Anda di halaman 1dari 26

MATA KULIAH

BAHAN PERKERASAN JALAN

Dr. Ir. Andi Alifuddin, ST, MT,AER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PERTEMUAN KE-3
KARATERISTIK ASPAL
 Fungsi Aspal Pada Campuran Beton Aspal
Aspal yang dipergunakan pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai:
a. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan agregat dan antara aspal itu sendiri;
b. Bahan pengisi, mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
 Sifat-Sifat Aspal Pada Campuran Beton Aspal
 Daya Tahan (Durability)
Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini
merupakan sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, campuran dengan aspal, faktor pelaksanaan dan sebagainya.

 Adhesi dan Kohesi


Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi
adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi pengikatan

 Kepekaan Terhadap Temperatur


Aspal adalah material yang termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan lunak atau
lebih cair jika temperature bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur. Kepekaan terhadap temperatur dari
setiap hasil produksi aspal berbeda-beda tergantung dari asalnya walaupun aspal tersebut mempunyai jenis yang sama.
 Kekerasan Aspal
 Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke
permukaan agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan
 Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi)

 Peristiwa perapuhan terus berlangsung setelah masa pelaksanaan selesai. Jadi selama masa pelayanan, aspal mengalami oksidasi dan
polimerisasi yang besarnya dipengaruhi juga oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat.

 besarnya rongga berhubungan dengan pengerasan atau nilai penetrasi aspal, makin besar rongga maka makin kecil nilai penetrasi
sebagai hasil terjadinya oksidasi dan polimerisasi aspal.

 Tebal lapisan aspal akan mempengaruhi


terhadap kecepatan terjadinya pelapukan
aspal (Aging Index), makin tipis tebal lapisan
aspal yang diakibatkan rendahnya kadar
aspal maka indek pelapukan menjadi besar,
umur pelayanan menjadi lebih rendah.

 Hubungan indeks penuaan terhadap


ketebalan lapisan seperti pada Gambar 2.,
dimana aspal pada perkerasan jalan akan
mengeras dari waktu ke waktu yang secara
otomatis akan menaikkan stiffness modulus Gambar 2 Pengaruh Tebal Lapisan Aspal Terhadap
Gambar 1 Pengaruh Kadar Rongga Dalam Campuran Terhadap (kekakuan) perkerasan yang pada akhirnya
Penetrasi Aspal (Modifikasi sumber The shell perkerasan jalan akan mengalami retak Pelapukan Aspal (Modifikasi sumber :
Bitumen,1990) The Shell Bitumen,1990)
 
 Klasifikasi Aspal Berdasarkan tingkat Kekerasan, aspal minyak/ aspal murni/ petroleum asphalt menjadi :
a. Aspal
Kontrak keras dan atau
perkuliahan (1) aspal panas/dan atau Aspal cement (Asphalt Cement),merupakan aspal yang
digunakan dalam keadaan panas. Aspal keras ini berbentuk padat dalam drum pada keadaan
penyimpanan dalam temperature ruang (25-30C). aspal ini termasuk aspal buatan yang langsung diperoleh
dari penyaringan minyak dan merupakan aspal keras.
b. Berdasarkan tingkat kekerasan dan kekentalannya, maka aspal dibedakan menjadi :
1. AC 40-50,
2. AC 60-70,
3. AC 85-100,
4. AC 120-150,
5. AC 200-300.
Angka-angka tersebut menunjukkan kekerasan bahan aspal,angka kecil menunjukan bahan paling
keras adalah AC 40-50 dan yang terlunak adalah AC 200-300
 Aspal merupakan senyawa hidro karbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan
oils. Aspal pada lapis perkerasan sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuk suatu campuran yang kompak, sehingga akan
memberikan kekuatan ikatan dari masing-masing agregat (D.Kerbs And Walker, 1971).
 Penentuan angka kekerasan ditandai ukuran berapa dalam masuknya jarum penetrasi ke dalam benda uji contoh aspal. Aspal dengan
penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas dengan LHR tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi
digunakan untuk daerah bercuaca dingin atau lalu lintas dengan LHR rendah
 Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal dengan penetrasi 60-70 dan 80-100.
 Pada temperatur panas aspal bersifat thermoplastis, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu, kembali
membeku jika temperatur turun. Aspal merupakan material pembentuk ikatan pada campuran perkerasan jalan. Kadar aspal dalam
pembuatan campuran perkerasan berkisar antara 4-9%
 berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan volume campuran (Silvia Sukirman, 2003).
KANDUNGAN ASPAL
 Aspal yang dihasilkan dari industri kilang minyak mentah (crude oil )dikenal sebagai residual bitumen, Aspal yang dihasilkan dari
minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi minyak bumi.Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga
suhu 350oC di bawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gasoline (bensin ), kerosene (minyak tanah )dan
gas oil.
 Dari sudut pandang kualitatif, aspal terdiri dari dua kelas utama senyawa: yang asphaltenes dan Maltenes. Dari sudut pandang
kuantitatif, Asphaltenes terdiri dari 5 sampai 25% berat adalah campuran kompleks dari hidrokarbon, terdiri dari cincin aromatik
kental dan senyawa heteroaromatic mengandung belerang. Ada juga amina dan amida, senyawa oksigen (keton,fenol atau asam
karboksilat ), nikel dan vanadium.
 Aspal merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom-atom N, S, dan O dalam jumlah
yang kecil. Dimana unsur- unsur yang terkandung dalam bitumen, antara lain : Karbon (82-88%),Hidrogen (8-11%), Sulfur (0-
6%), Oksigen (0-1,5%), dan Nitrogen (0-1%). Berikut sifat-sifat senyawa penyusun dari aspal :

Asphaltenes merupakan salah satu komponen penyusun aspal yang berwarna coklat tua,
bersifat padat, keras, berbutir dan mudah terurai apabila berdiri sendiri dengan
perbandingan komposisi untuk H/C yaitu 1 :1, memiliki berat molekul besar antara 1000 –
Asphaltenes 100000, dan tidak larut dalam n-heptan. Selain itu asphaltenes merupakan komponen yang
paling rumit diantara komponen penyusun aspal yang lainnya karena ikatan/hubungan
antar atomnysangat kuat.
Senyawa penyusun dari
aspal ASPAL

Maltenes dengan rumus kimia C6H6O6 Maltene terdapat tiga komponen penyusun
Maltenes yaitu saturate, aromatis, dan resin. Dimana masing-masing komponen memiliki
struktur dan komposisi kimia yang berbeda, dan sangat menentukan dalam sifat
rheologi bitumen.
SIFAT ASPAL
 Sifat kimia
a. Viskoelastisitas aspal
Viskoelastisitas aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastis dimana sifatnya akan berubah tergantung
pada temperatur atau waktu pembebanan. Sifat viskoelastis aspal penting diketahui untuk menentukan pada
temperatur berapa pencampuran aspal dengan agregat harus dilakukan agar didapatkan campuran yang homogen
dimana semua permukaan agregat dapat terselimuti oleh film aspal secara merata dan aspalnya mampu masuk ke
dalam pori-pori agregat sehingga membentuk ikatan kohesi yang kuat.

Selain itu, pengetahuan tentang sifat viskoelastis aspal juga berguna untuk mengetahui pada temperatur berapa
pemadatan dapat dilakukan dan kapan harus dihentikan. Bila pemadatan dilakukan pada temperatur dimana
kondisi aspal masih sangat viskos, maka pada saat pemadatan akan terjadi pergeseran campuran beraspal karena
campuran tersebut belum cukup kaku untuk memikul beban dari alat pemadat.

Sebaliknya, bila pemadatan dilakukan pada temperatur yang sangat rendah dimana campuran sudah bersifat
kurang elastis (cukup kaku )maka pemadatan yang diberikan tidak lagi akan menaikan kepadatan campuran tetapi
justru akan merusak atau mungkin menghancurkan campuran tersebut. Hal ini disebabkan karena pada campuran
beraspal yang sudah cukup kaku, agregat pembentuknya sudah terikat kuat oleh aspal dan aspalnya tidak lagi berfungsi sebagai
pelumas untuk relokasi agregat,
a. Penuaan Aspal
Penuaan aspal adalah suatu bahan pengikat yang bersifat organik, oleh sebab itu aspal akan mudah teroksidasi.
Oksidasi yang terjadi akan merubah struktur dan komposisi molekul yang terkandung dalam aspal sehingga aspal
menjadi lebih keras dan getas. Selain oksidasi, pengerasan aspal ini juga disebabkan karena hilangnya fraksi
minyak ringan yang terkandung dalam aspal.

Dua hal inilah yang menyebabkan terjadinya penuaan pada aspal. Penuaan aspal akan terjadi dengan cepat pada
temperatur tinggi. Penuaan aspal yang paling tinggi terjadi selama proses pembuatan campuran beraspal di unit
pencampuran aspal (AMP), selama pengangkutan dan penghamparannya dilapangan. Oleh sebab itu, lamanya
waktu pencampuran aspal dengan agregat di unit pencampuran aspal tidak boleh terlalu lama.

 Sifat Fisik
a. Apabila pada suhu rendah, aspal akan padat,sedangkan pada suhu yang tinggi, aspal akan
cair atau lengket.
b. Berwarna hitam kecoklatan.
c. Mempunyai daya ikat yang baik
 Sifat Aspal Lainnya
Aspal mempunyai sifat mekanis (Rheologic ), yaitu hubungan antara tegangan (stress ) dan regangan
(strain)dipengaruhi oleh waktu. Apabila mengalami pembebanan dengan jangka waktu pembebanan yang sangat cepat,
maka aspal akan bersifat elastis, tetapi jika pembebanannya terjadi dalam jangka waktu yang lambat maka sifat aspal
menjadi plastis (viscous).
KETENTUAN PENGGUNAAN ASPAL
 Ketentuan Untuk Aspal Keras
Aspal adalah bahan yang Thermoplastis, yaitu konsistensinya atau viskositasnya akan berubah sesuai dengan perubahan
temperatur yang terjadi. Semakin tinggi temperatur aspal, maka viskositasnya akan semakirendah atau semakin encer
demikian pula. Umumnya aspal yang digunakan dIndonesia adalah aspal dengan penetrasi 80/100 dan penetrasi 60/70.
Dibawaini merupakan sifat-sifat standar untuk aspal.
 Ketentuan Viscositas dan Temperatur Aspal Untuk Pencampuran dan Pemadatan
 Fungsi aspal dalam campuran agregat aspal adalah sebagai bahan pengikat yang bersifat visco-elastis
dengan tingkat viscositas yang tinggi selama masa layan dan berfungsi sebagai pelumas pada saat
penghamparan di lapangan sehingga mudah untuk dipadatkan.
 Ketentuan viscositas aspal untuk masing-masing prosedur pelaksanaan untuk aspal keras Tipe I dan II
seperti pad tabel 6.3.5.1 pada Spesifilasi Umum 2018
ASPAL MODIFIKASI
 Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari modifikasi antara polimer alam atau polimer sintetis dengan
aspal. Modifikasi aspal polimer telah dikembangkan selama beberapa dekade terakhir.

Umumnya dengan sedikit penambahan bahan polimer (biasanya sekitar 2-6% ) sudah dapat meningkatkan hasil
ketahanan yang lebih baik, mengatasi keretakan- keretakan dan meningkatkan ketahanan usang dari kerusakan akibat
umur sehingga dihasilkan pembangunan jalan lebih tahan lama serta juga dapat mengurangi biaya perawatan atau
perbaikan jalan.
 Bahan aditif aspal adalah suatu bahan yang dipakai untuk ditambahkan pada aspal. Penggunan bahan aditif aspal
merupakan bagian dari klasifikasi enis aspal modifikasi yang yang berunsur dari jenis karet, karet sintetis atau buatan
juga dari karet yang sudah diolah (dari ban bekas), dan juga dari bahan plastik. Penggunaan campuran polimer aspal
merupakan modifikasi yang semakin meningkat tidak hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga demi mendapatkan
kualitas aspal yang lebih baik dan tahan lama.

 Modifikasi polimer aspal yang diperoleh dari interaksi antara komponen aspal dengan bahan aditif polimer dapat
meningkatkan sifat-sifat dari aspal tersebu
Badan Litbang Kementerian PU (2007), melakukan pengujian dengan menggunakan bahan aditif dengan menggunakan
karet alam untuk meningkatkan mutu perkerasan jalan beraspal sebesar 3 % dari berat aspal minyak dengan hasil
memperbaiki karakteristik aspal konvensional, meningkatkan mutu perkerasan aspal meningkatkan.
TUJUAN DAN SIFAT ASPAL MODIFIKASI
 Tujuan Aspal Modifikasi

 Sifat-sifat aspal alami yang kurang tahan terhadap keadaan iklim sekitar yang sering membuat aspal lembab dan
mudah rusak
 Aspal pada temperatur rendah tidak rapuh/getas sehingga mengurangi potensi terjadinya retak (cracking).

 Tidak tahan terhadap genangan air sehingga memerlukan drainase yang baik untuk mempercepat proses
pengurangan jumlah genangan di aspal.
 Mencari sifat aspal yang baru, contohnya aspal yang fleksibel (untuk jalan-jalan yang memiliki tanah yang labil dan
selalu bergerak)
 Aspal pada temperatur tinggi lebih stabil sehingga potensi terjadinya alur (rutting) pada perkerasan beraspal dapat
dikurangi.
 Mengurangi viskositas pada temperature penghamparan sehingga dicapai kemudahan pelaksanaan penghamparan
sekaligus pemadatannya.
 Meningkatkan stabilitas dan kekuatan campuran beraspal.
 Meningkatkan ketahanan terhadap abrasi dan lelah (fatique) campuran beraspal.
 Meningkatkan ketahanan campuran beraspal dari penuaan dini (ageing).
 Mengurangi ketebalan lapisan dan menurunkan biaya sistem pelapisan.
 Karena kendaraan yang makin bertambah banyak sehingga di butuhkan aspal yang mampu menahan beban besar.

 Sifat Aspal Modifikasi


Sifat dari campuran dengan modifikasi aspal diharapkan dapat :
1. Meningkatkan kemudahan dalam pelaksanaan (workability)
2. Menurunkan permanent deformasi
3. Meningkatkan kemampuan penyaluran beban
4. Menurunkan kegetasan.

 Aspal modifikasi mulai diperkenalkan di luar negeri lebih dari 15 tahun lalu (Caribit, Cariphalt, Mexphalt, Superphalt
dsb) dengan maksud: mencegah retak pada waktu musim dingin, mencegah deformasi plastis pada beban berat di
musim panas, dan diharapkan akan lebih awet terhadap oksidasi terik matahari

 Di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1995 (KRTJ di Padang) oleh Shell, dan produksi lokal digelar tahun 1996 di
Jalan Tol Simatupang berupa lapis tipis diatas perkerasan beton semen dengan hasil mencapai umur lebih dari 12
tahun(aspal + latex + selulosa)
 Aditif Aspal Modifikasi
 Aditif untuk meningkatkan titik lembek
Asphalten, Asbuton, Plastomer, SBS Copolymer dsb.
 Aditif untuk menaikkan penetrasi
Malten, Bottom residu, kerosen, solar dsb
 Aditif untuk meningkatkan kelengketan
Elastomer, SBR, Recycled TyreRubber, Latex dsb
 Sifat Aspal yang Dicampur Aditif
Sifat sifat aspal setelah dicampur Aditif :
•TL naik, Penetrasi turun
•Penetrasi naik, TL turun
•TL naik tinggi, kelengketan hilang
•Semakin tinggi TL harga semakin mahal
TL = tinggi panas permukaan jalan
 Spesifikasi Teknis Bina Marga
Dalam spesifikasi teknis Bina Marga 2010 ada 3 jenis aspal modifikasi yang dapat digunakan, yakni Asbuton yang
diproses, Elastomer Alam dan Elastomer Sintetis.
Karena aspal modifikasi bergeser kelazimannya dari aspal biasa maka temperature pencampuran dan temperature
pemadatan harus dicari lagi berdasarkan nilai viskositas yang sesuai untuk pencampuran dan pemadatan,
ASBUTON
 Karakteristik Gradasi Aspal buton
1. Butir Asbuton
asbuton (aspal batu buton) adalah aspal alam yang ada di pulau Buton (Indonesia), berbentuk serbuk sampai
bongkahan yang terdiri atas campuran antara mineral dan bitumen
aspal yang dimodifikasi dengan asbuton dan bitumen asbuton hasil ekstraksi yang dimodifikasi. (DPU, Direktorat
Jenderal Bina Marga; Buku 1: Pedoman Pemanfaatan Asbuton, 2006).

Asbuton butir adalah hasil pengolahan dari Asbuton berbentuk padat yang dipecah dengan alat pemecah batu
(crusher) atau alat pemecah lainnya yang sesuai sehingga memiliki ukuran butir tertentu. Adapun bahan baku untuk
membuat Asbuton butir ini dapat asbuton padat dengan nilai penetrasi bitumen rendah (<10 mm) seperti asbuton
padat eks Kabungka atau yang memiliki nilai penetrasi bitumen diatas >10 mm (misal asbuton padat eks Lawele),
namun dapat juga penggabungan dari kedua jenis asbuton padat tersebut.

2. Asbuton Hasil Ekstraksi


 Ekstraksi asbuton dapat dilakukan hingga mendapatkan bitumen asbuton murni atau untuk memanfaatkan
keunggulan mineral asbuton sebagaifiller, ekstraksi dilakukan hingga mencapai kadar bitumen tertentu.

 Produk ekstraksi asbuton dalam campuran beraspal dapat digunakan sebagai bahan tambah (aditif) aspal atau
sebagai bahan pengikat sebagaimana halnya aspal standar siap pakai atau setara aspal keras yang dikenal dengan
Asbuton modifikasi.
3. Kandungan mineral Asbuton
Kandungan bahan mineral dalam Asbuton terdapat dua unsur utama, yaitu aspal(bitumen) dan mineral. Didalam
pemanfaatannya untuk pekerjaan peraspalan, keduaunsur tersebut akan sangat dominan mempengaruhi kinerja dari
campuran beraspal yang direncanakan.
Hasil pengujian fisik dan analisis kimia dari mineral dan bitumen Asbuton hasil ekstraksi, dari deposit di lokasi
Kabungka dan Lawele diperlihatkan pada Tabel dibawah ini

Dilihat dari komposisi kimianya, aspal Asbuton dari kedua daerah deposit memiliki senyawa Nitrogen base yang tinggi dan
parameter malten yang baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Asbuton memiliki pelekatan yang baik dengan agregat dan
keawetan yang cukup. Namun dilihat dari karakteristik lainnya Asbuton dari Kabungka memiliki nilai penetrasi yang relatif rendah
dibandingkan dengan Asbuton dari Lawele.
Mineral Asbuton didominasi oleh “Globigerines limestone” yaitu batu kapur yang sangat halus yang terbentuk dari jasad renik binatang
purba foraminifera mikro yang mempunyai sifat sangat halus, relatif keras berkadar kalsium tinggi dan baik sebagai filler pada campuran
beraspal. Hasil pengujian analisis kimia mineral Asbuton hasil ekstraksi, dari lokasi Kabungka dan Lawele diperlihatkan pada Tabel dibawah

 Asbuton Campuran Panas


 Campuran beraspal panas dari aspal minyak dengan bahan tambah atau bahan substitusi asbuton BGA
(sesuai spesifikasi khusus Asbuton campuran panas Bina Marga 2006).

 Prinsip penggunanaannya adalah campuran beraspal panas minyak pen 60/70 ditingkatkan kualitasnya
serta dikurangi jumlah penggunaan aspal minyak dengan menambahkan BGA

 Ada beberapa tipe BGA yang dapat digunakan, yaitu tipe BGA 5/20 (nilai penetrasi bitumen sekitar 5
dmm dan kadar bitumen sekitar 20%)
 Keunggulan dari asbuton jenis ini adalah dapat menggunakan bahan peremaja berupa minyak berat
yang relative lebih murah atau bahkan limbah.
 Campuran beraspal panas Asbuton Lawele berupa campuran beraspal panas aspal minyak pen 60 dengan substitusi
Asbuton Lawele
 Substitusi relative tinggi yaitu di atas 50% dari kebutuhan bahan pengikat aspal, sedangkan sisanya tetap dari aspal
minyak pen 60
 Keuntungan dari penggunaan campuran ini adalah pemrosesan Asbuton Lawale yang banyak mengandung minyak ringan
(sekitar 7% dan bitumen sekitar 183) relative lebih mudah disbanding memprosesnya menjadi BGA

 Pada pemrosesan Asbuton Lawale ini, dilakukan penguapan air dan minyak ringan sehingga di peroleh nilai penetrasi
bitumen 60-80 dmm. Ini lebih mudah disbanding harus menjadikannya BGA dengan nilai penetrasi di bawah 20 dmm
dan kadar minyak ringan dibawah 1%
 Asbuton Campuran Hangat
Campuran beraspal hangat adalah campuran yang dengan berbagai cara dilakukan pencampuran dengan suhu 30 oC
dibawah pencampuran beraspal panas. Tujuan utamanya adalah mengurangi emisi gas CO 2 (ramah lingkungan,
mengurangi penyebab Global Warming).
Metode campuran beraspal hangat saat ini adalah:
 Dengan  cara  mekanis  yaitu  dengan  memodifikasi  alat  pencampur  (Asphalt  Mixing Plan)  agar  pencampuran 
dapat  dilakukan  pada  dua  batch.  Batch  pertama  untuk agregat halus dengan 2/3 aspal.

 Selanjutnya ke dua  campuran tersebut digabung Temperatur pencampuran sekitar 120 C sedangkan temperature
pemadatan sama dengan  campuran  beraspal  panas
 Dengan cara membusakan aspal menggunakan alat khusus. Aspal panas dibusakn dengan disemburkan bersamaan dengan air. Dalam
kondisi membusa ini volume aspal menjadi 20 kali lebih besar sehungga dapat dicampur dengan agregatpada temperature sekitar 120 o
c. cara pembusaan lainnya adalah dengan menambahkan 2% zeolit. Pada keaadaan panas, zeolit melepaskan air sehingga terjadi
pembusaan aspal. Temperature pamadatan relative sama dengan campuran beraspal panas.

 Dengan cara penambahan additive yaitu wax (parafin) sekitar 2% atau gabungan dari keduanya. Dengan penambahan ini temperature
percampuran dan juga temperature pemadatan menjadi lebih rendah sekitar 30 0 C dari campuran beraspal panas.

Namun kendalanya additive wax dapat menurunkan kualitas aspal sedangkan additive wax dapat menurunkan kualitas aspal
sedangkan additive
Ziolit ditambah pada campuran aspal di pugmil sedangkan additive wax harus dicampur dengan aspal terlebih dahulu sebelum aspal
tersebut dicampur dengan agregat
Ziolit yang digunakan untuk campuran beraspal hangat, penggunaanya adalah 1-1,5 % dari berat agregat dan harus memenuhi sifat
yang disyaratkan  Asbuton Campuran Dingin
Asbuton campuran dingin aspal emulsi
 Merupakan campuran dingin aspal emulsi bergradasi rapat (DEGEM)
yang diberi bahan tambah asbuton BGA (sesuai spesifikasi khusus
Asbuton campuran dingin aspal emulsi Bina Marga 2006

 Kualitas relative sama dengan campuran dingin aspal emulsi


 Pengerjaan tidak harus menggunakan AMP melainkan dengan  Pan Mixer
atau Beton Molen sehingga cocok untuk daerah terpancil/ pulau-pulau
kecil yang tidak terjangklau AMP
 ASPAL POLIMER
 Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari modifikasi antara polimer alam atau polimer sintetis dengan
aspal. Modifikasi aspal polimer (atau biasa disingkat dengan PMA) telah dikembangkan selama beberapa dekade
terakhir
 Umumnya dengan sedikit penambahan bahan polimer (biasanyasekitar 2-6%) sudah dapat meningkatkan hasil
ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi, mengatasi keretakan-keretakan dan meningkatkan ketahanan yang
tinggi dari kerusakan akibat umur sehingga dihasilkan pembangunan jalan lebih tahan lama serta dapat mengurangi
biaya perawatan atau perbaikan jalan.

 Modifikasi polimer aspal yang diperoleh dari interaksi antara komponen aspal dengan bahan aditif polimer dapat
meningkatkan sifat-sifat dari aspal tersebut
 Dalam hal ini terlihat bahwa keterpaduan aditif polimer yang sesuai dengan campuran aspal. Penggunaan polimer
sebagai bahan untuk memodifikasi aspal terus berkembang di dalam dekade terakhir.

 Kelebihan Aspal Polimer


 Meningkatkan ketahanan terhadap suhu
 Meningkatkan ketahanan terhada pretak
 Meningkatkan ketahanan terhadap deformasi plastis
 Meningkatkan nilai elastis recovery
 Meningkatkan nilai ketahanan terhadap air
 Meningkatkan nilai adhesi dan kohesi
 Meningkatkan ketahanan terhadap oksidasi

 Kelemahan Aspal Polimer


 Temperatur pecampuran tinggi
 Temperatur penggelaran cukup tinggi

 ELASTOMER ALAM
Elastomer yaitu polimer yang memiliki sifat elastic. Berupa kumpulan benda yg mempunyai sifat karet asli, karet
vulkanisasi, karet olahan ulang, atau karet tiruan yg meregang apabila dl tegangan (berkekuatan meregang) mengerut secara
cepat dan pulih ke dimensi semula secara penuh
Contoh : karet alam, getah asli, silikon, poliuretan, nesprene, dan lain-lainnya. SBS (Styrene Butadine Styrene), SBR
(Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan karet adalah jenis-jenis polymer elastromer yg biasanya
digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras.

 Kegunaan Elastomer Alam


 Untuk permukaan yang bergesekan tinggi atau tidak licin
 Melindungi dari pada kakisan dan lelasan
 Isolator elektrik
 Isolator kejutan dan getaran
 ELASTOMER SINTETIS/ PLASTOMER
 Salah satu teknologi dalam aspal adalah penambahan bahan polymer plastomer dimaksudkan untuk meningkatkan sifat
rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik campuran beraspal.
 Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara lain adalah EVA ( EthyleneVinyle Acetate),
Polypropilene, dan Polyethilene
 Presentase penambahan polymer ini ke dalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium,
karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat Rheologi
aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebihan justru akan memberikan pengaruh yang negatif.

 PEMECAHAN ASPAL MODIFIKASI


Selain tiga aspal modifikasi utama di atas, contoh beberapa pemecahan dari aspal modifikasi diantaranya :

 Aspal Modifikasi Sulfur


 Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam aspal cenderung meningkatkan nilai penetrasinya yang berarti
aspal semakin lunak.
 Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam aspal cenderung meningkatkan nilai Berat jenis aspal yang
berarti kemungkinan panjang rantai molekul asphaltenes menjadi lebih panjang sehingga diharapkan aspal akan
mempunyai ketahanan terhadap pengaruh lingkungan seperti temperatur, air dan beban lalu-lintas.
PERSYARATAN ASPAL POLIMER
 Pada kadar sulfur 6,0% sampai 10,0% yang dicampurkan ke dalam aspal cenderung menghasilkan nilai Indeks
Penetrasi aspal bernilai positif (PI>0) sehingga pada rentang kadar sulfur tersebut diperkirakan aspal akan kurang peka
dengan temperatur meskipun nlai titik lembeknya kecil.

 Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam aspal cenderung memperkecil nilai daktilitasnya walaupun
aspal kelihatannya semakin lunak bila dilihat dari penetrasi dan titik lembeknya

 Aspal Modifikasi Karbit


Aspal karbit merupakan teknologi aspal yang memanfaatkan sisa penggunaan carbit pada pemakaian las carbit.
Pemanfaatan pada pemaikaian limbah las carbit memberi keunggulan yaitu terkait dengan ketahanan terhadap deformasi
dan pada persen rongga
 Aspal Cariphalt

 Aspal cariphalt merupakan teknologi yang telah ada dan berkembang selama 30 tahun  sejak digunakan untuk
meningkatkan performa kualitas jalan. Pelapisan cariphalt bermanfaat untuk mencegah rutting ( bekas roda kendaraan)
dan Cracking.
 Pemanfaatan aspalt cariphalt itu sendiri dimanfaatkan pada jalan yang membutuhkan kualitas bahan yang tinggi,
seperti jalan tol, landasan pesawat dll
 Aspal Beton
Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat
degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur, dihamparkan dan
dipadatkan pada suhu tertentu. Campuran beraspal menggunakan aspal cemen/aspal
keras yang dicampur pada suhu 140 0 – 1600 C dan dihampar dan dipadatkan dalam
kondisi panas disebut aspal campuran panas (Hot mix Asphalt) Campuran beraspal
yang menggunakan aspal cair dan dicampur pada suhu ruang dikenal sebagai aspal
campuran dingin (Cold Mix Asphalt).

Karateristik beton aspal


 Kelenturan/fleksibilitas adalah kemampuanbeonaspal untuk menyesusikan
 Stabilitas, adalah kemampuan perkerasan aspal
diri akibat penurunan danpergerakan dari pondasi atau tanah dasar, tanpa
menerima baban lalu lintas tanpa terjadi perubahan
terjadinya retak
bentuk tetap, seperti gelombang, alur dan bleeding
 Ketahan terhadap kelelahan/Fatique reistance, adalah kemampuan beton
 Keawetan/durabilitas, adalah kemampuan beton aspal aspal menerima lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa
menerima repetisi beban lalu lintas seperti berat terjadinya kelelahan berupa alur dan retak
kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dgn
permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh
suhu dan iklim
 Glassphalt
 Glassphalt merupakan hasil dari sebuah teknologi yang memanfaatkan bahan dari limbah kaca yang sudah tidak dimanfaatkan lagi.
Banyak perusahaan perusahaan besar di Amerika berlomba lomba mengumpulkan limbah kaca yang digunakan sebagai bahan pelapis
jalan, kemudian memproses limbah tersebut dengan bahan alam.

 Setelah glashpalt dimodifikasi menjadi bahan pengeras jalan yang sudah siap digunakan, sifat dari glasphalt ini hampir tidak dapat
dibedakan
 Setelah di tempat, glassphalt sulit untuk
dikenali dengan orang biasa kecuali
partikel kaca besar yang hadir di lapisan
permukaan.
 Bila dipasang, glassphalt tidak
menyajikan bahaya bagi manusia, juga
tidak merusak ban kendaraan. Karena
konten kaca, glassphalt akan menahan
panas lebih lama dari aspal konvensional

 Karakteristik ini mungkin dapat berguna


dalam situasi di mana perbaikan jalan
dilakukan dalam cuaca dingin, atau saat
 Selain itu, permukaan glassphalt tampaknya lebih cepat kering dibandingkan waktu lama pasca-campuran transportasi
tradisional paving setelah hujan karena partikel kaca tidak menyerap air. Permukaan yang diperlukan
Glassphalt juga lebih reflektif dari aspal konvensional, dan dapat meningkatkan
visibilitas jalan malam hari.
TERIMA KASIH

GANTUNGKAN CITA-CITAMU
SETINGGI LANGIT
(AIM HIGH)

Anda mungkin juga menyukai