksi cegah stunting dan perubahan perilaku
keluarga untuk menghasilkan pola asuh gizi yang benar dan dapat mencegah
terjadinya stunting pada balita.
PENUTUP
STRATEGI PEMBERIAN MAKANAN BAYI
DAN ANAK (PMBA)

1. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi praktek


menyusui melalui kebijakan dan peraturan
perundang- undangan.
2. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam
menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui
3. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder
dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung
pemberian ASI dan MPASI
4. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat
dalam praktek pemberian ASI dan MP-ASI.
PERAN MASYARAKAT UNTUK
KEMANDIRIAN KELUARGA

Mendukung ibu hamil Membantu ibu hamil Membantu ibu hamil


untuk mengkonsumsi Mengingatkan ibu hamil
untuk memeriksakan untuk minum TTD untuk dapat melahirkan
makanan yang sehat dan kehamilan kepada fasilitas di fasilitas kesehatan
seimbang dalam jumlah secara teratur setiap
pelayanan kesehatan hari oleh tenaga kesehatan
yang cukup.

Mendukung Berperan aktif dalam Membantu tenaga Ikut mempromosikan


pelaksanaan IMD dan pelaksanaan Posyandu dan kesehatan dalam dan melksanakan pola
pemberian ASI mengajak ibu hamil,ibu mendampingi ibu hamil hidup bersih dan sehat
Eksklusif 6 bulan dan anak balita agar atau penanganan balita gizi di lingkungannya
39
datang kurang.

Anda mungkin juga menyukai