Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Usaha dan

Penanggulangannya
Kelompok 2:
Khaeratun (TIF211004)
Rasti Aprianingsih (TIF211010)
Riyan Apriyanti (TIF211009)
“Menurut Rhenald Kasali, dunia bisnis adalah dunia
yang penuh risiko, dan keberanian mengambil risko
menjadi modal pertama. Akan tetapi, keberanian
mengambil risiko tanpa diiringi kemampuan membuat
analisis terhadap risiko sama dengan memasuki pintu
kegagalan.”
A. Hakikat Usaha dan Perusahaan

1. Pengertian Usaha
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penghasilan, baik
berupa uang maupun barang yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dan mencapai
kemakmuran yang diinginkan.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah bagian teknis dari kesatuan organisasi modal dan tenaga kerja yang
bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Dengan demikian, perusahaan adalah tempat
berlangsungnya proses produksi.
3. Badan Usaha
Badan usaha adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan faktor-
faktor produksi.
Hal yang perlu diperhatikan untuk mendirikan badan usaha yaitu:
a. Barang dan jasa yang akan diperdagangkan
b. Pemasaran barang dan jasa yang diperdagangkan
c. Penentuan harga pokok dan harga jual barang dan jasa yang dperdagangkan
d. Pembelian
e. Kebutuhan tenaga kerja
f. Organisasi intern
g. Pembelanjaan
h. Jenis badan usaha yang dipilih
B. Dinamika Dalam Usaha

1. Kepailitan
Pailit merupakan suatu keadaan yang debiturnya tidak mampu membayar utang-utang
para krediturnya. Dalam kepustakaan, Algra (M. Hadi Shubban, 2009: 1) mendefinisikan
kepailitan sebagai failissementis een gerechtelijk beslag op het gehele vermogen van een
schuldenaar ten behove van zijn gezamenlijke schuldeiser 32 (kepailitan adalah sitaan
umum terhadap semua harta kekayaan dari seorang debitur atau yang berutang untuk
melunasi utang-utangnya kepada kreditur atau yang berpiutang).
2. Likuidasi
Likuidasi adalah pembubaran perusahaan dengan cara melakukan penjualan harta
perusahaan, penagihan piutang, dan pelunasan utang, serta penjelasan sisa harta atau
utang antara para pemilik (Perbankan Indonesia, 1977: 77). Menurut Sutan Remy
Sjahdeini (Zainal Asikin, 1985: 79), likuidasi adalah tindakan pemberesan terhadap harta
kekayaan atau aset (aktiva) dan kewajiban (pasiva) suatu perusahaan sebagai tindak lanjut
dari bubarnya perusahaan.
3. Tanda-tanda Kepailitan
Tanda-tanda kepailitan yaitu:
a. Kelalaian dalam manajemen keuangan, sehingga tidak seorang pun yang dapat
menjelaskan pengeluaran uang.
b. Direktur tidak dapat mendokumentasikan dan menjelaskan transaksi-transaksi besar.
c. Pelanggan diberikan potongan harga tinggi untuk mempercepat pembayaran karena
arus kas yang buruk.
d. Kontrak yang diterima di bawah jumlah standar untuk menghasilkan kas.
e. Bank meminta penulasan utang-utangnya.

4. Reorganisasi
Reorganisasi merupakan alternatif yang kurang exstrem dalam kepailitan.
Reorganisasi perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Reorganisasi yuridis
b. Reorganisasi interen
c. Reorganisasi Finansial
C. Mempertahankan dan Membuka Usaha Baru

1. Mempertahankan operasi usaha


Faktor-faktor penting yang dapat mengurangi risiko kegagalan bisnis yaitu:
a. Menghindari optimisme yang berlebih-lebihan ketika bisnis menunjukan keberhasilan.
b. Senantiasa membuat rencana-rencana pemasaran yang baik dengan tujuan yang jelas.
c. Membuat proyeksi arus kas yang baik dan menghindari kapitalisasi.
d. Selalu berada didepan dalam pasar.
e. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditekankan yang dapat menyebabkan perusahaan
berada dalam bahaya.

2. Memulai usaha dari awal


Wirausahawan dapat memulai lagi usahanya dengan belajar dari kesalahan-kesalahan
yang dilakukannya. Wirausahawan yang belajar dari kesalahan cenderung mempunyai
pemahaman dan penilaian yang baik tentang kebutuhan bagi penelitian pasar, kapitalisasi
awal yang lebih besar, keterampilan usaha yang lebih besar.
5. Rencana Perpanjangan Waktu Pembayaran
Jika wirausahawan mempunyai pendapatan tetap, dapat dimungkinkan untuk
mengajukan perpanjangan waktu pembayaran selama utang-utang yang tidak dijamin
kurang dari Rp10 juta dan utang-utang yang dijamin kurang dari Rp35 juta. Dengan
ini, wirausahawan membuat rencana pembayaran cicilan dari utang yang belum
dilunaskan. Jika disetujui oleh pengadilan, rencana tersebut mengikat kreditur, bahkan
jika mereka sebelumnya tidak menyetujui pembayaran secara cicilan (Wiratmo,
Masyur, 2001: 86).

6. Suksesi Usaha
a. Transfer kepada anggota keluarga
b. Transfer usaha kepada anggota bukan keluarga
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai