Anda di halaman 1dari 24

Departemen Ilmu Kedokteran

Gigi Anak

PERAWATAN PULPOTOMI VITAL


FORMOKRESOL PADA GIGI SULUNG ?
Di Susun Oleh :
Zadila Aprilia ( 190631153)
Resa Mulia Sari ( 200631079)
Pembimbing : Dr. Essie Octiara, drg.,Sp.KGA

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Sumatera Utara
Medan 2022
Pendahuluan
Mempertahankan panjang lengkung
Menjaga gigi sulung  Penting dan mempertahankan fungsi
pengunyahan

ketika mempertimbangkan patologi pulpa gigi sulung dan gigi


permanen muda

Sulit menentukan derajat inflamasi sulit juga membedakan antara


ketika terdapat karies dengan inflamasi pulpa kronis parsial
pulpa terbuka atau total

Sulit memilih rencana perawatan


yang sesuai
Pendahuluan
Menurut American
Menurut Finn
Academy of Pediatric
(1995)
Dentistry (AAPD)
Pulpotomi

Perawatan yang dilakukan pada gigi sulung Sebagai pengangkatan seluruh bagian
dengan karies yang luas dengan pulpa terbuka koronal dari pulpa gigi, diikuti dengan
tetapi tanpa adanya patologi radikular dan penempatan medikamen yang sesuai yang
pembuangan karies mengakibatkan akan meningkatkan penyembuhan dan
terbukanya pulpa secara mekanis mempertahankan vitalitas gigi
Pendahuluan
Bahan medikamen
pulpa yang ideal
Tidak berbahaya bagi pulpa dan Tidak mengganggu proses
struktur sekitarnya mendorong resorpsi fisiologis akar gigi
penyembuhan pulpa radikular Bakterisidal

Bahan medikamen untuk


pulpotomi gigi sulung

kalsium hidroksida, glutaraldehid, pasta devitalisasi (paraformaldehid), Zinc Oxide


Eugenol (ZOE), pasta kri, Ledermix, electrosurgery, ferric sulphate, bahan biokeramik,
Mineral Trioxide Aggregate (MTA), growth factors, laser, dan lainnya
Pendahuluan
Bahan medikamen yang paling
sering digunakan

Formokresol
19% formaldehyde, 35% cresol, gliserin, dan
air

Tingkat keberhasilan
pulpotomi formokresol adalah
70-98%
Indikasi Pulpotomi Formokresol
01 Terpaparnya pulpa secara mekanis pada gigi sulung

02 Gigi dengan karies besar dan tidak ada infeksi


03 radikular
Tidak ada riwayat sakit spontan
04 Perdarahan berwarna merah terang dan dapat
05 Tidak adanya abses atau fistula
dikontrol
06 Tidak terdapat radiolusensi pada interradikular
07 Tidak adanya kehilangan tulang interradikular
Keuntungan Bahan Formokresol

Membentuk Mencegah
Penggunaannya
zona fiksasi autolissis
mudah dan
Memiliki sifat yang jaringan
memiliki tingkat
bakteriostatik berkontak dengan cara
keberhasilan
dengan berikatan
yang tinggi
jaringan vital dengan protein
Kerugian Bahan Formokresol
01 02 03
Kerusakan pada benih
Toksisitas lokal Toksisitas sistemik
gigi permanen
Penelitian  formokresol dapat
menyerap ke dalam sirkulasi 1 ml formokresol berdifusi
Tidak ada penyembuhan sistemik dari daerah yang dilakukan melalui foramen apical dalam
pulpa yang sebenarnya pulpotomi. Beberapa terdapat di 3 menit, sehingga ada resiko
dan gigi menjadi devital. hati, ginjal, dan paru-paru. Terdapat tinggi terjadinya kerusakan
efek sitogenik dan mutagenik karena email pada benih gigi
kemampuannya untuk permanen setelah
mendenaturasi asam nukleat dengan penggunaan formokresol
membentuk derivat methylol dan pada gigi sulung
Formokresol kerusakan permanenikatan
padasilang methylene.
bagian protein enzim, material genetik, membran,
dan jaringan ikat. Formokresol  mempengaruhi biosintesis protein dan sel reproduksi dengan
berinteraksi dengan DNA dan RNA serta menghancurkan komponen lipid dari membran sel
Efektivitas bahan formokresol
Formokresol dengan pengenceran Rolling dan Thylstrup  tingkat
seperlima telah dianjurkan oleh keberhasilan klinisnya menurun seiring
beberapa penulis karena dilaporkan dengan peningkatan waktu tindak
memiliki efektivitas yang sama dan lanjut. Respons histologis pulpa
potensi toksisitas yang lebih rendah radikular primer terhadap formokresol
tampaknya tidak menguntungkan

Sebuah studi klasik menyatakan 


setelah aplikasi formokresol, fiksasi Studi yang lain melaporkan bahwa
terjadi pada sepertiga koronal pulpa jaringan pulpa yang tersisa sebagian
radikuler, peradangan kronis pada atau seluruhnya nekrotik
sepertiga tengah, dan jaringan vital
pada sepertiga apikal
Prosedur Pulpotomi Formokresol

1.Sterilisasi daerah kerja dengan menggunakan


kasa yang sudah dibasahi povidone iodine
2. Keringkan mukosa pada bagian bukal dan
lingual sebelum aplikasi anestesi topikal
3. Pemberian anestesi topikal Benzocaine 20%,
menggunakan cotton bud, aplikasikan terus
menerus selama 1 menit, tunggu 2-3 menit.
Prosedur Pulpotomi Formokresol
4.Pemberian anestesi lokal menggunakan
lidocaine 2% dengan cara meregangkan
muccobucal fold kemudian insersikan jarum
dengan bevel menghadap ke tulang, deponir
sebnayak 1 cc, tarik jarum secara perlahan
5. Anestesi tambahan di lingual, deponir secara
perlahan sebanyak 0,5 cc, tarik jarum secara
perlahan
6. Tunggu 3-5 menit, lakukan evaluasi setelah
anestesi  evaluasi subjektif dan objektif
Prosedur Pulpotomi Formokresol

7. Pembuangan karies menggunakan bur high speed

tanpa memasuki kamar pulpa


8. Pembukaan atap pulpa dengan bur diamond bulat
atau low speed untuk meminimalkan trauma dan
pelebaran atap pulpa dengan bur silindris/tappered
Prosedur Pulpotomi Formokresol

9. Gunakan ekskavator tajam atau bur bulat


untuk mengangkat pulpa bagian koronal
Prosedur Pulpotomi Formokresol

10. Bersihkan kamar pulpa dengan saline dan


hilangkan seluruh debris

11. Tempatkan cotton pellet pada pulp stump


untuk memperoleh hemostatis di mana
perdarahan
harus dapat terkontrol dalam 3-5 menit
Prosedur Pulpotomi Formokresol
12. Ambil cotton pellet yang sudah
diberikan
formokresol dan tempatkan pada pulpa
selama 4 menit
13. Angkat cotton pellet kemudian periksa
bagian fiksasi di mana akan terlihat
warna
kecoklatan pada pulpa
14. Aduk Zinc Oxide Eugenol (ZOE) dengan
perbandingan powder dan liquid 1:1diatas
glass lab dengan menggunakan semen spatel
hingga konsistensi dapat digulung
Prosedur Pulpotomi Formokresol
15. Tempatkan Zinc Oxide Eugenol (ZOE)
pada kamar pulpa

16. Aduk GIC lining dengan powder dan liquid


perbandingan 1:1, dengan spatula agate ( mix 15
detik)
17. Apliasikan GIC lining diatas Zinc Oxide Eugenol

18. Tumpat dengan tambalan sementara atau cavit,


Instuksikan untuk kontrol 1 minggu kemudian lalu
dilakukan pembuatan restorasi akhir
PEMBAHASAN

Menjaga kesehatan dan vitalitas pulpa,


Perawatan pulpa pada gigi mengembalikan perkembangan benih gigi
sulung yang ideal dan tidak mengganggu erupsi gigi
permanen

Perawatan pulpotomi, bagian pulpa pada kamar


Salah satu perawatan pulpa pulpa dibuang dan pulpa radikuler lainnya
pada gigi sulung dipertahankan dengan medikamen agar gigi
tetap vital dan tidak mengalami perubahan
patologis
PEMBAHASAN
Prosedur pulpotomi menjadi kontra indikasi

Pembengkakan (yang berasal dari pulpa), fistula, mobiliti patologis, resorpsi akar
eksternal, resorpsi akar internal, radiolusensi pada periapikal atau interradikular,
kalsifikasi pulpa, atau adanya perdarahan yang berlebihan dari pulpa radikular
yang sudah dilakukan pemotongan.

Tanda-tanda lainnya seperti adanya riwayat nyeri spontan atau nokturnal atau
adanya nyeri saat dilakukan perkusi dan palpasi harus diinterpretasikan secara
hati-hati.
PEMBAHASAN
Ikatan gugus peptida
Mekanisme aksi dari asam amino rantai
formoklesol adalah dengan samping proses
mencegah autolisis jaringan reversibel yang dicapai
dengan mengikat protein. tanpa mengubah dasar
molekul protein

Perubahan histologi yang terjadi


Formokresol pada hari ke-7 - ke-14 akan
diperkenalkan pada terbentuk tiga zona zona
tahun 1904 oleh fiksasi eosinofilik yang luas
Buckley untuk (fiksasi), zona atrofi pucat yang
perawatan pulpa. luas (atrofi), zona sel inflamasi
yang luas (inflamasi)
PEMBAHASAN
Berger (1965)

Melakukan penelitian pada 30 gigi yang dilakukan perawatan


pulpotomi dengan menggunakan formokresol menunjukkan hasil
tingkat keberhasilan secara klinis 100% dan tingkat keberhasilan
secara radiografi 97%
Membandingkan formokresol
dengan kalsium hidroksida

memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi dengan formokresol


menghasilkan hasil yang lebih baik daripada penggunaan kalsium
hidroksida

Formokresol tidak membentuk jembatan dentin akan tetapi membentuk


suatu zona fiksasi yang berkontak dengan jaringan vital
Zona fiksasi ini terbebas dari bakteri dan mencegah infiltrasi mikroba
PEMBAHASAN Kriteria keberhasilan pulpotomi
Evaluasi keberhasilan pada
yaitu tidak ada tanda
perawatan pulpa perlu
periodontitis periradikular, gigi
diamati dan dapat dilihat
dari pemeriksaan subjektif 01 02 dapat menunjukkan respon
terhadap tes pulpa, gigi
pasien, kondisi klinis, dan
asimtomatik, perkembangan akar
pemeriksaan radiografi
dapat terjadi dan terlihat secara
radiografis

tidak ada resorpsi internal, resorpsi


04 03
Keberhasilan pulpotomi juga dapat
internal biasanya  peradangan dilihat dari tidak adanya abses, tidak
kronis dan aktivitas sel-sel raksasa adanya mobilitas gigi, dan secara
yang menyebabkan resorpsi dentin. radiografis terlihat tidak ada
Resorpsi interna menciptakan kehilangan tulang lebih lanjut di
beberapa gejala, dan pada daerah furkasi atau regenerasi
umumnya terdeteksi tanpa sengaja tulang
pada pemeriksaan radiografi
PEMBAHASAN
Kegagalan perawatan pulpotomi dapat terlihat

Terdapat keluhan berupa rasa


sakit
01

Terdapat pembengkakan 02 Peningkatan mobilitas

03

04 Terdapat fistula dan secara


gambaran radiografi tampak adanya
radiolusensi pada apeks atau
bifurkasi gigi serta adanya resorpsi
interna gigi
KESIMPULAN

Perawatan pulpa gigi pada gigi sulung dan gigi permanen pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu menghilangkan
rasa sakit dari pulpa dan jaringan periapikal disekitar gigi
tersebut
Pulpotomi pada gigi sulung dapat dilakukan dengana berbagai
macam cara dan juga bahan medikamen dengan tingkat
keberhasilan yang bervariasi baik secara radiografi dan
histologi
Formokresol menjadi bahan medikamen pulpotomi yang
paling sering digunakan dan masih menjadi gold standard
dalam perawatan pulpotomi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai