Anda di halaman 1dari 22

KETERTARIKAN

INTERPERSONAL
DAYA TARIK INTERPERSONAL
 Daya Tarik Interpersonal adalah suatu keadaan di
mana seseorang dinilai oleh orang lain memiliki
kepribadian yang baik/menyenangkan.
 Daya tarik memunculkan rasa suka/menyukai.
DASAR-DASAR
DAYA TARIK INTERPERSONAL (1)
Penguatan:
Kita cenderung menyukai seseorang yang menilai kita secara
positif.

Pertukaran Sosial:
Kita menyukai seseorang yang bila berinteraksi dengannya kita
memperoleh keuntungan. Ganjaran yang kita peroleh
sepadan atau lebih besar daripada yang kita berikan
padanya.
DASAR-DASAR
DAYA TARIK INTERPERSONAL (2)
Asosiasi:
Kita menjadi suka dengan seseorang yang diasosiasikan
(dihubungan) dengan pengalaman yang baik.
Kita tidak suka dengan seseorang yang diasosiasikan dengan
pengalaman buruk dan jelak.
Misal Tak suka seseorang yang berwajah mirip Mantan.
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (1)
1. a. Kompetensi
Kita menyukai orang yang terampil secara sosial, cerdas
dan kompeten.
Pintar komputer, trampil memainkan bola, pintar
memperbaiki mobil, cerdas mater-matika, dsb adalah
sejumlah kompetensi yang disukai.
Catatan: Yang “terlalu sempurna” kurang disukai
dibandingkan yang sedikit melakukan kesalahan.
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (2)
1. b. Kehangatan Personal
Kehangatan merupakan karakteristik pokok yang
mempengaruhi kesan kita mengenai orang lain. Yaitu,
memiliki sikap positif terhadap orang dan benda (ramah,
gembira, terbuka, tulus, jujur, hangat, periang, dsb).
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (3)
1. c. Daya Tarik Fisik
Kita menilai orang yang memiliki daya tarik fisik
(cantik/cakep, penampilan baik).
Hal ini karena Hallo Effect, yaitu kita mengasumsikan orang
yang menarik secara fisik memiliki karakteristik lain yang
menyenangkan.
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (4)
2. Kesamaan:
Latar belakang etnik, agama, politik, kelas sosial,
pendidikan, dan usia mempengaruhi daya tarik (Sears dkk,
1991).
Kesamaan melahirkan kesenangan dan perbedaan
menghasilkan ketidaksukaan (Myers, 2012)
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (5)
3. Keakraban:
Keakraban menimbulkan rasa suka. Makin sering
seseorang melihat wajah, maka makin meningkat rasa suka
terhadap wajah tersebut. (Moreland & Zajonc, 1982).
FAKTOR YANG PENGARUHI DAYA TARIK INT (5)
4. Kedekatan:
Semakin dekat tempat tinggal kita dengan seseorang maka
makin tinggi rasa suka terhadap orang tersebut.
Di apartemen, penghuni lebih sering memperhatikan
penghuni lain yang satu tingkat dengannya daripada yang
berada di tingkat yang berbeda.
CINTA
PENGERTIAN CINTA
Mencintai lebih kompleks dibanding menyukai, sehingga lebih
sulit diukur, lebih membingungkan untuk diteliti.
JOHN A LEE (1973, 1988):
JENIS CINTA (1)
Cinta Passionate (Nafsu) – Eros
Ada dorongan internal untuk mencintai. Ada nafsu – sejenis
ketertarikan fisik kepada orang yang dicintai.
“Kami langsung tertarik pada pertemuan pertama.”

Cinta Persahabatan – Storge


Ada perasaan terikat satu sama lain di mana pasangan yang
dicintai berperan sebagai sabahat/teman dalam berbagi ceria dan
duka.
“ Cinta adalah persahabatan yang mendalam, bukan emosi yang
misterius dan mistis.”
JENIS CINTA (2)
Cinta Posesif - Mania
Mementingkan kepemilikan; orang yang dicintai adalah miliknya.
Cemburu bila ada orang lain bersama orang yang dicintai.
“Saya merasa gusar jika memikirkan dia bersama orang lain.”

Cinta Main-main - Ludus


Mementingkan kesenangan sesaat bersama orang yang dicintai.
“Saya harus jaga dua kekasih saya agar tidak saling bertemu.”
JENIS CINTA (3)
Cinta Logis – Pragma
Mempertimbangkan latar belakang dan tujuan jangka panjang.
“Yang terbaik adalah mencintai orang lain yang yang berlatar
belakang sama.”
“Kami sekufu. Kami cocok.”

Cinta Tanpa Pamrih - Agape


Mementingkan pengorbanan pada orang yang dicintai
“Lebih baik saya yang menderita dibanding kekasih saya.”
CINTA PRIA DAN WANITA
Pria lebih tinggi dari wanita dalam:
Cinta Passionate (Eros)
Cinta Main-main (Ludus)

Wanita lebih tinggi dari pria dalam:


Cinta Persahabatan (Storge)
Cinta Posesif (Mania)
Cinta Logis (Pragma)
Cinta Tanpa Pamrih (Agape)
STERNBERG’S TRIANGULAR THEORY
OF LOVE (1988)
TRIANGULAR THEORY OF LOVE (1)
 Tiga komponen dalam the triangle of love
Komponen intimacy
Komponen passion
Komponen commitment
TRIANGULAR THEORY OF LOVE (2)
1. Komponen intimacy
yaitu mengacu pada perasaan akan kedekatan hati
seseorang (closeness), keterkaitan (connectedness), dan
keterikatan (boundedness) dalam hubungan cinta
(Sternberg & Grajek, 1984). Komponen intimacy terhadap
seseorang yang dicintai a.l.:
 Keinginan untuk menghadirkan kesejahteraan baginya
 Saling menghargai
 Saling memahami
 Dapat untuk diajak bertukar pikiran
 Mampu memberi dukungan secara emosional
 Memiliki komunikasi yang akrab
TRIANGULAR THEORY OF LOVE (3)
2. Komponen passion
komponen ini mengajarkan pada keromantisan, ketertarikan
fisik, pemenuhan kebutuhan biologis, dan fenomena terkait
dalam menjalin hubungan cinta.

3. Komponen commitment
Dalam jangka pendek hal ini berarti keputusan untuk
mencintai seseorang dan dalam jangka panjang berarti
komitmen untuk saling menjaga cinta masing-2 pasangan.
ALASAN JATUH CINTA
1. Keinginan/dorongan seksual (orang yang dicintai menarik
secara fisik)
2. Kebutuhan untuk mempertinggi identitas diri (menginginkan
seseorang yang bantu kembangkan rasa seni,
intelektualitas, profesional).
3. Stres (ingin tak kesepian, kecemasan, harga diri yang
rendah berkurang).
4. Tekanan umur dan sosial (umur semakin bertambah dan
tuntutan sosial agar orang menikah): cinta bisa
dipupuk/ditumbuhkan
ALASAN MENCINTAI DAN
JENIS CINTA YANG DIKEMBANGKAN
Keinginan Seksual  Cinta Passionate
Kebutuhan identitas  Cinta Posesif
Stres  Cinta Tanpa Pamrih
Tekanan umur & sosial  Cinta Logis

Anda mungkin juga menyukai