Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN KASUS

DIVISI GASTROENTEROHEPATOLOGI

ANAK LAKI-LAKI USIA 14 TAHUN 7 BULAN DENGAN


HEPATITIS B KRONIK, GIZI BAIK, BERAT BADAN
NORMAL, PERAWAKAN NORMAL
Oleh :
Randy Renaldo Wiratara
Supervisor :
Dr. dr. Ninung Rose D. K., MSi. Med, Sp.
A(K)
dr. Juwita Pratiwi, Sp.A
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
IDENTITAS PENDERITA

• Nama : An. S.W.


• Umur / Tgl Lahir : 14 tahun 7 bulan / 07 November 2008

• Jenis kelamin : Laki-laki


• Alamat : Wiromenggalan ,Kendal, Jawa Tengah
• No. CM : C487415
• Tanggal Masuk : 7 Juni 2023

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
IDENTITAS ORANG TUA

• Nama Ayah : Tn. I.S • Nama Ibu : Ny. F. U


• Umur : 42 tahun • Umur : 41 tahun
• Pekerjaan : Wiraswasta • Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Kendal • Alamat : Kendal

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
ANAMNESIS
Dilakukan dengan orang tua pasien tanggal 07 Juni 2023 pukul 11.20 WIB.

Keluhan Utama :
Pasien kontrol dengan riwayat hepatitis B kronik sejak 2014

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan saat ini: Riwayat Penyakit Dahulu:
 Anak hendak kontrol rutin, anak tidak ada demam, tidak ada keluhan  Anak terdiagnosis Hepatitis B Kronis sejak tahun 2014
 Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri perut karena skrining akibat Ibu diketahui menderita Hepatitis
 Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak ada lendir maupun B saat hendak kemoterapi
darah o Secara umum, tidak ada keluhan saat terdiagnosis
 Buang air kecil tidak ada keluhan, warna kuning jernih Hepatitis B Kronis
 Anak selesai pengobatan injeksi Peginterferon alfa-2a (Pegasys®) selama 52 minggu o Mendapatkan injeksi Peginterferon alfa-2a (Pegasys®)
pada bulan Januari 2023. selama 52 minggu. Keluhan saat mendapat injeksi
 Sejak 1 tahun yang lalu, anak memiliki kebiasaan begadang karena bermain game di Peginterferon alfa-2a :
smartphone. Umumnya, anak tidur dari pukul 00.00 hingga pukul 05.00  rambut rontok pada beberapa bulan awal
 Beberapa bulan terakhir, anak sering tidak tidur karena hendak mempersiapkan ujian pemberikan injeksi Peginterferon alfa-2a.
 Ruam kemerahan yang timbul ketika suhu udara
panas dan menghilang saat suhu udara dingin.
Riwayat Perinatal Ruam dirasakan gatal. Ruam masih hilang timbul
Anak lahir dari ibu G2P1A0, 30 tahun, hamil 9 bulan. Ibu rutin kontrol ke bidan selama setelah penghentian injeksi Peginterferon alfa-2a
kehamilan. Riwayat sakit saat kehamilan disangkal. Riwayat penggunaan obat-obatan (Pegasys®)
di luar resep dokter disangkal.  Riwayat sakit HIV disangkal
Anak lahir secara spontan di bidan praktek mandiri. Anak lahir langsung menangis.  Riwayat sakit Tuberkulosis disangkal
Berat badan lahir sebesar 4000 gram. Tidak terdapat data panjang badan lahir karena
ayah lupa dan catatan kelahiran telah hilang. Riwayat kuning setelah kelahiran
disangkal.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
ANAMNESIS
0–6
ASI
bulan
Riwayat Imunisasi
6 – 12
ASI + bubur bayi
bulan  Hepatitis B : 4 kali, booster 1 kali

1 tahun –  BCG : 1 kali


ASI + nasi
2 tahun  Polio : 4 kali

Riwayat nutrisi Nasi + susu Dancow  Difteri, Pertusis, Tetanus : 3 kali, booster 1 kali
Anak makan Nasi 3 kali  Hib : 3 kali, booster 1 kali
sehari dengan porsi 1-2
centong nasi. Lauk Kesan : Imunisasi Dasar sesuai program
2 tahun -
berupa ayam, telur, tahu, pemerintah
sekarang
tempe, dan sayur. Anak
minum susu Dancow 1
kali sehari sebanyak 200
ml dan dapat dihabiskan.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga :
 Kakak dan Nenek pasien (dari ibu kandung) menderita Hepatitis B
(keduanya masih dalam pengobatan)
 Ibu pasien menderita Limfoma Maligna Non-Hogkin dan pernah
mendapatkan kemoterapi. Ibu juga mengidap Hepatitis B. Ibu
meninggal pada Juli 2022 karena gagal ginjal akut
 Kakak laki-laki menderita Hepatitis B Sudah selesai pengobatan
dengan Inj. Peginterferon alfa-2a (Pegasys®). Kakak laki-laki
dilahirkan secara spontan (tanpa ada persiapan terkait Ibu menderita
Hepatitis B karena belum diketahui status Hepatitis B-nya)
 Adik Perempuan tidak menderita hepatitis B. Adik dilahirkan secara
SC atas indikasi Ibu menderita hepatitis B

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
ANAMNESIS
Riwayat Perkembangan
Riwayat Pertumbuhan Anak bersekolah di SMP kelas VIII. Anak dapat mengikuti
 Berat badan lahir 4000 gram, panjang badan lahir lupa. pelajaran dengan baik dan dapat bersosialisasi dengan teman
 Berat badan sekarang 43 kg, tinggi badan 161 cm, berat sebaya.
badan ideal: 19 kg. Kesan: Perkembangan dalam batas normal
BMI -1.44 SD
WAZ -1.27 SD
HAZ -0.74 SD Riwayat Sosial Ekonomi
 
Anak tinggal bersama ayah kandung, kakak kandung, dan
Kesan: Gizi baik, berat badan normal, perawakan
normal adik perempuan. Ayah bekerja sebagai seorang wiraswasta.
Pasien memiliki asuransi nasional (BPJS).
Kesan : status sosial ekonomi baik

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan tanggal 07 Juni 2023 jam 10.30 WIB di Poli Anak RSDK.
Anak laki-laki usia 14 tahun 5 bulan

Keadaan Umum : sadar, aktif


Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.7 C (axiler)
Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup

Mata : anemis -/-, sklera ikterik -/-


Hidung : nafas cuping (-), sekret (-)
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran nnll (-/-)

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN FISIK
PARU
Inspeksi : Simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi :
Suara dasar vesikuler +/+ +/+
Suara tambahan :
Hantaran -/- -/-
Ronkhi -/- -/-
Wheezing -/- -/-

JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V di garis medioklavicularis sinistra, iktus kordis
tidak kuat angkat, tidak melebar, thrill (-)
Auskultasi : BJ I - II reguler, Gallop (-), bising (-)

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
Inspeksi : Datar, hernia umbilikalis (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : superior inferior
Sianosis - /- - /-
Akral dingin - /- - /-
Capillary refill <2 ”/<2” <2”/<2”
Edema -/- -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Hematologi
Parameter 17/10/2019 Satuan Nilai Normal Parameter 18/12/2020 21/01/2021 18/10/2021 12/09/20 Satuan Nilai
22 Normal
Hemoglobin 13,4 g/dL 11,8-15,0 Hemoglobin 14 15,1 14,4 13,3 g/dL 12,8 – 16,8
Hematokrit 39,5 % 32-62 Hematokrit 40,2 42,6 40,8 38,9 % 32-62
Eritrosit 4,90 10^6/u/L 3,1 – 5,4 Eritrosit 5,01 5,24 5 4,63 10^6/u/L 4,4 – 5,9
MCH 27,3 pg 24-30 MCH 27,9 28,8 28,8 28,7 pg 27-32
MCV 80,6 fL 77-95 MCV 80,2 81,3 81,6 84 fL 76-96
MCHC 33,9 g/dL 29-36 MCHC 34,8 35,4 35,3 34,2 g/dL 29-36

Leukosit 6,8 10^3/uL 5 – 13,5 Leukosit 5,8 6,9 6,2 4,3 10^3/uL 5 -13,5

Trombosit 362 10^3/uL 150-400 Trombosit 306 319 317 235 10^3/uL 150-400

RDW 12,5 % 11.6-14.8 RDW 12,3 12,5 12,5 14,6 % 11.6-14.8

MPV 8,6 fL 4.00-11.00 MPV 9 8,7 9 11,1 fL 4.00-11.00

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Kimia Klinik
Parameter 14/07/2014 27/10/2014 05/12/2014 04/03/2015 11/05/2015 16/12/2015 16/01/2016 07/09/2016 Satuan Nilai Normal
SGOT 35 42 35 36 33 52 39 39 U/L 15-34
SGPT 39 59 48 43 39 52 48 49 U/L 15-60
Alkaline 228               U/L 50-136
Phosphatase
Gamma GT 13               U/L 5-85

Parameter 04/05/2017 21/12/2017 18/11/2020 18/12/2020 21/01/2021 20/02/2021 24/05/2021 18/10/2021    Satuan Nilai Normal
SGOT 38 41 36 41 38 39 34 64    U/L 15-34
SGPT 50 61 40 41 50 41 44 120    U/L 15-60
Alkaline           377        U/L 50-136
Phosphatase
Gamma GT           13        U/L 5-85

Parameter 31/10/2022 26/12/2022 03/01/2023 01/02/2023 22/02/2023 27/03/2023 03/05/2023 07/06/2023 Satuan Nilai Normal
SGOT 50 78 55 41 33 33 29 36 U/L 15-34
SGPT 52 72 54 36 21 56 33 51 U/L 15-60
Alkaline                 U/L 50-136
Phosphatase
Gamma GT                 U/L 5-85
Ureum   28             mg/dl 15-39
Kreatinin   0,9             mg/dl 0,6-1,3

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Immunoserologi
Parameter 14/07/2014 27/10/2014 05/12/2014 04/03/2015 11/05/2015 16/12/2015 16/01/2016 07/09/2016 Satuan Nilai Normal
Hbe Ag 4,71 6   18,68 6 5.73 4.64 5.14 S/CO Negatif: <0.1;
Positif: >=0.1
HbsAg   17,02 17.57 5.61 19.00 15.84 21.82 22.82   Negatif : <0.13;
Positif : >=0.13
AFP   3.00     0.79       IU/mL 0.0 – 8.5
Anti HBs     <5 <5 <3 <3 <3   mIU/ml Negatif:<8;
Equivocal : 8-12;
Positif:>12

Anti HB c 0.00                 Negatif: >=1.4;


Total Equivocal: 1.0 -
<1.4;
Positif: <1.0

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Immunoserologi
Parameter 04/05/2017 21/12/2017 17/10/2019 18/12/2020 20/01/2021 20/02/2021 24/05/2021 20/01/2021 Satuan Nilai Normal

Hbe Ag 4,65 4,66   5.88 5,65 5,65 6,81 5,65 S/CO Negatif: <0.1;
Positif: >=0.1

HbsAg 17,77 21,80 >1000   >1000 >1000 20,60 >1000   Negatif : <0.13;
Positif : >=0.13

Anti HBs <3 <3 <3     4 <3   mIU/ml Negatif:<8;


Equivocal : 8-12;
Positif:>12

Anti Hbe     16,01   13,14 13,05 12,86 13,14   Negatif: >= 0.5;
Equivocal: 0.4 - <0.5;
Positif: <0.4

Parameter 31/10/2022 26/12/2022 03/01/2023 01/02/2023 22/02/2023 03/05/2023 07/06/2023 Satuan Nilai Normal

Hbe Ag 0,16   0,16 0,82   4,84 4,99 S/CO Negatif: <0.1;


Positif: >=0.1

HbsAg   >1000   >1000 >1000 >1000     Negatif : <0.13;


Positif : >=0.13

Anti HBs               mIU/ml Negatif:<8;


Equivocal : 8-12;
Positif:>12

Anti Hbe   13,14 0,35           Negatif: >= 0.5;


Equivocal: 0.4 - <0.5;
Positif: <0.4

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Urin Rutin
Pemeriksan 21/1/2021 Nilai rujukan Satuan Pemerikasaan 21/1/2021 Nilai Rujukan Satuan

Warna Kuning muda     Kristal 0,0 0 - 10 /uL

Kejernihan JERNIH     Silinder 0,00 0.00 - 0.50 /uL


Pathologi
Berat Jenis   1.003 -1.025  

pH 7,5 4.8 - 7.4   Granula Kasar Negatif Negatif /LPK


Protein Negatif Negatif mg/dl Granula Halus Negatif Negatif /LPK

Reduksi Negatif Negatif mg/dl Silinder Hialin 0,00 Negatif /uL

Urobilinogen Normal Negatif mg/dl Silinder Epitel Negatif Negatif /LPK

mg/dl Silinder Eritrosit Negatif Negatif /LPK


Bilirubin Negatif Negatif
mg/dl Silinder Lekosit Negatif Negatif /LPK
Aseton Negatif Negatif
Mucus 0,14 0.00 - 0.50 /uL
Nitrit Negatif Negatif  
Yeast Cell 0,2 0.0 - 25.0 /uL
Sedimen      
Bakteri 3,5 0 - 100 /uL
Epitel 1,1 0.0 - 40.0 /uL
Sperma 0,0 0/00-3.00 /uL
Epitel Tubulus 1,1 0.0 - 6.0 /uL
Kepekatan 23,9 3-27 mS/cm
Lekosit 1,3 0.0 -20.0 /uL

Eritrosit 2,3 0 - 25 /uL

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Radiologi
USG - GUIDED BIOPSY (29/12/21)
KLINIS : CHRONIC HEPATITIS B
● Hepar tampak membesar, parenkim hepar tampak homogen, tak tampak
nodul
● Dengan panduan USG, telah dilakukan biopsi pada liver (2 kali pungsi
dengan jarum 18 G)
● Hasil biopsi dilakukan pemeriksaan PA
● USG pasca biopsy : tak tampak adanya komplikasi perdarahan

3. Pemeriksaan Patologi Anatomi (29/12/21)

Gambaran di atas dapat ditemukan pada hepatitis B kronik, disertai fibrosis periporta dengan septa (F2)

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
DAFTAR MASALAH
1.Hepatitis B kronik
2.Gizi baik, berat badan normal, perawakan normal

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
DIAGNOSIS KERJA
1.Diagnosis utama : Hepatitis B kronik
2.Diagnosis komorbid :-
3.Diagnosis komplikasi :-
4.Diagnosis imunisasi : imunisasi dasar lengkap, booster (+)
5.Diagnosis pertumbuhan : Gizi baik, berat badan normal, perawakan normal
6.Diagnosis perkembangan : perkembangan sesuai usia
7.Diagnosis sosial ekonomi : Kesan sosial ekonomi cukup

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
RENCANA PENGELOLAAN
Tatalaksana yang diberikan Rencana Edukasi

• Menjelaskan kepada orang tua diagnosis (penyakit)

• Probiotik anak

• Asam ursodeoksikolat 250 mg tiap 12 jam • Menjelaskan tentang tatalaksana terhadap penyakit

• Vitamin C 50 mg tiap 24 jam anak mengenai tatalaksana baik medikamentosa

• Vitamin B Komplek 1 tablet tiap 24 jam maupun non medikamentosa

• Sirup Curvit 3 x 5 ml • Menjelaskan kepada pasien mengenai komplikasi


yang mungkin terjadi karena penyakit

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : ad malam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
14/07/2014   Hbe Ag chronic viral hepatitis b • ursodeoxycolic,
4.71 POSITIF without delta-agent • Curliv (Curcuma extract)
Anti HB c Total 0.00 Positif • Probiotik
27/12/2021 S: kontrol Lab darah 18/10/2021-----------9/12/2021 Hepatitis B kronik pro biopsi Terapi PO :
  Hemoglobin 14.4 hepar • Ursideoxycolic acid 1 tab/12 jam
O: Hematokrit 40.8 • Curliv (Curcuma extract) tab 1 tab/12 jam
HR : 86x/menit Eritrosit 5 • Probiotik
RR : 24 x/menit MCH 28.8 Program :
suhu : tidak demam MCV 81.6 • Konsul dr. Gunawan, Sp.Rad (K) -- biopsi
Tidak ada organomegal MCHC 35.3 hepar Rabu 29/12/2021 pkl 10.00
Leukosit 6.2 • Konsul dr. Villy, Sp.An
Trombosit 317
RDW 12.5
MPV 9
SGOT 64 (1,88x)--------------------94
(2,76x)
SGPT 120 (2x)----------------------219
(3,65x)
HBsAg lebih dari dari 1000.00 Positif
Anti HBs 4 Negatif
Hbe Ag 6.93 Positif
Anti Hbe 13.02 Negatif

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN
Tanggal
PENYAKIT
Klinis
DAN PENATALAKSANAAN
Penunjang Asesmen Tatalaksana
24/01/2022 HR : 90 x/menit   chronic viral Terapi Oral :
RR : 24 x/menit hepatitis b without • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam untuk 3
suhu : tidak demam delta-agent bulan
Tidak ada organomegali • Curliv (Curcuma extract) sirup 5 ml/12 jam
diganti tablet 1 tab/12 jam
• Probiotik
• Peginterferon alfa-2a (Pegasys®) 180
ug/minggu (minggu ke - 1)
31/01/2022- S: demam tidak ada, lemas tidak ada mual muntah 29/12/21 Biopsi Hepar Hepatitis B kronik • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
14/03/2022 tidak ada, tidak Gambaran di atas dapat ditemukan pada hepatitis B   • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
tampak kuning, makan minum bisa, BAK dan BAB kronik, disertai fibrosis periporta • Probiotik (kadang minum kadang tidak)
tidak ada keluhan dengan septa (F2). • Injeksi Peginterferon alfa-2a (Pegasys®)
  Lab darah 18/10/2021-----------9/12/2021 180 ug/minggu
O: Hemoglobin 14.4
BB 38 kg, TB 153,5 cm Hematokrit 40.8
WAZ NA, HAZ -0,68 SD, BMI -0,74 SD Eritrosit 5
KU : sadar MCH 28.8
HR : 90 x/m MCV 81.6
RR : 20x/m MCHC 35.3
Suhu : 36,7 C Leukosit 6.2
Nadi : reguler, isi tegangan cukup Trombosit 317
mata : anemis -/-, ikterik -/- RDW 12.5
thorax : simetris, retraksi - MPV 9
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- SGOT 64 (1,88x)--------------------94 (2,76x)
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop SGPT 120 (2x)----------------------219 (3,65x)
- HBsAg lebih dari 1000.00 Positif
abdomen : datar, bising usus + normal, superl, nyeri Anti HBs 4 Negatif
tekan -, hepar lien tak teraba Hbe Ag 6.93 Positif
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, Anti Hbe 13.02 Negatif
edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
21/03/2022 S: Anak demam sejak kemarin pagi, suhu tidak diukur, kemudian anak   • Hepatitis B kronik • Injeksi Peginterferon alfa-2a (Pegasys®) 180
diberikan paracetamol, anak juga mengeluh batuk(+), pilek(-), anak • Observasi febris hari ke 2 ug/minggu (minggu ke-8)
sudah minum dd ISPA Terapi per-oral :
paracetamol dan obat batuk sirup, tidak kuning, makan dan minum • Gizi baik, perawakan • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
mau, BAK dan BAB normal • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
tidak ada keluhan • Probiotik (di orangtua)
O: • Paracetamol 500mg/8jam
BB 37 kg (turun 0,5 kg), TB 155 cm • Cetirizin 10mg/24jam
WAZ NA, HAZ -0,67 SD, BMI -0,73 SD Program :
KU : sadar, cukup aktif • Swab Antigen Covid-19 : negatif --- Injeksi
HR : 98 x/menit Peginterferon alfa-2a (Pegasys®) dapat diberikan
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,6 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
Mulut : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, superl, nyeri tekan -, hepar lien
tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
28/03/2022 – S: Anak tidak demam, tidak kuning, makan dan minum mau, BAK Hemoglobin 12.9 • Hepatitis B Injeksi Peginterferon alfa-2a (Pegasys®)
31/10/2022 dan Hematokrit 36 kronik 180 ug/minggu (minggu ke-40)
BAB tidak ada keluhan Eritrosit 4.28 • Gizi baik, Terapi per-oral :
  perawakan • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
MCH 30.1 normal
O: MCV 84.1 • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
BBK 36 kg. BBS 35,5 kg (turun 0,5 kg), TB 155,7 cm MCHC 35.8 • Probiotik (di orangtua)
WAZ NA, HAZ -0,67 SD, BMI -0,73 SD Leukosit 8700
KU : sadar Trombosit 302.000
HR : 90 x/menit RDW 12.5
RR : 20 x/menit MPV 9
Suhu : 37 C SGOT 50
Nadi : reguler, isi tegangan cukup SGPT 52
mata : anemis -/-, ikterik -/- HBsAg lebih dari 1000.00 Positif
Mulut : faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 Anti HBs 4 Negatif
thorax : simetris, retraksi - Hbe Ag 0.16 Positif (kurang dari
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/- 0.1)
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop - Anti Hbe 13.02 Negatif
abdomen : datar, bising usus + normal, superl, nyeri tekan -, hepar
lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana

07/11/2022- S: Anak saat ini tidak ada keluhan, tidak demam, tidak nyeri perut, tidak Hemoglobin 12.8 Hepatitis B kronik • Melanjutkan injeksi Peginterferon
02/01/2023 muntah, tidak Hematokrit 36.2 • Gizi baik, alfa-2a (Pegasys®) 180 ug/minggu
kuning, makan dan minum baik. Buang air kecil dan buang air besar tidak perawakan (minggu ke-49)
Leukosit 7300
ada keluhan normal Melanjutkan Terapi per-oral :
Trombosit 208.000
  • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
SGOT 78 (obat masih ada)
O:
SGPT 72 • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
BB 40 kg/ TB 159 cm
HBsAg lebih dari dari 1000 • Probiotik (di orangtua)
WAZ NA// HAZ -0.64 SD// BMI for age -1.63 SD
Anti HBs kurang dari 3 Program:
KU : sadar
Hbe Ag 0.16 Positif (kurang dari • Cek SGOT, SGPT, HBsAg, HBeAg
HR : 92 kali/menit 0.1) dan Anti Hbe
RR : 24 kali/menit Anti Hbe 0.42 • Kontrol 1 minggu
Suhu : 36,7 C Ureum 28
Nadi : reguler, isi tegangan cukup Kreatinin 0.9
mata : anemis -/-, ikterik -/-
Mulut : faring tidak hiperemis, tonsil T0-T0
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -, hepar lien tak
teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
09/01/2023 S: - Saat ini anak tidak ada keluhan, hendak kontrol rutin, anak tidak   • Hepatitis B kronik on Terapi :
ada demam terapi • Melanjutkan injeksi Peginterferon alfa-2a
- Nafsu makan baik, tidak ada mual maupun muntah • Gizi baik, perawakan (Pegasys®) 180 ug/minggu (minggu ke-50)
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak ada normal Melanjutkan Terapi per-oral :
lendir maupun darah • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
  • Probiotik (di orangtua)
O: Program:
BB 39.5 kg/ TB 159 cm • Kontrol 1 minggu
WAZ NA// HAZ -0.64 SD// BMI -1.94 SD
KU : sadar
HR : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -, hepar dan
lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-
 

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
16/01/2023 S: - Saat ini anak tidak ada keluhan, hendak kontrol rutin, anak   • Hepatitis B kronik on • Melanjutkan injeksi Peginterferon alfa-2a
– tidak ada demam terapi (Pegasys®) 180 ug/minggu rencana sampai minggu
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri perut • Gizi kurang, ke 52
25/01/2023
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak perawakan normal Melanjutkan Terapi per-oral :
ada lendir maupun darah • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam (obat masih ada)
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
O: • Probiotik (di orangtua)
KU : sadar Program:
HR : 88 kali/menit • Kontrol 1 minggu
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -,
hepar dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-
 

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
01/02/2023 S: SGOT 41 • Hepatitis B kronik on Terapi :
- Saat ini anak tidak ada keluhan, hendak kontrol rutin, anak SGPT 36 terapi • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
tidak ada demam HBsAg lebih dari dari • Gizi kurang, • Curliv (Curcuma extract) 1 tab/12 jam
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri perut 1000.00 Positif perawakan normal
• Probiotik (di orangtua)
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak Hbe Ag 0.82 Positif Program:
ada lendir maupun darah
• Kontrol 1 minggu
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih
O:
BB 41 kg/ TB 159 cm
WAZ NA// HAZ -1.39 SD// BMI -2,20 SD
KU : sadar
HR : 88 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -,
hepar dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
22/2/2023 S: - Saat ini hendak kontrol rutin, anak tidak ada demam, SGOT 33 • Hepatitis B kronik Terapi :
tidak ada keluhan SGPT 21 selesai pengobatan • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri HBsAg lebih dari dari 1000.00 • Gizi baik, perawakan • Probiotik (di orangtua)
perut normal
Program:
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat,
tidak ada lendir maupun darah • Cek 1 bulan cek SGOT, SGPT, Hbe Ag,
HbsAg
- Buang air kecil tidak ada keluhan, warna kuning jernih
O:
BB 42.5 kg/ TB 160.5 cm
WAZ -1.27 SD// HAZ -0.74 SD// BMI -1.44 SD
KU : sadar
HR : 88 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan
-, hepar dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik,
edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
27/03/2023 S: Saat ini hendak kontrol rutin, anak tidak ada demam, SGOT 33 • Hepatitis B kronik selesai Terapi :
tidak ada keluhan SGPT 56 pengobatan • Ursodeoxycolic acid 1 tab/12 jam
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri • Gizi baik, perawakan • Probiotik (di orangtua)
perut normal
Program:
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat,
tidak ada lendir maupun darah • Cek 1 bulan cek SGOT, SGPT, Hbe Ag,
HbsAg
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih
O:
BB 42.5 kg/ TB 160.5 cm
WAZ -1.27 SD// HAZ -0.74 SD// BMI -1.44 SD
KU : sadar
HR : 88 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan
-, hepar dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik,
edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
03/05/2023 S: - Anak hendak kontrol rutin, anak tidak ada demam, tidak ada SGOT 29 • Hepatitis B kronik selesai Terapi :
keluhan SGPT 33 pengobatan • Probiotik (di orangtua)
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri perut HBsAg lebih dari dari • Gizi baik, perawakan normal Program:
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak 1000.00 Positif • Cek SGOT, SGPT, HBeAg
ada lendir maupun darah Hbe Ag 4.84 • Kontrol 1 bulan cek SGOT, SGPT
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih
O:
BB 44 kg/ TB 162 cm
WAZ -0.91 SD// HAZ -1.42 SD// BMI -1.44 SD
KU : sadar
HR : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -,
hepar dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PERJALANAN PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN
Tanggal Klinis Penunjang Asesmen Tatalaksana
07/06/2023 S: - Anak hendak kontrol rutin, anak tidak ada demam, tidak ada   • Hepatitis B kronik Terapi :
keluhan selesai pengobatan • Probiotik (di orangtua)
- Nafsu makan baik, tidak ada mual muntah maupun nyeri perut • Gizi baik, perawakan Program:
- Buang air besar 1 kali dalam 24 jam, konsistensi padat, tidak ada normal
• Cek SGOT, SGPT, HBeAg
lendir maupun darah
• Kontrol 1 bulan cek SGOT, SGPT
- Buang air kecil tidak ada keluham, warna kuning jernih
O:
BB 44 kg/ TB 162 cm
WAZ -0.91 SD// HAZ -1.42 SD// BMI -1.44 SD
KU : sadar
HR : 90 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 36,7 C
Nadi : reguler, isi tegangan cukup
mata : anemis -/-, ikterik -/-
thorax : simetris, retraksi -
paru : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
jantung : bunyi jantung 1 dan 2 reguler, bising -, galop -
abdomen : datar, bising usus + normal, supel, nyeri tekan -, hepar
dan lien tak teraba
ekstremitas : akral hangat, CRT kurang dari 2 detik, edema -/-

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Pendahuluan

Infeksi virus Hepatitis B (HBV) merupakan


permasalahan global dimana 250 juta manusia
terinfeksi di seluruh dunia. Namun, vaksin Dapat berisiko menjadi :
Hepatitis B telah tersedia dan dijadikan sebagai • Cirrhosis hepar
program vaksinasi rutin untuk bayi sehingga • Hepatocellular
terdapat penurunan insidensi hepatitis B akut carcinoma (HCC).
pada anak dan remaja. 90% bayi dan 25% anak
usia pra sekolah yang terinfeksi virus hepatitis
B akan mengalami infeksi kronis. 1,2

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Epidemiologi
Prevalensi infeksi HBV di area :
• Arab, negara-negara timur, dan Greenland sebesar 2-7%
• Negara barat < 2%.
Rute transmisi utama adalah transmisi vertikal dari ibu ke anak,
walaupun di beberapa daerah tertentu, infeksi HBV dapat didominasi
oleh remaja dan dewasa yang memiliki perilaku seksual berisiko dan
penyalahgunaan obat-obatan.
Terus berkurang dengan adanya
Prevalensi HBsAg positif pada anak
program vaksinasi
• Negara-negara barat dan Amerika Serikat sebesar 0.02-0.03%
• Brazil 0.14%
• Taiwan 0.5%
Sepuluh Genotipe HBV (A-J) telah diketahui. Genotipe A dan D
mendominasi di Amerika Utara, Eropa, dan India, sedangkan genotipe
B dan C mendominasi di Asia. Genotipe C dan D merupakan
infeksi yang lebih agresif dengan prognosis yang lebih buruk
dibandingkan genotipe lainnya. 1

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN HBV merupakan virus DNA yang disebut
Patogenesis hepadnavirus yang memiliki genom
double-stranded DNA dengan sekitar
3200 nukleotida.

Virus hepatitis B terdiri dari:


• Polymerase
• Core (HBcAg)
• HBsAg (antigen permukaan yang
berbentuk small, medium dan large)
• HBeAg. Antigen E dikeluarkan saat
virus sedang replikasi→ positif
menunjukkan bahwa orang tersebut
infeksius

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Transmisi
VERTIKAL HORIZONTAL

Penularan hepatitis B dari ibu ke anak pada saat intrauterine


Penularan hepatitis B dapat terjadi secara horizontal (pada anak
atau perinatal. Penularan paling banyak terjadi saat kelahiran.
misalnya terinfeksi dari temannya yang hepatitis B melalui luka
Hal ini yang menyebabkan imunisasi hepatitis B diberikan pada
terbuka). Ibu dengan hepatitis B tetap bisa memberikan ASI
hari ke-0 tanpa memandang status HBsAg ibu.
kepada anak karena risiko penularannya rendah. Hal ini
Jika HBsAg ibu (+) maka diberikan hepatitis B immunoglobulin
dikarenakan transmisi virus hepatitis B bukan melalui fecal-oral
(HBIg).
sehingga bayi tidak akan terinfeksi, kecuali ada luka di puting
Kasus penularan hepatitis B saat intrauterine lebih sedikit
atau mukosa bayi dan terjadi penularan lewat darah. Selain itu,
karena ada barrier placenta yang mencegah virus tertular ke
bayi juga telah mendapat imunisasi di awal dan jikalau HBsAg
janin. Beberapa kasus penularan intrauterine terjadi akibat
ibu +, bayi juga diberikan HBIg. 1,3
kerusakan barrier placenta.

Pada kasus ini, diperkirakan pasien mengidap infeksi HBV akibat transmisi vertikal
dari ibu berdasarkan data dari anamnesis yang tercermin dalam pohon keluarga.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Perjalanan Penyakit
Infeksi dini akibat transmisi ibu ke anak biasanya mengalami fase imun toleran. Berbeda dengan
transmisi horizontal (orang ke orang) dimana orang tersebut akan mengalami fase imun aktif (sistem
imun menyadari bahwa ada virus). 1,3
● Fase imun aktif: antigen virus hepatitis B yang diekspresikan (antigen core) akan dikenali oleh
sistem imun dan menghancurkan sel terinfeksi
● Fase imun toleran: antigen virus yang diekspresikan (antigen C atau core) tidak dikenali oleh
sistem imun sebagai virus yang harus dihancurkan. Sistem imun yang pernah terpapar oleh antigen
E misalnya saat intrauterine menganggap bahwa antigen E adalah miliknya sendiri. Ingat bahwa
antigen E dibentuk pre C dan ORF Core sedangkan antigen C dibentuk oleh ORF Core sehingga
sistem imun menganggap antigen C seperti antigen E (tidak mengenali antigen C HBV dan toleran)
→ tidak ada mekanisme pembunuhan virus yang biasanya dilakukan dengan perusakan sel-sel
hepatosit yang terinfeksi → tidak ada peningkatan SGOT/SGPT → tidak ada gejala.
● Dapat menjadi inactive carrier phase → misal di kasus ibunya baik-baik aja, tapi anaknya semua
terinfeksi.
● Apabila tidak dapat mengeliminasi virus dengan baik maka dapat terjadi scar berulang-ulang yang
mengarah pada cirrhosis dan hepatocellular carcinoma.

Pada kasus ini, pasien mengalami fase imun aktif yang ditandai dengan HBsAg yang tinggi, kadar ALT/SGPT yang
fluktuatif dan cenderung tinggi sehingga mungkin untuk progresi menjadi cirrhosis dan memiliki indikasi untuk dilakukan
terapi.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Perjalanan Penyakit

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Perjalanan Penyakit

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Perjalanan Penyakit

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Diagnosis
Gejala Klinis
Akut

• Anoreksia
• Mual
• Malaise
• Muntah Kronis Pada kasus ini, pasien
• Athralgia tidak bergejala
• Myalgia
• Nyeri kepala
• umumnya asimptomatik (asimptomatik) seperti
• mudah lelah (fatigue)
• Kuning (Jaundice)
• nafsu makan menurun pasien infeksi HBV
• Urin gelap
• Feses berwarna seperti dempul
• terkadang mengalami kuning dengan kronis pada umumnya.
derajat ringan
• Nyeri perut

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan:


• Ikterik
• Hepatomegali
• Nyeri tekan kuadran kanan atas

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
o Alanine aminotransferase (ALT) dan Aspartate aminotransferase (AST) → umumnya akan muncul hasil ALT lebih tinggi dari AST di fase akut
○ Prothrombin time
○ Alpha-fetoprotein (AFP) → untuk skrining Hepatocellular Carcinoma
○ Marker Serologi Hepatitis B:
■ HBsAg
■ Anti-HBs→ kadar lebih dari 10-12 mIU/mL menunjukkan
kondisi terproteksi
■ Immunoglobulin M (IgM) hepatitis B core antibody (anti-HBc)
■ Immunoglobulin G (IgG) anti-HBc
■ Hepatitis B e-antigen (HBeAg)
■ Hepatitis B e-antibody (anti-HBe)
■ HBV DNA
○ Biopsi Hepar4
■ Berguna untuk menentukan staging hepatitis kronis berdasarkan temuan histologis.
■ terdapat 3 sistem staging, yaitu International Association for the Study of the Liver (IASL), Batts-Ludwig, dan Meta-analysis of Histological Data in Viral
Hepatitis (METAVIR)
Pada kasus ini, pasien telah dilakukan pemeriksaan enzim transaminase maupun marker serologi
Hepatitis B secara berkala dan telah dilakukan biopsi liver dengan hasil staging Moderate Fibrosis
(IASL) / Stage
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP2 Dr.
(Batts-Ludwig)
Kariadi / F2 (METAVIR)
PEMBAHASAN
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari hepatitis antara lain:
● Virus:
○ hepatotropik (virus yang target utamanya hepar) : virus hepatitis A, B, C, D, dan E
○ non-hepatotropik (virus yang target utamanya bukan hepar). Contoh virus hepatotropik;
misalnya CMV
● Toksin
● Autoimun
● Obat
● Sistemik

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana

Hingga kini belum ada obat anti HBV yang bersifat kuratif ataupun eradikatif terhadap HBV.

Serokonversi anti-HBs hanya dapat terjadi pada 5-10% kasus dengan terapi yang ada sekarang  target tatalaksana infeksi HBV
pada anak dan remaja adalah mencapai serokonversi anti-HBe sedini mungkin  supresi replikasi virus dan penurunan inflamasi
hepar anti-HBe yang menetap, DNA HBV tidak terdeteksi, dan kadar aminotransferase kurang dari ½ batas atas dari nilai normal.

Anak dengan HBeAg positif perlu dilakukan pemantauan tiap 6 bulan berupa:

• Pemeriksaan fisik
• kadar aminotransferase
• serologi hepatitis B
• AFP
• Ultrasonography liver

Bila tercapai serokonversi anti-HBe, pemantauan dapat dilakukan tiap tahun hingga seumur hidup.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana Keputusan untuk melakukan terapi ditentukan
berdasarkan:

• usia
• fase infeksi HBV berdasarkan kadar ALT
• status HBeAg/anti-HBe
• histologi hati
• komorbid
• kepatuhan pasien terhadap pengobatan

Respon pengobatan pada pasien fase imunotoleran


sangat rendah. Oleh karena itu, terapi pada anak
dengan kadar transaminase normal tidak
direkomendasikan.

Terapi direkomendasikan pada anak dan remaja


yang mengalami peningkatan kadar ALT lebih
dari 6 bulan atau mengalami fase imun aktif.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana
Imunomodulator : Interferon (IFN) α dan pegylated (PEG) IFN α
○ Tujuan: menginduksi kontrol infeksi HBV yang dimediasi imun untuk mencapai
supresi replikasi virus dalam jangka panjang, termasuk saat obat dihentikan
○ Durasi: umumnya 48 minggu
Obat anti HBV1,2
Nucleos(t)ide analogue (NA)
○ Lamivudine, Adevofir, Terbivudine → mudah terjadi resistensi
○ Tenofovir, Entecavir → lebih sukar terjadi resistensi
○ Durasi: 3-5 tahun, dipertimbangkan seumur hidup

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana
Faktor prediktor respon terapi antara lain:
• Peningkatan kadar ALT
• Kadar HBV DNA yang rendah
• infeksi HBV genotipe A atau B

Diketahui bahwa 24 minggu pemberian interferon meningkatkan kemungkinan serokonversi IgE sebesar 10%.
Kemudian, melanjutkan terapi dengan NA untuk beberapa tahun akan meningkatkan kemungkinan
serokonversi IgE menjadi 40-50%. Terapi dengan NA dapat dilanjutkan hingga seumur hidup karena
kemungkinan serokonversi HBeAg yang rendah dan kemungkinan relaps yang tinggi saat terapi dihentikan.

Tenofovir disoproxil diketahui menyebabkan peningkatan kreatinin serum dan penurunan densitas tulang. Namun,
efek samping tersebut tidak muncul pada Tenofovir alafenamide dan Entecavir.

Hingga kini entecavir dan tenofovir merupakan obat pilihan utama, terkait keamanan, efikasi, dan resistensi
obat.
Entecavir lebih menjadi pilihan pada anak-anak karena tidak menurunkan densitas tulang dan berisiko kecil
mengalami gangguan ginjal.1,3

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana
Durasi terapi berpengaruh terhadap kemungkinan serokonversi anti-HBs. Dalam studi yang dilakukan Bao et. al.
(2020), diketahui terdapat penurunan kadar HBsAg dan HBeAg seiring dengan peningkatan durasi terapi kombinasi
Peg-IFNα-2a (180 μg), melalui injeksi subkutan, satu kali perminggu dan entecavir (ETV)) 0.5 mg tiap 24 jam,
dengan rincian sebagai berikut:1,5

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Tatalaksana

Pada kasus ini, pasien telah diberikan Peginterferon alfa-2a (Pegasys®) selama 52
minggu, tetapi belum didapatkan serokonversi anti-HBe.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Prognosis
Anak dengan infeksi kronis HBV berisiko untuk
mengalami end-stage liver disease seperti cirrhosis hepar,
gagal hepar, dan HCC. Progresi berhubungan dengan
tingkat replikasi virus, aktivitas inflamasi, kadar HbsAg,
genotipe HBV, dan status HBeAg/anti-HBe.1
Faktor risiko untuk mengalami cirrhosis hepar dan
HCC antara lain:
● Semakin tua usia
● Jenis kelamin laki-laki
● HBeAg positif
● Kadar HBV DNA >104 kopi/ml
● Konsentrasi HBsAg serum > 103 IU/ml
● ALT > 45 IU/l

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
PEMBAHASAN
Prognosis
Di lain sisi, serokonversi anti-HBe menurunkan risiko HCC
secara signifikan. Waktu saat terjadinya serokonversi anti-
HBe menentukan prognosis. Diketahui bahwa risiko terendah
mengalami komplikasi adalah saat pasien mengalami
serokonversi anti-HBe saat usia dibawah 30 tahun (cirrhosis
7%, HCC 2.1%) dan risiko tertinggi mengalami komplikasi
Faktor risiko progresi adalah saat pasien mengalami serokonversi anti-Hbe saat usia
infeksi HBV menjadi di atas 40 tahun (cirrhosis 42.9%, HCC 7.7%).1
cirrhosis dan HCC juga
dapat dibagi menjadi : 1,3 Pada kasus ini, pasien merupakan laki-laki dengan usia
yang semakin bertambah, HBeAg positif, kadar ALT > 45
IU/l, dan memiliki riwayat kadar ALT yang fluktuatif dan
cenderung tinggi sehingga diperkirakan bahwa pasien
berisiko tinggi progresi menjadi cirrhosis. Dapat
dipertimbangkan pemberian Entecavir 0.5 mg tiap 24 jam
disertai pemantauan enzim transaminase dan marker
serologi hepatitis B secara berkala serta pemeriksaan USG
hepar tiap 6 bulan untuk memantau progresi penyakit.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
KESIMPULAN
Hepatitis B masih menjadi perhatian khusus walaupun sudah terlaksana program imunisasi
nasional yang mencakup Hepatitis B.

Hepatitis B memiliki mode transmisi utama yaitu transmisi vertikal dari ibu, khususnya dari
populasi anak.

Infeksi Hepatitis B memiliki fase imun toleran yang asimptomatik sehingga sukar dikenali.
Oleh karena itu, penting dilakukan skrining Hepatitis B pada ibu hamil.

Infeksi Hepatitis B belum memiliki terapi yang kuratif dan eradikatif, tetapi pemberian
imunomodulator dan α nucleus(t)ide berpotensi mencegah progresi penyakit menjadi cirrhosis
maupun hepatocellular carcinoma.

Entecavir merupakan terapi pilihan karena rendahnya resistensi dan memiliki risiko yang lebih
rendah menyebabkan gangguan ginjal dibandingkan obat lainnya yang bergolongan sama.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
DAFTAR PUSTAKA
1. Guandalini S, Dhawan A, editors. Textbook of pediatric gastroenterology, hepatology and nutrition: A
comprehensive guide to practice. 2nd ed. Cham, Switzerland: Springer Nature; 2021. 1095 p.

2. Indolfi G, Abdel-Hady M, Bansal S, Debray D, Smets F, Czubkowski P, et al. Management of


Hepatitis B Virus Infection and Prevention of Hepatitis B Virus Reactivation in Children With
Acquired Immunodeficiencies or Undergoing Immune Suppressive, Cytotoxic, or Biological Modifier
Therapies. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2020 Apr;70(4):527–38.

3. Kwon H, Lok AS. Hepatitis B therapy. Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 2011 May;8(5):275–84.

4. Krishna M. Histological Grading and Staging of Chronic Hepatitis. Clin Liver Dis. 2021
Apr;17(4):222–6.

5. Bao X, Guo J, Xiong F, Qu Y, Gao Y, Gu N, et al. Clinical characteristics of chronic hepatitis B cured
by peginterferon in combination with nucleotide analogs. Int J Infect Dis. 2020 Jul;96:562–6.

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi
TERIMA KASIH
Mohon asupan

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro - RSUP Dr. Kariadi

Anda mungkin juga menyukai