Anda di halaman 1dari 12

TEORI EDWARD LEE

THORNDIKE

Khansa Khairunnisa Anis Fathin


19200332K
BIOGRAFI
Edward Lee Thorndike (31 Agustus 1874 - 9 Agustus 1949) adalah
seorang Amerika psikolog yang menghabiskan hampir seluruh karirnya di
Teachers College, Columbia University. Karyanya pada perilaku hewan
dan belajar proses menyebabkan teori connectionism dan membantu
meletakkan dasar ilmiah untuk modern psikologi pendidikan. Dia juga
bekerja pada pemecahan masalah industri, seperti ujian karyawan dan
pengujian. Dia adalah seorang anggota dewan Corporation psikologis,
dan menjabat sebagai presiden American Psychological Association
pada tahun 1912. Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan
psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas
Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar
doktor di Columbia tahun 1898. Setelah ia menyelesaikan pelajarannya
di Harvard, ia bekerja di Teacher’s College of Columbia di bawah
pimpinan James Mckeen Cattell. Di sinlah minatnya yang besar timbul
terhadap proses belajar, pendidikan, dan intelegensi.
TEORI THORNDIKE (1874-1949)
● Ketika masih bergelar mahasiswa psikologi tahun pertama di Wesleylan University, Edward Lee Thorndike
membaca buku yang dikarang sendiri oleh gurunya ialah James. Edward yang mempelajari bidang Animal
Learning di Harward kemudiannya datang ke Columbia atas undangan James Mc. Keen Cattell lalu melanjutkan
eksperimennya terhadap haiwan. Setelah meraih gelaran Ph. D, Edward amat tertarik untuk menceburi bidang
sosial dan pendidikan, lalu beliau mengajar di Teacher’s College, Columbia University sehinggalah waktu tamat
perkhidmatannya pada tahun 1949.
● Thorndike mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematik dan menjadi salah satu teori belajar
yang paling sistematik. Beliau membawa idea-idea asosiasi para filsuf ke tahap yang empiris dengan
melakukan eksperimen terhadap idea- idea filosofi tersebut.
● Thorndike juga mengakui pentingnya konsep reinforcement dan reward serta menuliskan teorinya tentang ini
dalam ‘Law Of Effect’ pada tahun 1898(perbandingan dengan Pavlov yang baru selesai menulis ideanya tentang
reinforcement pada tahun 1902)
TEORI KONEKSIONISME

Teori koneksionisme adalah teori yang


ditemukan dan dikembangkan oleh
Edward L. Thorndike berdasarkan
eksperimen yang ia lakukan pada tahun
1890-an. Eksperimen ini menggunakan
hewan-hewan terutama kucing untuk
mengetahui fenomena belajar.
EKSPERIMEN THORNDIKE

Eksperimen ini menggunakan hewan terutama


kucing untuk mengetahui fenomena belajar.
Thorndike belajar belajar pada hewan (biasanya
kucing). Dia menyusun eksperimen klasik di mana
dia menggunakan kotak puzzle untuk menguji
secara empiris hukum pembelajaran.

.
UJI COBA EKSPERIMEN THORNDIKE
• Memasukkan kucing dalam sebuah kotak (kurungan) dalam keadaan lapar, kotak tersebut didesain
sedemikian rupa, sehingga ketika kucing itu menyentuh sebuah tombol, maka pintu akan dengan
sendirinya terbuka.
• Pada uji coba yang pertama, kucing dikondisikan dalam keadaan lapar dan diberikan sepotong
makanan yang diletakkan di luar kotak. Setelah itu, suatu perubahan terjadi. Kucing tersebut tiba-
tiba menunjukkan respon agresif dengan melakukan gerakan-gerakan apapun dan berusaha agar ia
dapat keluar dari kotak dan bisa menyantap makanan di luar kotak. Secara tidak sengaja kemudian
kucing itu menekan tombol dan pintu otomatis terbuka.
• Pada uji coba kedua, Thorndike melakukan hal yang sama, yaitu kucing dimasukkan kotak dalam
keadaan lapar dan di luar kotak diberikan sepotong makanan. Maka, respon yang dihasilkan adalah
kucing dapat keluar dari kotak lebih cepat dari sebelumnya.
• Berdasarkan uji coba itu, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar ialah hubungan antara stimulus
dan respons. Karena itu, teori koneksionisme juga disebut sebagai S-R bond theory dan S-R
psycology of learning atau lebih dikenal dengan istilah Trial and Error Learning.
TIGA HUKUM THORNDIKE

1 Hukum Kesiapan (The Law


of Readiness) Hukum Latihan 2
Semakin siap suatu organisme (Law of Exercise)
memperoleh suatu perubahan tingkah
laku. Maka pelaksanaan tingkah laku Semakin sering suatu tingkah laku
diulang atau dilatih (di gunakan),
tersebut akan menimbulkan kepuasan maka asosiasi tersebut akan
individu sehingga asosiasi cenderung semakin kuat.
di perkuat.

Hukum Akibat (Law of Hubungan stimulus respon cenderung


3 Effect)
diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan
cenderung di perlemah jika akibatnya tidak
memuaskan
HUKUM TAMBAHAN
● Hukum Reaksi Bervariasi (Law of Multiple Response)
Individu diawali dengan proses trial and error yang menunjukkan bermacam-
macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.

● Hukum Sikap (Law of Attitude)


Perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dan
respon saja, tetapi juga ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu baik
kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.

● Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Law of Prepotency Element)


Individu dalam proses belajar memberikan respons pada stimulus tertentu saja
sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respon selektif).
HUKUM TAMBAHAN
● Hukum Respon Melalui Analogi (Law of Response by Analogy)
Individu dapat melakukan respons pada situasi yang belum pernah
dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan
situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah
dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang
telah dikenal ke situasi baru. Semakin banyak unsur yang sama,
maka transfer akan semakin mudah.

● Hukum Perpindahan Asosiasi (Law of Associative Shifting),


Proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum
dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit unsur lama.
KESIMPULAN

Throndike merupakan pakar psikologi yang mencetuskan teori


koneksionisme dan melahirkan beberapa hukum seperti kesiapan,
sikap, berat sebelah, respon analogi, perpindahan asosiasi. Hukum yang
dicetuskan Throndike dapat digunakan secara relevan dalam banyak
kasus berkaitan dengan psikologi manusia dan hewan bahkan psikologi
belajar.
References

● US Winaputra, R Delfi, P Pannen, D Mustafa. 2014. Teori


belajar dan pembelajaranrepository.ut.ac.id.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai