Anda di halaman 1dari 56

ALKES

AKPER DHARMA HUSADA KEDIRI


TANTANGAN

 KOMPONEN PENTING DI FASILITAS


PELAYANAN KESEHATAN
5
CONTOH ALAT KESEHATAN
Hot Water Botle (Ing.)
Botol Panas/ Buli-buli
Panas.
Bentuk  : berupa kantung
dari karet dengan tutup di
ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres
panas 
Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)
Bentuk  : berupa kantung
dari karet dengan tutup di
tengahnya, diisi pecahan
es batu
Fungsi : untuk kompres
dingin.
Air Cusion (Ing.)
Bentuk : berupa alat yang
terbuat dari karet
berbentuk lingkaran
seperti ban mobil,
diameter dalam 13,5 cm
luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat
duduk pada penderita
wasir/ ambeien.
Colostomy Bag
Fungsi : untuk menampung
feses pada pasien setelah
operasi colon
(pembedahan usus buatan
melalui otot dan kulit
perut)
Urinal
Fungsi : untuk menampung
urine pada pasien yang
tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Ø  Urinal male : untuk
pasien laki-laki
Ø  Urinal female : untuk
pasien wanita 
Bedpan
Fungsi : untuk menampung
feses pada pasien yang
tidak boleh/bisa ke WC
Gloves (Ing.) Handschoen
(Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi
tangan dari pengaruh
lingkungan sekeliling
Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/
pengambilan urine
Jenisnya :
Ø  Nelaton Cathether : terbuat dari
latex/ karet
Ø  Metal Cathether : terbuat dari
stainlesstil
Ø  Balloon Cathether/ Foley
Cathether  : terbuat dari latex/
karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua
pada ventilnya bila telah masuk
agar Cathether tidak copot.
Urine Bag
Fungsi : untuk menampung
urine yang dihubungkan
dengan Balloon
Cathether/ Foley
Cathether  untuk
mengeluarkan/
pengambilan urine pada
sistem tertutup
Stomach Tube (Ing.) Maag
Slang/ Maag Sonde (Beld.)
Fungsi :
Ø  untuk mengumpulkan
cairan/ getah lambung,
Ø  untuk membilas/ mencuci
isi perut,
Ø  untuk pemberian obat-
obatan.
Fungsi : untuk nutrisi/
pemberian cairan makanan
melalui mulut atau
hidung/dekompresi
Wing needle
Fungsi : sebagai
perpanjangan vena untuk
pemberian cairan infus
atau obat intra vena
dalam jangka lama.
 Infusion set
Fungsi : selang untuk
pemberian cairan infus 
 Tranfusion Set

Fungsi : untuk pemberian


tranfusi darah
 Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik
 Injection Needle (Ing.)
Jarum Suntik
Fungsi : untuk menyuntik
digabungkan dengan
alat suntik (Spuit =
Syringe).
Gliserin Syringe (Ing.)
Glyserin Spuit(Beld.)
Spuit Gliserin
Fungsi : untuk
menyemprotkan
lavement/ clysma
melaui anus  cairan
yang sering digunakan
adalah gliserin atau
larutan sabun.
 Bak Instrumen
 Korentang
JENIS SPEKULUM
ALAT BEDAH
Scalpel (Beld.) Bistoury/
Bistouries (Ing.)  Pisau
operasi (Ind.)
 alkes
PRINSIP ASEPTIK DAN ANTISEPTIK
PADA ALAT KESEHATAN
 Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril
 Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :

1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat


yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas
pinggang dengan demikian objek-objek itu selalu akan
terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi
diluar pengawasan. 
3.Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek
yang steril. 
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau
kertas yang sudah steril. 
5.Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga
ujung pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas. 
6.Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan
objek yang tidak steril. 
7.Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep
dipegang sehingga cairan desinfektan menyentuh bagian yang
steril, maka forcep itu sudah tercemar.
 Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan
menghambat atau menghancurkan tumbuhnya organism
pathogen dalam luka.
 Penggunaan desinfektan / antiseptic :

1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan


savlon 1:30 dalam alkohol 70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol
70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4%
(hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal
hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam
aqua hibiscrup
PENGERTIAN STERILISASI
 Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu
benda dari semua, baik bentuk vegetatif maupun bentuk
spora.
 Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme
luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk
menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
 Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta
spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi,
atau bahkan kimia.
 Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi
panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan
radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi
 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal
pelaksanaan  sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang
steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya,
bila terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
METODE STERILISASI
Sterilisasi dengan suhu tinggi
 Sterilisasi uap ( Steam Heat)
 Sterilisasi panas kering (Dry heat)
Sterilisasi dengan suhu rendah
 Ethylene Oxide
 Hydrogen Peroxide Plasma Sterilization ( STERRAD)
 Liquid Paracetic Acid

6-35
STERILISASI UAP

 Metode sterilisasi paling tua, aman, efektif, relatif tidak mahal,


bersifat non toksik’
 Suhu dan waktu:
 121 ° C (250° F) selama 30 menit
 132 ° C (270° F) selama 4 menit .

 Direkomendasikan untuk peralatan yang tahan panas dan tahan


uap.

6-36
STERILISASI PANAS KERING
 Keuntungan:
 dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat ditembus steam
 tidak bersifat korosi, mencapai seluruh permukaan alat.

 Kelemahan:
 penetrasipanas lambat -waktu lama
 perlu suhu tinggi
 dapat merusak bahan karet.

6-37
STERILISASI PANAS KERING (2)
 Penggunaan untuk:
 minyak, serbuk halus, syringe, kaca, gelas ,benda tajam

 Suhu dan waktu:


 170° C (340° F) selama 60 menit
 160° C (320° F) selama 120 menit
 150 ° C (300° F) selama 150 menit

6-38
ETHYLENE OXIDE (ETO)
 Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif terhadap panas
dan uap.
 ETO tidak berwarna, mudah terbakar
 Suhu 29° - 65 °C atau 45 °C -85 ° C.
 Keuntungan:
 non korosif terhadap plastik, metal , karet.
 tidak berbau
 Kelemahan:
 waktu lama (2 – 5 jam), biaya tinggi, bersifat toksik,
mutagenik, karsinogenik, iritasi saluran pernapasan, dalam
konsentrasi tinggi dapat menimbulkan pusing, mual, muntah.
6-39
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU
KARET

disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.


Sebelum disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan
dengan jalan mencuci dengan air dan sabun. Bila hendak
memakai uap formalin,alkes yang telah siap, dimasukkan
kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa
tablet formalin.suci hama (steril) setelah terkena uap
formalin paling sedikit 24 jam.
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU
LOGAM

 Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci


terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-alat
begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket
mudah dibersihkan.
 Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting,
jarum oprasi, scapel blede maupun tabung reaksi mula-
mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus
dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan metode
pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160­­oC,
jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan
agar suhu turun perlahan-lahan.
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA

 Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam


yaitu dengan menggunakan pemanasan kering, metode radiasi
karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca
sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive,
pelaksanaanya yaitu
 alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran
yang melekat
 kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan
baku kaca dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan
katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar
ultraviolet
 kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan
kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora
dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat terbakar.
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN
ATAU MEDIA KULTUR   

 Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu


dibersihkan dari kotoran,
 kemudian kain tersebut dibungkus dengan kertas agar
setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak
terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi.
 metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan
metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi
dengan tekanan (autoclave).
 Metode sterilisasi dengan menggunakan autoclave ini
yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan
carbon dioxida.
STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU
PLASTIK

 Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan


sebaiknya jangan menggunakan metode pemanasan, oleh
karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik
tersebut.
 Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik
sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu
rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci dengan
aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU
LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN

 Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga


maupun alumunium sering terjadi karatan.
 Alat-alat tersebut harus disimpan pada temperatur tinggi
(sekitar 37oC) dan kering kalau perlu memakai bahan
silikon sebagai penyerap uap air,
 sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus
bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat,
kemudian olesi dengan olie atau parafin.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU
KACA SETELAH DISTERIL
a.  Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37­­
oC dan beri tambahan lampu 25 watt
b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat
higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin
untuk membersihakan debu dari permukaan kaca. Usahakan
pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak
lapisan lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya
ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh melakukan
pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e.  Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung
kedalam air yang sedang mendidih melainkan gelas
dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak
diperkenankan.
f.    Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah
dipakai dapat menggunakan:
-  Air bersih
-  Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek
lemak
-  Larutan   
·     kalium dichromat  : 10 gram       
·     Asam belerang       : 25 ml.
·     Aquades                 : 75 ml.
PENGEMASAN

 Kegiatan paska sterilisasi untuk menjaga keamanan dan


efektifitas alat-alat medis pada saat digunakan untuk perawatan
pasien .
 Tanggung jawab unit pelayanan sterilisasi sentral.

6-48
TUJUAN PENGEMASAN

Mempertahankan sterilitas peralatan medis sampai waktu


penggunaaan .

6-49
SYARAT BAHAN KEMASAN
 Tahan terhadap kondisi fisik : suhu tinggi, kelembaban, tekanan,
kondisi vakum
 Memungkinkan terjadinya penetrasi dan kontak langsung dari
agen sterilan
 Memungkinkan pengeluaran dan pemindahan agen sterilan dari
kemasan pada akhir proses sterilisasi

6-50
SYARAT BAHAN KEMASAN

 Memastikan bahwa sterilitas kemasan dapat terjamin sampai


waktu tertentu.
 Efisien untuk dapat digunakan pada semua prosedur pengemasan.

 Mudah ditangani dan cukup fleksibel untuk ukuran alat yang akan
dikemas
 Tidak boleh mengandung materi- atau zat pewarna toksik.

6-51
PENYEGELAN KEMASAN

 Menggunakan tape indikator


 Segel harus dibuat sedemikian rupa sehingga apabila dibuka
fungsi segel menjadi hilang
 Harus secara rapat, menggunakan segel panas atau segel kertas.

6-52
STANDAR PROSEDUR PENGEMASAN
 Nama alat yang akan dikemas
 Langkah penyiapan dan inspeksi alat
 Metode sterilisasi yang digunakan
 Cara penempatan item yang benar dalam kemasan
 Cara penempatan indikator kimia internal dan eksternal
 Metode penyegelan kemasan
 Cara penempatan kemasan dalam chamber
 Cara penyimpanan yang benar.
6-53
PENGUJIAN DAN KALIBRASI ALAT
KESEHATAN

Sebagaimana ditetapkan pada Permenkes No.


363/Menkes/Per/IV/1998 alat kesehatan yang
dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan wajib diuji
atau dikalibrasi secara berkala,
sekurang – kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun.
Pengujian atau kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat
kesehatan dengan criteria:
a. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau
kalibrasi
b. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau
kalibrasi telah habis
c. Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau
kinerjanya (performance) atau
keamanannya (safety) tidak sesuai lagi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan
tanda masih berlaku
e. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi,
walaupun sertifikat dan tanda masih
berlaku
BERSAMA……
KAMI PASTI
BISA

Anda mungkin juga menyukai