Anda di halaman 1dari 17

SEMIOTIKA

KAJIAN
TERHADAP TANDA
Di mana ada tanda?
PERHATIKAN!

Kenapa?
Bandingkan dengan yang ini!

Mana yang lebih


menarik?
PERHATIKAN JUGA!

Apa yang anda pikirkan?


KALAU YANG INI?

?
Ngerumpi ala
Ayam Kampus
Di dapur kos!

Penasaran?
Apakah anda terpengaruh
iklan ini?

Apa hubunganya
antara rokok dan
seorang pria?
Iklan untuk
siapa?
1. MAKNA SEMIOTIKA
 Semiotika adalah ilmu tanda yang berasal dari kata
semion (Yunani).

 Tanda terdapat di mana-mana; gerak, isyarat, lalu


lintas, bendera, nyanyian, tarian, pasien, sampai
teriakan mahasiswa yang melakukan demontrasi.

 Tokoh Semiotika Moderen: Charles Sanders Pierce


(1857-1913) semiotika dan Ferdinand de Saussure
(1857-1913) semiologi
Triad of Meaning C. S. Pierce
Thought or reference or meaning

Symbol/sign Referent/object
2. Definisi Semiotika
 Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang
berhubungan dengannya; cara berfungsinya, hubungannya
dengan tanda-tanda lain, pengirimannya, dan penerimaannya
oleh mereka yang menggunakannya.

 Klasifikasi Semiotika Menurut Kajian:


 Semantik semiotik: studi yang menonjolkan hubungan
tanda-tanda dengan acuannya dan dengan interpretasi
yang dihasilkan
 Sintaks semiotik: jika studi diarahkan pada
penggolongannya, pada hubungannya dengan tanda-tanda
lain, dan pada caranya bekerja sama dalam menjalankan
fungsinya.
 Pragmatik semiotik: studi yang menonjolkan hubungan
antara tanda dengan dengan pengirim dan penerimanya.
3. Semiotika: Strukturalisme Roland Barthes

 Semiotika: sebuah cara menganalisis artefak-artefak budaya yang


berasal dari linguistik.

 Tujuan dari strukturalisme adalah merekonstruksi sebuah objek


begitu rupa untuk memanifestasikan aturan-aturan dari penggunaan-
penggunaanya.

 Dengan kerangka pikir strukturalisme, terdapat dua prinsip:


 Entitas penadaan tak memiliki esensi, tetapi dibatasi oleh jaringan
relasi, baik internal maupun eksternal.
 Penandaan dilakukan dengan melukiskan sistem norma-norma
yang membuat mereka mungkin
4. Semiotika Struktural: Penandaan
Bertingkat
 Sistem Denotasi: rantai hubungan penanda-petanda,
yakni hubungan materialitas penanda dan konsep
abstrak yang ada dibaliknya. Pada tingkat denotasi
bahasa menghadirkan konvensi: kode-kode yang
maknanya segera tampak ke permukaan berdasarkan
relasi pananda dan petanda.

 Sistem Konotasi: hubungan penanda-petanda pada


rantai pertandaan yang lebih tinggi. Pada tingkat
konotasi: bahasa menghadirkan kode-kode yang
makna tandanya bersifat implisit; sistem kode yang
bermuatan makna tersembunyi makna wawasan
dari ideologi dan mitos
Seikat Mawar  Gairah
Seikat mawar  penanda
Gairah petanda
Seikat mawar merupakan sebuah tanda
Kesimpulan: seikat mawar sebagai sebuah
tanda sungguh berbeda dengan seikat
mawar sebagai penanda. Sebagai penanda
seikat mawar adalah kosong, hanya
tanaman biasa. Sebagai petanda, seikat
mawar adalah penuh, sebagai gairah, cinta,
dan ketulusan.
5. Model Kajian Roland Barthes
First Order Second Order

Reality Sign Culture

Form
Signifier Connotation

Denotation
Signified

Content
Myth
Penjelasan
 Denotasi (the first order signification),
 hubungan signifier dan signified di dalam sebuah tanda
terhadap realitas eksternal.
 Makna paling nyata dari tanda sebagai representasi utama
(self contained) makna harafiah
 Bagi orang dalam satu rumpun budaya yang sama
maknanya tidak berbeda secara signifikan

 Konotasi (the second order signification),


 Menunjukkan hubungan tanda dan emosi dari pembaca
serta nilai-nilai kebudayaannya
 Makna subjektif atau bahkan intersubjektif
 Berbeda karena gender, seks, usia, kelas sosial,
nasionalitas, etnis, dll.
 Konotasi identik dengan ideologi dan mitos
 Mitos
 Bagaimana kebudayaan menjelaskan beberapa aspek
tentang realitas atau gejala alam.
 Mitos diproduksi oleh kelas sosial yang mempunyai
dominasi

 Ideologi
 Ideologi sebagai sistem keyakinan yang menandai sebuah
kelompok/kelas
 Ideologi sebagai ilusioner atau gagasan palsu yang
diperlawankan dengan pengetahuan ilmiah
 Ideologi sebagai produksi makna dan gagasan, bukan
sesuatu yang statis tetapi praksis, dalam tataran ini
seseorang telah mampu merespon secara tepat terhadap
tanda , mitos dan konotasi seseorang menjadi konotator

Anda mungkin juga menyukai