Anda di halaman 1dari 27

CYSTITIS AKUT

Oleh : dr. Anggit Mora Cita


Pendamping : dr. Risfayati Maharani
DPJP : dr. Aria, Sp.U
 
Identitas Pasien
 Nama : Ny. A
 Umur : 60 tahun
 Alamat : Pekanbaru
 No RM : 463593
 Tanggal masuk : 12 Desember 2022
Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri Perut Bawah
 Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 3 bulan
SMRS, keluhan dirasa hilang timbul. Keluhan nyeri perut bawah
dirasakan terus menerun 1 minggu ini dan memberat 2 hari SMRS.
Pasien juga mengeluhkan BAK tersendat – sendat, nyeri serta
terdapat sensasi panas ketika BAK, dan rasa tidak lampias ketika
BAK. BAK berdarah maupun berpasir disangkal. Pasien juga
merasakan demam sejak 6 hari ini, demam naik – turun, mual serta
muntah 2x berisi makanan dan cairan. BAB tidak ada keluhan.
Nafsu makan dan minum baik, badan dirasa lemas.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Dispepsia

 Riwayat Penyakit Keluarga : HT+ (ayah)


PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN

 Dilakukan pada tanggal : 12 Desember 2022

 Tekanan darah : 130/90


 Suhu tubuh : 38◦C
 Frekuensi nadi : 100 kali/menit
 Frekuensi nafas : 20 kali/menit
A. KEADAAN UMUM : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis

B. PEMERIKSAAN KEPALA :
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-)

C. PEMERIKSAAN LEHER
Pembesaran kelenjar getah bening (-) Peningkatan JVP (-)
Pemeriksaan thorax Anterior
Paru
Inspeksi : normo chest (+) gerakan nafas simetris kanan dan kiri, retraksi otot
intercosta dan substernal (-), barrel chest (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-), pengembangan dinding dada kanan dan
kiri simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : SDV (+/+),Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
Jantung
Auskultasi : S1-S2 reguler, bising jantung (-)
 
E. PEMERIKSAAN ABDOMEN :
Inspeksi : Dinding abdomen sejajar dinding dada
Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Perkusi : Timpani diseluruh abdomen
Palpasi :Nyeri tekan (+) pada epigastrik dan suprapubik
CVA +/+, Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, Ascites (-)
 
F. PEMERIKSAAN EKSTREMITAS :
CRT <2’, akral hangat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hematologi umum
Hb 11,4 gr/dl 14 – 18
Leukosit 10.260/uL 4.000 – 11.000
Trombosit 239.000/uL 150.000 – 450.000
Hematokrit 32,9 % 37 – 47
Hitung Jenis
Basofil 0,0 % 0–1
Eosinofil 0,5% 1–3
Neutrophil 84,5% 50 – 79
Limfosit 8,5% 20 -40
Monosit 6,5% 2–8
Neutrophil limfosit rasio 9,94 <3,13
LED
Eritrosit 3,77 x 106/ml 4,2 – 5,4
MCV 87,3 fl 80 -100
MCH 30,3 pg 27 – 31
MCHC 34,7 g/dl 32 -36
Imunoserologi
Antigen Negatif
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Bilirubin Urin Negatif Negatif
Warna Kuning
Kekeruhan Agak keruh
Berat Jenis 1.015
Protein Urine Negatif Negatif
Lekosit Urine Positif (+) Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif
Darah Negatif
Keton Negatif Negatif
Glukosa Negatif
Sedimen
Eritrosit Urine 0-1 /LBP <1
Lekosit Urine 10-15
Silinder Negatif Negatif
Epitel 1-2
Kristal Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Ragi Negatif Negatif
pH urin 6.0 4,6-8
Diagnosa Kerja :
 Cystits Akut

TERAPI dari dr. Aria, Sp.U :


IVFD RL 20tpm
Inj Ceftriaxone 2x1gr
Inj Ketorolac 3x1
Inj Ranitidin 2x1
13 Desember
S : nyeri pada perut bawah (+), demam (+) BAK dirasa anyang – anyangan (+), nyeri
BAK sudah berkurang, mual (+) muntah (-)
O : KU : cukup, CM
TD : 110/96 T : 39,6 RR : 22 HR :104 SpO2 :98%
Mata : CA-/- SI -/-
Thorax : vesikuler +/- ronki -/- wheezing -/-
Abdomen : BU (+) NT (+) suprapubik,
Ekstremitas : CRT<2’, akral hangat
A : ISK
P : Inf PCT 1gr extra

Terapi lain lanjut


14 Desember
S : nyeri pada perut bawah (+), demam (-) BAK dirasa anyang – anyangan berkurang,
nyeri BAK sudah berkurang, mual (-) muntah (-)
O : KU : cukup, CM
TD : 130/90 T : 36,6 RR : 22 HR :91 SpO2 :98%
Mata : CA-/- SI -/-
Thorax : vesikuler +/- ronki -/- wheezing -/-
Abdomen : BU (+) NT (+) suprapubik,
Ekstremitas : CRT<2’, akral hangat
A : ISK
P : Terapi lain lanjut
15 Desember
S : nyeri pada perut bawah (-), demam (-) BAK dirasa anyang – anyangan (-) nyeri BAK
sudah berkurang, mual (-) muntah (-)
O : KU : cukup, CM
TD : 130/80 T : 36,4 RR : 22 HR :91 SpO2 :98%
Mata : CA-/- SI -/-
Thorax : vesikuler +/- ronki -/- wheezing -/-
Abdomen : BU (+) NT (-)
Ekstremitas : CRT<2’, akral hangat
A : ISK
P : Boleh pulang, obat pulang  Cefixime 2x100mg, Lansoprazol 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
SISTITIS AKUT
DEFINISI

 Sistitis non komplikata adalah sistitis, bersifat akut,


sporadis atau sistitis rekuren yang terbatas pada wanita
yang tidak hamil tanpa diketahui kelainan anatomi dan
fungsional yang berhubungan dengan saluran kemih atau
komorbiditasnya.
TANDA DAN GEJALA
 DISURIA
 FREKUENSI
 URGENSI
 Berkemih dengajumlah urin sedikit
 Nyeri suprapubic

Dapat ditemukan eukosituria, bakteriuria, nitrit, atau leukosit esterase positif


pada urinalisis. Pengambilan kultur urin dianjurkan pada pasien dengan
gejala tidak khas, serta mereka yang gagal terhadap terapi antimikroba yang
sesuai.
FAKTOR RESIKO dan PATOFISIOLOGI
 USIA PREMENOPAUSE :
Hubungan seksual, penggunaan spermisida, partner seksual baru, ibu dengan riwata ISK pada
masa kanak – kanak,
Penyeab tersering : E. coli dan Staphylococcus saparophyticus

 USIA MENOPAUSE :
Riwayat ISK sebelum menopause, inkontinensia, vaginitis atrofi karena defisiensi estrogen,
sistokel, peningkatan volume urin pasca berkemih, golongan darah, kateterisasi dan status
fungsional yang memburuk pada wanita tua di rumah jompo.

Pada pria, angka kejadiannya hanya sedikit dan paling sering terjadi pada usia 15-50 tahun.
DIAGNOSIS

 Diagnosis sistitis akut non komplikata dapat ditegakkan berdasarkan


riwayat gejala gangguan saluran kemih bagian bawah iritatif
seperti disuria, frekuensi dan urgensi; dan tidak adanya discharge
atau iritasi vagina, pada wanita yang tidak memiliki faktor risiko.
Pada wanita tua gejala gangguan berkemih tidak selalu berhubungan
dengan ISK
LABORATORIUM

 DIPSTIK URINALISIS
 KULTUR, bagi mereka yang :
• Diduga menderita pielonefritis akut
• Gejala yang tidak hilang atau terjadi kembali dalam 4 minggu setelah penyelesaian terapi
• Wanita yang menunjukkan gejala tidak khas
• Wanita hamil
• Pria yang diduga ISK.

Jumlah koloni bakteri uropatogen ≥103 /mL adalah diagnostik secara mikrobiologis pada wanita
yang menunjukkan gejala sistitis akut non komplikata
TATALAKSANA

Pilihan antibiotik untuk terapi sebaiknya dengan mempertimbangkan


hal berikut:
 Pola resistensi kuman dan uji sensitivitas antibiotik rumah sakit atau klinik
setempat
 Kemanjuran terapi untuk indikasi tertentu pada praktik klinis
 Tolerabilitas obat dan reaksi, berlawanan obat.
 Efek berlawanan terhadap ekologi
 Biaya
 Ketersediaan obat.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai