Gagal Jantung Kongestive (Congestive Heart Failure)
Gagal Jantung Kongestive (Congestive Heart Failure)
(CONGESTIVE HEART
FA I L U R E / C H F )
Kondisi dimana jantung tidak lagi dapat memompa cukup darah ke jaringan tubuh
EPIDEMIOLOGI
Amerika, prevalensi gagal jantung 50 tahun : 1% pada usia 80 tahun mencapai 7,5%
Inggris, prevalensi gagal jantung pada usia 60-70 tahun sebesar 5% dan mencapai 20% pada usia 80 tahun,
situasi yang sama terjadi di Italia dan Portugal.
Cina, prevalensi gagal jantung pada usia 60 tahun ke atas sebesar 0,9%.
Diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal jantung muncul setiap tahunnya di seluruh dunia. Saat ini
50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam waktu 5 tahun sejak diagnosis ditegakkan.
ETIOLOGI
Pada dasarnya semua kondisi yang menyebabkan perubahan struktur ataupun fungsi ventrikel kiri merupakan
predisposisi untuk gagal jantung.
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab terbanyak (60-75%), diikuti penyakit katup (10%) dan
kardiomiopati (10%).
KLASIFIKASI
Klasifikasi gagal jantung dapat dijabarkan melalui 2 kategori dari New York Heart Association (NYHA):
Berdasarkan kelainan struktural jantung Berdasarkan kapasitas fungsional (NYHA)
Stadium A Kelas I
Memiliki resiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung. Tidak terdapat Tidak ada batasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan
gangguan struktural atau fungsional jantung, dan juga tidak nampak tanda atau kelelahan, berdebar atau sesak nafas.
gejala.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk kelainan pada struktur jantung yang berhubungan dengan Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas
perkembangan gagal jantung tapi tidak terdapat tanda atau gejala. fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, berdebat atau sesak nafas.
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang sangat Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istirahat.
bermakna muncul saat istirahat walaupun sudah mendapat terapi farmakologi Keluhan meningkat saat istirahat.
maksimal (refrakter)
DIAGNOSIS
• Pada pemeriksaan foto thorax sering kali menunjukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR) > 50%),
terutama bila gagal jantung sudah kronis.
• Elektrokardiografi memperlihatkan beberapa abnormalitas pada sebagian besar pasien (80-90%), termasuk
gelombang Q, perubahan ST-T, hipertrofi LV, gangguan konduksi, aritmia.
• Ekokardiografi harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan klinis gagal jantung. Dimensi ruang
jantung, fungsi ventrikel, (sistolik dan diastolik), dan abnormalitas gerakan dinding dapat dinilai dan
penyakit katup jantung dapat disingkirkan.
• Tes darah direkomendasikan untuk menyingkirkan anemia dan menilai fungsi ginjal sebelum terapi
dimulai.
P E N ATA L A K S A N A A N
Prinsip dasar terapi nonmedikamentosa gagal jantung adalah mencegah remodelling progresif miokardium
serta mengurangi gejala.
P E N ATA L A K S A N A A N ( L A N J U TA N . . . )
Angka harapan hidup pada penderita gagal jantung di usia lanjut sebesar < 35% dalam 5 tahun. Pada pasien
yang dirawat gagal jantung, angka harapan hidup satu tahun dapat berkurang dari 50%.
Pada sebuah studi retrospektif laki-laki usia tua (rata-rata 89 tahun) yang di rawat di rumah sakit dalam
jangka lama, mortalitas 1 tahun sebesar 87%.
Gagal jantung merupakan tahap akhir penyakit jantung yang dapat menyebabkan meningkatnya
mortalitas dan morbiditas penderita penyakit jantung. Sangat penting untuk mengetahui gagal jantung secara
klinis. Penatalaksanaan meliputi penanganan gagal jantung kronik dan gagal jantung akut, dengan
penanganan non-medikamentosa, dengan obat-obatan serta dengan menggunakan terapi invasif.