Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK REKLAMASI LAHAN KERING PADA LAHAN

PASCATAMBANG
(TUGAS DEGRADASI DAN REHABILITASI LAHAN)

Oleh: Kelompok 10
LAHAN BEKAS TAMBANG PT.
ARUTMIN

Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah


yang kaya lahan tambang, salah satunya batubara.

● Open pit
● land clearing
● stripping top soil
● over burden stripping
LAHAN BEKAS TAMBANG TERMASUK KE DALAM JENIS
LAHAN KRITIS

● Proses eksploitasi penambangan batubara


menimbulkan kerusakan pada lapisan top soil yang
subur, pemindahan lapisan top soil akan menyebabkan
perubahan struktur tanah dan lapisannya sehingga
diperlukan beberapa macam metode serta waktu untuk
pemulihannya kembali ke struktur tanah asal.

● Tantangan terbesar adalah upaya berkelanjutan praktek


pertambangan yang baik Good Mining Practices
(GMP) yang bertujuan meminimalisasi atau
meniadakan dampak terhadap lingkungan, terutama
dampang terhadap lingkungan perairan.
TUJUAN

● Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui


teknik atau penerapan reklamasi di lahan kering yang digunakan pada
lahan pascatambang, dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
berdasarkan teknik reklamasi yang digunakan agar mendapat hasil
optimal
TEKNIK REHABILITAS
PERBAIKAN KUALITAS LAHAN BEKAS TAMBANG DENGAN REVEGETASI
(SENGON, COVER CORP, AKASIA)

Semua variabel fisik tanah: Variabel kimia tanah:


• Tekstur • pH
• Berat Volume • Karbon organik
• Porositas Total • Unsur hara
• Kadar Air • Kation dapat ditukar
• Resistensi Penetrasida • Kapasitas tukar kation

Hermawan (2011)
PENGAMATAN LANGSUNG DILAHAN REKLAMASI DI PIT
MULIA

01 Jenis Tanah 03 Kelerengan


Podsolik dan Oxisol Memiliki kecuraman lereng dengan
besar 8 % dan dengan panjang lereng
yang besar, maka dipastikan erosi akan
02 Pengamatan pada tekstur tanah : terjadi
• Munnsell 7,5 yr 6/1 dengan tekstur lempung berat.
• Munnsell 7,5 yr 5/6 dengan tekstur lempung berpasir
• Munnsell 5 y 4/2 memiliki tekstur pasir geluhan
• Munnsell 10 yr 5/3 dengan tekstur geluh debuan
04 Pengendalian Erosi

Terdapat 2 pengendalian yaitu penerapan Gradien channel, dan juga


penebaran covercorp dengan jarak 2 m x 1 m.

Gradien channell Penebaran covercorp


05 Kualitas air Lubang bekas galian tambang yang sudah terisi
air (Danau bekas tambang)

Untuk mengurangi kadar logam sisa-sisa tambang bisa memanfaatkan


tanaman air.
TANAMAN AIR

Kayu apu (Pistiastratiotes)


Eceng gondok
(Eichhorniacrassipes)

Tifa (Typhaangustifolia)
KESIMPULAN

1. Rata-rata tanah yang ada di wilayah Pit Mulia adalah tanah Ultisol (Podsolik) dan Latosol (Oxisol).
2. Tekstur tanah yang ada di wilayah pit Mulia dibagi menjadi 4 sample. Untuk sample pertama di
dapatkan hasil dengan kode Munnsell 7,5 yr 6/1 dengan tekstur lempung berat, sample kedua dengan
kode Munnsell 7,5 yr 5/6 dengan tekstur lempung berpasir sample ketiga dengan kode Munnsell 5 y
4/2 memiliki tekstur pasir geluhan, sample terakhir dengan kode Munnsell 10 yr 5/3 dengan tekstur
geluh debuan.
3. Topografi Lahan pada wilayah Tambang yang ada di kawasan pit Mulia pada umumnya
bergelombang dengan ketinggian maksimum mencapai 500 meter di atas permukaan laut. Memiliki
kelerngan besar 8 %.
4. Konservasi yang telah dilakukan adalah pembuatan Gradien Channel dan juga penebaran covercorp.
SARAN

1. Untuk pengendalian erosi, disarankan untuk meratakan tanah dengan betul-betul terlebih dahulu
karena jika permukaan tanah tidak rata maka akan sia-sia melakukan pembuatan saluran drainase
air yang akan membuat erosi tetap terjadi, karena drainase air tidak akan maksimal.
2. Untuk mengurangi kadar logam sisa-sisa tambang bisa menggunakan memanfaatkan tanaman air
seperti eceng gondok (Eichhorniacrassipes), Kayu apu (Pistiastratiotes) dan tifa (Typhaangustifolia)
yang dapat menyerap logam sisa-sisa tambang.
3. Pemantauan terhadap Kualitas tanah dan air khususnya air danau terus ditingkatkan sehingga dapat
bermanfaat
4. Kawasan pasca tambang yang ada di pit mulia memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan
menjadi pengembangan lahan Agrosilvopasura.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai