Nephron
Nephron
AKHYAR ALBAAR
HYPERTENSION AND NEPROLOGY DIVISION
DEPARTEMENT OF INTERNAL MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
2020
Jalur kehilangan nefron dimulai dari penyakit glomerolus –
pengetahuan dari model binatang
Infeksi HIV diketahui menyebabkan defek regulasi pada glomerolus dan sel epitel
tubular.
Pada glomerolus, disregulasi podosit menyebabkan kehilangan bentuk sel spesifik dan
proliferasi yang tidak terkontrol.
• Diferensiasi podosit menyebabkan defek regulator yang diikuti dengan proliferasi sel Bowman space dan kolaps
glomerular tuft dengan kehilangan kapiler (“collapsing” glomerulopati).
Model:
• Mencit dan tikus HIV transgenik; overekspresi VEGF dlaam podosit, mencit transgenik Thy-1 spesifik podosit.
Mekanisme degeneratif:
• kehilangan progresif podosit menyebabkan fiksasi sel epitelial parietal hingga GBM (Glomerular basement membrane)
diikuti pembentukan tuft adhesion hingga BC (Bowmann capsule).
Model:
• Tekanan glomerolus tinggi: DOCA-salt hypertention, tikus FHH, tikus-MN: diabetes mellitus: tikus fa/fa; toksik:
adriamisin/puromisin diinduksi nefrosis; pertubuhan glomerolus ekstuberant: UNX pada tikus muda, 5/6 nefrektomi,
stimulasi jangka panjang dengan faktor pertumbuhan (tikus), oligonefronia; overekspresi reseptor AT1 pada podosit
(tikus).
Mekanisme inflamasi:
• Aktivitas abnormal podosit menyebabkan fiksasasi podosit pada parietal membrane basement (PBM) diikuti
pembentukan tuft adhesion hingga BC. Proliferasi sel epitelial menyebabkan pembentukan cellular crescent.
Model:
• Glomerulonefritis anti-GBM pada tikus dan mencit; nefritis Masugi; GN Thy-1 proliferatif mesangial; glomerulonefritis
cresentic spontan pada tikus.
Gambar 2. Fitur struktural esensial dari disregulasi A) degeneratif, B)
jalur inflamasi, C) jalur degenerasi nefron.
Mekanisme degeneratif
Mekanisme degeneratif dan inflamasi membagi beberapa
fitur histopatologi penting; terutama keduanya
menyebabkan pembentukan crescent sebagai langkah
krusial kehilangan nefron.
• Pada glomerulonefritis cresentic pada manusia, umumnya mempengaruhi glomerolus dibandingkan crescent. Pada model binatang
menunjukkan bahwa crescent berkembang dalam BC sebagai konsekuensi jembatan sel antara tuft dan BC.
• Yang mana terdiri dari kapiler perfusi atau hialinisasi, sel mesangial dan sel imun infiltrasi.
• Pada perkembangan crescent tahap selanjutnya, gaps diantara PBM akan mengizinkan transgresi sel intertisial menjadi crescent yang tepat
Tipe
Proteinaceous crescents
Crescent selular
Crescent fibroselular/fibrosa
• Muncul secara berurutan dari proses perbaikan ileh pembentukan jaringan parut kedua tipe sebelumnya.
Mekanisme Inflamasi
Sklerosis
• Istilah umum jaringan parut (fibrosis) yang berarti stadium akhir proses patologik.
Glomerulosklerosis segmental
• Mengartikan bahwa cedera jaringan parut (fibrosa) yang meiputi sinekia antara tuft
dan kapsula bowman.
• Pada patologi manusia, istila glomerlosklerosis segmental sering digunakan pada
struktur tuft kolaps, akumulasi bahan hialin atau jaringan parut dalam mesangium
tanpa sinekia.
• Model pada binatang menunjukkan bahwa terdapar perbedaan mekanistik antara lesi
dengan atau tanpa keterlibatan kompartemen ekstrakapilar.
Collapsing glomerulopathy
• umumnya mewakili cedera global dari awal, namun juga distribusi segmental.
Gambar 5. Perpindahan cedera glomerolus
menjadi tubulointertisium
• Reabsorbsi eksesif
• Senyawa toksik
• Efek sitokin, dll
Secara fungsional epitel simpleks ini tidak mampu melakukan transportasi spesifik epitel tubular
proksimal.
Degenerasi tubular dimulai dengan obstruksi tubular. Karena kekurangan muatan luminal, tubulus
kolaps dan sel kehilangan susunanya sebagai epitel terpolarisasi dan berubah menjadi sel padat
poligonal.
Elemen lisosom terakumulasi; akhirnya sel-sel mati. Tempat kosong dari membran basal tubular menjadi
berkerut dan diisi diinfiltrasi oleh sel-sel inflamasi. Residu sel dan matriks dihilangkan oleh makrofag
dan digantikan oleh jaringan fibrosa.
Tabel 1. Glomerulonefritis pada tikus ( N= 265
glomerolus diperiksa dalam setiap bagian)
Jumlah Deskripsi
Dalam waktu belakangan ini, Lagi-lagi penting untuk membedakan lesi endo dan ekstrakapiler.
pertanyaan mengenai Selama cedera tetap terikat dalam kompartemen endokapiler,
cedera dapat mengalami regenerasi (restitusi total) atau dapat
kemampuan nefron yang rusak diperbaiki, meninggalkan bekas luka mesangial (sclerosis
mesangial). Lesi ekstrakapiler yang terkait dengan tuft adhesion
untuk menjalani regenerasi tidak lagi memiliki kesempatan untuk regenerasi; satu-satunya
kesempatan untuk penyembuhan adalah pembentukan adherent
scar.
telah berulang kali diajukan.
Cedera Endokapiler
Kapasitas lesi endokapiler untuk diperbaiki Proses ini luar biasa; itu
sangat besar. Ini dicontohkan dalam nefritis memastikan pembentukan
Thy-1, dalam kasus cedera endokapiler parah
dengan hilangnya kapiler dan sel mesangial kembali lobulus glomerulus
yang hampir lengkap, yang mengarah ke dengan struktur susunan yang
pembentukan balon mesangial.
tepat.
Cedera Ekstrakapilar
Manifestasi paling khas dari lesi
ekstrakapiler terdiri dari pembentukan
rangkaian antara tuft dan kapsul Bowman.
Ini termasuk (1) jembatan seluler
sederhana antara GBM dan PBM (podosit
dan sel parietal), (2) tuft adhesions yang
didefinisikan dalam hal itu, di samping
sel, dan (3) tuft adhesion yang terkait
dengan perbedaan jenis crescent.
Cedera Endokapiler
Perbaikan:
Reabsorbsi tubular yang Sinekia,
berlebihan glomerulosklerosi
Gangguan tubulus melalui segmental
glomerular junction
Atrofi Tubular
Perbaikan:
Sinekia, dengan
atropik segmen
Degenerasi tubular,obstruksi dan diskoneksi tubular
Kelebihan nefron
yang tersisa
Inflamasi tubulointertitial/fibrosis
Akibat
kerusakan
pada nefron
Jaringan parut sehat
Gagal ginjal
Kesimpulan
Kami menyajikan
diagram yang
menunjukkan jalur
utama yang dibahas
dalam ulasan ini
(Gambar 6).
Terima Kasih