Anda di halaman 1dari 33

PERSEPSI

DAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SRI ULINA GINTING - 227049006
1 Apa itu persepsi?
Defenisi persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

2 Membuat penilaian tentang orang lain


Teori atribudi dan faktor penentu atribusi

3 Pintasan umum dalam menilai orang lain


Identifikasi jalan pintas individu dalam menilai tentang orang lain

4 Meningkatkan persepsi
Kesadaran akan bias persepsi, meningkatkan kesadaran diri, interaksi bermakna

5 Keterkaitan antara persepsi dan pengambilan keputusan individu


Hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan dalam organisasi
6 Menerapkan model pengambilan keputusan yang rasional dan membandingkan den-
gan rasional terbatas dan intiusi yang terkait

7 Bias dan kesalahan umum dalam pengambilan keputusan


Membuat daftar dan mengurangi bias atau kesalahan dalam membuat keputusan

8 Yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan kendala pada organisasi


Bagaimana perbedaan Indivivu dan kendala organisasi mempengaruhi pengambilan keputusan

9 Bagaimana etika dalam pengambilan keputusan


Membandingkan tiga kriteria keputusan etis

Meningkatkan kretivitas dalam pengambilan keputusan


10 Defenisis kreativitas dan tiga komponen model kreativitas
1. Defenisi persepsi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi

Persepsi
adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan
dan menginterpretasikan kesan-kesan indrawi mereka
untuk memberi makna pada lingkungan mereka. Namun,
apa yang kita rasakan bisa sangat berbeda dari realitas
objektif.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
2. Teori Atribusi dan Faktor Penentu Atribusi

Teori Atribusi
Teori atribusi mencoba menjelaskan cara kita menilai
orang secara berbeda, bergantung pada makna yang kita
kaitkan dengan perilaku tertentu. Ini menunjukkan bahwa
ketika kita mengamati perilaku seseorang, kita berusaha
untuk menentukan apakah itu disebabkan secara internal
atau eksternal.
Faktor penentu atribusi
 Distinctiveness
Kekhasan mengacu pada apakah seorang
individu menampilkan perilaku yang berbeda
dalam situasi yang berbeda.

Contoh :
Apakah karyawan yang datang terlambat hari ini
juga merupakan karyawan yang sering
“melanggar” aturan? Yang ingin kita ketahui
adalah apakah perilaku ini tidak biasa. Jika ya,
kita cenderung memberikannya atribusi
eksternal. Jika tidak, kita mungkin akan menilai
perilaku tersebut bersifat internal.
 Consensus
Konsensus artinya jika semua orang mempunyai
kesamaan pandangan dalam merespon perilaku
seseorang jika dalam situasi yang sama.

Contoh :
Perilaku karyawan yang terlambat memenuhi
kriteria ini jika semua karyawan yang menempuh
rute yang sama juga terlambat. Dari perspektif
atribusi, jika konsensus tinggi, kita mungkin
akan memberikan atribusi eksternal pada
keterlambatan karyawan, sedangkan jika
karyawan lain yang mengambil rute yang sama
berhasil tepat waktu, kita akan mengaitkan
keterlambatannya dengan penyebab internal.
 Consistency
Konsistensi yaitu jika seseorang menilai
perilaku-perilaku orang lain dengan respon sama
dari waktu ke waktu. Semakin konsisten perilaku
itu, orang akan menghubungkan hal tersebut
dengan sebab internal.

Contoh :
Karyawan yang datang terlambat 10 menit untuk
bekerja tidak dirasakan dengan cara yang sama
bagi karyawan yang tidak pernah terlambat
selama beberapa bulan seperti bagi karyawan
yang terlambat dua atau tiga kali seminggu.
Semakin konsisten suatu perilaku, semakin kita
cenderung mengaitkannya dengan penyebab
 Salah satu temuan paling menarik dari penelitian teori atribusi
adalah kesalahan atau bias mendistorsi atribusi.

 Saat kita membuat penilaian tentang perilaku orang lain, kita


cenderung meremehkan pengaruh faktor eksternal dan melebih-
lebihkan pengaruh faktor internal atau pribadi.
3. Jalan pintas individu dalam menilai orang lain
Persepsi Selektif
Karakteristik apa pun yang membuat seseorang, objek, atau peristiwa menonjol
akan meningkatkan kemungkinan kita akan mempersepsikannya.
Tidak mungkin bagi kita untuk mengasimilasi semua yang kita lihat; kita hanya
dapat menerima rangsangan tertentu. Ini menjelaskan mengapa Anda lebih
cenderung memperhatikan mobil seperti milik Anda, atau mengapa bos
mungkin menegur beberapa orang dan bukan orang lain yang melakukan hal
yang sama. Karena kita tidak dapat mengamati semua yang terjadi di sekitar
kita, kita terlibat dalam persepsi selektif.

 Efek halo
Menggambar kesan umum tentang seseorang berdasarkan karakteristik tunggal,
seperti kecerdasan, kemampuan bersosialisasi, atau penampilan, efek halo
bekerja.
Efek Kontras
Evaluasi tentang karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui,
yang dapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-
karakteristik yang sama.
Contoh : seorang pelamar cenderung menerima evaluasi yang lebih
baik, apabila didahului oleh para pelamar yang lebih buruk.

 Stereotip
Menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok di mana
dia tergabung (seperti suku, bangsa, ras, agama, dll).
Aplikasi Pintasan Spesifik dalam Organisasi
1. Wawancara Kerja
Penelitian menunjukkan bahwa kita membentuk kesan terhadap
orang lain dalam sepersepuluh detik, berdasarkan pandangan
pertama kita. Jika kesan pertama ini negatif, mereka cenderung
lebih berbobot dalam wawancara daripada jika informasi yang
sama muncul kemudian. Sebagian besar keputusan pewawancara
berubah sangat sedikit setelah 4 atau 5 menit pertama wawancara.

2. Ekspektasi Kinerja
Orang-orang berusaha untuk memvalidasi persepsi mereka
tentang realitas bahkan ketika persepsinya salah.
Menggambarkan bagaimana perilaku sesorang ditentukan oleh
ekspektasi orang lain.
3. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja sangat bergantung pada proses
persepsi. Meskipun penilaian dapat bersifat objektif,
banyak juga evaluasi kinerja dinilai secara subjektif.
Meskipun evaluasi subjektif sering diperlukan, bisa jadi
masalah juga jika terjadi persepsi selektif, efek kontras,
dan efek halo.
4. Meningkatkan Persepsi

Kesadaran akan bias persepsi


Salah satu cara yang paling jelas dan dipraktikkan secara luas untuk
mengurangi bias persepsi adalah dengan mengetahui bahwa bias itu
ada. Misalnya, pelatihan kesadaran keragaman mencoba untuk
meminimalkan diskriminasi dengan menyadarkan masyarakat akan
diskriminasi sistemik serta prasangka yang terjadi melalui stereotip.
 Meningkatkan kesadaran diri
Cara yang lebih ampuh untuk meminimalkan bias persepsi adalah membantu
orang menjadi lebih sadar akan bias dalam keputusan dan perilaku mereka
sendiri.

Tapi bagaimana kita menjadi lebih sadar diri?


 Implicit Association Test (IAT), mendeteksi bias ras, usia, dan jenis
kelamin yang tidak kentara dengan mengaitkan kata-kata positif dan
negatif dengan kelompok demografis tertentu.

 Johari Window yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingram.
Model ini membagi informasi tentang Anda menjadi empat “jendela” :
open area, blind area, hidden area, unknown area—berdasarkan apakah
nilai, keyakinan, dan pengalaman Anda diketahui kepada Anda dan orang
lain.
 Interaksi Bermakna
Orang yang berinteraksi satu sama lain akan kurang
berprasangka atau bias persepsi. Menghabiskan waktu dengan
anggota kelompok lain saja dapat meningkatkan pemahaman
dan pendapat kita tentang orang-orang tersebut sampai batas
tertentu. Interaksi yang bermakna akan miningkatkan empati.
5. Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan
Individu
• Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah.
Artinya, ada ketidaksesuaian antara keadaan saat ini dan beberapa keadaan yang diinginkan,
yang mengharuskan kita untuk mempertimbangkan tindakan alternatif.

• Setiap keputusan mengharuskan kita untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi.


Kita biasanya menerima data dari berbagai sumber dan perlu menyaring, memproses, dan
menafsirkannya. Data mana yang relevan dengan keputusan, dan mana yang tidak, persepsi
kita akan menjawab pertanyaan itu.

• Kita juga perlu mengembangkan alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
mereka.
Proses persepsi kita akan mempengaruhi hasil akhir. Akhirnya, sepanjang seluruh proses
pengambilan keputusan, distorsi persepsi sering muncul yang dapat membuat analisis dan
kesimpulan menjadi bias.
6. Model Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Rasional
Berdasarkan informasi yang lengkap guna mendapatkan keputusan
yang optimal.
Rasional Terbatas
Berdasarkan informasi terbatas / tidak komplit karena masalahnya kompleks /
rumit. Tidak mencari keputusan yang optimal, cukup, dapat diterima atau
wajar saja.

 Intuisi
Bentuk penalaran yang sangat kompleks yang didasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran bertahun-tahun. Terjadi di luar pikiran
sadar, bergantung pada asosiasi holistik atau hubungan antara afeksi
yang artinya melibatkan emosi.
Meskipun intuisi tidak rasional, tapi tidak selalu salah, juga tidak selalu
bertentangan dengan rasional, sebaliknya bisa saling melengkapi.
7. Bias Dan Kesalahan Umum Dalam Pengambilan
Keputusan
Bias terlalu percaya diri
Kecenderungan untuk mengganggap kemampuan diri sendiri lebih tinggi.

Bias Anchoring
Adalah kecenderungan untuk terpaku pada informasi awal dan
mengabaikan informasi berikutnya. Itu terjadi karena pikiran kita
tampaknya memberikan penekanan yang tidak proporsional pada informasi
pertama yang diterimanya.

Bias Konfirmasi
Adalah kecenderungan mencari informasi yang menguatkan pilihan masa
lalu dan yang ingin di dengar.
Bias Ketersediaan
Adalah kecenderungan memberikan nilai lebih dari pada informasi
yang sudah tersedia atau terbaru.

Eskalasi Komitmen
Merujuk pada bertahannya kita dengan keputusan sekalipun ada bukti
yang jelas bahwa itu salah.

Kesalahan Keacakan
Kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat memprediksi
hasil dari peristiwa-peristiwa yang tidak sengaja.
Penghindaran Resiko
Kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti dari jumlah
yang menengah daripada hasil yang lebih beresiko, bahkan sekalipun
hasil yang lebih beresiko itu memiliki ekspektasi hasil yang lebih
tinggi.

Bias Peninjauan Ke Belakang


Kecenderungan untuk pura-pura yakin bahwa kita telah memprediksi
hasil dari suatu kejadian secara akurat setelah hasil itu diketahui.
8. Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dan
Kendala Pada Organisasi
Yang mempengaruhi pengambilan Keputusan :
 Kepribadian
Penelitian kecil yang sejauh ini dilakukan pada kepribadian dan
pengambilan keputusan menunjukkan bahwa kepribadian memengaruhi
keputusan kita.

 Gender
Penelitian selama dua puluh tahun menemukan bahwa wanita
menghabiskan lebih banyak waktu daripada pria untuk menganalisis masa
lalu, sekarang, dan masa depan. Mereka cenderung menganalisis masalah
secara berlebihan sebelum membuat keputusan dan mengulangi keputusan
yang pernah dibuat.
 Kemampuan Mental
Kita tahu bahwa orang dengan tingkat kemampuan mental yang lebih tinggi
mampu memproses informasi lebih cepat, menyelesaikan masalah dengan
lebih akurat, dan belajar lebih cepat, jadi Anda mungkin berharap mereka
juga tidak terlalu rentan terhadap kesalahan pengambilan keputusan umum.

 Perbedaan Budaya
Latar belakang budaya pembuat keputusan dapat secara signifikan
mempengaruhi pemilihan masalah, kedalaman analisis, pentingnya
ditempatkan pada logika dan rasionalitas, dan apakah keputusan organisasi
harus dibuat secara otokratis oleh manajer individu atau secara kolektif.
Beberapa budaya menekankan pemecahan masalah, sementara yang lain
fokus pada menerima situasi apa adanya.
Kedala Pada Organisasi Dalam Membuat Keputusan

 Evaluasi Kinerja
Penilaian dipengaruhi oleh kriteria di mana mereka dievaluasi. Percaya bahwa pada timnya ketika tidak
mendengar hal negatif apa pun.

 Sistem Penghargaan
Sistem penghargaan organisasi memengaruhi pembuat keputusan dengan menyarankan pilihan mana yang
memiliki hasil pribadi yang lebih baik.

 Peraturan Formal
Membuat aturan dan kebijakan untuk memprogram keputusan dan membuat individu bertindak dengan cara
yang diinginkan.

 Kendala Waktu Yang Dipaksakan


Membuat keputusan penting datang dengan tenggat waktu yang jelas.

 Historical Precendents
Keputusan tidak dibuat dalam ruang hampa; mereka memiliki konteks. Pilihan yang dibuat hari ini sebagian
besar merupakan hasil dari pilihan yang dibuat selama bertahun-tahun.
9. Bagaimana Etika Dalam Pengambilan Keputusan

3 Kriteria Keputusan Etis :


 Utilitarianisme
Yang mengusulkan pengambilan keputusan semata-mata berdasarkan hasil
mereka, idealnya untuk memberikan kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar.

 Membuat keputusan dengan menghormati kebebasan dan hak dasar individu


Penekanan pada hak dalam pengambilan keputusan berarti menghormati dan
melindungi hak dasar individu, seperti hak privasi, kebebasan berbicara, dan
proses hukum. Contohnya : Bill of Rights (UU ttg Kebebasan pemilihan
anggota parlemen).

 Menegakkan aturan secara adil dan tidak memihak


Untuk memastikan keadilan atau distribusi manfaat dan biaya yang adil.
10. Meningkatkan Kreativitas Dalam Pengambilan
Keputusan
Defenisi Kreativitas
• Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dan
bermanfaat.
• Orang-orang cerdas dan mereka yang mendapat nilai tinggi dalam
keterbukaan terhadap pengalaman cenderung lebih kreatif.
• Ciri-ciri lain dari orang-orang kreatif adalah kemandirian,
kepercayaan diri, pengambilan risiko, lokus kendali internal,
toleransi terhadap ambiguitas, kebutuhan struktur yang rendah,
dan ketekunan.
3 Komponen Model Kreativitas
 Expertise
memiliki kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan keahlian serupa
di bidang usaha mereka.
 Creative thingking Skills
karakteristik kepribadian yang terkait dengan kreativitas,
kemampuan menggunakan analogi, dan bakat untuk melihat hal-
hal yang sudah dikenal dari sudut pandang yang berbeda.
 Intrinsic Task Motivation
keinginan untuk mengerjakan sesuatu karena itu menarik,
melibatkan, menggairahkan, memuaskan, atau menantang secara
pribadi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai