Anda di halaman 1dari 35

KONSEP TUMBUH

KEMBANG ANAK

Elni, S.Kep., Ns., M.Kep


Akademi Keperawatan Pangkalpinang, 2021
PERTUMBUHAN (growth)

• Pertumbuhan berkaitan dgn peningkatan dalam jumlah, besar


dan ukuran di tingkat sel, organ maupun individu yang dapat
diukur yang bersifat kuantitatif (Wong, 2009).
• Pertumbuhan : bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh baik sebagian maupun seluruhnya karena
adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan
juga karena bertambah besarnya sel (IDAI, 2002).
• Ex: Berat badan (gram, kilogram),
panjang/tinggi badan (cm, meter), dll..
• Menilai pertumbuhan anak dilakukan dengan
pengukuran Antropometri, meliputi
pengukuran berat badan, tinggi badan
(panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan
atas, lingkar dada, lingkar abdomen.

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang
Standar Antropometri Anak.
PERKEMBANGAN (development)
• Perkembangan : bertambahnya kemampuan struktur
dan fungsi tubuh, berkaitan dengan hasil dari proses
pematangan fungsi tubuh (bersifat kualitatif).
• Ex : kemampuan merangkak, berdiri, berjalan,
kemampuan bicara, emosi, sosialisasi, dll.
Ciri-ciri Pertumbuhan

 Perubahan proporsi tubuh (bayi – dewasa)


dan sistem organ tubuh lainnya (gigi susu, gigi
permanen, muncul tanda seks sekunder dll).
 Kecepatan pertumbuhan (pertumbuhan
berlangsung cepat pada masa bayi dan mulai
menurun/lambat seiring bertambahnya usia).
Ciri-ciri Pertumbuhan
• Perubahan ukuran : terlihat jelas pada
pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur
anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala dan lain-lain.

• Proporsi tubuh : perubahan proporsi tubuh sesuai


dengan bertambahnya umur anak, proporsi tubuh
seorang bayi baru lahir sangat berbeda
dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa
Ciri-ciri Perkembangan
a. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.
Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.
(Ex : Intelegensia seorang anak akan disertai pertumbuhan
otak dan serabut saraf).

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal


menentukan perkembangan selanjutnya. Anak tidak bisa
melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati
tahapan sebelumnya.
(Ex : anak tidak akan bisa berjalan sebelum berdiri dan tidak
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh yg
terkait tidak baik/terhambat)
Ciri-ciri Perkembangan
• Perkembangan melibatkan perubahan, yaitu
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
disertai dengan perubahan fungsi.
• Contoh: perkembangan sistem reproduksi
disertai dengan perubahan pada organ
kelamin (terjadi kematangan fungsi organ
reproduksi)
c. Pertumbuhan dan perkembangan saling
berhubungan dan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda pada setiap anak.

 Pada anak sehat, seiring bertambahnya usia


anak, maka bertambah pula tinggi dan berat
badannya begitupun kepandaiannya, terjadi
peningkatan kemampuan mental, memori,
daya nalar, asosiasi dll.
d.Perkembangan memiliki tahap yang
berurutan. Tahap perkembangan seorang
anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa
terjadi terbalik, misalnya anak mampu
berjalan dahulu sebelum bisa berdiri.
• Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan anak terdiri
dari faktor internal dan eksternal.

• Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi


(dalam kandungan) sampai dewasa dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti faktor genetik dan
faktor lingkungan bio/fisik-psikososial, yang
bisa menghambat atau mengoptimalkan
tumbuh kembang anak.
• Faktor internal terdiri dari:
a. Ras/etnik/bangsa.
b. Keluarga.
c. Umur.
d. Jenis Kelamin
e. Genetik
f. Kelainan kromosom
• Faktor eksternal : faktor prenatal, persalinan dan pasca
persalinan.
a. Faktor Prenatal (sebelum lahir):
1) Gizi
2) Mekanis/Trauma dan posisi fetus
3) Toksin/zat kimia
4) Endokrin
5) Radiasi
6) Infeksi
7) Kelainan imunologi
8) Anoksia embrio
9)Psikologis ibu
b. Faktor Persalinan
Komplikasi yang terjadi pada saat proses
persalinan seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak
bayi.
c. Faktor Pasca Persalinan
1) Gizi.
2) Penyakit kronis/kelainan kongenital.
3) Lingkungan fisik dan kimia.
4) Psikologis.
5) Endokrin.
6) Sosio-ekonomi.
7) Lingkungan pengasuhan.
8) Obat-obatan
Fase Perkembangan Anak (Hockenberry &
Wilson, 2007) terdiri dari:
1. Fase prenatal (masa kehamilan)
2. Fase neonatal (usia 0-28 hari)
3. Fase infant (usia 1-12 bulan)
4. Fase toddler (usia 1-3 tahun)
5. Fase prasekolah (usia 3-6 tahun)
6. Fase sekolah (usia 6-12 tahun)
7. Fase remaja (usia 13-18 tahun)
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
BERDASARKAN BEBERAPA TEORI

a. Masa prenatal/intra uterin (masa janin dalam kandungan)


Dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot/mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12
minggu. Sel telur/ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan
menjadi suatu organism, terjadi diferensiasi yang berlangsung
dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
3) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai
akhir kehamilan. Pada masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan, alat tubuh telah terbentuk dan mulai berfungsi.
b. Masa bayi (infancy) umur 0-11 bulan
Dibagi menjadi 2 periode, yaitu:
1) Masa neonatal, umur 0-28 hari. Pada masa ini
terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai
berfungsinya organ-organ.
2) Masa post neonatal, umur 29 hari sampai 11
bulan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan
yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus-menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem saraf.
c. Masa Toddler (umur 1-3 tahun)

 Kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat


kemajuan dalam perkembangan motorik kasar dan motorik
halus serta fungsi ekskresi.
 Masa yang penting bagi anak karena pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masa balita akan menentukan
dan mempengaruhi tumbuh kembang anak selanjutnya.
 Setelah lahir sampai 3 tahun pertama kehidupannya,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf
dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan
otak yang kompleks.
d. Masa Pra Sekolah (umur 3-6 tahun)

 Pertumbuhan berlangsung stabil. Aktivitas


bertambah seiring dengan meningkatnya
keterampilan dan proses berfikir.
 Selain lingkungan di dalam rumah, anak mulai
diperkenalkan pada lingkungan di luar rumah,
menjalin pertemanan dengan anak lain.
 Anak dipersiapkan untuk sekolah
e. Masa Usia Sekolah (6-12 tahun)
 Pertumbuhan dan pertambahan berat badan
mulai melambat.
 Mulai masuk sekolah, mempunyai teman yang
lebih byk sehingga sosialisasinya lebih luas.
 Lebih mandiri, mulai tertarik pada hubungan
lawan jenis tetapi tidak terikat, menunjukkan
kesukaan dalam berteman dan berkelompok
(peer group) dan bermain dalam kelompok
dengan jenis kelamin yang sama namun mulai
berbaur.
F. Masa Usia Remaja (12-18 tahun)
 Remaja awal : pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai
puncaknya. Karakteristik sekunder mulai tampak seperti
perubahan suara pd anak laki-laki dan pertumbuhan payudara pd
anak perempuan.
 Usia remaja tengah : pertumbuhan melambat pd anak
perempuan. Bentuk tubuh mencapai 95% tinggi orang dewasa.
Karakteristik sekunder sudah tercapai dengan baik.
 Remaja akhir : sudah matang secara fisik, struktur dan
pertumbuhan organ reproduksi sudah hampir komplit, identitas
diri sangat penting termasuk citra diri dan citra tubuh. Anak
sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri
sendiri) meningkat. Mampu memandang masalah secara
komprehensif. Mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan
jenis dan status emosi lebih stabil pd usia remaja lanjut.
Teori-teori Perkembangan Anak
 Perkembangan Kognitif (Piaget) :

1). Tahap sensori motor (0-2 tahun)


Bayi lahir memiliki refleks bawaan/reflek primitif (menggenggam, menghisap dll), dorongan untuk mengeksplorasi
dunianya, mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh
dan aktivitas motorik. Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral).

2). Tahap pra operasional (2-7 tahun)


Anak mampu mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan sesuai dengan pikirannya, bersifat
egosentris. Pikirannya masih transduktif (menganggap semua sama). Contoh: seorang pria di keluarga adalah ayah
maka semua pria adalah ayah. Ciri lain adalah masih berkembangnya pikiran animisme dimana anak selalu
memperhatikan adanya benda mati. Contoh apabila anak terbentur benda mati maka ia akan memukul kembali
ke arah benda tersebut.

3). Tahap kongkret (7-11 tahun)


Sudah dapat memandang realistis dan mempunyai anggapan sama dengan orang lain. Sifat egosentris mulai
hilang karena mulai sadar akan keterbatasan dirinya. Sifat realistik belum sepenuhnya matang (sampai ke dalam
pikiran).

4). Formal operasional (lebih dari 11 tahun sampai dewasa)


Anak sudah membentuk gambaran mental dan mampu menyelesaikan aktivitas yang ada dalam pikirannya,
mampu menduga dan memperkirakan dengan pikirannya yang abstrak.
 Perkembangan Psikoseksual (Sigmud Freud)

1). Tahap oral (0-1 tahun)


Kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara.
Ketergantungan pada orang di sekelilingnya sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa
aman. Masalah yang sering terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan makan.

2). Tahap anal (1-3 tahun)


Kepuasan anak didapatkan pada saat pengeluaran tinja. Anak menunjukkan egoistik dan narsisistik, mulai
mempelajari struktur tubuhnya. Tugas yang dapat dilakukan adalah latihan kebersihan. Masalah yang sering
terjadi pada fase ini adalah sifatnya yang obsesif, pandangan sempit, introvert atau ekstrovet impulsive yaitu
dorongan untuk membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.

3). Tahap phalik (3-5 tahun)


Kepuasan anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba, merasakan kenikmatan dari beberapa
daerah erogennya dan mulai suka pada lawan jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya daripada
ayahnya demikian juga sebaliknya.

4). Tahap laten (5-12 tahun)


Anak masuk dalam masa pubertas dan berhadapan langsung dengan tuntutan sosial seperti menyukai
hubungan dengan kelompoknya atau sebaya. Dorongan libido mulai mereda.

5). Tahap genital (lebih dari 12 tahun)


Anak pada masa ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan
jenis.
 Perkembangan Psikososial (Erikson)
1). Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
Bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang (orang tua, pengasuh, perawat, dll).
Kegagalan atau kesalahan dalam mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat
menimbulkan rasa tidak percaya pada anak.

2). Tahap kemandirian (otonomi) vs rasa malu dan ragu (1-3 tahun/toddler)
Mencoba mandiri seperti fungsi motorik dan bahasa, mulai latihan jalan sendiri dan
belajar berbicara, merasakan malu apabila orang tua terlalu melindungi dan tidak
memberikan kemandirian atau kebebasan pada anak bahkan menuntut anak dengan
harapan yang tinggi.

3). Tahap inisiatif vs rasa bersalah (4-6 tahun/pra sekolah)


Mulai berinisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif melalui aktivitasnya.
Apabila anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada dirinya.

4). Tahap kerja keras/tekun vs rendah diri / inferior (6-12 tahun/sekolah)


Anak selalu berusaha mencapai segala sesuatu yang diinginkan dan berusaha mencapai
prestasinya sehingga pada usia ini anak rajin/kerja keras melakukan sesuatu. Apabila
harapan tidak tercapai, kemungkinan besar anak akan merasakan rendah diri.
5). Tahap identitas vs kebingungan peran (masa remaja/adolesen)
Terjadi perubahan pada anak (perubahan fisik, kematangan usia dan perubahan
hormonal). Anak akan menunjukkan identitas dirinya seperti “siapa saya”. Apabila kondisi
ini tidak sesuai dengan suasana hati maka kemungkinan akan terjadi kebingungan dalam
peran.

6). Tahap keintiman vs pemisahan/isolasi (dewasa muda)


Anak mencoba berhubungan dengan teman sebaya atau kelompok masyarakat dalam
kehidupan sosial untuk menjalin keakraban. Apabila anak tidak mampu membina
hubungan dengan orang lain, maka kemungkinan ia akan menarik diri dari anggota atau
kelompoknya.

7). Tahap generasi vs penghentian (dewasa pertengahan)


Individu berusaha mencoba memperhatikan generasi berikutnya dalam kegiatan di
masyarakat dan melibatkan diri agar lingkungan menerimanya. Apabila terjadi kegagalan
pada tahap ini maka akan terjadi penghentian/stagnasi dalam kegiatan atau aktivitasnya.

8). Tahap integritas vs keputusasaan (dewasa lanjut)


Individu memikirkan tugas-tugas yang dilakukan diakhir kehidupannya. Merasa puas
terhadap pencapaian prestasi dimasa lalu. Perasaan putus asa/kecewa akan muncul
karena kegagalan dalam melakukan aktivitasnya.
Kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan


berkembang secara umum digolongkan menjadi
tiga : ASUH, ASIH dan ASAH.
1.Kebutuhan Fisik-Biomedik (asuh) : Pangan/gizi,
tempat tinggal, sandang. Perawatan
kesehatan dasar (imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak secara teratur,
pengobatan apabila sakit), kesegaran jasmani,
rekreasi, dll.
2. Kebutuhan ikatan emosi/kasih sayang (asih) :
hubungan yang erat antara orangtua/keluarga
dengan anak menjamin tumbuh kembang
yang selaras baik fisik, mental, maupun
psikososial, memberikan rasa aman. Kasih
sayang yang kurang akan berdampak negatif
pada tumbuh kembangnya. Kasih sayang
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat
(bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
3. Kebutuhan Stimulasi Mental (asah) : Stimulasi
mental merupakan cikal-bakal dalam proses
belajar pada anak. Stimulasi mental akan
memupuk perkembangan mental psikososial
anak dalam hal kecerdasan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
produktivitas dsb.
Screening Tumbuh Kembang Anak

• Menggunakan SDIDTK/KPSP dan Denver II


• Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
pada anak
Kesimpulan
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AWAL
MERUPAKAN MASA KRITIS, KARENA AKAN
MENENTUKAN PERKEMBANGAN
SELANJUTNYA.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai