Dokter Pembimbing: dr. Agah Gadjali Sp.M dr. Hermansyah Sp.M dr. Gartati Ismail Sp.M dr. Mustafa Sp. M dr. Henry A W Sp. M
disusun oleh: Jonathan Albert 07120050024
Identitas Pasien
Nama Jenis Kelamin Usia Suku Agama Status Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. I : Laki-laki : 12 tahun : Jawa : Protestan : Belum Menikah : SMP : Pelajar : Asrama BS RT.009/RW10 Kramat Jati, Jakarta Timur : 06 September 2011 : 580934
Anamnesa(I)
Autoanamnesa Keluhan Utama: Penglihatan mata kiri buram
Keluhan Tambahan: Mata kiri merah, pegal saat menggerakkan bola mata, dan disertai perasaan nyeri
Anamnesa (II)
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poli mata pada tanggal 6 september 2011 dengan keluhan penglihatan yang buram pada mata kiri seminggu setelah terkena pukulan saat bermain dengan temannya. Kejadian trauma pukulan terjadi sekitar seminggu yang lalu dan pasien saat itu hanya merasakan nyeri karena terkena pukulan, dan mata merah tetapi tidak mengalami gangguan penglihatan saat itu.
Pasien segera memakai obat tetes yang diberikan oleh ibunya untuk menghilangkan merah pada mata. Keesokan harinya mata pasien tetap merah tetapi pasien tidak merasakan keluhan yang lainnya dan tetap melakukan aktivitas seharihari tanpa ada gangguan.
Pasien segera berkunjung ke Rumah Sakit dengan keadaan penglihatan yang masih buram. Selain itu, pasien juga mengeluhkan rasa pegal saat menggerakan bola mata dan nyeri pada mata kiri
Pasien menyangkal adanya keluhan silau, dan rasa gatal. Pasien menyangkal adanya keluhan mual, muntah, dan pusing
Mata kanan pasien tidak dapat melihat, mata merah, disertai rasa sakit saat menggerakan bola mata
kompres air es
Istirahat
Anamnesa (III)
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat trauma atau infeksi mata disangkal Riwayat pemakaian kacamata atau lensa kontak disangkal Riwayat penyakit tekanan darah tinggi, alergi, dan diabetes melitus disangkal Riwayat penyakit kelainan darah disangkal
Anamnesa (IV)
Riwayat Penyakit Keluarga:
o
o
Riwayat penyakit mata seperti ini disangkal Riwayat penyakit tekanan darah tinggi dan kelainan darah disangkal
Status Generalis
Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu : baik : compos mentis : 110/70 mmHg : 80x/menit : 20x/menit : afebris
Pemeriksaan Oftalmologi
Okuler Dekstra Visus Kedudukan bola mata TIO Gerak bola mata N/Palpasi Baik ke segala arah 5/5, PH (-) Okuler Sinistra 5/~ ortoforia N/Palpasi Baik ke segala arah
Tenang Tenang
Tenang Tenang
Tenang
Jernih Jernih Coklat tua, kripti (+) Letak sentral, bulat, refleks langsung/tidak langsung +/+ jernih
Lensa
Resume
Pasien laki-laki berusia 12 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan penglihatan mata kanan buram karena terkena trauma tonjak seminggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan mata merah, rasa nyeri, dan rasa pegal saat menggerakkan bola mata. silau(-), gatal(-), mata berair(-), mual(-), muntah(-), pusing(-)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran Umum : baik Kesadaran : compos mentis Tekanan darah :110/70 mmHg Nadi : 80x/menit Pernafasan : 20x/menit Suhu : afebris
Pda pemeriksaan oftalmologi: OD: 5/5, PH (-) OS: 5/~ E Okular sinistra
o
o o
Konjungtiva tarsal superior dan inferior: Hiperemis(+) Konjungtiva bulbi: hiperemis(+) Bilik mata depan: keruh, darah(+)
Diagnosis Kerja
Hifema traumatik total OS
Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang : Tonometri Medikamentosa
Glaukon/Diamox 3x1/2tab, Aspan k 2x1tab, Transanin 3x1tab,
Pembedahan
Aspirasi Koagulan OS
Edukasi :
Kompres dingin Pasien tidur dengan kepala yang ditinggikan 300 Istirahat atau tirah baring Menghindari kegiatan yang dapat meningkatkan TIO, seperti: batuk, sujud
Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam Quo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
Tinjauan Pustaka
Sudut bilik mata depan adalah sudut yang dibentuk oleh jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Terdiri atas:
Garis Schwalbe : batas ujung endotelium kornea Trabekular Meshwork: penampang segitiga dengan bagian dasar pada badan siliar Sklera antara badan siliar dan kanal schellm
Hifema
Darah di dalam bilik mata depan yang terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
Klasifikasi Hifema
Hifema Trauma Hifema Surgical Hifema Spontan Hifema Idiopatik
Klasifikasi Hifema
Hifema Traumatik: Hifema yang tejadi akibat adanya trauma tumpul meskipun ada perlindungan tepi tulang orbital, seperti: trauma bola, batu, pistol udara.
Klasifikasi Hifema
Hifema Surgical: hifema yang terjadi intra-operasi atau postoperasi sebagai komplikasi pembedahan intraorbital.
Perdarahan Intraoperasi: perlukaan pada badan siliar atau iris saat iridektomi perifer, operasi katarak (ECCE)
Klasifikasi Hifema
Perdarahan post-operasi awal: Perdarahan ini biasanya ditimbulkan akibat adanya trauma pada pembuluh darah uvea yang mengalami spasme dan berdilatasi spontan akibat proses pembedahan. Selain itu, juga dapat disebabkan karena perdarahan konjungtiva yang kemudian menuju anterior chamber akibat adanya robekan pada korneosklera ataupun akibat operasi sklerotomi.
Klasifikasi Hifema
Perdarahan post operasi lanjut:
Pembuluh darah baru yang dibentuk tubuh akibat adanya robekan pada daerah korneosklera bersifat fragile dan mudah robek ketika mengalami suatu manipulasi ataupun stimulus. Selain itu, bisa juga disebabkan karena insersi IOL (intraocular lens) yang menimbulkan erosi iris yang kronis.
Klasifikasi Hifema
Hifema spontan: hifema yang terjadi dikarenakan oleh penyakit lain baik lokal maupun sistemik.
Neovaskularisasi: Diabetes Melitus Okular neoplasma: Retinoblastoma Uveitis Kelainan darah: Hemofilia, anemia sel sabit
Klasifikasi Hifema
Hifema Idiopatik: hifema yang terjadi tanpa diketahui penyebab dan dapat sembuh spontan. Hifema jenis ini sangat jarang terjadi
Tingkatan Hifema
Tingkat 1:Darah menutupi kurang dari 1/3 bilik mata depan
Tingkatan Hifema
Tingkat 2: Darah menutupi 1/3-1/2 bilik mata depan
Tingkatan Hifema
Tingkat 3: Darah menutupi lebih dari setengah bilik mata depan tetapi tidak mencapai hifema total
Tingkatan Hifema
Tingkat 4(hifema total): Darah menutupi seluruh permukaan bilik mata depan. Hifema grade 4 disebut juga Black ball atau 8-ball hyphema
Tingkatan Hifema
Tingkatan hifema juga dapat dinilai dengan mengukur tinggi darah dalam satuan milimeter dari arah pukul 6 limbus.
Tatalaksana Hifema
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri : menilai TIO Gonioskopi : untuk menilai sudut bilik mata depan CT scan: menyingkirkan DD tumor atau benda asing Fluorosens angiogram: neovaskularisasi iris(spontan hifema)
Tatalaksana Hifema
Edukasi
Kompres air dingin Posisi tidur dengan posisi kepala terangkat 30-450 Kurangi aktivitas mata dalam 1-2 minggu setelah trauma Lakukan follow up dalam 3-5 hari setelah trauma untuk mengetahui pembekuan darah
Tatalaksana Hifema
Medikamentosa
Analgesik: acetaminopen Sikloplegik: atropin Topikal steroid Aminocapric acid atau Tranexamic acid: anti-fibrinolotik
Tatalaksana Hifema
Pembedahan
Indikasi pembedahan:
4 hari setelah onset hifema total Mikroskopik corneal bloodstaining Hifema total dengan TIO > 50mmHg dalam 4 hari untuk cegah atropi optik
Tatalaksana
Hifema total atau hifema yang mengisi 75% COA selama hari dengan TIO > 25mmHg (corneal bloodstaining) Hifema > %0% COA selama 8-9 hari untuk cegah sinekia anterior perifer Sel sabit anemia disertai hifema dengan segala ukuran dan TIO > 35 mmHg dalam 24 jam pertama
Tatalaksana Hifema
Jenis-jenis pembedahan
Evakuasi hifema dengan close vitrectomy instrumentation Parasentesis Irigasi dan aspirasi melaui insisi kecil irigasi clot dengan cara trabekulektomi
Komplikasi Hifema
Sinekia posterior Sinekia anterior perifer Corneal bloodstaining Atrofi optik
Prognosis
hal-hal yang mempengaruhi hifema:
Ada atau tidaknya kerusakan intrakular Perdarahan sekunder Ada atau tidaknya komplikasi
TERIMA KASIH