Anda di halaman 1dari 24

KEPUTUSAN

INVESTASI MODAL

WAHID WACHYU ADI WINARTO, M.Si


Anggota Kelompok
1. Ega Vivia Fatikhah 4321037.
2. Isepputri 4321039.
3. Riska Dwi Amalia 4321043.
4. Lizianil Azizah 4321044.
5. Aulia Nailis Salamah 4321045.
6. Niken Ning Tiyas 4321046.
7. Annisa Shofiana 4321048.
8. Hana Hayati 4321055.
1. Nurul Kholisha 4321056.
2. Ditta Maulida Rahma 4321059.
3. Aulia Maudy 4321066.
4. Hasna Alifa Rosyada 4321068.
5. Hermina Pristilia 4321069.
6. Lilis Nurrohmah 4321070.
7. Putri Indah Lestari 4321072.
8. Fani Alviyanto 4321077.
A. JENIS-JENIS KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Keputusan investasi modal adalah salah satu keputusan yang terpenting yang dibuat oleh
para manajer Keputusan investasi modal yang buruk dapat menimbulkan malapetaka
Contohnya, kegagalan berinvestasi pada sistem produksi yang diotomatisasi ketika para
pesaing sudah menerapkan sistem tersebut, dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar
dalam pangsa pasar karena ketidakmampuan perusahaan untuk bersaing berbasiskan
kualitas, biaya. dan waktu pengiriman. Membuat keputusan investati modal yang tepat
merupakan hal yang mutlak untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Proyek-Proyek Independen dan Mutually Exclusive

1. Proyek independen adalah proyek yang, jika diterima atau ditolak tidak
akan memengaruhi arus kas proyek-proyek yang lain. Contohnya, keputusan
Hard Rock untuk mendirikan kafe di Argentina tidak akan dipengaruhi oleh
keputusannya untuk mendirikan kafe baru di Singapura. Proyek-proyek
tersebut adalah keputusan investasi modal yang bersifat independen.
 
2. Proyek mutually exclusive adalah proyek-proyek yang, jika diterima, akan
membuat semua proyek lain yang bersaing menjadi tidak diterima.
Contohnya, setiap kall Hard Rock mendirikan kafe baru, Hard Rock
memasang peralatan dapar bat. Beberapa peralatan menggunakan teknologi
standar, sementara beberapa pilihan peralatan lainnya menawarkan
teknologi yang lebih maju dan menghemat dan pemakaian energi
Membuat Keputusan Investasi Modal
modal yang baik akan dapat mengembalikan pengeluaran modal awalnya, selama masa investasi modal
tersebut dan pada saat yang bersamaan. memberikan imbal hasil yang layak atas investasi awal. Setelah
membuat penilaian tersebut, para manajer harus menentukan akseptabilitas dari proyek-proyek yang
bersifat independen dan membandingkan proyek-proyek yang bersaing berdasarkan manfaat manfaat
ekonomis. Untuk membuat keputusan investasi modal, seorang manajer harus mempertimbangkan
beberapa hal berikut, yaitu:

Memperkirakan jumlah
dan waktu dari arus 1
kas
mempertimbangkan
3 pengaruh dari proyek
terhadap laba perusahaan

Menilat risiko dari investasi 2


Model non-diskonto merupakan
model dalam pengambilan keputusan
B. MODEL NON- investasi dengan mengabaikan nilai
waktu dari uang (time value of
DISKONTO: PERIODE money). Model non-diskonto ini
PENGEMBALIAN memiliki 2 jenis yaitu, sebagai
berikut:
MODAL DAN 1. Periode Pengembalian Modal
(Payback Period)
TINGKAT IMBAL 2. Tingkat Imbal Hasil Akuntansi
HASIL AKUNTANSI (Accounting Rate of Return)
Periode Pengembalian Modal (Payback Period)
Periode pengembalian modal adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk memperoleh
kembali investasi awalnya. Jika jumlah arus kas dari sebuah proyek memiliki jumlah yang sama pada
setiap periode maka rumus berikut dapat digunakan untuk menghitung periode pengembalian modal.

Periode pengembalian modal = Investasi Awal / Arus kas tahunan

Periode pengembalian modal ini tidak banyak Periode pengembalian modal memberikan informasi kepada para
digunakan karena ukuran-ukurannya memiliki dua manajer yang dapat digunakan sebagai berikut.
kelemahan utama berikut • Membantu mengendalikan risiko yang terkait dengan
• Periode pengembalian modal mengabaikan ketidakpastian akan arus kas di masa depan.
kinerja arus kas investasi setelah periode • Membantu meminimalkan pengaruh investasi pada permasalahan
pengembalian modal. likuiditas perusahaan.
• Periode pengembalian modal mengabaikan nilai • Membantu mengendalikan risiko keusangan.
waktu dari uang. • Membantu mengendalikan pengaruh dari investasi pada ukuran-
ukuran kinerja.
Tingkat Imbal Hasil Akuntansi ( Accounting Rate of
Return )
Tingkat imbal hasil akuntansi adalah model non-diskonto kedua yang biasa digunakan. Tingkat imbal hasil
akuntansi (accounting rate of return-ARR) mengukur imbal hasil sebuah proyek dalam bentuk laba, kebalikan
dari penggunaan arus kas proyek. Tingkat imbal hasil akuntansi dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Tingkat Imbal Hasil Akuntansi = Laba Rata-Rata / investasi Awal

Keterbatasan Tingkat Imbal Hasil Akuntansi tidak seperti periode pengembalian modal, tingkat
imbal hasil akuntansi mempertimbangkan tingkat keuntungan proyek. Namun, tingkat imbal hasil
akuntansi memiliki kelemahan potensial lainnya sebagai berikut :

• Mengabaikan nilai waktu dari uang: Seperti periode pengembalian modal, tingkat imbal hasil akuntansi
mengabaikan nilai waktu dari uang. Hal tersebut dapat mengarahkan seorang manajer untuk memilih investasi-
investasi yang tidak memaksimalkan laba.
• Ketergantungan pada laba neto: Tingkat imbal hasil akuntansi bergantung pada laba neto, yang merupakan
ukuran keuangan yang paling mungkin untuk dimanipulasi oleh para manajer. Beberapa alasan untuk
memanipulasi laba neto adalah kontrak utang (yaitu, kovenan utang) dan bonus.
• Insentif manajer: Selanjutnya, karena bonus untuk manajer sering kali didasarkan pada laba akuntansi atau imbal
hasil atas aset, para manajer mungkin memiliki kepentingan pribadi dalam memandang bahwa setiap investasi
baru berkontribusi terhadap laba neto secara signifikan
MODEL DISKONTO
Model-model diskonto
menggunakan arus kas
terdiskonto yang merupakan arus
kas di masa depan yang
dinyatakan dalam nilai sekarang.
Penggunaan model diskonto
membutuhkan pemahaman
mengenai konsep nilai sekarang.
Dua model diskonto yang akan
dibahas adalah nilai sekarang
bersih (net present value) dan
tingkat imbal hasil intenal
(internal rate of return).
MODEL DISKONTO: METODE NILAI
SEKARANG BERSIH
Nilai sekarang bersih (net present value-NPV) adalah selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan
nilai sekarang arus kas keluar dari sebuah proyek. NPV mengukur tingkat keuntungan dari sebuah
investasi. NPV yang positif menunjukkan bahwa investasi meningkatkan kekayaan perusahaan. Untuk
menggunakan metode NPV, tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan harus didefinisikan. Tingkat imbal
hasil yang dipersyaratkan (required rate of return) adalah tingkat imbal hasil minimum yang dapat
diterima yang juga dikenal sebagai tingkat diskonto, hurdle rate, dan biaya modal.

Setelah NPV suatu proyek dihitung maka NPV dapat digunakan untuk menentukan apakah akan
menerima atau menolak sebuah investasi.

Jika NPV lebih besar dari nol maka investasi tersebut menguntungkan sehingga dapat diterima. NPV yang
1 positif menandakan bahwa (1) investasi awal telah terpulihkan, (2) tingkat imbal hasil yang
dipersyaratkan telah terpulihkan, dan (3) imbal hasil di atas (1) dan (2) telah diterima.

Jika NPV sama dengan nol, pengambil keputusan akan mendapati bahwa
2 penerimaan dan penolakan atas sebuah investasi sama besarnya.

Jika NPV kurang dari nol, investasi harus ditolak. Dalam contoh ini berarti bahwa keuntungan lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan
Menilai Arus Kas dan Menghitung
Nilai Sekarang Bersih
NPV adalah nilai sekarang dari
arus kas di masa depan dikurangi
pengeluaran awal. Tingkat imbal
hasil yang dipersyaratkan,
biasanya biaya modal, digunakan
untuk menghitung nilai sekarang.
Proyek dengan NPV yang positif
(negatif) harus diterima (ditolak).
NPV yang positif memberikan
tanda bahwa investasi akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Mengilustrasikan Hubungan: NPV, Tingkat
Diskonto, dan Arus Kas

Memperkirakan arus kas biasanya tidak mudah dan tentu saja merupakan sumber risiko utama dalam
keputusan penganggaran modal. Tingkat diskonto adalah tingkat imbal hasil minimum yang dapat diterima
dan, dengan kepastian, akan sesuai dengan haya modal perusahaan. Karena adanya ketidakpastian dalam arus
kas di masa depan, perusahaan dapat menggunakan tingkat diskonto yang lebih tinggi dibandingkan haya
modalnya. Hal lain yang juga biasa dilakukan adalah menyediakan skenario arus kas yang pesimistis dan
skenario yang paling mungkin terjadi untuk membant menilai risiko proyek (seperti dilakukan Hard Rock).
Saat tingkat diskonto meningkat, nilai sekarang dari arus kas di masa depan akan menurun sehingga sulit bagi
suatu proyek untuk mencapai NPV yang positif. Alternatifnya, menetapkan penilaian yang pesimistis dan
yang mungkin terjadi dari arus kas juga memungkinkan para manajer untuk mengetahui pengaruh dari
perbedaan dalam perkiraan arus kas pada beberhasilan sebuah proyek seperti diukur oleh NPV.
Mengilustrasikan hubungan antara tingkat diskonto dan arus kas memberikan wawasan yang mendalam,
tentang kelayakan ekonomis dari sebuah proyek.
TINGKAT IMBAL HASIL INTERNAL (INTERNAL
RATE OF RETURN)
Definisi Tingkat I]
Imbal Hasil Internal

Tingkat imbal hasil internal Sisi kanan dari persamaan tersebut


(internal rate of return-IRR) adalah nilai sekarang dari arus kas
didefinisikan sebagai tingkat suku di masa depan dan sisi kiri adalah
bunga yang membuat nilai nilai investasi. I, CF, dan t
sekarang dari arus kas proyek sama diketahui. Oleh karena itu, IRR
dengan nilai sekarang dari biaya (tingkat saks bunga, i, dalam
proyek. Dengan kata lain, IRR persamaan) dapat diperoleh dengan
adalah tingkat suku bunga yang melakukan serangkaian uji coba.
membuat NPV sebuah proyek Setelah IRR untuk sebuah proyek
menjadi nol. Persamaan berikut selesai dihitung maka IRR tersebut
dapat digunakan untuk akan dibandin dengan tingkat
menentukan IRR sebuah proyek. imbal hasil yang dipersyaratkan
perusahaan.
Ilustrasi Tingkat Imbal Hasil Internal: Periode
Majemuk dengan Arus Kas yang Sama

df = I/CF
I= Investasi
CF= Arus Kas Tahunan

Asumsikan bahwa investasi (1) sebesar $100.000 dan menghasilkan arus kas satu
periode sebesar $110. Faktor diskonto adalah I/CF = $100/$110 = 0,90909.
Dengan melihat pada Tampilan 14B.2, faktor diskonto sebesar 0,90909 untuk
periode tunggal adalah 10 persen yang merupakan IRR-nya. Secara umum, setelah
faktor diskonto diperoleh, lihat Tampilan 14B.2 dan temukan baris yang sesuai
dengan umur proyek kemudian bergerak sepanjang baris tersebut sampai faktor
diskonto yang telah dihitung ditemukan. Tingkat suku bunga yang sesuai dengan
tingkat diskonto adalah IRR.
Menghitung Tingkat Imbal Hasil
Internal dengan Arus Kas yang
Besarnya Sama
IRR adalah tingkat suku bunga (tingkat diskonto) yang membuat NPV = 0. Investasi yang dapat diterima harus
memiliki IRR yang lebih besar dari tingkat imbal hasil yang dipersyaratkan (biaya modal).
Informasi:
Asumsikan bahwa sebuah rumah sakit memiliki kesempatan untuk berinvestasi senilai $205.570,50 dalam
sistem ultrasound yang baru yang akan menghasilkan arus kas masuk bersih sebesar $50.000 di akhir
periode selama 6 tahun yang akan datang.
Diminta:
Hitunglah IRR untuk sistem ultrasound tersebut.
Solusi:
df = I/CF
= $205.570,50/$50.000
= 4,11141
Karena umur proyeknya 6 tahun, cari baris keenam di Tampilan 14B.2 dan kemudian bergerak di sepanjang
baris tersebut sampai menemukan df = 4,11141. Tingkat suku bunga yang sesuai dengan 4,11141 adalah
12 persen, yang merupakan IRR dari proyek rumah sakit tersebut.
Ilustrasi Tingkat Imbal Hasil Internal:
Periode lebih dari Satu Tahun
dengan Jumlah Arus Kas yang Tidak
Sama

Jika jumlah arus kas tidak sama maka persamaan IRR harus digunakan. Untuk periode lebih dari satu tahun,
persamaan ini dapat dipecahkan dengan melakukan uji coba atau dengan menggunakan kalkulator bisnis
atau program spreadsheet. Sebagai ilustrasi penyelesaian dengan cara trial and error, asumsikan bahwa nilai
investasi sebesar $10.000 dalam sistem PC menghasilkan penghematan administrasi sebesar $6.000 dan
$7.200 selama dua tahun berturut-turut. IRR adalah tingkat suku bunga yang membuat nilai sekarang dari
kedua arus kas tersebut sama dengan $10.000.
P = = $10.000
LANJUTAN

Asumsikan bahwa perkiraan tingkat suku bunga yang pertama adalah 18 persen. Menggunakan i sama dengan 0,18
maka tabel nilai sekarang dalam Tampilan 148.1 n 148.2 dan kemula menghasilkan faktor diskonto 0,84746 dan
0,71818. Kedua faktor diskonto tersebut menghasilkan nilai sekarang dari dua arus kas masuk sebagai berikut.
P = (0,84746 x $6.000) + (0,71818 x $7.200) = $10.256
Karena P lebih besar dari $10.000, tingkat suku bunga yang dipilih terlalu rendah. Perkiraan tingkat suku bunga yang
lebih tinggi diperlukan. Jika perkiraan berikutnya adalah 20 persen maka kita akan memperoleh nilai berikut.
P = (0,83333 x $6.000) + (0,69444 x $7.200) = $9.999,95
Karena nilai P mendekati $10.000 maka kita dapat mengatakan bahwa IRR sebesar 20 persen. (IRR tersebut memang
tepat 20 persen. Nilai sekarangnya hanya sedikit di bawah investasi karena faktor diskonto yang ada di Tampilan
14B.1 dibulatkan 5 angka di belakang koma.)
Postaudit Of
Capital
Projects
A
Postaudit proyek modal ialah mengacu pada evaluasi yang
dilakukan setelah proyek modal selesai atau berada dalam tahap
lanjutan. Tujuan dari postaudit adalah untuk mengevaluasi
kinerja proyek dan memastikan bahwa tujuan proyek tercapai,
anggaran terkendali, dan manfaat yang diharapkan terwujud.
Dalam postaudit proyek modal, beberapa hal yang harus dievaluasi
meliputi:
1. Keuangan
2. Waktu
3. Kualitas
4. Tujuan proyek
5. Evaluasi risiko
Lanjutan
Keuangan
Mengevaluasi anggaran proyek dan membandingkannya dengan realisasi anggaran
aktual. Melihat apakah proyek tetap berada dalam anggaran yang ditetapkan atau
mengalami deviasi signifikan. Jika ada perbedaan, menganalisis penyebabnya dan
mencari tahu apakah ada peluang penghematan atau perbaikan.

Waktu
Menilai apakah proyek selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Memeriksa apakah ada penundaan atau percepatan yang signifikan
dalam pelaksanaan proyek. Jika ada keterlambatan, mengidentifikasi faktor
penyebabnya dan mengambil langkah-langkah untuk menghindari masalah
serupa di masa depan.
Kualitas
Meninjau kualitas hasil akhir proyek dan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan. Memeriksa
apakah spesifikasi teknis dipenuhi dan apakah kualitas memenuhi harapan. Jika ada masalah kualitas,
mengidentifikasi penyebabnya dan menyarankan perbaikan yang diperlukan.
Lanjutan
Tujuan Proyek
Mengevaluasi apakah proyek mencapai tujuan awal yang telah ditetapkan.
Memeriksa apakah manfaat yang diharapkan telah tercapai dan apakah
proyek memberikan nilai tambah yang diinginkan.

Evaluasi risiko
Menganalisis pengelolaan risiko proyek dan menilai keefektifan tindakan yang
diambil untuk mengurangi risiko. Jika terdapat risiko yang tidak terduga atau
signifikan, mengidentifikasi pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada
proyek masa depan

Hasil dari postaudit proyek modal diungkapkan dalam laporan yang berisi temuan, rekomendasi, dan
pelajaran yang dipetik.
B
Proyek yang saling eksklusif mengacu pada proyek-proyek yang tidak dapat dilakukan atau
diselesaikan secara bersamaan atau serentak. Dalam konteks ini, jika satu proyek sedang berjalan,
proyek lainnya harus ditunda, dibatalkan, atau dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Proyek yang
saling eksklusif mengacu pada proyek-proyek yang tidak dapat dilakukan atau diselesaikan secara
bersamaan atau serentak. Dalam konteks ini, jika satu proyek sedang berjalan, proyek lainnya harus
ditunda, dibatalkan, atau dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Contoh dari proyek yang saling eksklusif adalah sebagai berikut:

Proyek pembangunan dua gedung


1 di lahan yang sama

Proyek peningkatan jalan raya


dan proyek pembangunan jembatan 2

3 Proyek migrasi sistem dan proyek pelatihan karyawan


LANJUTAN

Dalam kasus proyek-proyek yang saling eksklusif, ini sangat penting karena hal ini akan membantu
menghindari konflik dan memastikan efisiensi dalam pelaksanaan proyek-proyek tersebut. Secara
intuitif bahwa untuk proyek yang saling eksklusif, proyek dengan NPV tertinggi atau IRR tertinggi harus
dipilih. Karena dua metode tersebut dapat menghasilkan peringkat yang berbeda dari proyek yang saling
eksklusif, metode yang secara konsisten mengungkap proyek pemaksimalan kekayaan dalam NPV.

NPV berbeda dari IRR dalam dua hal utama :

Metode NPV mengasumsikan bahwa setiap


arus kas masuk yang diterima diinvestasikan
kembali pada tingkat pengembalian yang
diminta, sedangkan metode IRR
mengasumsikan bahwa setiap arus kas
masuk diinvestasikan kembali pada IRR yang Metode NPV mengukur profitabilitas
dihitung. Menginvestasikan kembali pada secara absolut, sedangkan metode
tingkat pengembalian yang disyaratkan lebih IRR mengukurnya secara relatif.
C
realistis dan menghasilkan hasil yang lebih NPV mengukur jumlah dimana nilai
dapat diandalkan ketika membandingkan dari perubahan yang tegas.
satu sama lain proyek.
5 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai