Anda di halaman 1dari 10

Materi Perkuliahan 7

Hukum Dan Ham


Lanjutan Pengadilan HAM di
Indonesia
Oleh :
AA GEDE AGUNG INDRA PRATHAMA,S.H.,M.H
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NGURAH RAI
2022
• PADA PERTEMUAN 7 INI ADALAH MATERI LANJUTAN DARI
PERKULIAHAN HUKUM DAN HAM PERTEMUAN 6, KARENA
BERBICARA PENGADILAN HAM TIDAK CUKUP SAMPAI PADA
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PENGADILAN HAM DI INDONESIA
TETAPI MAHASISWA JUGA WAJIB MENGETAHUI TERKAIT PENYIDIKAN
DALAM PERKARA PELANGGARAN HAM BERAT DI INDONESIA.
PENYIDIKAN DALAM PERKARA PELANGGARAN
HAM BERAT DI INDONESIA
• PENYIDIKAN adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk mencari dan
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Hal ini
tercantum dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP.
• Perbedaaan penyidikan dengan penyelidikan adalah penyidikan
diarahkan untuk menentukan siapa tersangka yang dapat diduga
melakukan pelanggaran HAM berat tersebut. Sementara itu, penyelidikan
diarahkan untuk menentukan ada atau tidak adanya peristiwa yang
diduga merupakan pelanggaran HAM berat, seperti dikutip dari buku
Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia oleh R. Wiyono, S.H.
PENYIDIK DALAM PERKARA
PELANGGARAN HAM BERAT
• Penyidik dalam perkara pelanggaran HAM berat adalah Jaksa Agung.
Hal ini tertuang dalam pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia.
• Penyidik perkara pelanggaran HAM berat dapat mengangkat penyidik
ad hoc sesuai kebutuhan yang terdiri atas unsur pemerintah dan atau
masyarakat sebagaimana tercantum dalam pasal 21 ayat 3 UU NRI
Nomor 26 Tahun 2000.
LANJUTAN…
• Syarat penyidik ad hoc untuk dapat diangkat yaitu :
a. warga negara Republik Indonesia
b. berumur sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) tahun dan paling
tinggi 65 (enam puluh lima) tahun
c. berpendidikan sarjana hukum atau sarjana lain yang mempunyai
keahlian di bidang hukum
d. sehat jasmani dan rohani
e. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela
f. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
g. memiliki pengetahuan dan kepedulian di bidang hak asasi manusia.
KETENTUAN PENYIDIK DAN PENYIDIKAN PERKARA PELANGGARAN HAM BERAT

• PENANGKAPAN
Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penangkapan untuk kepentingan
penyidikan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan pelanggaran HAM berat
berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

• SURAT PERINTAH PENANGKAPAN


Pelaksanaan tugas penangkapan tersebut dilakukan oleh penyidik dengan memperlihatkan
surat tugas dan memberikan kepada tersangka surat perintah penangkapan yang
mencantumkan identitas tersangka dengan menyebutkan alasan penangkapan, tempat
dilakukan pemeriksaan serta uraian singkat perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat yang dipersangkakan.
LANJUTAN…
•TERTANGKAP TANGAN
Jika tersangka tertangkap tangan, maka penangkapan dilakukan tanpa surat perintah dengan
ketentuan bahwa penangkap harus segera menyerahkan tertangkap beserta barang bukti yang ada
kepada penyidik.

•MASA PENANGKAPAN
Masa penangkapan dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan.

•PENAHANAN
Jaksa Agung sebagai penyidik dan penuntut umum berwenang melakukan penahanan atau
penahanan lanjutan untuk kepentingan penyidikan dan penuntutan. Hakim Pengadilan HAM
dengan penetapannya berwenang melakukan penahanan untuk kepentingan pemeriksaan di sidang
pengadilan.
LANJUTAN…
• PERINTAH PENAHANAN
Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap tersangka atau
terdakwa yang diduga keras melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat
berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal terdapat keadaan yang menimbulkan
kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak, atau
menghilangkan barang bukti, dan atau mengulangi pelanggaran hak asasi manusia
yang berat.
• PEMBUKAAN KEMBALI PENYIDIKAN
Setelah surat perintah penghentian penyidikan dikeluarkan, penyidikan hanya dapat
dibuka kembali dan dilanjutkan apabila terdapat alasan dan bukti lain yang
melengkapi hasil penyidikan untuk dilakukan penuntutan.
LANJUTAN…
• PRAPERADILAN
Dalam hal penghentian penyidikan tidak dapat diterima oleh korban
atau keluarganya, maka korban, keluarga sedarah atau semenda dalam
garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga, berhak
mengajukan praperadilan kepada Ketua Pengadilan HAM sesuai dengan
daerah hukumnya dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Dari undang-undang di atas, dapat diketahui bahwa yang menjadi


penyidik dalam perkara pelanggaran HAM adalah Jaksa Agung
“TUJUANKU BELAJAR BUKAN UNTUK MENJADI LEBIH BAIK DARI YANG LAIN, MELAINKAN JADI LEBIH BAIK DARI DIRIKU YANG SEBELUMNYA”

SEMANGAT BELAJAR, SEMOGA SEMUA SEHAT DAN SUKSES!

TERIMA KASIH
HAVE A NICE DAY

FH MAJU UNR JAYA!!!

Anda mungkin juga menyukai