Anda di halaman 1dari 11

CONTOH

KARYA ILMIAH
Pendahuluan
Bagian pendahuluan mencangkup latar
belakang masalah,tujuan penelitian,dan
manfaat atau kegunaan penelitian
Latar Belakang
Masalah 01
Latar Belakang Masalah merupakan alasan timbulnya masalah
dan pentingnya untuk dibahas baik, dari segi pengembangan ilmu,
kemasyarakatan dan maupun dalam berkaitannya dengan
kehidupan
Beberapa hal penting yang perlu diuraikan dalam latar belakang masalah
sebagai berikut:
a) alasan rasional yang membuat penulis merasa resah apabila masalah
tersebut tidak diteliti
b) gejala-gejala kesenjangan yang terdapat di lapangan sebagai dasar
pemikiran untuk memunculkan permasalahan
c) kerugian-kerugian yang mungkin seandainya masalah tersebut tidak
diteliti
d) keuntungan-keuntungan yang mungkin diperoleh seandainya masalah
tersebut diteliti
e) penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan
dibahas dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni oleh penulis.
02 Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah


pertama yang perlu dilakukan, hal yang
terlebih dahulu dirumuskan adalah tema
atau topik karya tersebut
Perumusan masalah sangat diperlukan dalam karya ilmiah yang berbentuk laporan penelitian.
Dalam karya ilmiah tersebut, perumusan masalah merupakan langkah pertama yang perlu
dilakukan.
Masalah adalah segala sesuatu yang oleh penulis bersumber dari adanya sesuatu yang
membingungkan itulah kemudian penulis menganggap perlu untuk melakukan langkah-
langkah pemecahan misalnya melalui penelitian .
Sebagai contoh, sebelum masalah itu dirumuskan, penulis terlebih dahulu perlu menelaah
latar belakangnya. Penelaahan terhadap suatu masalah berarti memaparkan alasan mengenai
masalah yang muncul sehingga penting untuk dilakukan penelitian.
Masalah-masalah yang akan dipecahkan seharusnya diidentifikasi terlebih dahulu sehingga
masalah-masalah yang dirumuskan itu tidak didasari oleh perkiraan atau praduga penulis.
Melalui langkah identifikasi itu, diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang permasalahan
yang sebenarnya terjadi.
Pembahasan permasalahan merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan
secara jelas yang memungkinkan penulis menetapkan faktor-faktor spesifik yang menjadi objek
penelitiannya
Perhatikan pembatasan dan perumusan masalah berikut ini
Contoh 1

Karya tulis ini hanya akan menelusuri hambatan-hambatan yang muncul


dalam proses komputerisasi pemenggalan kata bahasa Indonesia. Mengapa
sampai saat ini belum tercipta program pemenggalan kata secara otomatis,
padahal secara prinsip pembuatan program komputer untuk pemenggalan
kata bukanlah hal yang sulit sepanjang kaidah-kaidah pemenggalan kata
dalam bahasa Indonesia sudah dirumuskan oleh ahli bahasa.
      Jika kaidah-kaidah pemenggalan kata sudah ada lalu di manakah letak
kesulitan atau hambatannya? Dugaan saya adalah bahwa kaidah-kaidah
pemenggalan kata bahasa Indonesia yang dibuat oleh para ahli bahasa kita
mungkin sekali tidak dapat atau sulit dapat dipindahkan dalam bentuk
perintah-perintah terstruktur untuk mengenali jajaran huruf yang harus
dipenggal oleh komputer (Multamia MTR Lauder, komputerisasi
pemenggalan kata dalam bahasa Indonesia)
Contoh 2

Telah berkembang perhatian terhadap banyak studi padatelah berkembang perhatian


terhadap banyak studi pada kelompok elite dan unsur yang berkuasa di dalam masyarakat
titik pertimbangan-pertimbangan teoritis dan meteorologis yang telah melatarbelakangi
studi tentang kelompok-kelompok demikian dapat dikemukakan berikut ini bagi mereka
yang menggeluti pengamatan berperan serta dan metodologi kuantitatif masalah-masalah
praktis seperti cara menebus kelompok-kelompok merupakan hal yang tidak mudah hal
demikian sama pentingnya dengan kelemahan yang diduga pada perspektif interaksionisme
dalam mempersoalkan konsep seperti struktur kekuasaan atau sosial pernyataan yang
tertinggal adalah apakah teknik yang telah dikembangkan dalam metodologi kuantitatif
dalam mengetahui dalam dapat menjangkau dengan baik baik kelompok kelompok elite itu?
Jawaban umum terhadap pernyataan tersebut diluar jangkauan pemilihan. Namun,
saya ingin menguraikan beberapa masalah metodologi yang saya hadapi dalam dua studi
kontroversi sosial. Dalam hal ini, beberapa subjek penelitian sangat dikenal sebagai tokoh
tokoh masyarakat yang dalam hal-hal tertentu dapat dipertimbangkan sebagai kaum elit
atau orang-orang yang berkuasa. Pertanyaan umum yang hendak saya pertimbangkan
ialah: Bagaimanakah penelitian kita dipengaruhi oleh kenyataan bahwa orang-orang yang
diteliti adalah orang-orang yang terkenal dan merupakan tokoh-tokoh masyarakat?
Setelah masalah itu dirumuskan dengan baik langkah
selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti adalah
menyatakan. Tujuan penelitiannya adalah
pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan
yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang
dirumuskan. Setelah itu, dibahas manfaat atau
kegunaan penelitian yang dapat diperoleh.
Contoh 1

Tujuan pokok penelitian ini adalah mendeskripsikan secara memasuki suatu


peristiwa tertentu yang saya alami selama hampir 2 tahun (1960 -1970) dan
mencoba mempelajari perilaku pasangan di tempat umum, yaitu di daerah Time
Square di kota New York. Selama masa itu saya mengamati perilaku orang-orang
terutama di toko-toko buku dan bioskop. Dalam konteks pemikiran orang-orang
terlibat dalam kegiatan yang dapat dibatasi sebagai perilaku yang tidak lazim.
Dengan dikenakannya nilai masyarakat umum pada perilaku mereka, saya
mulanya  tertarik dengan saya mulainya tertarik terhadap bagaimana para
lenggangan toko buku dan bioskop mengelola identitas pribadinya, tanpa
dikenal, dan mengawasi informasinya sendiri. Orang-orang yang terlihat dalam
perilaku mengganggu atau perilaku khusus biasanya mengupayakan untuk
mengurangi risiko dan biaya perilaku- perilaku demikian. Melalui keteraturan
perhitungan secara etnografis di toko buku dan bioskop saya mengharapkan
dapat lebih mengerti arti latar-latar demikian terhadap peserta dan karena itu
ingin memahami kualitas-kualitas pengalamannya. (David A. Karp, oberving
Contoh 2
Meskipun lingkup penelitian ini sempit, dalam arti terbatas pada pengujian salah satu
keterampilan berbahasa, hasil yang diharapkan tidak hanya dapat memberikan sumbangsih pada
bidang evaluasi, yaitu dalam bentuk model alat ukur, tetapi juga bidang pengajaran bahasa kedua
pada umumnya. Kita semua tahu bahwa rancangan komunikatif dalam pengajaran bahasa asing
sedang dia diterapkan. Suatu penelitian mengenai alat ukur kemampuan berkomunikasi dalam
bahasa asing diharapkan dapat memberi masukan bagi perkembangan ancangan itu sendiri.
Khusus dalam hal pengajaran bahasa asing, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai penunjang pengembangan pengajaran bahasa, baik bahasa asing, maupun bahasa kedua
karena pada dasarnya kemahiran membaca itu sendiri mencakup kemampuan-kemampuan yang
sama seperti kemampuan  bahasa, kemampuan tekstural (retoris - logis) , dan kemampuan tema.
Terakhir, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi bidang evaluasi kemampuan
bahasa pada umumnya. Sering digunakan sebagai alat ukur suatu kemampuan, misalnya untuk
menetapkan tingkatan kemampuan berbagai kelompok penutur bahasa asing maka kali ini tes
merupakan objek penelitian. Hasilnya diharapkan akan lebih menyakinkan semua pihak bahwa tes
yang di teliti itu memang mengukur kemahiran membaca sehingga tampak pentingnya meneliti
sebuah tes sebelum digunakan secara luas.

Anda mungkin juga menyukai